BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Report Lag Laporan keuangan yang akurat, handal dan terpercaya sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan, investor, pemerintah dan stakeholder dari perusahaan yang lain untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan dari perusahaan tertentu. Laporan keuangan adalah instrumen utama yang digunakan oleh pihakpihak terkait untuk mengambil keputusan atas peranan mereka dalam operasional perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yangtelah mendapatkan penilaian oleh pihak eksternal independen yang dalam hal ini dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik sebagai auditor independen. Kewajiban auditor independen adalah mengeluarkan laporan audit atas laporan keuangan klien dalam periode yang memungkinkan ketika laporan hasil audit itu diterbitkan laporan tersebut tidak mengurangi relevansi informasi dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit maka relevansi informasi dari laporan keuangan tersebut semakin berkurang. Proses untuk menyediakan informasi akuntansi ke publik memberikan nilai informasi dari laporan keuangan auditan yang akan ditentukan oleh audit report lag. Stephani (2010), lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari 8
tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag atau audit delay Sementara itu, audit report lag didefinisikan oleh Demintan (2009) sebagai jumlah hari antara akhir periode akuntansi sampai dikeluarkannya laporan audit. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Mamduh, (2003 : 35) menyatakan bahwa ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan apabila penyelesaian penyajian laporan keuangan terlambat atau tidak diperoleh saat dibutuhkan maka relevansi dan manfaat laporan keuangan untuk pengambilan keputusan akan berkurang. Perbedaan sudut pandang antara penulis buku yang ada menyebabkan belum adanya teori untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi lamanya waktu penerbitan laporan keuangan auditan atau audit report lag. 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag 2.1.2.1 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Kantor Akuntan Publik ( KAP ) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangundangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Ukuran Kantor Akuntan Publik diantaranya dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, jumlah klien, serta reputasi. Kantor Akuntan 9
Publik besar memiliki jumlah yang karyawan yang banyak, dapat mengaudit dengan lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan audit tepat waktu, serta memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Menurut Arens (2008:33) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Adapun KAP bermitra dengan the big four yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Ernst and Young (EY), dengan partnernya di Indonesia Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. 2. Delotte Touche Tohmatsu, dengan partnernya di Indonesia Osman Ramli Satrio dan Rekan 3. Price WaterHouse Coopers (PWC), dengan partnernya di Indonesia HaryantoSahari dan Rekan. 4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) International, dengan partnernya di Indonesia yaitu Siddarta dan Harsono. Menurut Susanto (2013) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag. Dengan asumsi bahwa semakin besar ukuran KAP atau semakin tinggi tingkat reputasi auditor mengindikasikan bahwa semakin cepat penyelesaian laporan audit independen yang dilakukan. 10
2.1.2.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjulan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva karena nilai aktiva relatif stabil dibandingkan dengan nilai penjualan dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan dapat menujukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan (Amelia dan Setiady, 2006 dalam Manalu, 2012 : 6). Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Soetedjo (2006) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag. Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan 11
melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. 2.1.2.3 Debt to Total Asset Ratio Debt to total assets ratio (DTAR) adalah salah satu dari rasio solvabilitas. Menurut Kasmir (2008 : 156), rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusan untuk mencari debt to total assets ratio dapat digunakan sebagai berikut: Total kewajiban Debt to total assets ratio = X 100% Total aktiva Semakin tinggi rasio ini, akan meningkatkan resiko kegagalan perusahaan dan akan meningkatkan tambahan perhatian auditor untuk mengauditnya, karena semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa 12
pendanaan perusahaan dengan utang semakin banyak. Memeriksa hutang juga lebih banyak memakan waktu daripada memeriksa modal. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa penelitian mengenai pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan dan debt to total asset ratio terhadap audit report lag. Dimana masing-masing penelitian mempunyai variabel independen yang berbeda-beda dari tahun ke tahun dan penelitian tersebut biasanya selalu bervariasi sesuai dengan kebutuhan sipeneliti (menambah atau mengembangkan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan objek perusahaan yang berbeda dan periode penelitian yang berbeda). Berikut penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi audit report lag, diantaranya sebagai berikut: Ahmad (2005) meneliti pengaruh ukuran KAP dan opini going concern terhadap audit report lag menggunakan client cycle time (CCT), yaitu waktu yang dibutuhkan klien untuk menutup buku, dan firm cycle time (FCT), yaitu waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan audit setelah klien menutup buku. Hasil penelitian ini menunjukkan ukuran KAP dan opini going concern secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap CCT, sedangkan opini going concern secara parsial berpengaruh terhadap FCT dan ukuran KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap FCT. 13
