BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas II MI

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Gedong Air,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. dimana tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar. Alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang berlokasi di Kecamatan Astanaanyar Kota Bandung

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama 3 bulan. Dari bulan Pebruari sampai bulan April 2011. Selama penelitian, untuk mengamati proses pembelajaran, dan membantu pengumpulan data peneliti dibantu oleh observer (teman sejawat) dari SD Negeri 1 Bandar Sakti yang sudah melaksanakan PTK dan guru kelas IV. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Bandar Sakti Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten lampung Tengah, yang berjumlah 39 orang siswa, yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 24 orang siswa perempuan.

20 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan pusat penekanan pada penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan alat peraga sebagai upaya untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri 1 Bandar Sakti Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus, dengan mengacu pada model yang diadaptasi dari McNiff (1988) (dalam Aunurrahman, dkk, 2010: 3-6) setiap siklus prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan terdiri dari empat komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) pengamatan (observing), (d) refleksi (reflecting), yang pada pelaksanaannya keempat komponen kegiatan pokok itu berlangsung secara terus menerus dengan diselipkan modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan. Langkah pertama yang diambil adalah planning/persiapan, yang ke dua adalah perlakuan dan pengamatan. Hasilnya dijadikan dasar untuk menentukan refleksi (mencermati apa yang sudah terjadi). Dari terselesaikannya satu siklus lalu disusun sebuah rencana yang akan digunakan untuk siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil refleksi siklus sebelumnya sampai tercapainya target yang diinginkan. Jangka waktu setiap siklus sangat tergantung pada keadaan yang terjadi di lapangan.

21 Sebelum melakukan tindak penelitian melakukan penjajagan sebagai dasar untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri 1 Bandar Sakti Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah tentang konsep bilangan bulat. Selanjutnya melakukan tindakan yang direncanakan dalam siklus-siklus sebagai berikut: 3.3.1 Siklus I a. Perencanaan (planning) Guru kelas IV (peneliti) SD Negeri 1 Bandar Sakti Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah dan pengamat (teman sejawat) mendiskusikan tentang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas pada kegiatan siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan, Standar Kompetensi: Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar: Menjumlahkan bilangan bulat. Indikator: menjumlah bilangan bulat dengan garis bilangan, membaca kalimat matematika pada garis bilangan dan menjumlahkan bilangan bulat tanpa garis bilangan.tujuan Pembelajaran: Setelah selesai proses pembelajaran siswa diharapkan mampu menjumlah bilangan bulat dengan diagram panah sesuai dengan kalimat matematika, membaca kalimat matematika pada garis bilangan dan menjumlahkan bilangan bulat tanpa garis bilangan. Metode: ekspositori, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas.

22 2) Menyiapkan alat peraga wayang Squidword yang digunakan untuk menunjukkan letak bilangan bulat dan operasi penjumlahan bilangan bulat. 3) Membuat alat penilaian, kunci jawaban dan pensekoran dan lembar observasi untuk mengukur keberhasilan siswa dan aktivitas belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan (acting) Dalam pelaksanaan ini peneliti (guru) melaksanakan sesuai rencana yang ada dalam rencana pembelajaran sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal : a) Apersepsi, melalui metode tanya jawab guru menanyakan penulisan, bacaan, urutan dan perbandingan bilangan bulat sebagai materi prasyarat dalam penjumlahan bilangan bulat. b) Penjelasan tujuan pembelajaran c) Motivasi, Menyanyikan lagu Aku Bilangan Bulat dengan syair Aku mau Tamasya. 2) Kegiatan Inti: a) Guru mengorganisasikan kelas dalam kelompok-kelompok siswa untuk belajar dan menyampaikan kegiatan yang harus dilakukan siswa. b) Guru menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat dengan alat peraga wayang (Squidword) contoh :

23 c) -2 + 5 Mundur 2 Terus? Maju 5 Gambar 3.1 penjumlahan bilangan bulat d) Secara bergiliran siswa mencoba memeragakan wayang dalam penjumlahan bilangan bulat. e) Guru membagikan tugas berkelompok (terlampir) f) Secara berkelompok dengan menggunakan garis bilangan, siswa diminta untuk mengerjakan LKS yang berkaitan dengan penjumlahan bilangan bulat. (Guru berkeliling memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan bimbingan seperlunya sekaligus melakukan penilaian unjuk kerja dengan instrumen tes unjuk kerja). g) Guru menunjuk beberapa kelompok siswa secara acak untuk menyajikan hasil kerja kelompok. h) Siswa lain diminta mencermati serta memberi tanggapan. i) Guru membagi lembar evaluasi, setiap siswa mengerjakan LKS

