BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kajian tentang kekerasan yang berspektif gender juga memasuki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengenai nasabah serta dana yang disimpannya dari pihak-pihak yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar tahun Hal ini berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB II SUBJEK DAN OBJEK HUKUM PERDATA

BAB V PENUTUP. A. Simpulan Perkawinan menurut Pasal 1 UU 1/1974 adalah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling ketergantungan antara manusia yang satu dengan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pokok-pokok permasalahan yang telah

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB II PENGESAHAN ANAK LUAR KAWIN DARI PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN PARTICULARS OF MARRIAGE

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kejadian yang sakral bagi manusia yang menjalaninya.

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. 1 Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengabulkan sebagian permohonan uji materi terhadap Pasal 2 ayat (2) dan

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat sebagai suatu kumpulan orang yang mempunyai sifat

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan zoon politicon atau makhluk sosial. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sarana teknologi menjadikan interaksi antar negara dan antara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut belum mempunyai kemampuan untuk melengkapi serta. kepentingan pribadi mereka masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ke-Tuhanan Yang. atau hala-hal yang tidak diinginkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

Dwi Astuti S Fakultas Hukum UNISRI ABSTRAK

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

BAB IV MENGAPA HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR 0091/ Pdt.P/ 2013/ PA.Kdl. TIDAK MENJADIKAN PUTUSAN MAHKAMAH

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara formal dengan Undang-undang (yuridis) baik itu dalam hal pemenuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi bagi setiap orang, oleh karena itu bagi suatu Negara dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap keluarga yang hidup di dunia ini selalu mendambakan agar keluarga itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JURNAL ILMIAH PROSES PELAKSANAAN PENETAPAN PENGADILAN TERHADAP PERMOHONAN AKTA KELAHIRAN ANAK LUAR KAWIN. ( Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Mataram )

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK MEWARIS ANAK DILUAR PERKAWINAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 46/PUU-VIII/2010. Ismawati Septiningsih,SH,MH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, begitulah definisi perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Perkawinan memiliki tujuan untuk membentuk keluarga yang juga dapat diartikan sebagai wadah yang sah untuk melakukan hubungan suami istri bagi mereka antara laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri yang terikat dalam suatu ikatan perkawinan yang sah. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan peradaban masyarakat yang semakin maju, permasalahan-permasalahan yang timbul khususnya dalam hukum keluarga pun semakin kompleks. Meskipun telah terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal tersebut, namun faktanya masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kajian tentang kekerasan yang berspektif gender juga memasuki komunitas yang paling privacy, yakni keluarga yang selama ini dianggap tempat yang paling aman dan bebas dari tindak kekerasan ternyata tidak

2 terbukti. Domestic violence, yakni kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, dilakukan antar anggota keluarga seperti abuse of wife, child abuse, marital rape dan tindak kekerasan antar anggota keluarga lainnya kerap terjadi dalam rumah tangga. Tragedi yang sangat mengenaskan adalah kasus incest (perkosaan yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya yang masih memiliki hubungan darah), misalnya ayah terhadap anak perempuannya yang sangat tak berperikemanusiaan. Berbagai bentuk kekerasan yang terjadi tersebut tak lepas dari dominasi dan otoritas laki-laki terhadap perempuan atau penguasaan orang dewasa/orang tua terhadap anak. 1 Dewasa ini, di Yogyakarta semakin banyak kasus incest yang terungkap baik melalui media cetak maupun elektronik. Menurut aktivis Rifka Annisa Klinik, Siti Roswati, kasus yang ditangani oleh Rifka Annisa Klinik dari tahun 2000-2009 ada 416 kasus dan incest termasuk kasus terbanyak. Kebanyakan kasus incest dari Kabupaten Gunungkidul. Kasus incest yang dilakukan oleh ayah kandung sekitar 15-17 kasus, yang dilakukan oleh paman sebanyak 20 kasus, yang dilakukan oleh saudara ada 18 kasus. 2 1 Romany Sihite, 2007, Perempuan, Kesetaraan, Keadilan: Suatu Tinjauan Berwawasan Gender, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, hlm. 234. 2 www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/10/02/05/103338-belum-ada-lembagaislam-yang -layani-korban-perkosaan-dan-incest (diakses pada tanggal 31 Agustus 2014, pukul 23:04 WIB).

