PENGARUH PUPUK KOMPOS LAMTOROGUNG (Leucaena leucocephala) DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. BAHAN DAN METODE

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

PENGARUH JENIS PUPUK ORGANIK DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN LIDAH BUAYA

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

III. MATERI DAN METODE

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN METODE PENELITIAN

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BERBAGAI PERSENTASE NAUNGAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TOMAT AKIBAT PERLAKUAN JENIS PUPUK. Growth and Yield of Two Tomato Varieties in Response to Various Fertilizers

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D DAN ZAT PENGATUR TUMBUH HARMONIK

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH. Effectiveness of Organic Fertilizer on Growth and Yield of Red Chili

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIETAS DAN KONSENTRASI PUPUK BAYFOLAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

Cara Menanam Cabe di Polybag

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI MELALUI KOMBINASI PUPUK ORGANIK LAMTOROGUNG DENGAN PUPUK KANDANG

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

RESPON TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascolonicum L. ) VARIETAS TUK TUK TERHADAP PENGATURAN JARAK TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR NASA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PINANG (Areca catechu L.)

BAB IV. METODE PENELITIAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PENGARUH INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR ENVIRO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2013 Januari 2014 di Dusun

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

RESPONS BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI PADA LAHAN BEKAS TSUNAMI

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Tata Cara penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

Transkripsi:

PENGARUH PUPUK KOMPOS LAMTOROGUNG (Leucaena leucocephala) DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) The Effect of Lamtorogung Manure (Leucaena leucocephala) and Planting Spacing on Growth and Yield of Tomatoes (Lycopersicum esculentum Mill.) 1) 2) Mardhiah Hayati 1), Erita Hayati 1) dan Khairi Narossa 2) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Alumni Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRACT The aim of this study was to find out the effect of dosages of lamtorogung manure and planting spacing, and interaction between them, on both growth and yield of tomatoes. Treatments were arranged by Factorial Completely Randomized Block Design 3 x 3 with 3 replications. Factors evaluated were dosage of lamtorogung manure (15, 25 and 35 ton ha -1 ) and planting spacing (50 cm x 60 cm, 50 cm x 70 cm and 50 cm x 80 cm). Variables observed were the height of plant and diameter of the lower end of stem at 15, 30 and 45 days after planting, the number of fruits per plant (3 times harvest), the weight of fruits per plant, and diameter of fruit. The result of the study indicated that dosage of lamtorogung manure of 25 ton ha -1 was the best for the highest tomato yield, and planting spacing of 50 cm x 80 cm was the best for both plants growth and yield. There was no interaction between both treatments towards growth and yield. Keywords: lamtorogung manure, planting spacing, tomatoes PENDAHULUAN Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah salah satu jenis tanaman hortikultura, yang bermanfaat untuk kesehatan dan obat-obatan. Kandungan zat-zat di dalam 100 g buah tomat berupa 30 kalori, vitamin C 40 mg, vitamin A 1.500 S.I, zat besi dan calsium (Wiryanta 2002). Produksi buah tomat di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data produksi di Indonesia tahun 1999, yaitu sekitar 6,3 ton/ha. Produksi ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tropis lainnya seperti Taiwan yang telah mencapai 21,1 ton ha -1, Arab Saudi 13,4 ton ha -1, India 9,0 ton ha -1 dan Filipina 7,0 ton ha -1 (Irfandri 1999). Maka perlu adanya usaha intensifikasi tanaman untuk meningkatkan produksi buah tomat di Indonesia. Usaha intensifikasi tanaman yang dimaksud adalah, berupa pemupukan dan pengaturan jarak tanam yang lebih baik. Pemupukan diupayakan tidak bertentangan dengan prinsip LEISA (Low External Input Sustainble Agriculture) namun dapat memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman. Salah satu usaha yang dimaksud adalah pemberian pupuk organik berupa pupuk kompos lamtorogung. Kompos dan humus merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan sisa-sisa tanaman atau limbah organik (Musnamar, 2003). Ismawati (2003) dalam Abdurahman (2005) menambahkan, kompos merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan yang berasal dari limbah hayati. Dosis penggunaan pupuk organik sebagai perbandingan, dapat dilihat pada tanaman padi dan kedelai 20-30 ton ha -1 sedangkan untuk jagung 20-25 ton ha -1 (Sutanto 2002). Berdasarkan rekomendasi penggunaan pada tanaman padi, kedelai dan jagung maka penting dilakukan penelitian untuk menentukan pada dosis berapakah, pemberian pupuk kompos yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian yang dilakukan, memanfaatkan pupuk kompos lamtorogung (Leucaena leucocephala). 8 Agrista Vol. 14 No. 1, 2010

