LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan koperasi di Indonesia dalam Perekonomian Nasional berperan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara

Tutik Susilowati, Pengembangan Koperasi. JKB. Nomor 6 Th. IV Januari

SKRIPSI WINARSIH B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

KONSEP DASAR KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dipahami dengan cara yang berbeda-beda, tetapi secara umum

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA KOPERASI MELALUI PUK (PEREMPUAN USAHA KECIL) DI MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

IMAM MUCHTAROM C

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

Universitas Gunadarma BAB I PENDAHULUAN. Pengantar Bisnis

PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar 1945, bahwa cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk melindungi. segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

Oleh : Warseno K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Koperasi. By :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KPP KARANGANOM KABUPATEN KLATEN

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. para anggota pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS INVESTASI DALAM PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS DI KOPERASI SERBA USAHA MEKAR SURYA DESA BEJEN KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menelantarkan sebagai kelompok yang lemah. berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

EVALUASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non Bank yang cukup

KREDIT TANPA JAMINAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan. badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK MEGA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SUMBER MODAL KERJA PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SIDO MULYO KECAMATAN SAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kekomplekkan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negaranegara

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PD. BPR BKK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

Badan Usaha dalam Perekonomian Nasional

PENGARUH DAFTAR PERUSAHAAN TERHADAP PERMODALAN KOPERASI DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh )

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. asas demokrasi ekonomi. Jelas hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan. Namun modal tersebut

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, bank-bank saat ini banyak menawarkan bentuk jasa yang

I. PENDAHULUAN. sistem ekonomi, yaitu pembaruan aturan main berekonomi menjadi aturan main

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank merupakan salah satu lembaga

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

Transkripsi:

LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH (Studi Tentang Pengakomodasian Norma-Norma Hukum dalam Pengaturan Kelembagaan Kospin Syariah di Karanganyar) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: KUNTI FAUZIYAH JAUHARI C. 100 030 033 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Penjelasan Pasal 33 menempatkan Koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Dengan memperhatikan kedudukan Koperasi seperti tersebut di atas maka peran Koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi seperti itu Koperasi seharusnya memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Tetapi dalam perkembangan ekonomi yang berjalan demikian cepat, pertumbuhan Koperasi selama ini belum sepenuhnya menampakkan wujud dan perannya sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar 1945. Demikian pula peraturan perundang-undangan yang ada masih belum sepenuhnya menampung hal yang diperlukan untuk menunjang 1

2 terlaksananya Koperasi baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, untuk menyelaraskan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis perlu adanya landasan hukum baru yang mampu mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi lebih kuat dan mandiri. Pembangunan Koperasi perlu diarahkan sehingga semakin berperan dalam perekonomian nasional. Pengembangannya diarahkan agar Koperasi benar-benar menerapkan prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Dengan demikian Koperasi akan menjadi organisasi ekonomi yang mantap, demokratis, otonom, partisipatif, dan berwatak sosial. Pembinaan Koperasi pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong agar Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat. Namun demikian hal ini tidak berarti bahwa Pemerintah mencampuri urusan internal organisasi Koperasi dan tetap memperhatikan prinsip kemandirian Koperasi. Pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi. Demikian juga Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan, dan perlindungan kepada Koperasi. Selanjutnya Pemerintah dapat menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya dapat diusahakan oleh Koperasi. Selain itu Pemerintah juga dapat menetapkan bidang kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu yang telah berhasil diusahakan oleh Koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan kepentingan ekonomi

3 nasional dan perwujudan pemerataan kesempatan berusaha. Undang-undang ini juga memberikan kesempatan bagi koperasi untuk memperkuat permodalan melalui pengerahan modal penyertaan baik dari anggota maupun dari bukan anggota. Dengan kemungkinan ini, Koperasi dapat lebih menghimpun dana untuk pengembangan usahanya. Koperasi sebagai organisasi ekonomi adalah organisasi yang mengandalkan kepercayaan masyarakat, di mana kemauan masyarakat untuk menyimpan dananya pada koperasi semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada waktunya dan disertai dengan imbalan. Maka dengan demikian guna tetap mengekalkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi, pemerintah harus berusaha melindungi masyarakat dari tindakan-tindakan lembaga ataupun oknumnya yang tidak bertanggungjawab dan merusak sendi-sendi kepercayaan masyarakat, karena bila terjadi suatu kelenturan kepercayaan mayarakat terhadap koperasi maka hal itu merupakan suatu bencana perekonomian negara yang sangat sulit untuk dipulihkan kembali, 1 sehingga dalam hal ini masyarakat sangat membutuhkan adanya suatu perlindungan hukum yang dapat menjamin dan melindungi uang anggota yang ada pada suatu koperasi. Menurut UU No.22 Tahun 1992 tentang perkoperaian menjelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas 1 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995, hal. 167.

