Q & A TERKAIT DAMPAK SISTEMIK BANK CENTURY

dokumen-dokumen yang mirip
Penjelasan Pjs.Gubernur Bank Indonesia Dalam Press Conference

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Permasalahan Hukum & Penangannya di Pengadilan Negeri atas Bank Bermasalah 1 Oleh: Dr. Luhut M.P Pangaribuan.,SH.,LL.M 2

Q & A TERKAIT FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK (FPJP)

1. Tinjauan Umum

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia telah memainkan berbagai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dengan nama Citibank N.A (National Association). Citibank

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENGANTAR. yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian negara, karena lembaga

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. melakukan berbagai transaksi bisnis dan pembayaran-pembayaran tagihan.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

Problema dan Upaya Mengatasi Dampak Krisis Keuangan Global Pada Perekonomian Nasional

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

Di Balik Kasus Century

Issu-Issu Global Menyikapi Krisis Ekonomi Tahun 2009

1 Universitas indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB II LANDASAN TEORI. Krisis finansial global muncul sejak bulan Agustus tahun 2007, yaitu pada

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

RUU STABILITAS SISTEM KEUANGAN

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor finansial menjadi sektor yang paling parah terkena dampaknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab krisis moneter yang melanda Indonesia bukanlah fundamental

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak ekonom terutama pelaku pasar keuangan, namun belum terdapat

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

DAFTAR ISI. ($'nrxrurruhbrunsr,e. I Dnrrnn lsr I. KATA PENGANTAR DAFTAR tst... DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK. vii ix BAB 1. TINJAUAN UMUM...

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. menurut pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

Transkripsi:

Q & A TERKAIT DAMPAK SISTEMIK BANK CENTURY 1. Mengapa Bank Century harus diselamatkan pada 20 November 2008? a. Kegagalan Bank Century terjadi di tengah-tengah situasi dan kondisi ekonomi dan sistem perbankan domestik yang genting karena terkena dampak krisis keuangan global. Kondisi ini mencapai puncaknya pada bulan November 2008 ketika tekanan pada pasar modal dan valas serta stabilitas nilai tukar semakin meningkat. Arus modal keluar Indonesia meningkat seperti tercermin pada menurun tajamnya kepemilikan asing di SBI, SUN, dan saham di pasar modal sehingga nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika mencapai lebih dari Rp12.000,00 per USD. Selain itu sistem perbankan mengalami keketatan likuiditas yang diikuti dengan segmentasi PUAB. Situasi dan kondisi yang genting ini menyebabkan risiko-risiko yang dihadapi perbankan meningkat drastis. Indeks Kestabilan Finansial naik tajam yang mencerminkan tingginya kemungkinan terjadi krisis keuangan di Indonesia. b. Selain itu, mencermati kegentingan situasi yang ada, maka jika Bank Century tidak diselamatkan akan memberikan dampak berantai (contagion effect) yang dapat menciptakan instabilitas pada sistem keuangan dan perekonomian nasional mengingat kondisi perekonomian global saat itu. c. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka rapat KSSK pada 20 November 2008 akhirnya memutuskan bahwa Bank Century harus diselamatkan karena ditengarai sebagai bank gagal yang berpotensi sistemik. 2. Apa metodologi / alat ukur Bank Indonesia dalam menilai suatu bank ditengarai berdampak sistemik? a. Terdapat lima aspek yang digunakan Bank Indonesia untuk melakukan analisis terhadap bank gagal yang ditengarai sistemik yaitu : i. Institusi Keuangan ii. Pasar Keuangan iii. Sistem Pembayaran iv. Sektor Riil, dan v. Psikologi Pasar b. Kerangka analisis dengan menggunakan lima aspek tersebut diatas telah dapat diterima oleh Panitia Kerja RUU - JPSK Komisi XI-DPR RI periode 2004 2009 seperti tercantum dalam Pasal 7 dan Penjelasan Pasal 7 Draft RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). c. Dalam melakukan analisis terhadap Bank Century sebagai Bank Gagal yang Berdampak Sistemik, Bank Indonesia menggunakan data kuantitatif dan kualitatif dalam merumuskan assesment dari kelima aspek diatas. Data kuantitatif yang menjadi dasar analisis bank Century sebagai bank yang ditengarai berdampak sistemik memperhatikan data kuantitatif sebagai berikut : i. kondisi makro ekonomi, termasuk data mengenai pertumbuhan ekonomi, kondisi neraca pembayaran, nilai tukar rupiah, kondisi pasar modal, dan kondisi pasar keuangan internasional. Sumber data-data ini berasal baik dari Bank Indonesia maupun BPS,Bapepam-LK dan publikasi keuangan luar negeri ; 11/29/2009 1

