P-24 PEMBELAJARAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DENGAN STRATEGI REACT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN VOLUME LIMAS DAN KERUCUT MELALUI PEMECAHAN MASALAH REALISTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP

Vera Mandailina Dosen Program Studi Pendidikan matematika, Universitas Muhammadiyah Mataram

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

JURNAL FOURIER April 2012, Vol. 1, No. 1, ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

FOURIER April 2012, Vol. 1, No. 1, 13 20

Abstrak

Penerapan Model Student Team Achievement Division dengan Strategi REACT untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. tentang kemampuan relating siswa, kemampuan experiencing siswa, kemampuan

PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP. Abstract

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Mirza Azizah, Cholis Sa dijah, dan Abdul Qohar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Nela Rizka 1), Hendra Syarifuddin 2), Suherman 3) Abstract

Akhmad Fauzi Program Studi S-2 Pendidikan Sains, PPs Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

Dian Wulandari 1 Abdul Qohar 2, Susiswo 2. Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2011), h

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

Suprih Ediyanto SMP Negeri 30 Purworejo. Abstrak

Pembelajaran Matematika dengan Problem Posing

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

Susda Heleni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

MUSLIKA 49. Kata Kunci : REACT, Hasil Belajar. 49 Muslika, S.Pd adalah Guru di SMP Negeri 1 Mumbusari Jember

Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele

Oleh: Gunawan Guru SMP Negeri 1 Raha Kabupaten Muna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X

Reni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

OMEGA Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2015) ISSN:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lilik Endang Wardiningsih Guru SDN Gajah I Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. matematika dengan kehidupan sehari-hari. Keterkaitan inilah yang disebut

IMPLIKASI TEORI VAN HIELLE DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN REACT DENGAN BELAJAR AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Akan tetapi, matematika

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

Firda Nurul Aini, Suprakarti, Puspita Sari Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA UNJ. Abstrak

SIKAP KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PEREMPUAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONSTRUKTIVISME

PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN KARTU AL KHAWARIZMI UNTUK MEMAHAMKAN MATERI PEMFAKTORAN

Oleh : Vira Ismis Kairat

PENGGUNAAN MEDIA MOBIL MAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 5 PENAJAM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri

PENERAPAN STRATEGI INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) DUA VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

Oleh. Putu Ayu Karunia Komala Dewi, NIM

Pengembangan Alat Peraga Lingkaran dengan Metode Penemuan Terbimbing Kelompok untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

PEMBELAJARAN RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA MENURUT PRINSIP KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS XI IPA MAN CENDIKIA JAMBI

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN STRATEGI REACT DENGAN MODEL SSCS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN GEOMETRI MENURUT STANDAR PENGAJARAN NCTM DENGAN SETTING KOOPERATIF DI SMP NEGERI 22 JAMBI.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

Patma Sopamena 23. Dosen Matematika pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon. New Practice for The New Millennium: National Academy Press, Washington,

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MEMBANGUN KONSERVASI MATERI PELAJARAN Dudung Priatna*)

DAFTAR PUSTAKA. Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruche.

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

Dyah Worowirastri Ekowati

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA DENGAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERCIRIKAN REACT

390 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 4, Desember 2013, Halaman

Cooperative Learning dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

UJME 2 (3) (2013)

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA di KELAS VII-A SMP KATOLIK FRATERAN CELAKET 21 MALANG

Rizka Warna Kaliantin Universitas Negeri Malang

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 1, NO. 1. ISSN ABSTRAK

Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan Penerapan Software Excel dan LKS untuk Memahamkan Persamaan Lingkaran

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TPS DENGAN PENDEKATAN INQUIRY

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

Transkripsi:

