BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang makin meningkat terbuka yang tidak mengenal batas-batas negara

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri. Ia telah ada semenjak diturunkannya nenek moyang manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah menjanjikan rezeki bagi makhluk yang ada di permukaan bumi ini, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama Allah, merupakan agama yang universal dan. konprehensif.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan. langsung terhadap peningkatan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dalam memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kata Ekonomi berasal dari bahasa Yunani ( Greek): Oikos dan Nomos. Oikos berarti

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy ) Oleh: LASMITA

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Biasanya usaha ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk dan nilai 1. Berhasil tidaknya suatu usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. penting tidak melanggar garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. kerajinan yang ada di kota ini. Salah satunya adalah industry kerajinan rotan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kebutuhan hidupnya, dan yang akan menjamin akan. meliputi bidang aqidah, akhlak dan muamalat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber alamnya dengan cara melakukan pekerjaan dan kegiatan bisnis.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha, yakni salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas ekonomi dapat dikatakan sama tuanya dengan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajaran islam tidak hanya dalam persoalan aqidah, tauhid. persoalan hubungan antar sesama manusia (muamalat).

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang dapat ditangkap oleh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran masa mengantarkan manusia dari masa lalu hingga kepada masa

PRAKTEK JUAL BELI ISTISHNA PADA USAHA PEMBUATANPERAHU DESA BENCAH KELUBI KECAMATAN TAPUNG DITINJAU PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. harus memahami etika dalam bersaing yang diajarkan Islam, dianjurkan agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dalam ilmu ekonomi. Terpenuhinya kebutuhan material inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat diukur dari seluruh gross national

BAB I PENDAHULUAN. permintaan masyarakat semakin meningkat terhadap barang-barang produksi,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang pesat di perbankan syariah ini belum memadai bila dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan -ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai sarana Hablumminallah dan juga sebagai sarana

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Kerjasama Pada Usaha Jahit Pakaian Antara Alfi-Aldi Tailor Dengan

OLEH SIRAJUDDIN NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perencanaan yang matang terlebih dahulu, berupa hal apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi-jadi dan tidak dapat dipenuhi sendiri menyebabkan mereka melakukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan alat alat rumah tangga dan perabotan rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. palsu, dan dengan begitu merasakan kehadiran Tuhan dan Keesaan-Nya, 1

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Motivasi dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja. bebas yang secara bersamaan saling mempengaruhi variabel terikat.

BAB I PENDAHULUAN. Masyhuri Machfudz, M Nurhadi Sujoni, Teori Ekonomi Makro, UIN-Maliki Press, Malang, 2012, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mewujudkan kesejahteraan ekonomi. Pemerintah sebagai kepala

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

Model Inovasi Motif dan Produk Dalam Membangun Sentra Industri Batik Berbasis Kreativitas Pada Pengrajin Batik Gedhog di Kabupaten Tuban

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. industri alen-alen, industri roti dan industri konveksi.

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

PROGRAM S.1 JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PEKANBARU 1435 H / 2014 M

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dalam masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan struktur dan sistem ekonomi di Indonesia mengingat jenis kegiatan

EFEKTIFITASDINAS PERINDUSTRIAN DANPERDAGANGAN KOTA PEKANBARU DALAMPELAKSANAAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (MAKANAN) MENURUT EKONOMI ISLAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan pada suatu pasar untuk mendapat perhatian dari konsumen, untuk dimiliki, digunakan ataupun dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh karena itu konsumen menyenangi produk yang menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol. Usaha tenun songket merupakan salah satu bentuk usaha manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara bekerja. Bekerja sebagai sarana untuk memanfaatkan perbedaan karunia Allah SWT pada masing-masing individu. Agama islam memberikan kebebasan kepada seluruh umat untuk memilih pekerjaan yang mereka senangi dan kuasai dengan baik. 1 Banyak ayat Al-qur an yang mengupas tentang kewajiban manusia agar bekerja dan berusaha mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. 2 Diantaranya Firman Allah SWT QS Al-Jumuah:10 yaitu: Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyakbanyaknya supaya kamu beruntung. 3 1 Ruqaiyah Waris Musqood, Harta Dalam Islam, (Jakarta : Perpustakaan Nasional, 2003), Edisi 1. h. 66 2 Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, (Jakarta : Gema Insani, 2004), h. 67 3 Departemen Agama, Alqur an dan Terjemahan, (Surabaya:PT Thoha Putra, 1999), h.106

