Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

LEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

Aida Minropa* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

II. PENGETAHUAN RESPONDEN Petunjuk pengisian: Berilah tanda (x) pada jawaban yang saudara anggap benar.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

Faktor Risiko Terjadinya Osteoporosis Pada Wanita Menopause

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya (WHO, 2004). Jumlah populasi

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

ABSTRAK. Kata Kunci : Osteoporosis, Menopause

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Stikes Muhammadiyah Gombong

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

METODE PENELITIAN. n =

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB III METODE PENELITIAN

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

OSTEOPOROSIS DEFINISI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi gizi dan aktivitas fisik

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

Jurnal Dunia Kesmas Volume 3. Nomor 1. Januari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan massa tulang. Kehilangan massa tulangini terjadi dalam proses yang lambat dan tanpa adanya gejala serta resiko osteoporosis meningkat dengan bertambahnya usia. Penelitian dilaksanakan di Posyandu Lanjut Usia Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung, dengan tujuan utamanya melakukan eksplorasi deskriptif dalam fenomena kesehatan tentang hubungan pola hidup terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang. Desain penelitian cross sectional yaitu penelitian yang bersifat survei deskriptif korelatif. Populasi adalah seluruh wanita lanjut usia ( 60 tahun), masih mampu berjalan, dan bertempat tinggal di Kecamatan Rajabasa yaitu berjumlah orang wanita usia lanjut. Metode analisis data dengan uji statistik Chi-Square, dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05). Hasil penelitian didapatkan dari responden berdasarkan distribusi pola makan, ada yang memiliki pola makan kurang baik dan yang memiliki pola makan baik, distribusi aktivitas fisik atau ber-olah raga teratur terdapat,1% yang melakukan aktivitas fisik kurang baik dan 52,9% yang melakukan aktivitas fisik baik. Berdasarkan distribusi kebiasaan merokok sebesar 14,3% dan 85,7% tidak memiliki kebiasaan merokok, berdasarkan kebiasaan minum kopi yaitu 42,9% dan 57,1% tidak memiliki kebiasaan minum kopi, sedangkan berdasarkan distribusi kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu ada 20% dan 80% tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang sebesar dan lainnya tidak menderita bungkuk osteoporosis tulang belakang. Hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara pola makan, pola aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kebiasaan meminum kopi terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang, sedangkan hubungan tidak bermakna antara kebiasaan memium kopi terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang. Kata Kunci : Pola hidup, Wanita usia lanjut, Osteoporosis Tulang Belakang. LATAR BELAKANG Osteoporosis merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan tulang dan meningkatkan kemungkinan untuk mengalami patah tulang (Sadoso, 2002). Seorang tokoh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) yaitu Kanis. J menyatakan bahwa jumlah patah tulang osteoporosis meningkat dengan cepat, sehingga anggaran yang dikeluarkan untuk penyakit osteoporosis makin bertambah. Lebih rinci dikemukaan bahwa jumlah wanita usia 50-59 tahun yang menderita osteoporosis mencapau 24% dan usia 60- tahun mencapai 62%. Menurut laporan Pusat Penelitian Gizi dan makanan Depkes RI pada tahun 1999-2002 menyebutkan di Indonesia sendiri masalah osteoporosis telah mencapai tingkat yang perlu di waspadai yaitu 19,7%. Resiko tinggi osteoporosis di 14 propinsi, diantaranya Jawa Tengah 24,02%, DIY 23,5%, Sumatera Utara 22,82%, Jawa Timur 21,42%, dan Kalimantan Timur 10,5% (Setyohadi, 2003). Resiko osteoporosis meningkat dengan bertambahnya usia, sedangkan berdasarkan jenis kelamin, osteoporosis dapat terjadi pada wanita maupun pria. Hasil penelitian para ahli sebanyak 80% terjadi pada wanita, pada pria hanya 13% massa tulang bagian korteks yang hilang ketika mencapai puncaknya. Ditemukan data pada usia 50 tahun resiko patah tulang pada wanita tiga kali lebih besar daripada pria. Wanita kehilangan massa tulang secara cepat pada 7 sampai 10 tahun pertama setelah menopouse, karena [39]

