I. PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menerima pelajaran agama di sekolah umum (Dirjen Kelembagaan Agama

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demikian juga undangundang sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang pembentukan Madrasah Aliyah Kejuruan (Depag RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktur Madrasah dan PAI, 2004). Menurut keputusan Direktur Jenderal Bimbaga Islam Nomor : E/248.A/1997 tentang Kurikulum Program Keterampilan Pada Madrasah Aliyah (MA) bahwa tujuan pendidikan pada MA adalah : 1)menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, 2) menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang di jiwai oleh ajaran Islam, 3) menyiapkan siswa agar mampu menjadi anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan linkungan sosial, budaya dan alam sekitar yang dijiwai oleh suasana keagamaan. Selanjutnya program keterampilan di madrasah aliyah disesuaikan dengan potensi

2 daerah masing-masing. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Tanjungkarang sebagai madrasah penyelengara program keterampilan, melaksanakan program keterampilan yaitu Perbaikan dan Perawatan Sepeda Motor, Perbaikan dan Perawatan AC dan Kulkas serta Tayloring. Adapun tujuan pendidikan keterampilan perawatan dan perbaikan sepeda motor, menurut Bimbaga Islam, menyatakan bahwa : Pendidikan keterampilan perbaikan dan perawatan sepeda motor pada madrasah aliyah adalah untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi tamatan di bidang perbaikan dan perawatan sepeda motor, agar mampu berperan serta pada pembangunan serta dapat mengembangkan keterampilan yang diperolehnya ketingkat keterampilan lanjutan. ( Dirjen Bimbaga Islam, Kurikulum Program Keterampilan Pada MA, 1997 : 4) Secara umum penyelenggaraan program keterampilan di MAN 2 Tanjungkarang masih banyak mengalami kendala. Kendala ini dapat dilihat diantaranya terbatasnya alokasi waktu sehingga tidak sesuai dengan banyaknya materi dan kemampuan yang harus dicapai oleh siswa. Pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang hanya 2 x 45 menit dalam seminggu sehingga materi tidak dapat diselesaikan. Dengan alokasi waktu yang ada untuk memberikan pemahaman konsep khususnya pada siswa kelas X belum dapat terpenuhi. Dengan alokasi waktu tersebut pembelajaran sudah tidak lagi efisien dan efektif karena materi pembelajaran tidak tuntas. Demikian juga dengan keterbatasan bahan ajar berupa buku belum dapat mengatasi kekurangan waktu. Kekurangan ini termasuk satu hal penyebab pembelajaran kurang maksimal, karena buku dan modul merupakan sumber informasi dan pengetahuan bagi siswa dalam memahami teori, konsep, dan aturan standar dalam melayani sepeda motor.

3 Selain itu bahan praktek yang kurang jumlahnya sehingga tidak sebanding dengan jumlah peserta. Demikian juga dengan tenaga instruktur yang sangat minim. Unsur lain adalah workshop yang tidak memiliki tenaga teknisi sehingga beban kerja insrtuktur menjadi bertambah. Semua permasalahan di atas secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Prestasi siswa pada pembelajaran keterampilan sepeda motor dapat dilihat dalam tabel pretasi siswa pada lampiran penelitian ini. Standar ketuntasan minimal program keterampilan MAN 2 Tanjungkarang adalah 70. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui cukup besar jumlah siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan minimal yaitu 51 orang atau 42,5% dari 120 jumlah siswa kelas X. Berdasarkan penelitian pendahuluan tentang sarana dan prasarana sekolah dan sebaran angket kepada kelas X sebanyak 20 orang siswa diperoleh hasil seperti tabel pada lampiran penelitian ini. Dari sebaran angket di ketahui bahwa sebagian besar siswa masih memiliki kesulitan dalam pembelajaran keterampilan sepeda motor dan masalah waktu yang tersedia yang dirasakan masih cukup kurang dan merasa perlu tambahan jam tatap muka. Siswa memandang bahwa keadaan sumber belajar yang sangat terbatas sekarang tidak bisa mengatasi kesulitan mereka. Berdasarkan tabel sarana dapat diketahui bahwa sarana lab komputer komputer berjumlah 30 unit PC, dan sekolah memiliki hot spot. Dari penelusuran penulis hanya 25 unit PC yang dapat digunakan, 3 unit rusak ringan dan 2 unit rusak berat. Waktu lab yang kosong adalah dari jam 14.30 sampai jam 17.00 WIB. Jumlah komputer dan waktu yang tersedia dapat mendukung pengembangan bahan ajar interaktif yang dilakukan pada penelitian ini, khususnya pembelajaran

4 keterampilan sepeda motor yang masih kekurangan waktu dan kekurangan jam tatap muka. Maka berdasarkan penelitian pendahuluan ini, hal yang mungkin dapat dilakukan oleh instruktur adalah dengan membuat inovasi bahan ajar interaktif berbasis komputer berupa modul interaktif. Pengembangan ini diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala di atas terutama pada masalah waktu. Penelitian dan pengembangan bahan ajar interaktif ini menggunakan macromedia flash sebagai dasar utamanya dengan alasan mudah dioperasikan, mudah diubah atau di update dan mudah dikombinasikan dengan program lain serta support dengan semua windows. 1.2 Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa penyelenggaraan keterampilan sepeda motor ditemukan permasalahan sebagai berikut : 1. Sarana sekolah khususnya lab komputer belum dimamfaatkan secara maksimal untuk mendukung pengembangan bahan ajar interaktif khususnya mata pelajaran keterampilan yang masih kekurangan waktu. 2. Terbatasnya alokasi waktu dan masih kurangnya tatap muka pada pembelajaran keterampilan sepeda motor yang menyebabkan materi pembelajaran dan kemampuan yang harus dicapai oleh siswa tidak tercapai. 3. Rendahnya prestasi siswa pada pemahaman konsep sistem mesin pada pembelajaran keterampilan sepeda motor 4. Pembelajaran kurang efektif bila hanya menggunakan buku cetak dengan alokasi waktu yang terbatas

