Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 17 No.2 ( 2007)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

PETA MIKROZONASI PENGARUH TSUNAMI KOTA PADANG

*

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

Analisis Seismotektonik dan Periode Ulang Gempabumi.. Bambang Sunardi dkk

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

PETA ZONASI TSUNAMI INDONESIA

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia terletak pada daerah yang merupakan pertemuan dua

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

Analisis Tingkat Resiko Gempa Bumi Tektonik

Peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

2 Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar, Makassar

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

ANALISIS TINGKAT SEISMISITAS DAN TINGKAT KERAPUHAN BATUAN DI MALUKU UTARA ANALYSIS OF SEISMICITY LEVEL AND ROCKS FRAGILITY LEVEL IN NORTH MALUKU

ANALISIS PERIODE ULANG DAN AKTIVITAS KEGEMPAAN PADA DAERAH SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA

KAJIAN SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI DI ACEH

STUDI PENGEMBANGAN PETA ZONA GEMPA UNTUK WILAYAH PULAU KALIMANTAN, NUSA TENGGARA, MALUKU, SULAWESI DAN IRIAN JAYA (INDONESIA BAGIAN TIMUR)

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

Analisis Bahaya Kegempaan di Wilayah Malang Menggunakan Pendekatan Probabilistik

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil semakin jelas dengan disahkannya peraturan pelaksanaan UU No. 27 Tahun 2007 berupa PP No 64 Tahun 2010 tentan

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Analisis Dimensi Fraktal Kejadian Gempa Dl Laut Banda Indonesia

18/10/2017 UPDATING SESAR AKTIF. UPDATING SESAR AKTIF INDONESIA Focus: Surabaya dan Jawa Timur 1. LOKASI YANG LEBIH AKURAT

EVALUASI GEMPA DAERAH SULAWESI UTARA DENGAN STATISTIKA EKSTRIM TIPE I

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

HAZARD POTENTIAL DISTRIBUTION OF AFFECTED BY THE TSUNAMI IN THE ALONG SOUTH COAST REGION OF MALANG, EAST JAVA

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

KAITAN B VALUE DENGAN MAGNITUDO DAN FREKUENSI GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SUMATERA UTARA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia terletak pada daerah yang merupakan pertemuan dua

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI A ALISIS PARAMETER GEMPA DA POLA SEBARA YA BERDASARKA DATA MULTI-STATIO (STUDI KASUS KEJADIA GEMPA PULAU SULAWESI TAHU )

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGELOMPOKAN DAMPAK GEMPA BUMI DARI SEGI KERUSAKAN FASILITAS PADA PROVINSI YANG BERPOTENSI GEMPA DI INDONESIA MENGGUNAKAN K-MEANS-CLUSTERING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

MODIFIKASI PETA TINGKAT KERENTANAN AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI UNTUK WILAYAH INDONESIA. Yoseph Stevenly NRP :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

Pengembangan Program Analisis Seismic Hazard dengan Teorema Probabilitas Total Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

VISUALISASI PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMI DI KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT

ANALISA TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

MODEL GEOSPASIAL POTENSI KERENTANAN TSUNAMI KOTA PADANG

ZONASI GEMPA INDONESIA BERDASARKAN FUNGSI FUNGSI ATENUASI TERBARU

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

Oleh : DAMAR KURNIA Dosen Konsultasi : Tavio, ST., M.T., Ph.D Ir. Iman Wimbadi, M.S

ANALISIS RESIKO BENCANA GEMPA BUMI UNTUK PENATAAN RUANG KABUPATEN BURU SELATAN

PENYULUHAN RUMAH TAHAN GEMPA DI DUSUN JERINGAN, KULON PROGO, YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN RISIKO DAMPAK GEMPA BUMI

ANALISIS SEISMISITAS DAN ENERGI GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK-OYO YOGYAKARTA

ANALISIS ANOMALI UDARA BEBAS DAN ANOMALI BOUGUER DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

RESIKO GEMPA PULAU SUMATRA DENGAN METODA PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD ANAL YSIS (PSHA) THESIS MAGISTER OLEH: D. PRAHERDIAN PUTRA

Mitigating Earthquake Hazards

PEMANFAATAN DATA SEISMISITAS UNTUK MEMETAKAN TINGKAT RESIKO BENCANA GEMPABUMI DI KAWASAN EKS-KARESIDENAN BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