3 Berdasarkan data pada Kantor Pemberdayaan Masyarakat Perempuan (KPMP), pada kurun waktu 2013 di kota Yogyakarta terdapat 600-an kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 3. Data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kulonprogo dari tahun ke tahun meningkat. Tahun 2012 terdapat 53 (lima puluh tiga) kasus terdiri kasus kekerasan terhadap perempuan 26 (dua puluh enam) dan anak 27 (dua puluh tujuh), kemudian tahun 2013 ada 79 (tujuh puluh sembilan) kasus terdiri kekerasan terhadap perempuan 40 (empat puluh) dan anak 39 (tiga puluh sembilan). 4 Sementara untuk tahun 2014 berdasarkan data pada Rifka Annisa, terdapat 31 (tiga puluh satu) kasus perkosaan yang mana di dalamnya terdapat 3 (tiga) kasus incest. 5 Incest terjadi dalam hubungan keluarga sampai batas pertalian darah derajat ketiga. Pelaku incest adalah orang dekat atau keluarga sendiri, sehingga antara korban dan pelaku sangat mungkin selalu bertemu. Meski tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada korban dan pelaku yang tinggal tidak dalam satu rumah tangga. Incest biasanya terjadi secara berulang, dan korbannya anak-anak. Perkosaan incest lebih sering tanpa 3 Pkbikotajogja.wordpress.com/2014/05/06/siaran-radio-revolusi-kb-6-mei-2014/ (diakses pada tanggal 31 Agustus 2014, pukul 23:22 WIB). 4 http://krjogja.com/read/206050/kasus-kekerasan-perempuan-dan-anak-meningkat.kr (diakses pada tanggal 6 November 2014 pada pukul 14:32 WIB). 5 Hasil wawancara dengan Nurul Kurniati, S.H., C.N., selaku konselor hukum di Rifka Annisa pada hari Jumat, 6 Februari 2015 pukul 10.00 WIB bertempat di Rifka Annisa. Kurniati, S.H., C.N., selaku konselor hukum di Rifka Annisa.

4 ada perlawanan berarti dan relatif menimbulkan trauma fisik serta psikis. Hal ini karena anak-anak cenderung menyerah tanpa perlawanan, sedangkan pelaku selalu menggunakan bujuk rayu, iming-iming bahkan ancaman. 6 Dari beberapa kasus incest tersebut terdapat korban yang mengalami kehamilan dan memilih untuk tetap memperjuangkan kandungannya serta melahirkan anak tersebut. Anak yang ada di dalam kandungan sudah dianggap sebagai subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban apabila kepentingan anak tersebut menghendaki dan dilahirkan hidup seperti yang disebutkan dalam Pasal 2 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (curator ventris) atau prinsip yang terkenal dengan adagium Nasciturus pro jam nato habetur 7, begitu pula ketika anak tersebut sudah lahir dan tumbuh besar yang mana juga perlu mendapat perlindungan hukum. Anak-anak tidak dapat melindungi hak-haknya sendiri seperti orang dewasa pada umumnya, oleh karena itu diperlukan bantuan dari orang yang telah dewasa untuk melindungi hak-hak yang melekat pada dirinya. Pada dasarnya di dalam setiap diri manusia terdapat hak-hak keperdataan baik yang bersifat mutlak maupun relatif. Menurut Achmad 6 Rifka Annisa Pusat Pengembangan Sumberdaya Untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, Kekerasan terhadap Perempuan Berbasis Gender, hlm. 32-33. 7 J. Satrio, 1999, Hukum Pribadi Bagian I Persoon Alamiah, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 21.