ii. penurunan DPK (sebagai indikator penurunan kepercayaan), yang bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) maupun hasil pengamatan langsung oleh pengawas Bank Indonesia; iii. interbank stress-testing (dampak contagion), yang bersumber dari hasil kajian Bank Indonesia dengan menggunakan data-data dari LBU ; iv. simulasi ketahanan likuiditas perbankan (terhadap 18 bank peer dan 5 bank dengan Total Asset yang hampir sama dengan Bank Century) yang bersumber dari hasil kajian Bank Indonesia dengan menggunakan data LBU dan informasi pengawas. v. dampak terhadap sistem pembayaran, yang bersumber dari data Real Time Gross-Settlement (RTGS) dan Kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. 3. Mengapa Bank Century dikategorikan sebagai bank gagal yang ditengarai berdampak sistemik? Sesuai metodologi tersebut di atas, berikut disampaikan ringkasan analisis yang menggambarkan kondisi pada waktu itu : a. Karakteristik kejadian: Bank mengalami kesulitan likuiditas sejak pertengahan bulan Juli 2008 ditandai dengan telah terjadinya pelanggaran GWM beberapa kali. Bank Century gagal kliring pada tanggal 13 November 2008 karena faktor teknis berupa keterlambatan penyetoran prefund. Kondisi Bank Century telah memicu rumor yang menurunkan kepercayaan masyarakat serta mengganggu kinerja bank-bank lainnya. Walaupun gangguan/shock di sektor keuangan/perbankan masih bersifat sporadis, pada saat yang bersamaan terdapat 23 bank dan beberapa BPR yang kondisi likuiditasnya sangat rentan terhadap adanya isu-isu tersebut. Dikhawatirkan eskalasi permasalahan menjadi lebih cepat dan berpotensi menjalar ke bank-bank lainnya. b. Kondisi sistem keuangan dan sektor riil Dengan kondisi ekonomi dan keuangan global yang terus memburuk, kondisi sistem keuangan domestik terus tertekan, ditandai oleh melemahnya IHSG dan cenderung menurunnya harga SUN, terdapat potensi terjadinya capital flight ke luar negeri karena tidak adanya sistem penjaminan penuh (full guarantee) di Indonesia. Kondisi neraca pembayaran terus tertekan, cadangan devisa menurun, diikuti oleh meningkatnya country risk Indonesia dan terus melemahnya nilai tukar Rupiah. Permintaan domestik masih relatif kuat, meskipun telah terdapat tanda-tanda mulai melemah dalam Q-III/2008 yang diharapkan dapat mengurangi impor. Namun peningkatan pembayaran utang luar negeri dalam Q-IV/2008 perlu diwaspadai, khususnya terhadap ketersediaan USD dan kestabilan nilai tukar. Selain itu pelemahan kegiatan ekonomi berpotensi meningkatkan kredit bermasalah. Kondisi sektor swasta memburuk. Berbagai informasi menunjukkan bahwa sektor swasta sedang mempertimbangkan berbagai penyesuaian dalam bentuk kenaikan upah buruh, peningkatan biaya produksi dan pemutusan hubungan kerja; 11/29/2009 2