Siregar (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Debt To Total Assets Ratio, Kualitas Audit, Dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag, Dimana sampel yang digunakan adalah 18 perusahaan manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to total asset ratio, kualitas audit, dan opini going concern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap audit report lag. Tetapi secara parsial, debt to total asset ratio berpengaruh positif terhadap audit report lag, sedangkan kualitas audit dan opini going concern tidak berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur tang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sutanto (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (studi empiris pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010), dimana sampel yang digunakan adalah 57 perusahaan pertambangan Metode pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Model regresi telah memenuhi asumsi klasik untuk digunakan dalam uji hipotesis. Hasil statistik deskriptif menunjukkan rata-rata audit report lag perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI adalah 79,37 hari. Hasil regresi menunjukkan faktor yang secara parsial signifikan mempengaruhi audit report lag adalah profitabilitas dan opini auditor. Hasil regresi juga 14
menunjukkan ketujuh variabel tersebut secara simultan signifikan mempengaruhi audit report lag. Manalu (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis pengaruh ukuran perusahaan,ukuran KAP dan opini audit terhadap audit report lag, Dimana sampel yang digunakan adalah 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan(total assets) dan jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Dan ukuran KAP secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag. Dan secara simultan ukuran perusahaan(total assets), ukuran KAP dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel : 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti 1 Ahmad, Alim dan Subekti (2005) Judul Peneliti Pengujian Empiris Audit Report Lag Menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time Peneliti independen: Ukuran perusahaan, ukuran KAP, opini going concern, rugi, segmen ge-ografis, jenis perusahaan Hasil Penelitian Secara parsial ukuran perusahaan, rugi, dan segmen geografis yang berpengaruh terhadap CCT sedangkan ukuran KAP, opini going concern, dan jenis perusahaan tidak berpengaruh. Secara parsial ukuran perusahaan, rugi, 15
2 Soetedjo (2006) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL) dependen: Audit report lag (client cycle time dan firm cycle time variabel Independen: Ukuran Perusahaan, Rugi/Laba Operasi, Jenis Perusahaan, Opini Audit dan Profitabilitas. Dependen: audit report lag opini going concern, dan segmen geografis berpengaruh terhadap FCT sedangkan ukuran KAP dan jenis perusahaan tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Ukuran perusahaan, rugi/laba operasi, jenis perusahaan, dan opiniauditberpengaruh positif terhadap audit report lag sedangkan jenis perusahaan dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag 3 Siregar (2010) 4 Manalu (2012) Pengaruh Debt To Total Assets Ratio, Kualitas Audit, Dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis pengaruh ukuran perusahaan,ukuran KAP dan opini audit terhadap variabel Independen : Debt to total asset ratio, kualitas audit dan opini going concern Dependen: Audit report lag independen : Ukuran perusahaa, Ukuran KAP, Debt to total asset ratio, kualitas audit, danopinigoingconcern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap ARL. Tetapi secara parsial, debt to total asset ratioberpengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan kualitas audit dan opini going concern tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan(total assets) dan jenis opini 16
audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia Opini Audit. dependen : Audit Report Lag, audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Dan ukuran KAP secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap audit report lag. Dan secara simultan ukuran perusahaan(total assets), ukuran KAP dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag. 2.3 Kerangka Konseptual Kerangka Konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor terpenting yang telah diketahui dalam suatu masalah. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah : 17
Ukuran Perusahaan (X1) H1 Ukuran KAP (X2) Debt to Asset Ratio (X3) H2 H3 Audit Report Lag (Y) H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dari kerangka konseptual diatas, dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan dan Debt to Total Asset Ratio, serta satu variabel dependen yaitu Audit Report Lag. Ukuran kantor akuntan publik diantaranya dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, jumlah klien, serta reputasi. Kantor akuntan publik besar memiliki jumlah yang karyawan yang banyak, dapat mengaudit dengan lebih efektif dan efisien, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan audit tepat waktu, serta memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Ukuran kantor akuntan publik di lihat dari apakah KAP tersebut adalah the big four atau non the big four. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh astute (2007) menyatakan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit Report Lag. 18
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian iternal yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya, penelitian sebelumnya dilakukan oleh Manalu (2012) ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap audit report lag. Debt to total assets ratio menunjukkan seberapa besar total aktiva perusahaan yang didanai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio yang tinggi memberi arti bahwa pendanaan dengan hutang semakin banyak, sehingga auditor membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk memeriksa laporan keuangan, penelitian sebelumnya dilakukan oleh Siregar (2010) debt to total asset ratio secara parsial berpengaruh positif terhadap audit report lag, 19
2.4 Hipotesis Menurut Erlina ( 2008 : 49) hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang di teliti. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah H1 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap Audit Report lag H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag H3 : Debt to total Asset Ratio berpengaruh terhadap audit report lag H4 :Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Debt to Total Asset Ratio (DTAR) berpengaruhterhadap audit report lag 20