BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

1 Universitas indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Mencegah Krisis Ekonomi Datang Lagi 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. negara berkembang maupun di negara maju. Penelitian yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha perbankan di Indonesia memiliki peran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor perbankan memiliki peran strategis bagi ekonomi suatu negara. Naik turunnya

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap aliran modal asing, tekanan internasionalpun semakin besar. Rentannya sistem keuangan Indonesia pada kejutan eksternal maupun internal, menjatuhkan perekonomian Indonesia pada krisis multidimensi yang berdampak pada pelarian modal asing (capital flight) secara besar-besaran dari dalam negeri dan meninggalkan biaya yang tidak sedikit pada perekonomian (Shinta Dewi P:2008). Bank Pembangunan Asia (ADB) memperingatkan kemungkinan akan semakin suramnya prospek ekonomi di Indonesia dan empat negara Asia lain yang terpengaruh krisis (East Asian-5), yakni Filipina, Thailand, Malaysia, Korea Selatan dan Indonesia. Namun berdasarkan data ADB, dari kelima negara Asia itu angka pelarian modal terbesar terjadi di Indonesia (Chander Kant:1999). Pelarian modal (capital flight) merupakan salah satu masalah yang di hadapi oleh Indonesia dan penting untuk dipecahkan. Ketika fenomena pelarian modal ini terjadi secara terus menerus dampak jangka panjangnya dapat mengurangi sumber daya yang tersedia untuk mendanai investasi. Hal ini pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pembentukan modal domestik bruto dan akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, dan juga dapat mengurangi kemampuan pemerintah untuk memungut pajak pendapatan dari masyarakat. Ini mengakibatkan penerimaan pemerintah mengalami penurunan dan mengurangi kapasitas pembayaran beban utang luar negeri pemerintah, akibat lain adalah 1

2 terjadinya erosi dalam basis pajak (tax base), dimana hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan utang luar negeri dan pada gilirannya dapat memperparah krisis utang di suatu negara. Hal ini akan mengancam iklim perekonomian nasional, dan secara langsung ataupun tidak langsung akan mengganggu investasi dalam negeri, dan akan menghambat masuknya arus modal asing ke Indonesia serta menghambat juga munculnya kesempatan kerja baru (Andi Irawan: 2001). Bagi Negara berkembang, pesatnya aliran modal merupakan kesempatan guna memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi. Bagaimanapun penanaman modal baik asing maupun domestik merupakan langkah awal bagi pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, yang mencerminkan marak lesunya pembangunan. Sehingga dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap Negara berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor asing. Sayangnya, kemampuan menciptakan iklim investasi dan iklim ekonomi di Indonesia yang kondusif tidak mampu untuk dipertahankan dri tahun ke tahunnya. Sejak tahun 1997, ketika krisis moneter mulai terjadi menyebabkan ketidakstabilan politik dan krisis sosial di masyarakat yang menyebabkan keberhasilan pembangunan ekonomi yang sebelumnya dicapai menjadi tidak bisa dipertahankan (Navik Istikomah: 2003). Untuk mengetahui jumlah capital flight dari suatu negara tidak dapat ditentukan secara pasti, terutama bagi negara-negara yang menganut sistem devisa bebas. Bahkan untuk negara yang menganut devisa ketat sekalipun. Oleh karena