Lamtorogung merupakan tanaman yang dibawa dari Filipina yang kemudian dikembangkan di Indonesia (Suprayitno 1981). Pemanfaatan dedaunan lamtorogung sebagai bahan baku pupuk kompos karena kandungan nitrogen yang tinggi. Menurut Koudoro (1982) dalam Ichsan et al.. (2001) pupuk organik yang berasal dari limbah lamtorogung terdiri atas 4,33% N, 0,28 % P, 2,6 % K, 1,44 % Ca dan 0,36 % Mg, ditambah lagi bentuk daun yang simetris kecil-kecil dalam jumlah banyak, dengan warna hijau muda, mempercepat proses penguraian bahan baku menjadi pupuk kompos. Perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman ditentukan oleh faktor-faktor pembatas hidup, termasuk didalamnya pengaturan jarak tanam. Jarak tanam mutlak dibutuhkan dari populasi suatu tanaman, hal ini sejalan dengan pendapat Taufik (1992) menyatakan bahwa pengaturan populasi dan jarak tanam akan mempengaruhi terhadap tersedianya faktorfaktor tumbuh terutama cahaya matahari dan unsur hara tanaman. Harjadi (1984) menambahkan bahwa jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman dan efesiensi penggunaan cahaya matahari serta kompetisi antara tanaman dalam memperoleh air maupun unsur hara sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya tanaman tomat adalah 50 cm x 60 cm atau 70 cm x 80 cm tergantung pada varietas dan kesuburan tanah (Tugiyono 2002). Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa dosis pupuk kompos lamtorogung yang tepat dan pada jarak tanam berapakah yang sesuai untuk mendapat pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terbaik. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Landom, Kecamatan Lueng Bata, Kotamadya Banda Aceh, yang dilaksanakan pada bulan April 2008 sampai Juli 2008. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih tomat varietas Ratna, sebanyak satu kemasan (5 g), tanah untuk persemaian sebanyak 50 kg, pupuk kompos lamtorogung (sebagai pupuk dasar) 730 kg, pupuk NPK sebagai pupuk tambahan 500 kg ha -1 (0,45 kg/ bedeng) total 12,15 kg, pupuk kandang sebanyak 2 karung untuk persemaian, dekomposer Efektif Mikroorganisme (EM-4) dan gula pasir, polybag untuk persemaian. Pestisida yang dipakai fungisida Dithane M-45 dan insektisida Decis 2,5 EC. Alat-alat yang digunakan antara lain : cangkul dan ayakan, gembor, bambu, tali rafia, timbangan, jangka sorong, handsprayer (volume 15 liter), ember, parang, meteran, karung plastik, pisau, papan nama dan alat tulis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3x3 dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 27 satuan percobaan. Ada dua faktor yang diteliti yaitu :faktor pupuk kompos lamtorogung terdiri dari tiga (3) taraf yaitu : P 1 = 15 ton ha -1 (13,5 kg/bedeng), P 2 = 25 ton ha -1 (22,5 kg/bedeng) dan P 3 = 35 ton ha -1 (31,5 kg/bedeng). Faktor jarak tanam terdiri dari (3) taraf yaitu : J 1 = 50 cm x 60 cm, J 2 = 50 cm x 70 cm dan J 3 = 50 cm x 80 cm. Pembuatan pupuk kompos lamtorogung yaitu menyiapkan daun lamtorogung beserta ranting sebanyak 730 kg, 2 liter EM-4, 40 liter air, 1,5 kg gula pasir. Larutan 2 liter EM-4 dicampur dengan 40 liter air dan 1,5 kg gula pasir kemudian diaduk sampai larut. Larutan tersebut disiramkan secara merata pada daun lamtorogung, kemudian ditutup dengan karung plastik selama 3 minggu. Ciri-ciri pupuk kompos yang telah matang berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang khas (menyengat). Media semai terdiri atas campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 berdasarkan volume. Benih disemai, tiap polybag ditanam satu benih. Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum tanam sedalam 30 cm, plot dibuat dengan ukuran 3 m x 3 m sebanyak 27 plot, jarak antar plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm. Penanaman dilakukan ketika bibit berumur 28 hari setelah semai atau sudah Agrista Vol. 14 No. 1, 2010 9