4 kekeluargaan. 2 Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. 3 Lembaga keuangan dewasa ini menjadi instrumen penting dihampir seluruh sistem ekonomi dunia. Bunga yang telah menjadi kewajaran bahkan menjadi ciri khas perekonomian modern. Bunga telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat ekonomi untuk dinikmati dan dimanfaatkan dalam proses pengaturan keuangan dan kegiatan bisnis. Lembaga keuangan sebagai lembaga perantara, didesain sedemikian rupa untuk mengolah bunga supaya dapat merangsang investasi. Fenomena ini telah menjadi ciri dan alat dari kehidupan bisnis dan keuangan dalam rangka menggiatkan perdagangan, industri dan aktivitas ekonomi lainnya diseluruh dunia. Di Indonesia, sebagai negara yang mayoritas penduduknya Islam maka diharapkan munculnya lembaga keuangan yang Islami yaitu mengembangkan sistem lembaga keuangan syari ah secara lebih baik lagi. Pada dasarnya, lembaga keuangan syari ah merupakan sistem yang sesuai dengan ajaran agama Islam mengenai larangan riba dan gharar. Gagasan ekonomi Islam dimaksudkan sebagai alternatif terhadap ekonomi kapitalis dan sosialis yang bukan saja tidak sejalan dengan ajaran Islam, tetapi juga gagal memecahkan problem ekonomi untuk dunia ketiga. Sistem Ekonomi Islam diharapkan mampu mencegah terjadinya ketidakadilan dalam penerimaan dan pembagian sumber-sumber materi agar dapat 2 UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 ayat (2) 3 UU RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 2.

5 memberikan kepuasan pada semua manusia dan memungkinkan mereka menjalankan kewajiban kepada Allah dan masyarakat. Sehingga munculnya organisasi keuangan syari ah yang bebas bunga (interest free), koperasi syariah dan sebagainya yang dikaitkan dengan syari ah Islam tidak pelak lagi mengundang respon dan keragu-raguan sehingga tatanan sistem kelembagaan di dalam lembaga keuangan di Indonesia juga di koperasi mengalami perubahan mendasar. Diantara hasil perubahan tatanan sistem lembaga keuangan dengan sistem syari ah atau disebut Kospin Syariah. Dalam hal bisnis, kospin syari ah adalah lembaga keuangan syari ah yang berorientasi pada laba (profit). Akan tetapi laba dari lembaga keuangan syari ah selain untuk kepentingan pemilik atau pendiri juga untuk dana pengembangan suatu usaha lembaga keuangan syari ah itu sendiri. Untuk mencari laba tersebut, maka pihak dari lembaga keuangan harus mencari suatu strategi. Dalam rangka mencapai sasaran strategi yaitu strategi yang berorientasi pada penguasaan pasar di segmen floating market dengan mengandalkan pengembangan produk-produk baru yang inovatif sesuai dengan karakteristik target pasar. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan menyusun skripsi dengan judul: LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi Tentang Pengakomodasian Norma-Norma Hukum dalam Pengaturan Kelembagaan Kospin Syariah di Karanganyar)

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dan batasan masalah di atas, penulis akan mengangkat dua permasalahan guna dibahas dalam penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Bagaimanakah aspek kelembagaan Kospin Syariah di Karanganyar? 2. Bagaimanakah akomodasi hukum pada Kospin Syariah di Karanganyar? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan aspek kelembagaan Kospin Syariah di Karanganyar. 2. Untuk mendeskripsikan akomodasi hukum pada Kospin Syariah di Karanganyar D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat: 1. Memberi masukan bagi masyarakat mengenai aspek kelembagaan dalam koperasi. 2. Memberikan sumbangan pemikiran dan sumber informasi bagi masyarakat dalam bidang perkoperasian, khususnya mengenai akomodasi hukum.