3 itu, metode yang lebih tepat untuk menggrafikkan besarnya capital flight dari suatu negara adalah dengan melakukan estimasi. Secara garis besar terdapat tiga konsep pendekatan yang berbeda terhadap pengukuran capital flight, yaitu : Pendekatan Komputasi Neraca Pembayaran (The Balance of Payment Account Approach), pendekatan residual (The Residual Approach), pendekatan Deposito Bank (Bank Deposits) (Navik Istikomah: 2003). Tabel 1.1 Indikator Makro Ekonomi Indonesia Tahun 2008 dan 2009 Indikator Tahun 2008 2009 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,00 4,50 Inflasi (%) 10,60 4,30 Pengangguran (jiwa) 9.304.147 9.258.964 Neraca Berjalan (juta US$) 31,50 2.686,75 Neraca Perdagangan (juta US$) 5.729 8.783 Neraca Modal (juta US$) 73,75 24,00 Investasi Pemerintah (juta US$) 998 1903 Investasi Swasta (juta US$) -2.289,25-1.912,50 PMA (juta US$) 2.329,50 1.324,75 Utang Luar Negeri (juta US$) 147.569 158.579 Cadangan Devisa (Milyar US$) 54,20 56,25 Nilai Tukar (RP/US$) 9.757 10.356 Capital Flight a) 1.064 2.360 Keterangan: a) Hasil perhitungan dengan menggunakan pendekatan komputasi neraca pembayaran Sumber: Bank Indonesia, Statistik Keuangan Indonesia. Badan Pusat Statistik, Indikator Ekonomi Besarnya jumlah modal yang keluar dari dalam negeri suatu negara tidak dapat dipastikan secara eksplisit, artinya untuk dapat memastikannya harus menggunakan metode yang paling tepat untuk menggambarkan besarnya arus modal yang keluar dari suatu negara dengan melakukan suatu estimasi. Metode estimasi pelarian modal yang digunakan oleh Cuddington adalah pendekatan komputasi neraca pembayaran. Pendekatan ini mendefinisikan pelarian modal

4 sebagai arus modal keluar swasta non bank jangka pendek (Other Short Term Capital of Privat Sector) pada balance of payment statistics digunakan untuk mencatat estimasi arus modal keluar jangka pendek yang tercatat sedangkan untuk mencatat estimamsi arus modal keluar jangka pendek yang tidak tercatat digunakan komponen Net Error and Ommision (Navik Istikomah: 2003). Gambar 1.1 Perkembangan Pelarian Modal (Capital Flight) dengan pendekatan Komputasi Neraca Pembayaran Tahun 1994-2008 (dalam juta US$) Sumber :Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia (BI), diolah dari berbagai edisi Keterangan: Hasil estimasi berdasarkan persamaan pendekatan komputasi neraca pembayaran dengan rumus: CF = -G C dimana, CF = Capital flight G = Error and Omission C = Arus Modal Jangka Pendek Pada tahun 1994 pelarian modal menunjukkan angka yang tinggi hal ini disebabkan karena terdapat serangkaian peristiwa moneter dan perbankan yang terjadi pada periode tersebut dan periode sebelumnya, yang diantaranya adalah akibat adanya penurunan suku bunga deposito yang rendah bagi deposan oleh bank-bank umum antara 8% hingga 9%, atau lebih rendah dari tingkat inflasi yang

5 terjadi pada akhir tahun 1993. Tingkat bunga yang rendah ini dapat memaksa penabung yang berskala besar untuk melakukan pelarian modal sebagai bentuk peralihan portofolionya. Disamping itu penyebab lainnya adalah terungkapnya skandal dan kasus kredit macet di beberapa bank BUMN yang mewarnai pergantian tahun 1993 menuju tahun 1994, seperti kasus kredit bermasalah yang sangat menghebohkan pada bank Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia) sebasar Rp 1,3 Triliun dan desas desus kebangkrutan Bank Subentra. Kasus ini tentu saja banyak mengganggu kredibilitas perbankan nasional dimata nasabah (Navik Istikomah: 2003). Dalam kurun waktu periode setelah tahun 1997, kondisi perekonomian dibayangi oleh kondisi ketidakpastian sebagai akibat tingginya risiko politik, ekonomi dan finansial pada saat itu. Pada tahun 1998 pelarian modal (capital flight) meningkat hal ini disebabkan terutama oleh kondisi di dalam negeri yang kurang kondusif dalam menciptakan keuntungan bagi para pemegang dana, dan pada saat itu juga terjadi depresiasi rupiah sebesar 80 % dan inflasi melonjak 82,6 %. Pada tahun 1999 pelarian modal (capital flight) mulai menurun karena arus ekonomi positif dan perekonomian Indonesia bergerak cepat. Pada tahun 2004 pelarian modal (capital flight) meningkat kembali akibatkan peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat dikarenakan Indonesia sedang pemilu sehingga inflasi meningkat sebesar 5,1 % dan nilai tukar terdepresiasi. Hingga pada tahun 2008 pelarian modal (capital flight) terus meningkat bersamaan dengan isu krisis global (Widhi Andini: 2007).