5 Sanusi, hak-hak subjektif yang dimiliki oleh setiap manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Mutlak, yaitu hak-hak subjektif yang dapat dilaksanakan terhadap setiap orang, di balik wewenang daripada yang mempunyai hak, terdapat kewajiban bagi setiap orang lain untuk menghormati hak tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa hak mutlak ini dapat dibagi menjadi empat, yaitu: a. Hak-hak kepribadian (personlijkheidsrechten) atas jiwa, badan, kehormatan dan nama; b. Hak-hak kekeluargaan (familierechten) seperti hak orang tua, hak perwalian dan hak marital; c. Hak-hak kebendaan (sebagian dari hak kekayaan) seperti hak eigendom, baik atas benda berwujud ataupun tidak berwujud; d. Hak-hak atas barang immaterial seperti hak mengarang, hak otroi dan sebagainya; 2. Nisbi, yaitu hak-hak kekayaan dan kekeluargaan yang tidak termasuk sebagai hak mutlak. Kedua hak subjektif tersebut baik yang bersifat mutlak maupun nisbi dimiliki oleh setiap manusia tidak terkecuali anak yang dilahirkan akibat incest. Jadi, baik anak sah maupun anak tidak sah sama-sama memiliki hak-hak tersebut. Sehingga dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis berkeinginan untuk mengangkat suatu permasalahan yang berhubungan dengan perlindungan hukum bagi hak-

6 hak keperdataan yang dimiliki oleh anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak-hak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest? 2. Bagaimana pelaksanaan pendampingan hukum yang dilakukan oleh Rifka Annisa terhadap korban incest berkaitan dengan pemenuhan hak-hak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest.? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berhubungan dengan maksud yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian merupakan pernyataan hipotesis sebagai jawaban atas masalah yang dipertanyakan dalam rumusan masalah. 8 Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang dibahas adalah: 1. Untuk mengetahui dan mengkaji perlindungan hukum terhadap hakhak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest. 8 Tri Mastoyo Jati Kesuma. 2007, Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa, Carasvatibooks, Yogyakarta, hlm. 35.

7 2. Untuk mengetahui dan mengkaji pelaksanaan pendampingan hukum yang dilakukan oleh Rifka Annisa terhadap korban incest berkaitan dengan pemenuhan hak-hak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran yang telah peneliti lakukan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tidak ditemukan adanya karya ilmiah, baik yang berupa penulisan hukum maupun tesis yang pembahasannya sama dengan penelitian ini, akan tetapi ada beberapa karya ilmiah, baik berupa penulisan hukum maupun tesis yang objek penelitiannya berkaitan dengan penelitian yang penelitis lakukan, diantaranya: 1. Ema Yuvitasari, 2009. Judul penelitian (tesis): Analisis Putusan Pengadilan Negeri Manado No. 169/PDT.G/19.98/PN.MDO Mengenai Anak Luar Kawin yang Dibenihkan dalam Zinah Terhadap Harta Warisan (Studi Kasus). Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Apakah anak yang dibenihkan dalam zinah menurut putusan Pengadilan Negeri Manado PERDATA No. 169/PDT.G/19.98/PN.MDO berhak dalam pembagian harta warisan dari orangtua biologisnya?

8 b. Bagaimana pelaksanaan putusan Hakim Pengadilan Negeri Manado PERDATA No. 169/PDT.G/19.98/PN.MDO? Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai yang dibenihkan dalam perzinahan khususnya dalam hal pewarisan dan untuk mendapatkan dasar pertimbangan yuridis yang digunakan hakim Pengadilan Negeri Manado dalam memberi putusan yang berkaitan dengan anak yang dibenihkan dalam hubungan perzinahan. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan masalah secara normatif dan sosiologis/lapangan. Alat penelitian menggunakan wawancara terpandu. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif dengan metode deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Pengadilan Negeri Kota Manado. 9 2. Ansi Widya, 2012. Judul penelitian (skripsi): Tinjauan Yuridis Mengenai Kedudukan Anak Luar Kawin dengan Adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Anak Luar Kawin manakah yang dimaksud dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010? 9 Ema Yuvitasari, 2009, Analisis Putusan Pengadilan Negeri Manado No. 169/PDT.G/19.98/PN.MDO Mengenai Anak Luar Kawin yang Dibenihkan dalam Zinah Terhadap Harta Warisan (Studi Kasus), Yogyakarta.

