BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

BAB I PENDAHULUAN. dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk maka semakin banyak kebutuhan masyarakat. mampu menampung arus pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN START

moda udara darat laut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk jiwa. Menjadi kota yang metropolitan

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

UKDW PENDAHULUAN BAB 1 1 UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Adapun data yang diperlukan dalam penyusunan hasil penelitian ini dibedakan

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

fungsional, pendekatan kontekstual, pendekatan aspek pencitraan, pendekatan aspek teknis dan kinerja, serta pendekatan lokasi dan tapak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC JURUSAN SURAKARTA JOGJAKARTA (Studi Kasus P.O. Suharno)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

TERMINAL. Mata Kuliah : Topik Khusus Transportasi Pengajar : Ir. Longdong Jefferson, MA / Ir. A. L. E. Rumayar, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA DAN PENETAPAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (Study Kasus Bus Po. Aneka Jaya Jurusan Pacitan-Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. macam teknologi Internet bisa digunakan, salah satunya adalah Word Wide

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

III. METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

DESIGN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC PO. LANGEN MULYO JURUSAN SURAKARTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini zaman semakin berkembang, begitu juga kemampuan

FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Transportasi merupakan suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Anggri Apriyawan NIM : D NIRM :

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di dunia, saat ini telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Android merupakan sebuah sistem operasi yang sedang. populer, pada tanggal 3 September 2013 telah mencapai 1 miliar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

Sistem Transportasi Adi d pan ang 11

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kenyataan semakin meningkatnya perkembangan penduduk dan permukiman yang semakin luas yang diikuiti dengan semakin meningkatnya kebutuhan yang harus dipenuhi serta keadaan geografis Negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dimana antara satu pulau dengan pulau yang lain dipisahkan oleh laut, maka tidak dapat dipungkiri bahwa transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan baik dilihat sebagai salah satu alat pemersatu maupun dilihat dari aspek politik ekonomi sosial budaya (poleksosbud), pertahanan dan keamanan nasional (hamkamnas), dan Pariwisata. Sebagai akibat dari adanya kenyataan tersebut maka menimbulkan ledakan terhadap permintaan jasa angkutan yang secara tidak langsung menarik minat para pengusaha (investor) untuk menangkap peluang tersebut dengan beramai-ramai terjun kedalam bisnis jasa angkutan (transportasi) tidak terkecuali juga dalam bisnis jasa angkutan (transportasi) darat yang dianggap dan dipandang oleh sebagian besar pengusaha (investor) yang bergerak dibidang usaha jasa angkutan (transportasi) sebagai bisnis jasa angkutan (transportasi) yang membutuhkan biaya operasi yang paling murah. Transportasi di dalam kehidupan modern ini telah menjadi suatu kebutuhan yang mendasar, terutama untuk masyarakat kota. Transportasi sangat penting peranannya terutama untuk mengangkut barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat yang lain. Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat yang lain, dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tuuan tertentu (Miro, 2005). Kemudian menurut Miro, transportasi juga merupakan sebuah proses, yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana proses ini tidak dapat dilepaskan dari keperluan akan alat pendukunguntuk menjamin lancarannya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.untuk kehidupan modern saat ini, jasa transportasi merupakan modal dasar yang sangat vital terutama 1