mempunyai 3 atau 4 helai daun, dimana pertumbuhannya sudah kuat. Bibit dipindahkan ke lahan produksi dengan cara membuat lubang tanam yang sesuai dengan ukuran polybag semai. Bibit yang dipindahkan terlebih dahulu diseleksi yang pertumbuhannya normal, dengan kriteria : batang tumbuh lurus dan tegak, plumula tidak cacat dan berwarna hijau (tidak menguning). Jarak antar tanaman sesuai dengan perlakuan jarak tanam. Pemupukan dasar berupa pupuk kompos lamtorogung sesuai dengan perlakuan, dilakukan setelah pengolahan lahan, pemberian pupuk dengan cara larikan dan dibenamkan di dalam tanah. Pemupukan susulan dilakukan dengan pemberian pupuk NPK 0,45 kg/bedeng pupuk diberikan dengan cara larikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman tomat berumur 10 hari setelah tanam (tinggi tanaman sekitar 10-15 cm) dengan menggunakan bambu yang ditancapkan disamping tanaman dan diikat dengan tali rafia. Jarak ajir dengan tanaman sekitar 7 cm. Pemeliharaan tanaman tomat meliputi penyiraman, penyiangan dan pembumbunan, pemangkasan dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Penyiraman tidak dilakukan bila turun hujan. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut dan mencangkul gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan yaitu pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam dengan interval 10 hari sekali sampai tanaman mulai berbuah. Pemangkasan awal dimulai pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam yang dilakukan pada tunas-tunas ketiak daun (cabang lateral) yang tumbuh pada ruas-ruas tanaman dan menyisakan satu tunas yang tumbuh tepat di bawah tandan bunga pertama sehingga tanaman menjadi dua cabang. Peemangkasan dilakukan setiap 3 hari sekali dan dihentikan pada saat tanaman memasuki fase pembungaan (umur 27 hari setelah tanam). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 cc 1-1 air dan fungisida Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g 1-1 air sebagai tindakan preventif. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali pada waktu sore hari. Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 98-112 hari setelah tanam (HST) dengan kriteria mengeringnya tepi daun tua dan kulit buah berubah warna dari kehijauan menjadi kemerah-merahan atau kekuning-kuningan. Panen dilakukan secara bertahap karena masaknva buah tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dilakukan setiap 5 hari sekali sampai 3 kali panen, yaitu pada umur 98 HST, 102 HST dan 107 HST. Peubah yang diamati meliputi: tinggi tanaman (cm) dan diameter pangkal batang (mm) pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam (HST). Jumlah buah/tanaman yang dihitung pada setiap kali panen dan dijumlahkan (3 kali panen). Berat buah/tanaman (g) dan diameter buah (mm). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Dosis Pupuk Kompos Lamtorogung Dosis pupuk kompos lamtorogung berpengaruh nyata terhadap diameter buah, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter pangkal batang umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman, serta berat buah per tanaman. Tabel 1 menunjukkan bahwa diameter buah per tanaman terbesar dijumpai pada dosis pupuk kompos lamtorogung 35 ton/ha (P 3 ) yaitu sebesar 9,66 cm yang tidak berbeda nyata pada dosis 25 ton ha -1 (P 2 ) dan berbeda nyata pada dosis 15 ton ha -1 (P 1 ). Diameter buah terbesar pada perlakuan dosis pupuk kompos lamtorogung 25 ton ha -1 (P 2 ) yang tidak berbeda dengan 35 ton ha -1 (P 3 ). Hal ini 10 Agrista Vol. 14 No. 1, 2010