penurunan kadar estrogen. Jumlah massa tulang yang hilang pada setiap wanita yang telah mengalami menopouse sangat bervariasi. Namun yang jelas kecepatan hilangnya massa tulang selama masa menopouse 6 kali lebih cepat daripada pria (Sadoso, 2002). Tulang secara normal berangsur menjadi rapuh bersamaan dengan semakin tua usia. Biasanya kerapuhan itu berkisar pada angka 0,7% per tahun. Pada proses menua, umumnya kecepatan pembentukan tulang menjadi lebih lambat dalam setiap siklus pembentukan tulang. Sebagai hasilnya, lebih banyak tulang yang hilang daripada yang dibentuk. Hal ini dapat menyebabkan fraktur, terutama pada pinggul dan punggung, tulang-tulang yang panjang dari kedua lengan serta kedua tungkai dan tulang rusuk. Di AS, dari 1500 kasus fraktur tulang pada wanita pasca menopouse, ada 650 kasus diantaranya adalah fraktur vertebra atau tulang belakang yang merupakan fraktur tulang terbesar pada wanita sebagai manifestasi klinis dari osteoporosis pascamenopause. Osteoporosis tulang belakang menimbulkan banyak gejala, salah satunya adalah bungkuk punggung. Faktor resiko osteoporosis dibagi dalam dua jenis yaitu yang betrsifat bawaan seperti jenis kelamin, usia tua, riwayat keluarga, ras, menopouse, dan ukuran tubuh. Faktor resiko yang kedua yang disebabkan pola hidup seperti pola makan atau nutrisi yang di komsumsi, aktivitas fisik, kebiasaan berolah raga, kebiasaan merokok, kebiasaan meminum kopi, dan kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu (Setyohadi, 2003). Hasil studi pendahuluan berdasarkan data sampai dengan Bulan Desember 2010, wanita usia lanjut yang sering berkunjung ke Posyandu Usia Lanjut Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung berjumlah 100 orang dan terdapat beberapa pola hidup yang berhubungan dengan resiko bungkuk osteoporosis tulang belakang. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah apakah kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang berhubungan dengan faktor pola hidup pada wanita usia lanjut di Posyandu Usia Lanjut Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola hidup terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut di Posyandu Usia Lanjut Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik korelatif dengan desain cross sectional, dimana variabel independen dan dependen penelitian diukur dalam waktu yang bersamaan. Variabel independen penelitian adalah pola hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasan minum kopi, dan kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu) dan variabel dependen adalah kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang. Hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah ada hubungan antara pola hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasan minum kopi, dan kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu) terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang. Populasi penelitian adalah seluruh wanita usia lanjut yang berjumlah 77 orang. Kriteria inklusif populasi adalah usia lanjut yang bertempat tinggal di kecamatan Rajabasa, berumur 60 tahun, masih bisa berjalan, masih bisa membaca dan menulis, serta mendapat pelayanan kesehatan di Posyandu Usia Lanjut Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Berdasarkan kriteria inklusi tersebut, maka jumlah sampel penelitian sebanyak orang wanita usia lanjut. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner penelitian yang dibagikan kepada setiap wanita usia lanjut sesuai kriteria inklusi dan sedang mendapat pelayanan kesehatan di Posyandu. Data diperoleh dengan cara wawancara dan melakukan observasi [40]

tentang penurunan tinggi badan untuk mendeteksi kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari Analisis Univariat dan Analisis Bivariat. Analisis Univariat, untuk mendeskripsikan variabel pola hidup yang diteliti dan kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang. Analisis Bivariat, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasan minum kopi, dan kebiasaan mengkonsumsi obatobatan tertentu) terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang, dengan menggunakan uji statistik Chi Kuadrat (X 2 ). Sedangkan untuk mengetahui keeratan suatu hubungan antara variabel dependen satu dengan variabel dependen yang lain terhadap variabel independen, maka dipakai rumus koefisien kontingensi (Contingency Coefficient) (Arikunto, 2002). HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan setelah semua kuesioner diolah, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Analisis Univariat Berdasarkan hasil analisis univariat terhadap responden penelitian diketahui bahwa kejadian bungkuk osteoporosis pada responden adalah (23 orang) dan tidak bungkuk sebanyak ( orang). Kebiasaan pola hidup terdiri dari kebiasaan pola makan responden dalam kategori baik sebanyak orang (), kurang baik 23 orang (). Kebiasaan melakukan aktifitas sebanyak 37 orang (52,9%), tidak melakukan aktifitas 33 orang (,1%). Kebiasaan merokok 10 orang (14,3%), tidak merokok 60 orang (85,7%). Kebiasaan minum kopi 30 orang (42,9%), tidak minum kopi 40 orang (57,1%). Kebiasaan menggunakan obat-obatan tertentu sebanyak 14 orang (20%) dan tidak menggunakan obat-obatan tertentu sebanyak 56 orang (80%). Analisis Bivariat Analisis dilakukan untuk menguji faktor-faktor pola hidup (pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasan minum kopi, dan kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu) berhubungan dengan kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut di Posyandu Usia Lanjut di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat (Chi Square). Hasil dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 1: Hasil Analisis Hubungan Makan dengan Kejadian Osteoporosis pada wanita usia lanjut Pola Makan Baik Kurang Baik Kejadian Tdk 8 39 17,02% 82,98% 15 65,22% 8 34,78% 23 ρv 0,0001 OR 9,141, Cl 95% (2,904-28,77) c = 0,434 Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan pola makan dengan kejadian bungkuk osteoporosis didapatkan ρ value 0,0001 secara signifikan berarti ada hubungan yang bermakna antara pola makan dan dengan kejadian bungkuk osteoporosis pada wanita usia lanjut. Dimana dari uji statistik juga didapatkan nilai OR 9,141 dan CI 95% (2,904 28,77). Faktor pola makan mempunyai peluang 9,141 kali untuk dapat mengalami kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang, sedangkan nilai c = 0,434 menunjukkan adanya hubungan tetapi sedang. [41]