2 sebagai penunjang kegiatan ekonomi wilayah. Tranportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat pembangunan ekonomi, dan sosial politik suatu wilayah. Pengangkutan merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi wilayah yang bias mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi (Salim, 1993). Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Provinsi yang memiliki banyak keistimewaannya mulai dari keanekaragaman jenis obyek wisata, dari mulai candi, museum yang masih memiliki kategorinya lagi, monumen yang sangat bersejarah, pesona budayanya sampai dengan dunia pendidikannya. Salah satu komponen khusus untuk bepergian biasanya adalah masalah transportasi. Masyarakat kadang sulit untuk mengakses informasi mengenai rute dan lokasi agen bus malam dari beberapa kota di Provinsi DIY tujuan Jakarta. Selain itu permasalahannya adalah tidak adanya aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk memantau mengenai ketersediaan informasi mengenai bus AKAP di Provinsi DIY. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bus malam antar kota antar provinsi (AKAP). Sebanyak 18 Perusahaan Otobus melayani tujuan Yogyakarta-Jakarta dengan berbagai rute. Rute tersebut ada 4 yaitu Yogya-Semarang-Jakarta, Yogyakarta- Temanggug-Jakarta, Yogyakarta-Wangon-Brebes-Jakarta dan Yogyakarta-Bandung- Jakarta. Para penumpang biasanya mempunyai rute yang disenangi karena kondisi topografi, waktu tempuh dan lainnya. Untuk agen terdapat 27 lokasi agen di provinsi DIY. Masyarakat luar daerah hanya mengetahui dua terminal besar di Yogyakarta secara umum saja seperti terminal Giwangan dan terminal Jombor. Keberadaan terminal Giwangan dinilai kurang strategis karena terlalu jauh dari pusat kota sehigga banyak penumpang sulit mengakses ke terminal tujuan. Selain terminal tersebut ada beberapa agen bus yang letaknya strategis di dalam kota hanya saja sulit untuk mengetahui letak agen tersebut karena terminal Giwangan dan Jombor lebih terkenal di kalangan masyarakat. Bus merupakan transportasi yang banyak di minati karena tarifnya yang ekonomis di banding transportasi lainnya karena memiliki beberapa fasilitas berbeda sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hampir sebagian besar orang menggunakan fasilitas ini untuk

3 berpergian atau untuk sampai ketempat tujuan. Fasilitas tersebut di tawarkan operator bus sesuai dengan kemampuan daya beli masyarakat itu sendiri. Bagi orang yang belum mengenal suatu daerah kota besar, banyak hal yang mereka jadikan alasan untuk enggan bertanya mulai dari rasa malu, takut bahkan kecenderungan disebabkan oleh rasa kepercayaan dan juga sulitnya masyarakat mengakses informasi transportasi khususnya bus malam antar kota antar propinsi (AKAP) mengenai rute dan lokasi agen. Selain itu beberapa bus mempuyai rute yang berbeda sehingga para penumpang bisa memilih rute yang disesuaikan dengan keinginannya sehingga informasi peta ini dapat diberikan kepada para penumpang bus malam. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian sebagaimana diungkapkan di atas maka dapat di simpulkan beberapa rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini, yaitu: 1. Dimana saja tempat/lokasi yang dijadikan agen bus malam tujuan Jakarta selain di terminal induk di provinsi DIY? 2. Rute mana saja yang dilewati bus malam tujuan Yogyakarta-Jakarta? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penyimpulan permasalahan di atas maka tujuan akhir dari penelitian ini adalah: 1. Memetakan rute dan persebaran lokasi agen bus malam. 2. Memberikan informasi berupa peta bagi para pengguna jasa bus malam khusus tujuan Yogyakarta-Jakarta 1.4 KEGUNAAN PENELITIAN Adapun kegunaan penelitian ini dilakukan yaitu: Sebagai syarat kelulusan jenjang pendidikan Strata 1 (S1) di Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta Menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang geografi dan aplikasinya khususnya pada sub bidang penginderaan jauh dan system informasi geografi (SIG)

4 Sebagai masukan dan informasi kepada pengguna jasa bus malam mengenai rute dan lokasi agen bus malam Evaluasi setiap rute dan lokasi agen bus malam 1.5 TELAAH PUSTAKA DAN PENELITIAN SEBELUMNYA 1.5.1 Bus Antar Kota Antar Provinsi Adalah bus yang melayani rute antar kota antar provinsi suatu daerah yang mempunyai fasilitas yang lengkap sesuai kelas nya. Kelas bus malam dibagi menjadi Super Executive, Executive, Vip, Patas Ac, Non Ac 1.5.2 Agen Agen bus malam adalah kantor perwakilan operator bus malam selain di terminal biasanya berupa bangunan kecil dengan papan nama suatu perusahan otobus yang mempunyai letak strategis di suatu kota misalnya di pasar atau di pusat keramaian masyarakat dan juga mempunyai lahan parkir yang luas untuk parkir bus. 1.5.3 Peneliti Sebelumnya Tabel 1.1 Peneliti Sebelumnya Peneliti AM. Dwi Septianingsih Nurhadi Raharjo 2002 Nasyaruddin 2003 Aldi Prabowo Ramadhan 2011 2001 Judul Peta Interaktif Pemetaan Kajian Analisis Rute Bus Informasi Rute Informasi Pemanfaatan Malam Tujuan Angkutan Angkutan Kota Pelayanan Jakarta-Yogyakarta Umum Bus Dan Fasilitas Tranportasi Dan Persebaran Kota Di Kota Kota Di Angkutan Agen Bus Malam Yogyakarta Kabupaten Umum Bagi Di Provinsi DIY Temanggung Penduduk Di Dengan Dengan Wilayah Pemanfaatan Sistem Menggunakan Sebagian Kota Informasi Geografis SIG Serang