Respons dari Pemerintah dan Bank Indonesia untuk menenangkan pasar telah dilakukan antara lain dengan pelonggaran likuiditas, kenaikan batas atas penjaminan simpanan menjadi Rp 2 miliar, pemberian jaminan ketersediaan valas bagi perusahaan-perusahaan domestik, dll. Namun langkah-langkah ini masih membutuhkan waktu sebelum diketahui efektivitasnya. Sementara itu untuk menghadapi gejolak dan potensi krisis yang mungkin timbul di sektor keuangan Pemerintah telah mengeluarkan 3 PERPPU, yaitu tentang JPSK, amandemen UU LPS dan amandemen UU BI. c. Analisis Peran Bank Century dalam Perekonomian Peran Bank Century dalam perekonomian dapat dilihat dari sisi fungsinya yaitu intermediasi/pemberian kredit, ukuran bank, dan keterkaitan dengan bank / lembaga keuangan lainnya. Penilaian BI pada bulan November 2008 menyatakan bahwa peran Bank Century dalam hal ini tidak signifikan. Namun, dari sisi jumlah nasabah dan jaringan kantor cabang, Bank ini termasuk memiliki jumlah nasabah yang cukup besar (65.000 nasabah) dan jaringan cukup luas di seluruh Indonesia (30 KC dan 35 KCP). Dalam kondisi bukan krisis, jika bank ini ditutup maka diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak sistemik bagi bank lain. Namun dalam kondisi krisis, yang saat itu cenderung rentan terhadap beritaberita negatif, penutupan sebuah bank berpotensi menimbulkan contagion effect yakni potensi timbulnya ketakutan dari nasabah penyimpan dari bank-bank lainnya, terutama peer banks atau bank yang lebih kecil, sehingga nasabah tersebut segera memindahkan dananya ke bank yang dipersepsikan lebih aman (flight to quality). Dengan demikian, apabila Bank Century diputuskan ditutup, maka penutupan dikhawatirkan akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap bank-bank tersebut di atas, dan dampaknya bisa berpengaruh kepada stabilitas sistem perbankan dan sistem keuangan secara keseluruhan. d. Analisis Dampak Penutupan Bank Century terhadap Pasar Keuangan Situasi pasar keuangan di paruh kedua terutama mendekati akhir tahun 2008 sangat rentan dan mudah dipengaruhi oleh berita-berita negatif. Pasar modal mengalami penurunan harga saham terus menerus, dan ini termasuk saham perbankan dan industri sektor keuangan lainnya, dan bahkan pasar modal sempat dua kali dihentikan sementara (suspend). Kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia sangat menurun. Sementara itu, Pasar Uang Antar Bank (PUAB) mengalami segmentasi dimana bank yang biasa meminjamkan dana di PUAB mengurangi pasokannya ke pasar. Pasar SUN mengalami penurunan harga terus menerus yang berdampak terhadap harga obligasi korporasi. Credit Default Swap (CDS) spread Indonesia (yakni premi risiko Indonesia) meningkat drastis sebagai cerminan peningkatan country risk. CDS Indonesia melonjak dari kisaran 350 bps menjadi lebih dari 1200 bps hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan di Oktober 2008. (Sebagai perbandingan, di bulan November 2009, CDS Indonesia berada pada angka di bawah 200 bps). Secara keseluruhan penanganan kegagalan bank yang tidak dilakukan secara komprehensif akan memperburuk kinerja pasar keuangan yang dapat berakibat turunnya kepercayaan internasional. 11/29/2009 3