P-24 PEMBELAJARAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DENGAN STRATEGI REACT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA MOJOKERTO Abdussakir, M.Pd (Dosen Jurusan Matematika UIN Malang) Nur Laili Achadiyah, S.Pd (Guru Matematika SMPN 6 Kota Mojokerto) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keliling dan luas lingkaran dengan strategi REACT. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kolaboratif. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran keliling dan luas lingkaran dengan strategi REACT dapat memahamkan siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Mojokerto. Meskipun demikian, dibutuhkan waktu yang lebih banyak daripada pembelajaran dengan metode ekspositori. Keywords: pembelajaran, keliling, luas, strategi REACT. Matematika secara garis besar dibagi ke dalam 4 cabang yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis (Bell, 1978:27). Geometri merupakan cabang matematika yang menempati posisi penting untuk dipelajari karena geometri digunakan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari (Van de Walle, 1990:269). Selain itu, geometri mempunyai peran penting dalam mempelajari cabang matematika yang lain dan menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mempermudah memecahkan masalah dengan penggunaan gambar, diagram, dan sistem koordinat. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa daripada cabang matematika yang lain, namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sulit belajar geometri. Prestasi belajar siswa dalam geometri masih rendah (Purnomo, 1999:6) dan perlu ditingkatkan (Bobango, 1993:147). Bahkan, di antara berbagai cabang matematika, geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan (Sudarman, 2001:3). Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 388

Kesulitan siswa dalam mempelajari geometri juga terjadi pada materi keliling dan luas lingkaran. Sesuai diskusi dengan guru, dari pengalamannya selama mengajar di SMP Taman Siswa Mojokerto dan SMPN 6 Kota Mojokerto, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa kelas VIII yang mengalami kesulitan memahami rumus keliling dan luas lingkaran. Jika siswa ditanya berapa keliling atau luas lingkaran yang diketahui jari-jari atau diameternya, siswa tidak langsung menjawab. Ada yang mengatakan lupa rumusnya dan ada yang salah menggunakan rumus. Apalagi jika ditanya mengapa rumus keliling atau luas lingkaran adalah 2πr (atau πd) atau πr 2 (atau 1 πd 2 ), siswa tidak dapat memberikan jawaban sama sekali. Kesulitan ini sangat 4 mempengaruhi pemahaman siswa pada materi selanjutnya, misalnya materi volum kerucut dan tabung. Kesulitan siswa dalam memahami rumus keliling dan luas lingkaran diduga disebabkan cara guru mengajar. Guru hanya terpaku pada metode ceramah dengan menuliskan rumus, memberikan contoh soal, dan memberikan tugas-tugas. Siswa sekedar menerima dan menghafal rumus keliling dan luas lingkaran. Akibatnya, pengetahuan yang diperoleh siswa hanya bertahan sementara karena pengetahuan tersebut tidak dikonstruk sendiri oleh siswa. Kesulitan siswa dalam mempelajari keliling dan luas lingkaran perlu diatasi dengan strategi pembelajaran yang sesuai. Strategi merupakan kiat atau siasat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Di samping menguasai materi, guru dituntut memiliki keterampilan menyampaikan materi yang akan disampaikan dan guru harus mampu memilih serta menggunakan suatu strategi pembelajaran yang tepat pada suatu materi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hudojo (1988:96) bahwa strategi belajar mengajar yang selanjutnya menentukan hasil belajar. Dengan pemilihan strategi yang tepat akan memudahkan proses terbentuknya pengetahuan pada siswa. Lebih lanjut Hudojo (1998:2) menyatakan bahwa strategi pembelajaran Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 389