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dan diameter pangkal batang tanaman tomat umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah, berat buah dan diameter buah pada berbagai dosis pupuk kompos lamtorogung Peubah yang diamati Dosis Pupuk Kompos Lamtorogung (ton ha -1 ) BNJ 0,05 P 1 (15) P 2 (25) P 3 (35) Tinggi Tanaman 57,18 93,92 103,74 57,55 94,82 106,74 54,77 97,62 107,14 - Diameter Pangkal Batang 0,80 0,92 1,07 0,77 0,90 1,02 0,86 0,94 1,04 Jumlah Buah 8,12 6,63 7,66 - Berat Buah 281,92 286,16 338,37 - Diameter Buah 8,42 a 9,64 b 9,66 b 1,16 Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ). - HST = Hari Setelah Tanam Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman dan diameter pangkal batang tanaman tomat umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah, berat buah dan diameter buah pada berbagai perlakuan jarak tanam Jarak Tanam Tomat (cmxcm) BNJ Peubah yang diamati J 1 (50x60) J 2 (50x70) J 3 (50x80) - 0,05 Tinggi Tanaman 40,33 a 87,08 a 96,92 a 54,46 b 92,03 ab 104,33 ab 74,72 c 107,25 c 116,37 c 9,25 14,26 14,12 Diameter Pangkal Batang 0,72 0,86 1,04 0,89 0,98 1,09 0,82 0,92 1,00 Jumlah Buah 7,08 7,41 7,92 - Berat Buah 262,56 283,04 360,86 - Diameter Buah 8,47 a 9,03 ab 10,21 c 1,16 Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (uji BNJ). - HST = Hari Setelah Tanam - sesuai dengan pendapat Dartius (1990), bahwa ketersediaan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman yang berada dalam keadaan cukup, maka hasil metabolismenya akan membentuk protein, enzim, hormon dan karbohidrat, sehingga pembesaran, perpanjangan dan pembelahan sel akan berlangsung dengan cepat. Menurut Harjadi (1984) pemberian pupuk pada saat tanaman memerlukannya akan memberikan tanggapan tanaman yang baik dan menghindari kerusakan disamping Agrista Vol. 14 No. 1, 2010 11

