BAB I PENDAHULUAN. bangsa sendiri. Semua potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus digali dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri. Pajak merupakan salah satu yang menjadi sumber

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Arum

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dari tahun ke tahun kontribusi pajak pada penerimaan negara terus

2015 PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

BAB 1 PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi di antaranya KDL Tk. I

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak adalah iuran kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. Semakin baik perekonomian suatu negara, maka akan semakin maju negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki anggaran. pendapatan bertumpu pada sektor perpajakan. Kementerian Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan biaya yang tak sedikit jumlahnya. Usaha yang dilakukan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kontribusi Penerimaan Pajak Terhadap Penerimaan Negara

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan peningkatan jumlah dan kebutuhan masyarakat. (Lubis, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. dari negara. Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Negara. kewajiban perpajakannya (John Hutagaol, 2007:275).

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB I PENDAHULUAN. pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang, sebagai wujud pemenuhan kewajibannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri dan dalam negeri. Salah satu penghasilan dalam negeri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan penerimaan negara yang yang berasal dari dalam negeri tanpa harus

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara, yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

PENDAHULUAN. sampai saat ini masih memberikan dampak bagi perekonomian dunia. Indonesia pun

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara merata akan menghadapi banyak tantangan. Cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah dengan bertumpu pada kemampuan bangsa sendiri. Semua potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus digali dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Salah satu potensi yang menunjang keberhasilan pembangunan adalah pajak. Oleh sebab itu, pajak dijadikan andalan bagi penerimaan negara sebagaimana tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Mengamati perkembangan komposisi APBN dari waktu ke waktu, posisi dan peranan pajak bagi pemenuhan kebutuhan negara menjadi semakin vital. Pentingnya pendapatan dari pajak dapat dilihat dalam persentase sumbangan perolehan pajak bagi APBN yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Adriani (2003), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Aparat perpajakan yang handal dalam melaksanakan tugasnya, dan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak dapat mewujudkan 1

B A B I P E N D A H U L U A N 2 penerimaan pajak yang optimal. Salah satu syarat untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah ketertiban administrasi, karena ketertiban administrasi merupakan landasan dan titik tolak untuk ketertiban lainnya. Menurut Gunadi (2004), administrasi perpajakan harus dapat meningkatkan kepatuhan pembayar pajak. Administrasi perpajakan pada prinsipnya merupakan sistem yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai organisasi, sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak suatu institusi profesional dengan citra yang baik di masyarakat. Karakteristik sistem administrasi perpajakan modern adalah: 1. Seluruh kegiatan administrasi dilaksanakan melalui sistem administrasi yang berbasis teknologi terkini (sistem informasi). 2. Seluruh wajib pajak diwajibkan membayar melalui kantor penerima pembayaran secara on line. 3. Seluruh wajib pajak diwajibkan melaporkan kewajiban perpajakannya dengan menggunakan media komputer (e-spt). 4. Monitoring kepatuhan wajib pajak dilaksanakan secara intensif dengan pemanfaatan profil wajib pajak. Adapun langkah-langkah perbaikan administrasi yang diharapkan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak yaitu: 1. Wajib pajak patuh karena mendapatkan pelayanan yang baik, cepat, dan menyenangkan serta pajak yang mereka bayar akan bermanfaat bagi pembangunan bangsa.

B A B I P E N D A H U L U A N 3 2. Wajib pajak akan patuh karena mereka berpikir akan mendapat sanksi berat ataupun denda akibat pajak yang tidak dilaporkan terdeteksi oleh sistem informasi, administrasi perpajakan, serta kemampuan bertukar informasi dengan instansi lain. Masalah pokok dalam administrasi perpajakan adalah kesenjangan, bukan mengenai penerimaan. Kesenjangan ini menyangkut kesenjangan kepatuhan, yakni kesenjangan antara pajak yang seharusnya dibayar dan realisasi pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Hasil penelitian terhadap kesenjangan tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan pemenuhan pajak ditentukan oleh semakin kecilnya kesenjangan kepatuhan tersebut. Salah satu langkah penting yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai wujud nyata kepedulian pada pentingnya kualitas pelayanan adalah memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak serta mengoptimalisasikan penerimaan negara. Untuk itu, dibentuk Tim Modernisasi Administrasi Perpajakan Jangka Menengah yang menyusun administrasi perpajakan modern dengan sasaran: (1) tercapainya tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, (2) tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan (3) tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi, sehingga diharapkan penerimaan pajak yang meningkat. Untuk mencapai sasaran tersebut ditunjuklah Account Representative (AR), yaitu aparat pajak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengawasan secara langsung untuk sejumlah wajib pajak tertentu yang telah ditugaskan kepadanya. Bagi wajib pajak, Account Representative berfungsi sebagai komunikator sekaligus wakil dari citra kantor pajak. Pada prinsipnya, seluruh wajib pajak mempunyai Account