yang jitu dalam menghadapi masa depan serba tidak menentu adalah membelajarkan siswa dengan melibatkan intelektual siswa secara maksimal. Untuk melaksanakan pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan daya matematika siswa dan meningkatkan keaktifan siswa maka diperlukan adanya suatu strategi pembelajaran yang tepat sesuai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang diharapkan dapat mengaktifkan, memahamkan, dan mengembangkan daya pikir siswa adalah strategi yang dapat (a) mengaitkan materi dengan situasi nyata dan pengetahuan awal siswa, (b) melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dan manipulasi alat peraga, (c) melibatkan siswa untuk belajar secara kooperatif, dan (d) memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri, mengaplikasikan, dan mentransfer konsep yang dipelajari. Strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah strategi REACT. Strategi ini memfokuskan pada pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa. Strategi REACT memuat lima komponen, yaitu mengaitkan (Relating), mengalami (Experiencing), menerapkan (Applying), bekerjasama (Cooperating), dan mentransfer (Transferring). Mengaitkan (Relating), mempunyai arti bahwa dalam belajar, materi harus dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa atau dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa. Mengalami (Experiencing), mempunyai arti bahwa siswa belajar dengan mengalami secara langsung (doing mathematics) melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. Menerapkan (Applying), yaitu belajar dengan menempatkan konsepkonsep untuk diaplikasikan pada masalah yang bersifat realistik dan relevan. Bekerjasama (Cooperating), yaitu belajar dalam konteks saling berbagi, saling menanggapi, dan berkomunikasi dengan siswa lainnya. Mentransfer (Transferring), yaitu menggunakan pengetahuan dalam konteks baru atau situasi baru, yaitu konteks atau situasi yang belum tercakup dalam kelas (Crawford, 2001:3-13). Penerapan strategi REACT mempunyai berbagai kelebihan, yaitu dapat memperdalam pemahaman siswa, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap menghargai diri sendiri dan orang lain, membuat belajar secara Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 390

inklusif, mengembangkan rasa saling memiliki, mengembangkan keterampilan untuk masa depan, mengembangkan sikap menyukai lingkungan, dan menjelaskan pentingnya materi dan aplikasinya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik menerapkan strategi REACT untuk membangun pamahaman siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Mojokerto pada pembelajaran materi keliling dan luas lingkaran. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajaran keliling dan luas lingkaran dengan strategi REACT pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Mojokerto? Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan paparan secara jelas dan rinci tentang pembelajaran keliling dan luas lingkaran dengan strategi REACT yang dapat memahamkan siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Mojokerto. METODE Penelitian ini dimaksudkan sebagai usaha untuk membantu siswa memahami rumus keliling dan luas lingkaran dengan strategi REACT. Dalam usaha membangun pemahaman tersebut, peneliti berperan sebagai perancang tindakan dan guru sebagai pelaksana pembelajaran. Oleh sebab itu, rancangan penelitian yang dipandang cocok dengan tujuan tersebut adalah penelitian tindakan kolaboratif. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 6 Kota Mojokerto. SMP ini dipilih karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami rumus keliling dan luas lingkaran. Selain itu, di SMP ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai pembelajaran dengan strategi REACT. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-3 semester genap SMP Negeri 6 Kota Mojokerto. Siswa kelas VIII-3 terdiri atas 36 siswa dengan 21 siswa lakilaki dan 15 siswa perempuan. Subyek wawancara terdiri dari 4 siswa yang terdiri dari 1 siswa berkemampuan tinggi, 1 siswa berkemampuan sedang dan 2 siswa berkemampuan rendah. Pengambilan 4 subyek dengan kriteria tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan skor tes ulangan harian siswa. Subyek wawancara juga dipertimbangkan yang mudah diajak berkomunikasi. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 391

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes, hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil catatan lapangan. Sesuai data yang dikumpulkan dalam penelitian, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi (1) tes, (2) wawancara, (3) observasi, dan (4) catatan lapangan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan pada tahap refleksi dari siklus penelitian. Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis data kualitatif model alir yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992:18) yang terdiri dari tahap (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan dan verivikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Pratindakan Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru berdiskusi tentang rencana pelaksanaan tindakan dan skenario pembelajaran yang akan dilakukan. Peneliti perlu memastikan bahwa guru memahami sungguh-sungguh strategi yang akan digunakan, karena guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti dan guru menyiapkan RPP, LKS, instrumen penelitian, daftar kelompok, dan subyek wawancara. Kelompok siswa tidak dibentuk oleh guru, karena siswa kelas VIII-3 SMPN 6 Mojokerto sejak awal sudah terbentuk ke dalam kelompok-kelompok sesuai keinginan siswa. Kelompok terdiri dari 4 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai pendapat Slavin (dalam Eggen dan Kauchak, 1996:286) bahwa kelompok yang sangat ideal terdiri dari 4 orang. Pada tanggal 24 Januari 2009, guru menjelaskan kepada siswa tentang rencana kegiatan pembelajaran pada Kamis, 29 Januari 2009. Guru menjelaskan secara garis besar langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru juga meminta siswa sesuai kelompok masing-masing untuk membawa benda-benda berbentuk tabung (seperti potongan pipa, kaleng, tutup topless, dan lainnya), benang, gunting, penggaris, kalkulator, kertas manila 2 warna, kertas karton, lem, busur, dan jangka yang akan digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media belajar ini sesuai Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 392