Ayat ini mengajarkan untuk bekerja dan berusaha mencari rezeki yang halal lagi baik. Usaha yang dilakukan dapat berupa tindakan-tindakan untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis guna memenuhi syarat-syarat minimal atau kebutuhan dasar agar dapat bertahan hidup. Dimana kebutuhan dasar merupakan dasar kebutuhan biologis dan lingkungan sosial budaya yang harus dipenuhi bagi kesinambungan kehidupan hidup dan individu dan masyarakat. Usaha tenun songket merupakan usaha padat karya karena cukup banyak menggunakan sumber daya manusia memiliki dampak yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat terutama yang bekerja sebagai karyawan di industriindustri kecil dan menengah tersebut. Keberadaan usaha tenun songket saat ini tidak terlepas dari peranan Pemerintah Kota Pekanbaru terutama Dinas Perindustrian dan UKM sebagai dinas pemerintah yang berwenang dan bertanggung jawab dalam mengelola dan membina usaha tenun songket yang berada di wilayahnya. Program bantuan Dinas Perindustrian dan UKM yang saat ini dilaksanakan di Kota Pekanbaru adalah berupa pelatihan bagi pengusaha tenun songket baik itu pelatihan manajemen usaha maupun pelatihan dalam pengembangan usaha dan peningkatan produk. Pengertian usaha kecil dan menengah adalah industri yang memiliki jumlah karyawan antara 5 hingga 19 orang dengan modal usaha tidak lebih dari Rp. 50.000.000 sedangkan industri menengah adalah industri yang jumlah tenaga kerjanya 20 hingga 99 orang dengan modal kerja sebesar Rp. 100.000.000,-.

Usaha menengah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Mempunyai karyawan yang berjumlah 20-90 orang, Manajemen sudah sedikit berkembang, Sumber dan modal usaha 350 juta. Pemasaran produknya sudah mencapai beberapa daerah pemasaran yang strategis dan sudah mampu bersaing. Permodalan masih mengandalkan pihak lain sebagai pemberi modal. Pendapat rata-rata perbulan kurang dari 500 juta. 4 Beberapa ciri dan karateristik dari pengusaha kecil dalam aktivitasnya, yaitu: 5 kegiatan usahanya tidak terorganisir secara baik dan umumnya mereka tidak mempunyai izin usaha. Pola kegiatannya tidak teratur, kebijaksanaan pemerintah ataupun badan usaha lainnya untuk membantu pengusaha kecil masih kurang, teknologi yang dipakai masih sederhana, modal serta perputaran usaha relatif kecil, demikian pula skala organisasinya juga kecil, tidak memerlukan pendidikan formal, pendidikannya diperoleh dari pengalaman sambil kerja. Menurut Esmara bahwa, diinginkan atau tidak pembangunan ekonomi suatu negara berkembang seperti Indonesia, pasti akan mengarah kepada industrialisasi akan ditentukan oleh banyak faktor. Khususnya untuk negara kita dewasa ini akan amanlah untuk mengatakan keberhasilan pembangunan ekonomi kita selama sepuluh sampai dua puluh tahun yang akan datang menghasilkan peranan sektor industri yang semakin besar dalam perekonomian Indonesia. 6 4 BPS, 2001, Klasifikasi Industri, BPS, Jakarta, hal. 20 5 Sartono Kadri, 2002, Beberapa Pengertian Golongan Ekonomi Lemah Tertentu, Liberty, Jakarta, hal. 12 6 Hendra Esmara,2001, Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan, LP3ES, Jakarta, hal. 357

Sebagaimana halnya usaha jenis lain, maka usaha tenun songket ini juga sering mengalami berbagai kendala. Namun masalah yang timbul dari dalam usaha tenun songket adalah pengalaman kerja para pengrajin yang masih minim dan masalah keterampilan serta keahlian pengrajin yang kurang. Dalam memproduksi suatu produk sangat ditentukan sekali oleh tingkat pengalaman serta keterampilan dari seluruh pengrajin tenun songket. Islam memberkati pekerjaan dengan manajemen yang baik menjadikan sebagai ibadah. 7 Bersumber dari Nash Alqur an dan petunjuk-petunjuk Al- Sunnah. 8 Seperti Sabda Rasul SAW : Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas ) (HR. Thabrani). 9 Dalam menjalankan manajemen usaha kecil, entrepreneurship perlu untuk dimiliki agar usaha yang dijalankan senantiasa aktif dalam mengikuti perkembangan bisnis dari waktu kewaktu, sebagaimana halnya bentuk resiko yang berubah dari waktu kewaktu. Diantara resiko yang dihadapi usaha kecil pada saat ini adalah adanya persaingan ketat dengan perusahaan berskala internasional yang saat ini juga telah beroprasi di Indonesia. Sedikit banyak usaha kecil terkena dampaknya. Tetapi entrepreneurship dimiliki dalam manajemen usaha kecil, tantangannya dari faktor internasional ini tidak menjadi 7 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung : CV. Sinar Baru, 1998(, h. 262 8 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jkarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 237 9 Thabrani, Mu jam Al-Suth (Kairo : Dar-Al Haramaian, 1415 H), Jus 1. h. 897