B A B I P E N D A H U L U A N 4 Representative yang bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan oleh wajib Pajak, antara lain mengenai: (i) rekening wajib pajak untuk semua jenis pajak, (ii) kemajuan proses pemeriksaan dan restitusi, (iii) interpretasi dan penegasan atas suatu peraturan, (iv) perubahan data identitas wajib pajak, (v) tindakan pemeriksaan dan penagihan pajak, (vi) kemajuan proses keberatan dan banding, dan (vii) perubahan peraturan perpajakan berkaitan dengan kewajiban perpajakan wajib pajak. Pengertian Account Representative AR di lingkungan DJP adalah pegawai DJP yang diberi kepercayaan, wewenang dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan, pembinaan dan pengawasan secara langsung kepada wajib pajak tertentu. Penunjukkan Account Representative merupakan karakteristik utama penerapan sistem administrasi perpajakan modern sebagai salah satu wujud reformasi perpajakan yang telah digulirkan oleh DJP sejak tahun 2002. Account Representative juga disebut juga staf pendukung pelaksana dalam tiap Kantor Pelayanan Pajak Modern, bertanggung jawab dan berwenang untuk memberikan pelayanan secara langsung, menyampaikan informasi perpajakan secara efektif atas pertanyaan dan permasalahan yang disampaikan wajib pajak serta mendorong dan mengawasi pemenuhan hak dan kewajiban wajib pajak. Tersedianya Account Representative dijadikan sebagai ujung tombak pelayanan dan perantara antara DJP dengan wajib pajak yang mengemban tugas melayani setiap wajib pajak. Adapun tujuan dibentuk Account Representative adalah untuk mengetahui segala tingkah laku ruang lingkup bisnis dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hak dan kewajiban wajib pajak yang diawasi. Dengan kata lain Account Representative

B A B I P E N D A H U L U A N 5 memiliki peran yang sangat besar dalam proses pelayanan dan pengawasan secara langsung terhadap wajib pajak untuk dapat menciptakan kepatuhan wajib pajak. Hubungan Account Representative dan wajib pajak diibaratkan sebagai mitra kerja yang saling menguntungkan. Setiap wajib pajak didampingi oleh seorang Account Representative. Account Representative memberikan pelayanan secara professional dengan mempermudah wajib pajak mengetahui aturan serta memberi bimbingan langsung terkait kewajiban perpajakannya sekaligus mengawasi apabila ada kewajiban pajak yang belum terpenuhi. Hal ini akan sangat membantu wajib pajak terhindar dari sanksi dan kebingungan terkait masalah pajak, sehingga wajib pajak akan merasa bahwa urusan perpajakan bukanlah perkara sulit. Penelitian yang berhubungan dengan masalah pelayanan Account Representative yang penulis ketahui sebelumnya antara lain Wira Buana Putra (2010) berjudul Pengaruh Account Representative Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, yang dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa Account Representative berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Penelitian menurut Fany Yulinda (2010) berjudul Pengaruh Pelayanan dan Pengawasan yang dilaksanakan oleh Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibitung menunjukkan hasil penelitian bahwa pelayanan dan pengawasan dilaksanakan oleh Account Representative memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini

B A B I P E N D A H U L U A N 6 menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Account Representative telah terlaksana dengan baik. Menurut penelitian Faisal Akbar (2009) berjudul Pengaruh Account Representative Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas, didapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara Account Representative terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya yaitu menggunakan Wajib Pajak Badan, sedangkan pada penelitian ini menggunakan Wajib Pajak Orang Pribadi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana efektivitas pelayanan Account Representative pada KPP Pratama Bandung Karees, serta untuk menelaah apakah wajib pajak orang pribadi memiliki tingkat kepatuhan lebih baik daripada wajib pajak badan. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan Account Representative dengan kepatuhan wajib pajak dengan mengambil judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan: Survei terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bandung Karees.

B A B I P E N D A H U L U A N 7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penulis mencoba untuk melakukan penelaahan dan pengidentifikasian masalah sebagai berikut: 1 Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Account Representative pada KPP Pratama Bandung Karees. 2 Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada KPP Pratama Bandung Karees. 3 Bagaimana pengaruh dari kualitas pelayanan Account Representative terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Karees. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian merupakan tindak lanjut terhadap masalah yang telah diidentifikasikan. Jadi berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1 Mengetahui pelayanan yang diberikan oleh Account Representative pada KPP Pratama Bandung Karees. 2 Mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan pada KPP Pratama Bandung Karees. 3 Mengetahui pengaruh dari kualitas pelayanan Account Representative terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Bandung Karees.

B A B I P E N D A H U L U A N 8 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian berguna bagi beberapa pihak. 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kegunaan Account Representative berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak. 2. Bagi peneliti lainnya Diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya. Khususnya yang akan membahas topik mengenai kualitas pelayanan Account Representative dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. 3. Bagi DJP Diharapkan dapat memberikan masukan, sumbang saran dan sumber pemikiran mengenai efektivitas penerapan administrasi perpajakan dalam mengoptimalkan penerimaan pajak khususnya melalui pelayanan Account Representative.