STUDI B-VALUE UNTUK ANALISIS SEISMISITAS BERDASARKAN DATA GEMPABUMI PERIODE (Studi Kasus: Gorontalo) ABSTRAK

BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008

Penggunaan Sistem Fungsi Iterasi untuk Membangkitkan Fraktal beserta Aplikasinya

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

ESTIMASI MAGNITUDO GEMPABUMI LOKAL DENGAN MEMANFAATKAN PERIODE DOMINAN GELOMBANG P DI PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS TINGKAT SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI DI SUMATERA BARAT PADA PERIODE

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

MEWASPADAI MORFOLOGI TELUK SEBAGAI ZONA BAHAYA TSUNAMI

ANALISIS RESIKO GEMPA KOTA LARANTUKA DI FLORES DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIC SEISMIC HAZARD

Transkripsi:

Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 7 No. ( 7) -6 Catatan Pemetaan Pola Terjadinya Gempa Bumi Di Indonesia Dengan Metode Fraktal DODI RESTUNING GALIH a, LINA HANDAYANI a a Pusat Penelitian Geoteknologi, LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung ABSTRACT Earthquake pattern mapping in Indonesia was done. This mapping conducted for the use of earthquake hazard area zonation, considering Indonesia located in very active tectonic area. Although in general Indonesia is a region with high risk earthquake disaster, the risk at each region is different one from the other. This mapping are done by grouping and differentiating each region in the region by the level of its earthquake hazard risk using fractal analysis. Seismic activities analysis using this theory show that the region of Maluku, Banda and its surroundings are place at the highest for earthquake risk disaster and Kalimantan place at the lowest part. Keywords: earthquake, zonation, fractal PENDAHULUAN Gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Sumatera Utara pada tahun merupakan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia dan mengingatkan kita kembali bahwa Indonesia terletak di daerah tektonik yang sangat aktif. Pemerintah dan masyarakat harus lebih waspada terhadap bahaya gempa bumi yang tidak dapat diramalkan kejadiannya. Untuk itu dibutuhkan suatu metoda mitigasi bencana gempa bumi yang baik. Pembuatan peta zonasi bahaya gempa bumi dapat dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan mitigasi. Walaupun secara umum wilayah Indonesia termasuk daerah yang rawan bencana gempa bumi tetapi kerentanan terhadap bencana ini di setiap wilayah berbeda-beda. Salah satu usaha untuk melakukan pembagian atau pengelompokan wilayah rawan bencana gempa bumi adalah dengan melakukan analisis terhadap gempa-gempa yang telah terjadi sebelumnya. Analisis fraktal merupakan salah satu metoda yang dapat dipakai untuk mengelompokkan perulangan suatu kejadian gempa. Istilah fractal dibuat oleh Benoit Mandelbrot pada tahun 97 dari kata latin fractus yang artinya patah, rusak atau tidak teratur. Berbagai jenis fraktal awalnya dipelajari sebagai benda matematis. Geometri fraktal adalah cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat dan prilaku fraktal. Fraktal dapat membantu menjelaskan banyak situasi yang sulit dideskripsikan menggunakan geometri klasik seperti geometri euklidian dan kalkulus. Fraktal menyangkut bentuk baru geometri, dimana obyek utamanya adalah struktur alam dengan ketidakberaturan dan kekasaran beberapa skala (Cahn, 989). Pohon atau pakis merupakan salah satu contoh fraktal di alam. Bila diambil suatu dari cabang dari satu pohon terlihat bahwa cabang tersebut adalah miniatur dari pohonnya secara keseluruhan yang tidak sama persis, tetapi mirip. Metoda fraktal ini pernah diaplikasikan di daerah Kalifornia bagian selatan dengan menggunakan catalog gempa tahun 9 97 (Main dan Burton, 986). Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa dimensi fraktal (D) untuk daerah Kalifornia bagian selatan adalah.78. Angka tersebut menunjukan aktivitas gempa yang sangat banyak yang berasosiasi dengan keberadaan sesar San Andreas.

Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 7 No. ( 7) -6 Dalam makalah ini metoda fraktal akan digunakan untuk mengetahui besar dimensi fraktal untuk kawasan Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang zonasi daerah rawan bencana gempa bumi di Indonesia. METODOLOGI Data yang digunakan adalah data gempa dari wilayah Indonesia yang diambil dari katalog gempa bumi milik United States Geological Survey (USGS) tahun 97-6. Sebelum digunakan, data di edit terlebih dahulu untuk menghilangkan data yang tidak mungkin. Hal ini dilakukan karena pada katalog gempa kadang terdapat nilai magnitude atau dibawah karena ada kerusakan pada peralatan pencatatnya. Setelah itu data dikelompokan berdasarkan daerah yang diperkirakan mewakili perbedaan tatanan tektonik. Dalam hal ini data dibagi menjadi 7 kelompok yaitu data gempa daerah Jawa, daerah Sumatera, daerah Kalimantan, daerah Sulawesi, daerah Irian Jaya, daerah Bali, Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya, daerah Maluku, Halmahera, Banda dan sekitarnya. Kemudian untuk masing-masing kelompok data dicari hubungan statistik empiris antara jumlah kejadian gempa dengan magnitude gempanya. Hubungan statistik empiris antara jumlah kejadian gempa (N) dan magnitude gempa (m) yang dipakai adalah persamaan yang dirumuskan oleh Gutenberg-Richter (Gutenberg dan Richter, 9) sebagai berikut: log (N) = -b*m + a..... () dimana a dan b adalah konstanta dan N adalah jumlah gempa bumi dengan magnitude lebih besar dari m. Persamaan ini menyatakan hubungan statistik empiris antara frekuensi (jumlah kejadian) gempa bumi (N) dengan magnitude gempa (m). Setelah itu digunakan metoda grafik yang idenya diambil dari Turcotte (99). Dalam kajian aktivitas gempa, Turcotte (99) melakukan penurunan rumus sederhana sehingga didapat besaran dimensi fraktal (D) sebagai berikut : D = *b... () dimana b adalah konstanta yang didapat dari hukum Gutenberg-Richter (persamaan ). Untuk metode grafik ini setiap kelompok data dibuat grafik vs m. Sebagai contoh, pulau Jawa memiliki jumlah kejadian gempa (N) dengan magnitude diatas SR sebanyak kali, diatas SR sebanyak 8 kali, diatas SR sebanyak 9 kali, dan diatas 6 SR sebanyak 9 kali. Dengan pendekatan regresi linier dan berdasarkan perumusan dalam persamaan () diperoleh nilai b. Dari proses pengerjaan tersebut diperoleh nilai konstanta b untuk setiap kelompok data atau dalam hal ini adalah nilai b untuk setiap wilayah yang telah di tentukan. Kemudian dengan menggunakan persamaan () diperoleh nilai dimensi fraktal (D) untuk setiap wilayah atau kelompok data. Nilai dimensi fraktal setiap kelompok data atau wilayah dijadikan dasar pembuatan zonasi atau pemetaan lokasi rawan bencana gempa bumi. Semakin besar angka dimensi fraktalnya, semakin besar juga kerawanan gempa bumi daerah tersebut. Secara singkat diagram alir metode yang dilakukan untuk mendapatkan peta zonasi kerawanan akan bencana gempa bumi dapat dilihat pada Gambar.

Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 7 No. ( 7) -6 Katalog gempa 7-6 (USGS) Edit dan Kelompokan Hubungan jumlah kejadian gempa dg magnitude? = -b*m + a Grafik vs m D = *b Peta zonasi Kerawanan GB Gambar. Diagram Alir Metode Penelitian. HASIL & PEMBAHASAN Hasil dari pengolahan data dengan metoda grafik adalah nilai konstanta b untuk setiap kelompok data atau wilayah seperti terlihat pada Gambar. Setelah nilai b untuk setiap kelompok data diperoleh, maka dengan menggunakan persamaan () nilai dimensi fraktal (D) untuk setiap kelompok data

Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 7 No. ( 7) -6 dihitung. Hasil perhitungan ini ditampilkan pada Tabel. Nilai konstanta b dan dimensi fraktal D yang tertera pada table, kemudian digunakan untuk membuat peta zonasi rawan bencana gempa bumi wilayah Indonesia (Gambar ). A Jawa B Sumatera log (N) b =. log (N) b=.7 6-6 7 8 9 magnitude (m) C Kalimantan D Sulawesi.. b =. b =.7... 6 6 7 8 E Bali,Nusa Tenggara F Irian Jaya log(n) b =.6 b =.67 6 7 6 7 G Ambon, Banda b =.76 6 7 Gambar. Nilai b yang diperoleh untuk setiap kelompok data.

Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 7 No. ( 7) -6 Tabel. Hasil pengolahan data, dimensi fraktal setiap wilayah di Indonesia. Dimensi Kelompok Data Nilai b Fraktal (D) Jawa,, Sumatera,7, Kalimantan,,6 Sulawesi,7,9 Bali, NTT dan sekitarnya,6, Irian Jaya,67, Maluku, Banda, Halmahera dan sekitarnya,76, II III I VI IV VII V Gambar. Dimensi Fraktal untuk beberapa kelompok rawan bencana gempa bumi (I=Jawa, II=Sumatera, III=Kalimantan, IV=Sulawesi, V=Irian Jaya, VI=Bali, Lombok, NTT dan sekitarnya, VII=Maluku, Banda, Halmahera & sekitarnya). Titik-titik hitam adalah posisi terjadinya gempa bumi. Angka romawi adalah kelompok dimensi fraktal. Tanda panah merah menunjuk kepada daerah dengan tingkat keseringan gempa tinggi. PEMBAHASAN Seperti terlihat pada Gambar, wilayah Kalimantan (III) memiliki angka dimensi fraktal yang paling rendah yaitu,6. Hal ini sesuai dengan sangat rendahnya frekuensi kejadian gempa di daerah tersebut. Sementara daerah yang lain memiliki angka lebih dari satu yang menunjukkan tingkat kerawanan akan bencana gempa yang cukup tinggi. Daerah Sulawesi (IV), Maluku dan Banda (VII) memiliki potensi tertinggi untuk terjadinya gempa bumi, disusul kemudian oleh Sumatera (II).

Galih & Handayani et al. / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 7 No. ( 7) -6 6 Kelompok Irian Jaya (V) dan NTT (VI) memiliki dimensi fraktal sedikit lebih rendah dari Sumatra yang berarti potensi terjadinya bencana gempa bumi di Irian dan NTT lebih rendah dari Sumatra. Sedangkan Jawa (I) memiliki angka fraktal yang paling rendah untuk daerah dengan kerawanan bencana gempa bumi. Rapat dan seringnya kejadian gempa pada daerah-daerah tertentu (ditunjukkan oleh tanda panah pada Gambar ) belum tentu memberikan kontribusi yang besar terhadap angka kerawanan akan gempa di daerah tersebut. Walaupun di daerah tertentu banyak terjadi gempa, gempa yang terjadi belum tentu berskala besar sehingga tidak memberikan dampak yang besar ketika terjadi. Perhitungan fraktal yang digunakan dalam analisa ini merupakan cara yang paling sederhana dari metode fraktal yang ada. Adalah sangat mungkin untuk mengulang perhitungan dengan metoda yang lebih teliti dengan memperhitungkan kedalaman gempa bumi dan/atau magnitude gempa. Pengelompokan dengan blok segiempat juga dipilih berdasarkan kemudahannya saja. Untuk yang akan datang, akan dibuat perhitungan dengan pengelompokan yang lebih kecil berupa cluster-cluster lingkaran berjari-jari tertentu. KESIMPULAN Analisis frekuensi seismisitas dengan menggunakan teori fraktal menunjukkan hasil yang cukup baik untuk membuat pola pemetaan terjadinya gempa di Indonesia secara umum. Urutan besarnya potensi untuk terjadinya gempa bumi adalah sebagai berikut: Ambon-Banda, Sulawesi, Sumatera, Irian Jaya, NTT, Jawa, dan terakhir dengan sangat minimnya kejadian gempa adalah Kalimantan. Banyaknya jumlah kejadian gempa bumi disuatu daerah belum tentu membuat daerah tersebut memiliki tingkat kerawanan akan bencana gempa bumi yang tinggi. Untuk studi wilayah yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan pengelompokan data yang lebih kecil berupa cluster-cluster lingkaran berjari-jari tertentu. DAFTAR PUSTAKA Cahn, R.W. 989. Fractal Dimension and Fracture. Nature, 8: - Gutenberg, B. dan Richter, C.F. 9. Seismicity of the Earth and Associated Phenomenon. Princeton Univ. Press. Main, I.G. dan Burton, P.W. 986. Long term earthquake recurrence constrained by tectonic seismic moment release rates. Seis. Soc. Am. Bull. Turcotte, D.L. 99. Fractals and chaos in geology and geophysics. Cambridge Univ. Press. Naskah masuk: 7 November 6 Naskah diterima: 8 Agustus 7