hambatan bagi usaha kecil, bahkan mungkin menjadi peluang untuk mengembangkan bisnisnya secara global. 10 Berdasarkan hal di atas maka pemilik usaha tenun songket perlu memperhatikan dan mengantisipasi bagaimana jalan keluarnya, sehingga kesulitan yang dihadapi bisa diatasi agar usaha tenun songket dapat memenuhi produksi yang ditetapkan sehingga dapat memenuhi permintaan yang diharapkan oleh usaha tenun songket yang bersangkutan dan diusahakan perlunnya keterampilan yang matang agar kualitas dapat ditingkatkan/ dipertahankan. Kelancaran suatu proses produksi sangat tergantung pada empat hal pokok yaitu dana, bahan baku, tenaga kerja, alat produksi dan pemasaran. Tersedianya bahan baku yang cukup sangat mempengaruhi kelancaran produksi tenun songket, begitu juga dengan modal usaha dimana modal usaha yang cukup dapat menjamin kelancaran usaha terutama modal usaha untuk membeli bahan baku dan untuk membeli peralatan produksi. Adanya alat produksi yang memiliki kondisi yang baik dan siap pakai, maka kegiatan produksi akan berjalan dengan lancar. Faktor berikutnya adalah sumber daya manusia atau tenaga kerja, dimana keterampilan tenaga kerja memegang peranan penting dalam proses produksi. Jenis-jenis alat produksi yang dimiliki setiap unit usaha tenun songket tentunya akan berbeda dengan jenis alat produksi yang dimiliki oleh usaha jenis lain. Hal ini tentunya sangat tergantung pada jenis usaha dan jenis produk yang dihasilkan. Alat produksi yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kemampuan usaha tenun songket dalam menjalankan kegiatan produksinya. 10 Ibid.

Berdasarkan jenisnya maka dapat dikatakan bahwa peralatan yang digunakan masih manual dan sederhana, selain itu juga jumlahnya cukup terbatas. Alat produksi berdasarkan cara kerjanya terbagi menjadi tiga jenis yaitu alat produksi tradisional atau sederhana, semi otomatis dan otomatis. Semakin canggih peralatan produksi yang dimiliki oleh unit usaha tenun songket maka akan semakin cepat proses produksi yang dijalankan, selain itu semakin minim pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Usaha usaha tenun songket yang merupakan usaha kecil dan menengah produsen kerajinan, dalam kegiatan produksinya juga membutuhkan berbagai jenis peralatan seperti alat tenun, alat pengering dan lain sebagainya. Dalam memasarkan hasil produksinya usaha tenun songket juga menghadapi permasalahan dalam persaingan seperti produk sejenis yang dihasilkan oleh usaha tenun songket lain. Adanya barang sejenis yang diproduksi perusahaan lain seperti batik akan menimbulkan kesulitan pada usaha tenun songket dalam menjual hasil produksinya. Berdasarkan hasil penelitian awal pada usaha tenun songket di Kota Pekanbaru, dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada konsumen. Maka dapat diketahui bahwa usaha tenun songket di kota Pekanbaru memiliki prospek usaha yang cukup baik. Dengan demikian usaha tenun songket tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian berupa pendapatan dan kesejahteraan pemilik usaha maupun karyawan. Dalam perkembangan usahanya, usaha tenun songket ini sering mengalami berbagai hambatan seperti keterlambatan dalam waktu penyerahan produk pesanan kepada konsumen,

akibatnya konsumen merasa kecewa sehingga akhirnya memutuskan pada masa yang akan datang tidak mau lagi membeli/memesan produk ke usaha tenun songket di Kota Pekanbaru. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Peranan Usaha Tenun Songket dalam Meningkatkan Perekonomian di Kota Pekanbaru Ditinjau dari Ekonomi Islam. B. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan ini pada peranan usaha tenun songket dalam meningkatkan perekonomian masyarakat kota Pekanbaru. Serta apa saja hambatan yang dialami tenun songket dalam mengembangkan usaha tenun songket dan bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap usaha tenun songket di Pekanbaru. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana peranan usaha tenun songket dalam meningkatkan perekonomian di kota Pekanbaru? 2. Apa saja hambatan yang dialami usaha tenun songket dalam mengembangkan usaha mereka? 3. Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap usaha tenun songket di Kota Pekanbaru?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui peranan usaha tenun songket dalam meningkatkan perekonomian di kota Pekanbaru. b. Untuk mengetahui hambatan yang dialami usaha tenun songket dalam mengembangkan usaha mereka. c. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap usaha tenun songket di Kota Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : a. Menambah wawasan di bidang ilmu ekonomi pada umumnya dan manajemen usaha kecil dan menengah pada khususnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum di bidang bisnis yaitu memberikan informasi mengenai peranana UKM khususnya UKM kain songket dan hambatan apa saja yang dihadapinya. c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu Ilmu Ekonomi Islam di Fakultas Syari ah dan Ilmu Hukum UIN Suska Pekanbaru. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru khususnya di sentra-sentra industri kecil dan menengah usaha songket di Kota Pekanbaru. Alasan memilih usaha songket adalah karena usaha songket di Pekanbaru cukup banyak dibandingkan kabupaten dan kota lain di provinsi Riau.