e. Analisis Sistem Pembayaran Gejala segmentasi di PUAB semakin meluas di bulan November 2008. Data selama seminggu terakhir sebelum tanggal 20 November 2008 menunjukkan bahwa transaksi PUAB dilakukan hanya antara sesama bank di kelompok masing-masing (kelompok bank besar, kelompok bank menengah dan kecil). Apabila terjadi flight to quality atau capital outflow yang mengakibatkan bank-bank menengah kecil mengalami kesulitan likuiditas, kesulitan likuiditas tersebut tidak dapat diatasi dari PUAB, karena bank-bank besar yang biasa memasok dana di pasar uang sangat membatasi pasokannya. Pemantauan menunjukkan terdapat 18 peer Bank Century yang berpotensi mengalami kesulitan likuiditas bila terjadi flight to quality. Sementara apabila Bank Century ditutup, terdapat 5 bank lainnya yang berkarakteristik seperti Bank Century yang diduga juga akan mengalami kesulitan likuiditas, antara lain karena kelima bank tersebut juga menempatkan dana antar bank di Bank Century. Jika kemudian muncul rumor atau berita negatif mengenai permasalahan likuditas 23 bank di atas, hal ini akan dengan cepat memicu terjadinya kepanikan di kalangan masyarakat dan berpotensi untuk menimbulkan bank run. Dalam kondisi PUAB yang tersegmentasi, pembayaran antar bank melalui sistem pembayaran khususnya settlement kliring/rtgs bisa tidak terselesaikan (gridlock), dan hal ini sangat membahayakan stabilitas sistem perbankan. Segmentasi PUAB sebenarnya dapat diatasi apabila terdapat penjaminan penuh untuk transaksi antar bank (full blanket guarantee) sebagaimana diharapkan oleh pelaku industri perbankan pada tahun 2008. f. Kesimpulan Analisis Sistemik atas Dasar Kelima Aspek di Atas (a s/d e) Keputusan bahwa Bank Century adalah bank gagal yang ditengarai sistemik dilakukan berlandaskan hasil analisis dan pertimbangan (professional judgement) yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini mengingat analisis tersebut mempertimbangkan aspek-aspek makro ekonomi dan keuangan yang cermat, iktikad baik, asas kemanfaatan publik, dan asas transparansi dalam proses pengambilan keputusannya. Hal ini terutama dapat dilihat dari jalur-jalur analisis sebagai berikut: Melalui sistem pembayaran: medium to high impact Apabila bank ini ditutup dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya rush pada peer banks dan bank-bank yang lebih kecil, sehingga akan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Melalui pasar keuangan: medium to high impact Penutupan bank ini akan menimbulkan sentimen negatif di pasar keuangan, terutama dalam kondisi pasar yang sangat rentan terhadap berita-berita yang dapat merusak kepercayaan terhadap pasar keuangan. Melalui psikologi pasar: medium to high impact Kegagalan bank ini dapat menambah ketidakpastian pada pasar domestic yang dapat berakibat fatal pada psikologi pasar yang sedang sensitif. Melalui lembaga keuangan: low to medium impact Secara institusi, penutupan bank ini tidak berdampak signifikan terhadap sektor perbankan, karena pangsanya terhadap industri yang tidak terlalu besar. Melalui sektor riil: low impact 11/29/2009 4

Karena perannya pada pemberian kredit terhadap sektor riil tidak signifikan, maka kegagalan bank ini memiliki dampak yang relatif terbatas terhadap sektor riil. Dari analisis tersebut di atas, permasalahan pada Bank Century berpotensi menimbulkan dampak sistemik terutama melalui jalur psikologi pasar, sistem pembayaran, dan pasar keuangan. 4. Apakah benar bahwa analisis sistemik Bank Century dibuat tergesa-gesa? Tudingan bahwa analisis sistemik ini dibuat tergesa-gesa adalah tidak benar,karena : a. Data kuantitatif maupun kualitatif serta hasil uji ketahanan sistem perbankan sebagaimana hasil analisis di atas, selalu dilaporkan dan disajikan dalam RDG Bank Indonesia secara regular (baik mingguan maupun bulanan) sehingga Dewan Gubernur memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup ketika mengambil kebijakan di bidang moneter dan perbankan. Bahkan sejak tanggal 29 Oktober 2008 ketika Dewan Gubernur mengaktifkan Crisis Management Protocol - sebagai tanda semakin berbahayanya situasi moneter dan perbankan laporan dan penyajian data dan informasi mengenai kondisi moneter dan perbankan dilakukan setiap hari. Termasuk dalam hal ini informasi mengenai berita-berita negatif dan rumor yang mempengaruhi psikologi pasar atau kepercayaan masyarakat. Data dan informasi inipun telah disajikan baik dalam rapat konsultasi KSSK maupun dalam rapat KSSK. b. Dengan demikian Dewan Gubernur memiliki data dan informasi yang cukup mengenai kondisi dan kerentanan sistem keuangan dan perbankan guna mengambil keputusan yang bertujuan untuk mencegah krisis dan memelihara stabilitas sistem keuangan. 11/29/2009 5