6 Capital flight merupakan masalah yang urgensi di Indonesia. Capital flight sebenarnya bukan hal yang baru di kalangan para ekonom. Secara teoritis capital flight banyak dibicarakan. Namun sampai saat ini belum ada definisi capital flight yang dapat di terima secara umum. Masing-masing ahli menggunakan konsepnya sendiri dalam membahas dan menunjukan adanya capital flight. Tetapi beberapa tahun ini penggunaan kata capital flight sering dikaitkan pada Negara-negara yang sedang berkembang (Navik Istikomah: 2003). Definisi capital flight menurut Cuddington (1986) adalah semua arus modal keluar jangka pendek (short term capital out flow) baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat. Arus modal keluar jangka pendek itu dapat disebabkan oleh adanya ketidakpastian situasi ekonomi, atau politik didalam negeri maupun untuk tujuan spekulasi. Cuddington meneliti faktor-faktor yang menyebabkan capital flight di delapan negara yang terlilit hutang yaitu Negara Argentina, Brazil, Chili, Korea, Meksiko, Peru, Uruguay dan Venezuela dan dalam penelitiannya itu menggunakan model penyesuaian portofolio tiga aset (The portfolio adjustment model) yang mengasumsikan bahwa pada waktu masyarakat atau rumah tangga domestik mempunyai pilihan untuk mengalokasikan kekayaannya dalam bentuk aset tetap finansial domestik (D t ), aset tetap (H t ) dan aset finansial luar negeri (F t ). Diasumsikan target level untul masing-masing aset proporsional dengan target level kekayaan yang diasumsikan konstan dan pelarian modal itu sendiri di definisikan sebagai kenaikan pertahun dari aset finansial luar negeri yang dikuasai oleh masyarakat domestik. Menurut Cuddington pelarian modal merupakan

7 fungsi linear dari tingkat inflasi domestik, tingkat bunga deposito domestik dan tingkat bunga deposito di luar negeri serta ekspektasi terhadap tingkat depresiasi nilai mata uang domestik. Proses terjadinya capital flight di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa hal sama yang terjadi di Amerika Latin dan Asia, yaitu Indonesia dengan Negaranegara di Amerika Latin dan Asia yang diteliti oleh Cuddington memiliki karakteristik yang sama yaitu sebagai Negara berkembang (Developing Country) yang terlilit hutang. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti masalah pelarian modal di Indonesia dengan menggunakan model yang digunakan oleh Cuddington. Dalam hal ini penulis membatasi variabel yang mempengaruhi pelarian modal di Indonesia sesuai dengan variabel yang digunakan oleh Cuddington diantaranya inflasi, suku bunga domestik, suku bunga luar negeri dan ekspektasi depresiasi nilai tukar. Judul penelitian yang akan diangkat penulis adalah ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELARIAN MODAL (CAPITAL FLIGHT) DI INDONESIA BERDASARKAN MODEL CUDDINGTON PERIODE KUARTAL I TAHUN 1994 KUARTAL IV TAHUN 2008 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang menarik untuk diajukan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008?

8 2) Bagaimana pengaruh suku bunga domestik terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008? 3) Bagaimana pengaruh suku bunga luar negeri terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008? 4) Bagaimana pengaruh ekspektasi depresiasi nilai tukar terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008. 2) Untuk mengetahui pengaruh suku bunga domestik terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008. 3) Untuk mengetahui pengaruh suku bunga luar negeri terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008. 4) Untuk mengetahui pengaruh ekspektasi depresiasi nilai tukar terhadap pelarian modal (capital flight) di Indonesia periode kuartal I tahun 1994 kuartal IV tahun 2008.

9 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pemerintah dan otoritas moneter sebagai pengambil keputusan dalam membuat kebijakan yang tepat dalam menghadapai arus pelarian modal ke luar negeri. 2) Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan berkenaan dengan faktor-faktor yang memepengaruhi pelarian modal (capital flight).