5 Propinsi Banten Tujuan Memberikan Memberikan Memberikan Memberikan informasi informasi rute informasi rute informasi lokasi mengenai rute angkutan kota angkutan kota agen dan rute bus bus kota di kota dan fasilitas dan lokasi malam Yogyakarta umum di pangkalan kabpuaten angkutan kota Temanggung di kote Serang Metode Orientasi Orientasi Orientasi Orientasi lapangan lapangan dan lapangan dan lapangan dan dan penggunaan penggunaan penggunaan penggunaan aplikasi SIG aplikasi SIG aplikasi SIG aplikasi SIG Hasil Peta Interatif Peta Rute Peta Lokasi Peta Persebaran Rute Bus Kota Angkutan Kota Pangkalan Dan Agen Bus Malam Di Kota Dan Fasilitas Jalur Angkutan dan Rute Bus Yogyakarta Kota Di Kota Di Kota Malam Tujuan Kabupaten Serang Jakarta-Yogyakarta Temanggung

6 1.6 KERANGKA PENELITIAN Pembangunan sarana informasi transportasi di wilayah perkotaan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, didorong oleh pemenuhan kebutuhan penduduk di propinsi DIY sehingga penduduk melakukan pergerakan. Pergerakan penduduk dan barang ke wilayah DIY semakin lama semakin besar intensitasnya karena status Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Provinsi yang memiliki banyak keistimewaannya mulai dari keanekaragaman jenis obyek wisata, dari mulai candi, museum yang masih memiliki kategorinya lagi, monumen yang sangat bersejarah, pesona budayanya sampai dengan dunia pendidikannya. Salah satu komponen khusus untuk bepergian biasanya adalah masalah transportasi. Masyarakat kadang sulit untuk mengakses informasi mengenai trayek dan lokasi agen bus malam dari beberapa kota di Provinsi DIY tujuan Jakarta. Selain itu permasalahannya adalah tidak adanya aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk memantau mengenai ketersediaan informasi mengenai bus AKAP di Provinsi DIY. Masyarakat luar daerah hanya mengetahui dua terminal besar di Yogyakarta secara umum saja seperti terminal Giwangan dan terminal Jombor. Keberadaan terminal Giwangan dinilai kurang strategis karena terlalu jauh dari pusat kota sehigga banyak penumpang sulit mengakses ke terminal tujuan. Selain terminal tersebut ada beberapa agen bus yang letaknya strategis di dalam kota hanya saja sulit untuk mengetahui letak agen tersebut karena terminal Giwangan dan Jombor lebih terkenal di kalangan masyarakat. Mengenai jalur beberapa bus tujuan Jakarta mempunyai jalur berbeda yang kadang membingungkan penumpang. Rute tersebut ada 4 yaitu Yogya- Semarang-Jakarta, Yogyakarta-Temanggug-Jakarta, Yogyakarta-Wangon-Brebes-Jakarta dan Yogyakarta-Bandung-Jakarta. Untuk lebih jelasnya dalam memahami kerangka penelitian ini maka digambarkan dalam diagram alir penelitian sebagai berikut :

7 Pergerakan Penduduk Sarana Transportasi Bus Malam Antar Kota Antar Provinsi Data Sekunder Informasi agen bus dan rute Karakteristik Bus Malam : 1.Rute yang dilewati Survey Lapangan 2. Lokasi terminal dan agen Plotting Koordinat 1.Peta Lokasi Agen Bus Malam di Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Peta Rute Bus MalamTujuan Yogyakarta-Jakarta Gambar 1.1 Skema Kerangka Penelitian