dengan pendapat Eggen dan Kauchak (1996:305) bahwa siswa perlu diberi sumbersumber belajar yang mendukung pelaksanaan penyelidikan. Data Tindakan Pembelajaran rumus keliling dan luas lingkaran dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Januari 2009. Pembelajaran dimulai dengan siswa sudah menempati posisi masingmasing berdasarkan kelompoknya. Pembelajaran dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Pada tahap awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa tentang pentingnya materi kaitannya dengan materi lain dan aplikasinya dalam kehidupan, membangkitkan pengetahuan awal siswa tentang luas persegi panjang dan konsep lingkaran, dan terakhir menjelaskan tugas dan tanggung jawab kelompok. Pada tahap awal, komponen REACT yang muncul adalah mengaitkan (relating) dan bekerjasama (cooperating). Tahap awal diakhiri dengan pembagian Lembar Kerja Siswa (LKS). Tahap awal membutuhkan waktu sekitar 15 menit (dalam RPP 10 menit). Tujuan pembelajaran perlu disampaikan kepada siswa sebelum membahas materi. Penyampaian tujuan berfungsi agar siswa dapat mengetahui arah kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahar (1988:174) bahwa penyampaian tujuan pembelajaran selain dapat memotivasi juga dapat memusatkan perhatian siswa terhadap aspek yang relevan dalam pembelajaran. Motivasi belajar sangat penting peranannya dalam rangka menyiapkan siap untuk belajar. Siswa yang termotivasi akan lebih siap untuk belajar dan akan mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Orton (1992:9-10) bahwa siswa yang termotivasi, tertarik dan mempunyai keinginan untuk belajar akan belajar lebih banyak. Kegiatan mengingat kembali materi prasyarat sangat perlu dilakukan untuk mempermudah siswa memahami materi yang akan dipelajari. Jika siswa tidak paham materi prasyarat, maka siswa akan sulit mempelajari materi keliling dan luas lingkaran. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 393

Hal ini sesuai pendapat Skemp (1987:20) bahwa jika pemahaman konsep kurang sempurna, maka konsep lain yang berkaitan dengan konsep tersebut akan berada dalam keadaan bahaya. Tahap inti terdiri dari dua kegiatan, yaitu pelaksanaan diskusi kelompok dan penyajian laporan. Sebelum melaksanakan diskusi kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk memahami Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada kegiatan diskusi, masingmasing kelompok bekerja dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga. LKS terdiri dari tiga bagian, yaitu LKS I untuk menentukan nilai π dan rumus keliling lingkaran, LKS II untuk menentukan rumus luas lingkaran, dan LKS III untuk soal-soal aplikasi dan transfer. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS secara berurutan mulai LKS I sampai LKS III. Pada saat diskusi menyelesaikan LKS I, siswa mengukur diameter dan keliling masing-masing alat peraga yang telah dibawa dan mencatat ke dalam tabel dalam LKS. Siswa mengukur diameter dengan penggaris. Keliling diukur menggunakan benang dengan cara dililitkan pada alat peraga, menandai benang, memotong benang, dan terakhir mengukur panjang benang. Pada kegiatan ini, sebagian besar kelompok berbagi tugas. Ada anggota kelompok yang bertugas mengukur dan ada yang bertugas mencatat. Ada juga kelompok yang masing-masing anggota kelompoknya mengukur sendiri-sendiri dan mencatatnya ke dalam tabel. Setelah siswa mengukur diameter dan keliling semua alat peraga yang dibawa, siswa menghitung nilai KELILING : DIAMETER dan memasukkan nilainya pada kolom terakhir tabel LKS I. Sebagian kelompok ada yang menghitung dengan kalkulator dan sebagian lagi menghitung dengan HP (handpone). Proses ini dengan bantuan LKS mengarahkan siswa untuk menemukan nilai bilangan π. Setelah siswa mengetahui bahwa π diperoleh dari Keliling : Diameter, maka mereka tidak mengalami kesulitan untuk menemukan bahwa Keliling = π Diameter. Selanjutnya, melalui LKS I siswa diarahkan untuk melakukan penggunaan notasi simbol untuk menyatakan rumus keliling lingkaran. Sesuai pengamatan di kelas dan hasil LKS siswa, semua kelompok dapat menyatakan dengan benar bahwa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 394