Tabel 2: Hasil Analisis Hubungan Aktifitas sehari-hari dengan Kejadian Osteoporosis pada wanita usia lanjut Pola Aktifitas Melakukan Kejadian Tdk 5 32 13,51% 86,49% 37 Melakukan 18 54,55% 15 45,45% 33 P value = 0,001, OR =7,68, Cl = 95% (2,395-24,628), c = 0,400 Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan pola aktifitas sehari-hari dengan kejadian bungkuk osteoporosis didapatkan ρ value 0,001, OR 9,141 dan CI 95% (2,904 28,77) secara signifikan berarti ada hubungan yang bermakna antara pola aktifitas sehari-hari dengan kejadian bungkuk osteoporosis pada wanita usia lanjut. Pola aktivitas fisik sehari-hari mempunyai peluang 7,680 kali untuk dapat mengalami kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut dan menunjukkan adanya hubungan tetapi lemah (c = 0,400). Tabel 3: Hasil Analisis Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Osteoporosis pada wanita usia lanjut Kebiasaan Merokok Merokok Merokok Kejadian Tdk 9 1 90% 10% 14 23,33% 46 76,67% 10 60 P value = 0,0001, OR = 29,57, Cl = 95% (3,44-25,41), c = 0,445 Berdasarkan tabel 3 diatas didapatkan kebiasaan merokok dengan kejadian bungkuk osteoporosis didapatkan ρ value 0,001, OR 7,68 dan CI 95% (2,395 24,628) secara signifikan berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian bungkuk osteoporosis pada wanita usia lanjut. Keeratan hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut didapatkan nilai OR = 29,571, yang berarti mempunyai peluang 29,571 kali untuk mengalami bungkuk osteoporosis tulang belakang, dan nilai c = 0,445 menunjukkan keeratan hubungan sedang. Tabel 4: Hasil Analisis Kebiasaan Minum Kopi dengan Kejadian Osteoporosis pada wanita usia lanjut Kebiasaan Minum Kopi Minum Minum Kejadian Tdk 15 15 50% 50% 8 20% 32 80% 30 40 P value = 0,017, OR = 4,00 Cl = 95% (1, 393-11,845), c = 0,301 Berdasarkan tabel 4 diatas didapatkan kebiasaan minum kopi dengan kejadian bungkuk osteoporosis didapatkan ρ value 0,017, OR 4,00 dan CI 95% (1,393 11,845) secara signifikan berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian bungkuk osteoporosis pada wanita usia lanjut. Hubungan antara kebiasaan minum kopi terhadap kejadian bungkuk osteoporosis pada wanita usia lanjut didapatkan nilai OR = 4,000 yang berarti kebiasaan minum kopi mempunyai peluang empat kali dapat [42]