8 1.7 METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, penelitian ini merupakan jenis penelitian eksploratif karena penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu dalam perumusan masalah. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan menggunakan dua cara yaitu: a. Metode analisis spasial data sekunder b. Metode survey langsung untuk mengecek keakuratan lokasi hasil analisis menggunakan GPS 1.7.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode : a. Dimulai dengan mencari data dan bahan yang diperlukan untuk penelitian diantaranya data statistik yang terkait dengan transportasi dan referensi lainnya yang terkait dengan skripsi ini. b. Melakukan pengecekan data statistik dengan yang ada di lapangan dan disamakan dengan keadaanya. Survey ini dilakukan dengan menggunakan GPS untuk menentukan koordinat agen bus malam yang ada di Provinsi DIY. 1.7.2 Perolehan Data Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peta Administrasi wilayah Provinsi DIY skala 1 : 25.000 2. Peta Arus Mudik Lebaran Jasa Marga 2008 skala 1 : 250.000 3. Data Primer diperoleh dari survey langsung dan tracking GPS yang telah berbentuk titik-titik koordinat. 4. Data Sekunder berupa data jalur bus malam dan lokasi agen bus malam yang diperoleh dari website www.bismania.com. 5. Data Statistik penumpang setiap rute

9 1.7.3 Alat Satu unit computer (Pentium 4 2.2GHz, RAM 128 Mb) dengan perangkat lunak GIS, Microsoft Office di dalamnya. GPS untuk menentukan koordinat posisi obyek. Kamera digital untuk memotret obyek Seperangkat alat tulis 1.7.4 Langkah Penelitian Dalam rencana pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa tahap yang dilakukan, tahap-tahap tersebut yaitu: 1. Tahap persiapan dan pengumpulan data Tahap ini dimulai dengan persiapan laporan studi pustaka yang terkait dengan bahan lapangan, melakukan orientasi lapangan yang dimaksudkan untuk mengetahui, mencari informasi terlebuh dahulu, menyiapkan alat dan bahan yang nantinya akan digunakan untuk melakukan cek penelitian dan membuat peta dasar yaitu Peta Administrasi Provinsi DIY dan Peta Arus Mudik Lebaran Jasa Marga 2008. 2. Kerja Laboratorium Tahap ini dilakukan setelah kerja lapangan, meliputi interpretasi peta. interpretasi peta dilakukan untuk memperoleh peta yang telah diuji ketelitiannya di lapangan. Kemudian pembuatan peta hasil interpretasi, pengolahan data dengan SIG, penyajian hasil akhir dan penyusunan hasil akhir. 1.7.5 Analisis Data Tujuan analisa data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Menguraikan secara singkat sifat-sifat faktor yang mempengaruhi perilaku objek studi termasuk menarik kesimpulannya. Metode analisa data yang digunakan yaitu: 1. Tabel Frekuensi

10 Tabel frekuensi digunakan untuk menampilkan data yang digunakan. Di dalam penelitian ini tujuan penggunaan tabel frekuensi adalah untuk mengetahui karakteristik penumpang bus malam tujuan Jakarta terhadap rute yang dipilih 2. Analisa Data Kegunaan dari analisa peta adalah bagaimana suatu hasil dibuat peta agar mudah dibaca dan dianalisis seara akurat. Analisis peta dibuat untuk hasil dari tujuan penelitian yang ke-2 yaitu memberikan gambaran informasi berupa peta bagi pengguna jasa bus malam mengenai rute dan lokasi agen. 1.8 DEFINISI OPERASIONAL 1. Sistem Informasi Geografis SIG merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer. 2. Bus Antar Kota Antar Provinsi Adalah bus yang melayani rute antar kota antar provinsi suatu daerah yang mempunyai fasilitas yang lengkap sesuai kelas nya. Kelas bus malam dibagi menjadi Super Executive, Executive, Vip, Patas Ac, Non Ac 3. Agen Agen bus malam adalah kantor perwakilan operator bus malam selain di terminal biasanya berupa bangunan kecil dengan papan nama suatu perusahan otobus yang mempunyai letak strategis di suatu kota misalnya di pasar atau di pusat keramaian masyarakat dan juga mempunyai lahan parkir yang luas untuk parkir bus. 4. Rute Rute adalah jalur pelayanan angkutan umum, tentunya dibagi sesuai dengan data survey keinginan perjalanan penumpang yaitu berdasarkan survey asal tujuan perjalanan penumpang. Rute memiliki jangkauan pelayanan, jadwal, frekuensi kedatangan dan

11 keberangkatan angkutan umum, tariff, fasilitas berhenti (bus stop) dan terminal. Rute bukanlah barang atau hak milik pribadi yang tidak dapat diubah ubah. 5. Transportasi Transportasi merupakan suatu proses pindah, proses gerak, proses angkut, dan menghasilkan dimana proses ini tidak bias dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang digunakan