itu pemupukan akan efektif dan ekonomis. Tanaman yang mendapat suplai unsur hara yang cukup selama masa pertumbuhannya berdampak pada membesarnya diameter buah. Menurunnya diameter buah per tanaman yang dijumpai pada dosis pupuk 15 ton ha -1 (P 1 ). Hal ini diduga karena pupuk organik belum cukup tersedia, maka pupuk organik tersebut harus diberikan pada dosis yang tepat dan jenis yang sesuai, pada penelitian ini dijumpai pada dosis 25 ton ha -1 (P 2 ) yang tidak berbeda dengan 35 ton ha -1 (P 3 ). Yuwono et al.. (2001) menambahkan bahwa kecepatan dekomposisi tergantung dari kualitas pupuk organik yang digunakan. Pengaruh Jarak Tanam Perlakuan jarak tanam tomat berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 15, 30 dan 45 HST serta diameter buah per tanaman. Akan tetapi perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman. Tabel 2 menunjukan bahwa tanaman tomat umur 15, 30 dan 45 HST tertinggi dijumpai pada perlakuan jarak tanam 50 cm x 80 cm (J 3 ) yaitu sebesar 74,72 cm, 107,25 cm dan 116,37 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan jarak tanam 50 cm x 70 cm (J 2 ) dan 50 cm x 60 cm (J 1 ). Akan tetapi perlakuan jarak tanam 50 cm x 70 cm (J 2 ) tidak berbeda nyata dengan perlakuan jarak tanam 50 cm x 60 cm (J 1 ), pada umur 30 dan 45 HST. Tanaman tertinggi pada umur 15, 30 dan 45 HST dan diameter buah terbesar dijumpai pada jarak tanam 50 cm x 80 cm (J 3 ) yang berbeda dengan 50 cm x 70 cm (J 2 ) dan 50 cm x 60 cm (J 1 ). Diduga pada perlakuan jarak tanam 50 cm x 80 cm (J 3 ) pada tanaman tomat kurang terjadinya kompetisi, sehingga tanaman dapat tumbuh optimum dan lebih efesien dalam memanfaatkan sinar matahari, unsur hara, air dan udara (CO 2 dan O 2 ). Hal ini sejalan dengan pendapat Dartius (1990) yang menyatakan bahwa jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan tidak leluasanya pertumbuhan sehingga terjadi penindihan daun sesamanya disamping itu terjadi persaingan dalam memperoleh air, udara, unsur hara dan intensitas cahaya matahari. Diameter buah per tanaman pada tanaman tomat lebih rendah dijumpai pada perlakuan jarak tanam 50 cm x 60 cm (J 1 ), ini diduga karena rapatnya populasi tanaman, sehingga menimbulkan persaingan terhadap faktor-faktor tumbuh antara individu tanaman. Persaingan tersebut mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Menurut Lovelles (1987) persaingan antara individu tanaman terjadi akibat adanya kesamaan keperluan sinar matahari, air dan unsur hara dari tanah yang dapat diserap tanaman sehingga mengakibatkan proses pertumbuhan cenderung menjadi lambat dan tertekan. Pengaruh Interaksi Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara dosis pupuk kompos lamtorogung dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat pada semua peubah yang diamati yaitu tinggi tanaman umur dan diameter pangkal batang umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan diameter buah per tanaman. Hal tersebut menunjukan bahwa perbedaan respons tanaman tomat akibat perbedaan dosis pupuk kompos lamtorogung tidak tergantung pada jarak tanam begitu pula perbedaan respon tanaman tomat akibat perbedaan jarak tanam tidak tergantung pada dosis pupuk kompos lamtorogung. SIMPULAN DAN SARAN Dosis pupuk kompos lamtorogung berpengaruh nyata terhadap diameter buah, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter pangkal batang umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman, serta berat buah per tanaman. Hasil tanaman terbaik pada perlakuan dosis pupuk kompos lamtorogung 25 ton ha -1. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata 12 Agrista Vol. 14 No. 1, 2010

terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST serta diameter buah, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman terbaik pada perlakuan jarak tanam 50 cm x 80 cm. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara dosis pupuk lamtorogung dengan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap berbagai dosis pupuk kompos lamtorogung dengan interval yang lebih dekat antar 15 30 ton/ha dan jarak tanam, juga pada musim tanam yang berbeda. Agar dapat diketahui pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terbaik dengan dosis dan jarak tanam serta musim yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman. 2005. Teknik pemberian pupuk organik dan mulsa pada budi daya mentimun jepang. Buletin Teknik Pertanian. Jakarta. Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Harjadi, S.S. 1984. Pengantar agronomi. Gramedia, Jakarta. Ichsan, C.N., Syafruddin & N. Bugis. 2001. Konservasi lahan dengan Sumber daya lahan yang tersedia. Penuntun Praktikum Konservasi Lahan. Bidang Studi agronomi Jurusan BDP Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda Aceh. Lovelless, A. R. 1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropis (terjemahan Kartawinata, D. Miharja dan Soetisno). PT. Gramedia. Jakarta. Musnamar, E.I. 2003. Pupuk organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprayitno. 1981. Lamtorogung dan manfaatnya. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Sutanto, R. 2002. Pertanian organik, menuju pertanian alternatif dan berkelanjutan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Taufik. 1992. Pengaruh jarak tanam dan pemupukan nitrogen terhadap produksi dan kandungan HCN tanaman ubi kayu (Manihot utilissima). Skripsi Jurusan BDP Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Darussalam Banda Aceh. Tugiyono, H. 2002. Bertanam tomat. Penebar Swadaya, Jakarta. Wiryanta, B.T.W. 2002. Bertanam Tomat. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta. Yuwono, M., N. Basuki & L. Agustina. 2001. Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomea batatas (L.) Lam.) pada Macam dan Dosis Pupuk Organik yang Berbeda Terhadap Pupuk Anorganik. Universitas Brawijaya. Malang. Agrista Vol. 14 No. 1, 2010 13