mengalami bungkuk osteopororis tulang belakang dan nilai c = 0,301 yang menunjukkan adanya hubungan tetapi lemah. Tabel 5: Hasil Analisis Hubungan Kebiasaan Menggunakan Obatobatan tertentu dengan Kejadian Osteoporosis pada wanita usia lanjut Kebiasaan Menggunakan Obat Menggunakan Menggunakan Kejadian Tdk 8 6 57,14% 42,86% 15 16,78% 41 73,22% 14 56 P value = 0,065, OR = 3,644 Cl = 95% (1, 084-12,25), c = 0,250 Berdasarkan tabel 5 diatas variabel kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu dengan kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut dinyatakan tidak mempunyai hubungan yang bermakna, dimana nilai p value > 0,05. Responden yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu mempunyai peluang 3,644 kali untuk mengalami bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut. Koefisien kontingensi didapatkan nilai c = 0,250, yang berarti menunjukkan keeratan hubungan lemah. PEMBAHASAN Kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang dapat terjadi lebih cepat pada wanita usia lanjut yang mengalami gangguan pola makan seperti diet yang menyebabkan kekurangan protein nabati dan vitamin D serta kekurangan asupan kalsium dapat menghambat pembentukan tulang pada wanita pascamenopouse (Setyohadi, 2003). Aktivitas fisik seperti berolah raga secara teratur sangat berpengaruhi terhadap pencegahan osteoporosis. Olah raga bermanfaat untuk melatih otot punggung dan otot-otot gerak atas dan bawah yang akan memberi rangsangan mekanik pada tulang, sehingga akan memberikan kekuatan pada tulang. Olah raga yang dianjurkan seperti jalan kaki, berenang, dan bersepeda. melakukan aktivitas fisik menyebabkan peningkatan pembuangan kalsium melalui air kencing dan penyerapan tulang oleh osteoklast, sekaligus mengurangi pembentukan tulang oleh osteoblast akibat penurunan massa tulang (Sadoso. S, 2002). Kebiasaan merokok berhubungan dengan penurunan massa tulang dan lebih sering terjadi pada wanita postmenopouse memiliki fraktur sedikitnya satu vertebra. Mekanisme yang mungkin menjelaskan pada wanita tua menopouse yang merokok dan mereka ratarata menjadi kurus. Merokok dapat mempengaruhi kadar estrogen dan juga mempengaruhi ovarium (indung telur). Merokok mengandung zat nikotin serta karbonmonoksida yang dapat menyebabkan estrogen diubah didalam hati menjadi bentuk berbeda, yang tidak bermanfaat lagi didalam melindungi tulang (Setyohadi, 2003). Lebih lanjut Setyohadi (2003) berpendapat bahwa kafein meningkatkan kehilangan kalsium melalui urine dan feses. Efeknya tidak bagus tetapi malah semakin memperparah keseimbangan negatif kalsium pada wanita postmenopouse. Kafein juga bersifat deuritik yaitu meningkatkan jumlah kencing yang dikeluarkan dan berarti meningkatkan jumlah kalsium yang dibuang. Konsumsi kopi atau kafein 2-3 gelas perhari atau sejumlah 400 mgr merupakan jumlah yang cukup berarti unutk pengeluaran kalsium. Kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu ternyata dalam penelitian ini tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang. Hal ini berbeda dengan teori yang dijelaskan oleh Surasmo (2001) bahwa penggunaan obatobatan tertentu seperti kortikosteroid dapat menyebabkan osteoporosis sekunder, karena [43]

memudahkan terjadinya pengurangan massa tulang yang akhirnya menyebabkan osteoporosis. Fraktur pada pemakaian kortikosteroid kronik dilaporkan berkisar 30% -50%, terutama pada wanita paskamenopouse. KESIMPULAN Penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara variabel-variabel pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kebiasaan minum kopi terhadap kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut, sedangkan untuk variabel kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan tertentu tidak berhubungan dengan kejadian bungkuk osteoporosis tulang belakang pada wanita usia lanjut. Berdasarkan kesimpulan maka penulis menyarankan untuk menggalakkan program penyuluhan kesehatan faktor-faktor resiko bungkuk osteoporosis tulang belakang, terutama kepada kaum perempuan oleh pihak terkait, menjalankan program pola hidup sehat sejak dini bagi wanita lanjut usia, terutama pola makan sehat, pola aktivitas fisik teratur, menghindari kebiasaan merokok dan minum kopi serta merencanakan dan melaksanakan pelatihan manajemen pelayanan kesehatan usia lanjut di tingkat puskesmas bagi tenaga kesehatan yang mengelola pelayanan kesehatan usia lanjut. * Dosen pada Prodi Keperawatan Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. DAFTAR PUSTAKA Sadoso, Sumosardjono. 2002. 100 jawaban tentang Osteoporosis. Senior. Jakarta. Setyohadi, Bambang. 2003. Seri Penyakit Wanita : Menyiasati Osteoporosis. Nirmala. Jakarta. [44]