5 5. Pembelajaran tidak efesien bila hanya menggunakan buku cetak dengan alokasi waktu yang terbatas 6. Terbatasnya bahan ajar dan sumber belajar berupa buku dan bukul cetak 7. Terbatasnya tenaga instruktur 8. Workshop keterampilan sepeda motor tidak memiliki tenaga teknisi 9. Pembelajaran yang kurang menarik dan monoton pada materi teori mesin karena kesempatan praktek yang sangat terbatas. 10. Belum adanya bahan ajar interaktif yang diharapkan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu, yang bersifat efisien, efektif dan lebih menarik untuk membantu siswa meningkatkan prestasi pada pembelajaran keterampilan sepeda motor. 11. Belum ada bahan ajar yang memungkinkan siswa belajar mandiri untuk mengatasi alokasi waktu yang terbatas dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. 1.3 Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi pada : 1. Sarana sekolah khususnya lab komputer belum dimamfaatkan untuk mendukung pengembangan bahan ajar interaktif khususnya mata pelajaran keterampilan yang masih kekurangan waktu. 2. Belum ada bahan ajar yang memungkinkan siswa untuk belajar mandiri untuk mengatasi alokasi waktu yang terbatas dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. 3. Belum ada bahan ajar yang bersifat efektif yang dapat membantu siswa meningkatkan prestasinya pada kondisi waktu yang terbatas.

6 4. Belum ada bahan ajar yang bersifat efisien dengan alokasi waktu yang terbatas. 5. Belum ada bahan ajar yang menarik yang menggunakan multimedia pada pembelajaran keterampilan sepeda motor. 1.4 Rumusan masalah Dari batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sarana prasana sekolah untuk mendukung pengembangan bahan ajar interaktif pada pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang? 2. Bagaimana proses menghasilkan bahan ajar interaktif untuk mengatasi alokasi waktu yang kurang dan tatap muka yang terbatas pada pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang? 3. Bagaimana efektifitas bahan ajar interaktif materi pemahaman konsep mesin 4 langkah pada pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang? 4. Bagaimana efesiensi penggunaan bahan ajar interaktif materi pemahaman konsep mesin 4 langkah pada pembelajaran keterampilan sepeda motor dengan alokasi waktu yang terbatas di MAN 2 Tanjungkarang? 5. Bagaimana daya tarik bahan ajar interaktif pada materi pemahaman konsep mesin 4 langkah pada pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang?

7 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah : 1. Untuk menganalisis sarana sekolah khususnya lab komputer untuk mendukung pengembangan bahan ajar interaktif keterampilan yang masih kekurangan waktu. 2. Untuk menganalisis bahan ajar interaktif untuk mengatasi alokasi waktu yang kurang untuk mengatasi tatap muka yang terbatas pada pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. 3. Untuk menganalisis efektifitas penggunaan bahan ajar interaktif materi konsep mesin 4 langkah pada pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. 4. Untuk menganalisis efesiensi penggunaan bahan ajar interaktif materi konsep mesin 4 langkah pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. 5. Untuk menganalisis daya tarik bahan ajar interaktif materi konsep mesin 4 langkah dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan sepeda motor di MAN 2 Tanjungkarang. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Penelitian dan pengembangan bahan ajar interaktif ini adalah pengembangan konsep dari Teknologi Pendidikan pada kawasan pengembangan berupa pengembangan bahan ajar interaktif berbasis komputer.

8 1.6.2 Manfaat Praktis Penelitian ini secara praktis bermamfaat bagi : 1. Bagi guru atau instruktur, antara lain : a. Bagi guru atau instruktur, hasil penelitian ini dapat memudahkan merencanakan dan membuat bahan ajar untuk mengatasi keterbatasan waktu dan tatap muka pada pembelajaran keterampilan di MAN 2 Tanjungkarang khususnya pada pembelajaran keterampilan sepeda motor b. Sebagai referensi bagi guru-guru khususnya instruktur keterampilan untuk membuat modul interaktif pembelajaran yang memungkin siswa belajar secara mandiri. c. Bagi peneliti, sebagai pemberi semangat untuk terus berkarya dalam pengembangan bahan ajar sebagai upaya inovasi pembelajaran. 2. Bagi siswa, antara lain : a. Siwa dapat belanjar mandiri dengan mengakses materi pembelajaran tanpa dibatasi oleh waktu dan ruang melalui komputer sebagai jalan keluar dari kurangnya waktu dan tatap muka pada pembelajaran keterampilan sepeda motor. b. Siswa dapat berinteraksi aktif untuk memahami materi pembelajaran tanpa bergantung kepada guru atau instruktur. c. Siswa dapat menikmati pembelajaran yang menarik dan interaktif yang berbeda dengan buku yang selama ini dipakai pada pembelajaran keterampilan sepeda motor. d. Siwa dapat mengukur sendiri kemampuannya serta dapat mengulanginya bila belum mencapai standar kemampuan yang ditetapkan.

9