K = π d atau K = πd Namun demikian, ketika simbol d diganti r sebagian besar kelompok (7 kelompok) menuliskan K = π 2r. Hanya 2 kelompok yang menuliskan K = π 2r = 2πr. Guru akhirnya memberikan bimbingan agar semua kelompok dapat menuliskan menjadi K = 2πr. Pada kegiatan LKS I ini, komponen REACT yang muncul adalah mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), mengaplikasikan (applying), dan bekerjasama (cooperating). Penggunaan LKS I terbukti sangat membantu arah kerja siswa menemukan rumus keliling lingkaran. Siswa membentuk pengetahuan mereka sendiri secara aktif dengan bantuan LKS. Hal ini sesuai dengan pendapat Clements & Battista (2001) bahwa pengetahuan harus dibentuk dan ditemukan oleh siswa secara aktif. Pengetahuan matematika dikonstruksi siswa dengan melakukan refleksi fisik dan mental, yaitu berbuat dan berpikir.pendapat. Pada LKS II, siswa diarahkan untuk menemukan rumus luas lingkaran. Pertama siswa dalam kelompok membuat 2 lingkaran berukuran sama pada kertas manila dengan warna yang berbeda. Masing-masing lingkaran dibagi dua bagian dan menyatukannya bagian-bagian tadi menjadi lingkaran baru dengan dua warna berbeda seperti pada gambar. A B AB AB Salah satu lingkaran AB selanjutnya dipotong menjadi 12 bagian yang sama dan disusun sebagai berikut. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 395

Siswa diminta menentukan ukuran panjang dan lebar bentuk di atas. Pada tahap ini kelompok dengan mudah menyatakan bahwa panjang nya adalah 2 1 Keliling dan 1 lebarnya adalah jari-jari atau Diameter. Meskipun demikian, ada kelompok yang 2 mengukur dengan penggaris untuk memastikan bahwa lebar nya sama dengan jarijari lingkaran yang mereka buat pertama kali. Selanjutnya siswa diminta membagi lingkaran AB kedua menjadi bagian-bagian yang sama sebanyak mungkin dan menyusun kembali seperti pada lingkaran AB pertama. Dalam kegiatan tersebut siswa bekerja secara fisik dengan memanipulasi alat peraga dan bekerja secara mental yaitu berpikir untuk menemukan rumus luas lingkaran. Hal ini sangat baik karena didukung oleh pendapat Hudojo (1998:7) bahwa siswa perlu dilibatkan secara fisik dan mental dalam belajar serta melibatkan pengalaman konkret. Pada tahap ini, kelas menjadi ramai. Siswa dalam kelompok nampak bekerja dengan aktif dan senang. Ada yang memotong, ada yang mengelem, dan ada yang menempel. Kegiatan saling bekerjasama dan berbagi tugas dalam menyelesaikan tugas kelompok merupakan hal penting. Sesuai pendapat Eggen dan Kauchak (1996:281), keterampilan sosial tersebut merupakan aspek yang sangat penting dalam belajar kooperatif. LKS II ini mengarahkan siswa untuk menyadari bahwa potongan tadi setelah 1 disusun kembali akan membentuk persegipanjang dengan panjang K dan lebar r, 2 sehingga luasnya adalah ( 2 1 K r). Karena persegipanjang tersebut diperoleh dari lingkaran dengan jari-jari r, maka luas lingkaran sama dengan luas persegipanjang. Melalui alur LKS II dan bimbingan guru, siswa akhirnya melakukan manipulasi symbol sebagai berikut. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 396