Berikut ini nama usaha tenun songket di kota Pekanbaru: Tabel 1 Usaha Songket di Kota Pekanbaru No. Nama Perusahaan Lokasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Cendrawasih Indonesia Art s Tengku Misnaryani Tenun Mas Wan Fitri Karya Mutiara Usaha Songket Mustika Mahligai Putri Usaha Winda Tenun Songket Hamidah Usaha Songket Bu Mis Sukajadi Pekanbaru Jl Indra Sari Pekanbaru Jl Sekolah Rumbai Jl Kayu Manis 44 Pekanbaru Jl Hangtuah Pekanbaru Jl Pemuda Pekanbaru Jl Utama Pekanbaru Jl Inpres Pekanbaru Jl Kayu Mas 48 Pekanbaru Jl Srikandi Pekanbaru Sumber : Dinas Perindustrian Kota Pekanbaru, 2014 2. Jenis dan Sumber Data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data 1. Data primer diperoleh dari pengusaha UKM kain songket yang berdomisili di Kota Pekanbaru dengan cara menyebarkan angket atau kuisioner. 2. Data sekunder dapat di peroleh dari instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Pekanbaru, Kantor Perindustrian Kota Pekanbaru serta instansi-intansi lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 3. Metode Pengumpulan data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data primer digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi yaitu teknik pengumpulan data berupa mencari data secara langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh informasi yang jelas dan sebenarnya.

b. Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan pertanyaan yang ada kaitannya dengan penelitian ini kepada pengusaha tenun songket dan karyawan yang berdomisili di Kota Pekanbaru untuk memperoleh data. c. Angket yaitu dengan melakukan penyebaran angket kepada Pengusaha UKM kain songket yang menjadi sampel dalam penelitian ini. d. Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data yang telah tersedia seperti jumlah UKM tenun songket di kota Pekanbaru, jummlah tenaga kerja, jumlah modal dan lain sebagainya. 4. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah pemilik dan karyawan usaha kecil menengah kain songket yang terdaftar dan dibina oleh Disperindag Kota Pekanbaru sebanyak 10 orang pemilik usaha. Jumlah UKM kain songket yang ada sebanyak 10 unit usaha yang dibina oleh Disperindag Kota Pekanbaru. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan metode sensus, karena jumlah populasi yang terbatas, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 10 orang yaitu 10 orang pemilik usaha. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono yaitu jika jumlah populasi hanya sedikit (terbatas) maka sampel diambil secara keseluruhan dengan metode sensus. 11 5. Metode Analisis Data Untuk mengetahui pendapatan dari industri kecil dan menengah kain songket di kota Pekanbaru, yaitu dengan menganalisa bagaimana usaha tenun 11 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 34

songket dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di kota Pekanbaru ditinjau dari perspektif Islam dan apa saja faktor-faktor penghambatnya. Data yang telah penulis peroleh dikumpulkan, kemudian di proses dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Artinya, data-data dan fakta yang diperoleh dilapangan dianalisis dengan mengaitkan pada teori-teori yang relevan dan sesuai dengan tujuan dari penelitian. Analisis yang digunakan adalah deskriptif, yaitu dengan menggambarkan seluruh peristiwa objek penelitian dan mengaitkan dengan teori yang ada dan ditabulasikan ke dalam tabel-tabel kemudian dipaparkan. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami skripsi ini, penulis membagi skripsi ini menjadi 5 bab yaitu : BAB I : Sesuai dengan judul skripsi ini, maka pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistimatika penulisan. BAB II : Bab ini menyajikan tentang tinjauan umum usaha kecil dan menengah kain songket di kota Pekanbaru. BAB III : Bab ini mengemukakan tentang tinjauan teori tentang usaha kecil dan menengah. BAB IV : Berisi tentang peranan UKM kain songket dalam meningkatkan perekonomian masyarakat kota Pekanbaru serta faktor-faktor penghambatnya. BAB V : Bab ini merupakan bab kesimpulan dan saran yang didasarkan pada bab-bab sebelumnya.