7 E. Metode Penelitian Dalam rangka penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Penelitian ini adalah penelitian hukum dengan pendekatan normative. Pendekatan doctrinal digunakan karena dalam penelitian ini hukum dikonsepsikan sebagai hukum 4 positif yang dikonsepkan sebagai asas hukum ideal. Jadi, dalam penyusunan skripsi ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan doctrinal, khususnya yang berupa penemuan asas-asas hukum. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kospin Syariah Karanganyar. Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbanganpertimbangan, yaitu karena Kospin Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang menerapkan hukum positif dalam konteks syariah. 3. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis pergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif, karena dalam penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dan memaparkan mengenai Kospin Syariah khususnya aspek 71. 4 Bambang Sunggono, "Metodologi Penelitian Hukum", Jakarta: Rajawali Press, 1998, Hal.

8 kelembagaan dan akomodasi hukum yang diterapkan dalam Kospin Syariah. 4. Sumber Data Dalam hal ini sumber data penulis diperoleh dari: a. Sumber Data Sekunder Penelitian ini menggunakan jenis data yang berasal dari sumber data sekunder yaitu yang berasal dari bahan-bahan pustaka, baik yang meliputi dokumen-dokumen AD/ART Kospin Syariah, Juklak pelaksanaan kospin syariah, hal-hal lain yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. b. Data Primer Data yang berupa keterangan-keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang dipandang mengetahui obyek yang diteliti. 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Yaitu suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara Yaitu suatu metode pengumpulan data primer yang dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden, yaitu pihak Kospin Syariah Karanganyar guna mendapatkan data-data yang diperlukan.

9 6. Metode Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan data normative kualitatif karena penelitian ini bertitik tolak dari norma hukum positif. Caranya dengan mengolah data mentah yang diperoleh lalu mengklasifikasikannya, kemudian dilakukan proses editing data, lalu membahasnya berdasarkan penafsiran yang dilakukan dengan cara mendiskusikan data yang diperoleh dengan hukum positif dan kemudian ditarik kesimpulan akhir secara deduktif. E. Sistematika Skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan penulisan skripsi ini, maka secara garis besar dapat digambarkan sistematika skripsi ini sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi Bab II. Landasan teori A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi 2. Penggolongan Koperasi

10 a. Koperasi Konsumsi b. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit c. Koperasi Produksi d. Koperasi Jasa e. Koperasi Serba Usaha 3. Keanggotaan Koperasi 4. Hak dan Kewajiban Anggota 5. Permodalan Koperasi 6. Lapangan Usaha B. Pengertian Kospin Syariah C. Tinjauan Umum Musyarokah 1. Pengertian Musyarokah 2. Landasan Hukum Musyarokah 3. Strategi Pemasaran Musyarokah 4. Ketentuan Musyarokah 5. Alur Musyarokah D. Tinjauan Umum tentang Lembaga Pembiayaan 1. Pengertian lembaga Pembiayaan 2. Jenis-jenis Lembaga Pembiayaan 3. Modal Ventura a. Pengertian Modal Ventura b. Landasan Hukum Modal Ventura c. Aspek Kelembagaan Modal Ventura

11 d. Keanggotaan e. Struktur organisasi f. Bidang usaha E. Tinjauan Umum tentang Badan Usaha 1. Pengertian Badan Usaha 2. Jenis-jenis Badan Usaha a. Persekutuan Perdata b. Persekutuan Komanditer (CV) c. Perseroan Terbatas (PT) d. Koperasi 3. Firma (Fa) a. Pengertian Firma b. Landasan Hukum Firma c. Ketentuan Firma F. Norma Hukum Bab III. Hasil Penelitian dan Pembahasan. A. Hasil Penelitian B. Hasil Penelitian 1. Profil Kospin Syariah di Karanganyar di Lihat dari Aspek Kelembagaan a. Dasar Pendirian Kospin Syariah b. Tujuan Kospin Syariah c. Struktur organisasi Kospin Syariah d. Sisa Hasil Usaha (SHU)

12 2. Akomodasi Hukum pada Kospin Syariah di Karanganyar a. Status Hukum b. Permodalan c. Bidang Usaha d. Organ Koperasi C. Pembahasan 1. Status Hukum 2. Permodalan 3. Bidang Usaha 4. Keanggotaan Koperasi 5. Sisa Hasil Usaha (SHU) Bab IV. Penutup A. Kesimpulan B. Saran-saran. Daftar pustaka Lampiran