L Lingkaran = L Persegipanjang = p l = 2 1 K r = 1 (2πr) r, K = 2πr 2 = πr 2 Lebih lanjut, dengan bimbingan guru, kelompok diminta mengganti simbol r dengan d melalui hubungan d = 2r atau r = 2 1 d. Akhirnya, siswa dapat memperoleh L Lingkaran = π ( 2 1 d) 2 = 4 1 πd 2. Untuk sampai pada kesimpulan ini, guru melakukan bimbingan pada masing-masing kelompok. Hampir semua kelompok mengalami kesulitan dalam manipulasi simbol aljabar menemukan rumus akhir luas lingkaran. Guru memberikan bimbingan tetapi tetap berusaha agar siswa sendiri yang membentuk pengetahuan mereka melalui kegiatan penyelidikan dan diskusi. Hal ini sesuai dengan prinsip konstruktivisme bahwa guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu siswa membangun pengetahuan (Suparno, 1997:67). Pada kegiatan LKS II ini, komponen REACT yang muncul adalah mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), mengaplikasikan (applying), dan bekerjasama (cooperating). Perolehan luas lingkaran dengan cara membentuk persegipanjang terlebih dahulu memberikan gambaran pada siswa tentang aplikasi luas persegipanjang dan keterkaitan antara luas persegi panjang dan luas lingkaran. Keterkaitan ini akan memberikan pemahaman yang kuat pada benak siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo (1998:7) bahwa informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dalam skemata yang dimiliki siswa. Selanjutnya guru mempersilahkan kelompok untuk mengerjakan LKS III yang memuat 2 soal, yaitu soal aplikasi dan soal transfer. Berdasarkan pengamatan, semua kelompok dapat menjawab soal aplikasi dengan benar. Ketika mengerjakan soal-soal transfer, yaitu soal yang berkiatan dengan situasi baru, semua kelompok mengalami Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 397

kesulitan. Guru tetap meminta siswa untuk mengerjakan soal transfer dengan bimbingan secukupnya. Pada kegiatan ini, komponen REACT yang muncul adalah mengaplikasikan (applying) dan mentransfer (transferring). Ketika waktu pelajaran tinggal 10 menit (tahap inti sudah berlangsung selama 55 menit), guru meminta siswa menghentikan pekerjaannya dan mengumpulkan LKS seadanya. Guru menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilanjutkan pada hari Sabtu, tanggal 31 Januari 2009. Guru menjelaskan bahwa pertemuan berikutnya adalah penyajian laporan. Guru menjelaskan bahwa tidak semua kelompok akan melaporkan hasil LKS. Guru akan menyeleksi kelompok pelapor tetapi tetap meminta masingmasing kelompok bersiap-siap. Kegiatan jam pelajaran habis, guru menutup pelajaran. Pada hari Sabtu, 31 Januari 2009 merupakan pertemuan kedua untuk pembelajaran keliling dan luas lingkaran. Setelah membuka pelajaran, guru meminta ketua kelompok terpilih menyiapkan diri untuk melaporkan LKS pertemuan sebelumnya. Berdasarkan pemeriksaan hasil LKS dan pertimbangan waktu, peneliti dan guru memutuskan untuk memanggil satu kelompok yang akan melaporkan hasil diskusi. Hal ini dilakukan karena hasil LKS semua kelompok adalah sama meskipun ada redaksi yang berbeda. Kelompok yang terpilih untuk menyajikan laporan adalah kelompok VI. Pemilihan kelompok VI berdasarkan pertimbangan karena hasil LKSnya paling bagus dibanding kelompok yang lain. Selain itu, kelompok VI dapat menjawab semua soal pada LKS III dengan benar. Setelah ketua kelompok VI selesai menyajikan LKSnya, guru meminta siswa memberikan tepuk tangan dan sekaligus memuji pelaksanaan diskusi kelompok yang telah berlangsung dengan baik. Selanjutnya guru memberikan penekanan lagi mengenai bilangan π, rumus keliling, dan luas lingkaran yang telah dipelajari siswa. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa dengan kembali menanyakan rumus keliling dan luas lingkaran. Selain itu, guru juga meminta siswa untuk membuat simpulan. Pada akhir pembelajaran, guru sempat menanyakan respon siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan sejak pertemuan sebelumnya. Siswa menyatakan senang, bersemangat, mengerti, dan meminta pembelajaran selanjutnya tetap berkelompok. Hasil wawancara menunjukkan bahwa subyek Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 398