9 b. Apa akibat hukum putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU- VIII/2010 terhadap hak anak luar kawin dalam hal alimentasi, perwalian, dan kewarisan? Penelitian ini secara objektif bertujuan untuk mengetahui anak luar kawin mana yang dimaksud dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 serta mengetahui dan mengkaji akibat hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 terhadap anak luar kawin dalam hal alimentasi, perwalian dan kewarisan. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deduktif dengan menggunakan pendekatan masalah secara normatif. Data hasil penelitian dianalisis dengan mengunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 10 3. Erla Pratidina, 2012. Judul penelitian (tesis): Status Hukum Anak Luar Kawin Berdasarkan Hukum Waris Islam dan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah status hukum anak luar kawin menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata? 10 Ansi Widya, 2012, Tinjauan Yuridis Mengenai Kedudukan Anak Luar Kawin dengan Adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010, Yogyakarta.

10 b. Bagaimanakah hak atas harta warisan bagi anak luar kawin menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata? Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui status hukum anak luar kawin menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan untuk mengetahui hak atas harta warisan bagi anak luar kawin menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deduktif dengan menggunakan pendekatan masalah secara yuridis normatif. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan mengunakan ukuran kualitatif yang kemudian disimpulkan dengan metode deduktif. 11 Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan tesis karya Ema Yuvitasari (2009) dengan judul: Analisis Putusan Pengadilan Negeri Manado No. 169/PDT.G/19.98/PN.MDO Mengenai Anak Luar Kawin yang Dibenihkan dalam Zinah Terhadap Harta Warisan (Studi Kasus) adalah terletak pada rumusan masalahnya yang mana tesis tersebut lebih membahas mengenai berhak atau tidaknya anak zinah mendapatkan harta warisan dari orang tua biologisnya dan dasar pertimbangan hakim yang memutus perkara tersebut, sedangkan peneliti lebih membahas mengenai bagaimana perlindungan hukum bagi hak-hak keperdataan yang melekat bagi anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah akibat incest serta bagaimana pendampingan hukum dan upaya 11 Erla Pratidina, 2012, Status Hukum Anak Luar Kawin Berdasarkan Hukum Waris Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Yogyakarta.

11 pencegahan yang dilakukan terhadap korban incest tersebut. Selain itu lokasi penelitian tersebut berada di Manado, sedangkan lokasi penelitian peneliti berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun perbedaan dengan skripsi karya Ansi Widya (2012) dengan judul: Tinjauan Yuridis Mengenai Kedudukan Anak Luar Kawin dengan Adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU- VIII/2010 antara lain mengenai rumusan masalah yang membahas mengenai anak luar kawin mana yang dimaksud dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 serta mengetahui dan mengkaji akibat hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU- VIII/2010 terhadap anak luar kawin dalam hal alimentasi, perwalian dan kewarisan. Selain itu juga terdapat perbedaan dalam penelitian yang bersifat yuridis dengan pendekatan normatif, hal ini berbeda dengan peneliti yang mana penelitian bersifat yuridis dengan pendekatan empiris yang memerlukan penelitian lapangan. Lain pula halnya dengan tesis karya Erla Pratidina (2012) dengan judul: Status Hukum Anak Luar Kawin Berdasarkan Hukum Waris Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dalam penelitian ini terdapat perbedaan yaitu rumusan masalah yang lebih menekankan pada status hukum anak luar kawin menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan untuk mengetahui hak atas harta warisan bagi anak luar kawin menurut Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Penelitian tersebut membahas mengenai anak luar kawin secara

12 luas, sedangkan pembahasan peneliti lebih spesifik yaitu anak luar kawin yang disebabkan oleh incest. Tesis tersebut juga bersifat yuridis normatif, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian yang bersifat yuridis empiris. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis: a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi serta memperkaya ragam model penulisan karya ilmiah yang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan menambah kajian bagi kemajuan ilmu hukum yang terkait dengan hukum keluarga khususnya permasalahan tentang perlindungan hukum terhadap hak-hak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan/bahan informasi bagi peneliti lain dalam mengembangkan dan menelaah secara mendalam mengenai hal-hal yang terkait dengan perlindungan hukum terhadap hak-hak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest.

13 2. Secara Praktis, diharapkan berguna untuk menambah cakrawala berpikir bagi masyarakat terhadap perlindungan hukum terhadap hakhak keperdataan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah akibat incest.