wawancara merasa senang dan dapat memahami materi dengan baik. Hal ini mendukung pendapat Hill & Hill (1993:2) bahwa belajar kelompok (kooperatif) dapat menyenangkan siswa dan memperdalam pemahaman. Berdasarkan hasil tes akhir pada 5 Pebruari 2009, diperoleh bahwa 34 siswa memperoleh skor di atas 70 dan hanya 2 siswa memperoleh skor di bawah 70. Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dalam penelitian ini sangat baik. Pemahaman siswa ini dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya perasaan senang saat belajar, situasi belajar kelompok, penggunaan LKS dan alat peraga serta manipulasi alat peraga, serta mereka sendiri yang menemukan rumus keliling dan luas lingkaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan strategi REACT dapat membantu siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Mojokerto untuk membangun pemahaman pada materi keliling dan luas lingkaran. Meskipun demikian, waktu yang diperlukan adalah dua kali pertemuan. Jika dibanding pembelajaran dengan metode ekspositori, maka strategi REACT lebih banyak memakan waktu. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Guru matematika kelas VIII SMP disarankan untuk mempertimbangkan penerapan strategi REACT pada pembelajaran materi keliling dan luas lingkaran. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 399

2. Guru matematika kelas VIII SMP yang menerapkan pembelajaran dengan strategi REACT hendaknya mengatur penggunaan waktu seefektif mungkin mengingat penelitian ini ternyata membutuhkan banyak waktu. 3. Kepada peneliti yang lain disarankan untuk mengadakan penelitian mengenai penerapan strategi REACT pada materi yang lain baik di sekolah yang sama maupun sekolah yang lain. DAFTAR RUJUKAN Bell, F.H.. 1978. Teching Learning Mathematics: In Secondary Shooles. Iowa: Wn. C. Brown Company Publishers. Bobango, J.C. 1993. Geometry for All Student: Phase-Based Instruction. Dalam Cueves (Eds). Reaching All Students With mathematics, reston, VA. Virginia: National Council of Teachers of Mathematics. Clements, D.H. & Battista, M.T.. 2001. Constructivist Learning and Teaching. (Http://www.terc.edu/investigation/relevant/html/constructivistlearning.html, diakses tanggal 02 Pebruari 2002). Crawford, M. L., 2001. Teaching and Contextually. Research, Rationale, and Techniques for Improving Student Motivation and Achievement in Mathematics and Science. Waco, Texas. CCI Publishing, Inc. Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Eggen, P.D & Kauchak, P.P.. 1996. Strategies for Teacher: Teaching Content and Thingking Skill. Boston: Alyn & Bacon. Hill, Susan & Hill, Tim. 1993. The Collaborative Classroom: A Guide to Co-operative Learning. Victoria: Eleanor Curtin Publishing. Hudojo, H.. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK. Hudojo, H.. 1998. Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan Konstruktivis. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematika dalam Era Globalisasi. PPS IKIP MALANG. Malang: 4 April. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 400

Miles, M.B. & Huberman, A.M.. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Orton, A.. 1992. Learning Mathematics: Issues, Theory, and Practice. Great Britain: Redwood Books. Purnomo, A.. 1999. Penguasaan Konsep Geometri dalam Hubungannya dengan Teori Perkembangan Berpikir van Hiele pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 6 Kodya Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG. Skemp, R.R.. 1987. The Psychology of Learning Mathematics. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher Sudarman. 2000. Pengembangan Paket Pembelajaran Berbantuan Komputer Materi Luas dan Keliling Segitiga untuk Kelas V Sekolah Dasar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS UM. Suparno, P.. 1997. Filsafat Konstuktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Van de Walle, J.A..1990. Elementary School Mathematics: Teaching Developmentally. New York: Longman. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 401