24 3) Kegiatan Akhir: Penegasan kembali hal-hal pokok/penting, perbaikan/pengayaan dan penutup. c. Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan alat bantu berupa lembar pengamatan. Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru. d. Refleksi (reflecting) Guru dan pengamat mendiskusikan tentang hasil pembelajaran, jalannya pembelajaran, peningkatan motivasi belajar dan mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Selanjutnya penyempurnaan dari kekurangan siklus ini dilaksanakan pada siklus berikutnya. 3.3.2 Siklus 2 a. Perencanaan (planning) Guru dan teman sejawat berkolaborasi mendiskusikan tentang rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu dari hasil refleksi siklus pertama serta menyampaikan alat pendukung beserta lembar pengamatan guna memperbaiki pelaksanaan pada siklus berikutnya.

25 b. Pelaksanaan tindakan (acting) Dalam pelaksanaan ini peneliti (guru) melaksanakan sesuai rencana yang ada dalam rencana pembelajaran sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal (5 ) a) Apersepsi, Melalui metode tanya jawab guru menanyakan materi prasyarat pada pengetahuan konsep tentang operasi penjumlahan bilangan bulat. b) Penjelasan tujuan pembelajaran c) Motivasi, menyayikan lagu bilangan bulat 2) Kegiatan Inti (65 ) a) Guru mengorganisasikan kelas dalam kelompok-kelompok siswa untuk belajar dan menyampaikan kegiatan yang harus dilakukan siswa. b) Dengan menggunakan metode ekspositori guru menjelaskan materi pejumlahan bilangan bulat dengan alat peraga wayang (squidword) c) Contoh: -3 (-7) = Dari nol menghadap ke kanan, kemudian mundur 3

26 Setelah mundur 3 terus?...dikurang 7 berarti balik arah, kemudian mundur 7 Setelah mundur 7 berbalik arah, maka akan berhenti pada angka 4 Gambar 3.2 pengurangan bilangan bulat Ternyata hasil akhirnya 4. Jadi -3 (-7) = 4. d) Secara bergiliran siswa mencoba memeragakan wayang dalam pengurangan bilangan bulat e) Guru membagi tugas kelompok f) Secara berkelompok siswa berdiskusi mengerjakan LKS yang berkaitan dengan pengurangan pengurangan bilangan bulat (guru berkeliling memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan bimbingan seperlunya sekaligus melakukan penilaian unjuk kerja dengan instrument unjuk kerja) g) Guru menunjuk beberapa kelompok siswa untuk menyajikan hasil kerja kelompok

27 h) Kelompok lain diminta mencermati serta memberi tanggapan. i) Guru membagi lembar evaluasi, setiap siswa mengerjakan LKS. 3) Kegiatan Akhir (10 ) a) Refleksi, berupa kegiatan-kegiatan peserta didik selama pelajaran berlangsung, dengan menyimpulkan materi pelajaran, memberikan penguatan, penghargaan berupa nilai, dan tugas lanjutan. b) Memberi tindak lanjut untuk kegiatan berikutnya. c. Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan selama tindakan berlangsung. Pengamatan mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru melalu lembar pengamatan. Lembar pengamatan yang disiapkan meliputi lembar aktivitas siswa berupa penilaian aspek afektif dan aspek psikomotor. Lembar pengamatan guru berupa lembar observasi kegiatan guru. Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru. d. Refleksi (reflecting) Diskusi bersama guru dan pengamat tentang pelaksanaan. Apakah pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Bandar Sakti Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah? Masih adakah kekurangan (kelemahan) dari siklus ini? Jika kekurangan (kelemahan) dirasa sudah tidak ada dan hasil telah memenuhi batas minimal ketuntasan (indikator kerja) maka tindakan berakhir. Namun jika masih ada kekurangan (kelemahan) dalam pelaksanaan pembelajaran dan belum terlihat adanya

28 peningkatan hasil belajar matematika maka dilanjutkan dengan tindakan ke-3 dan siklus selanjutnya yang langkah-langkahnya seperti pada siklus sebelumnya. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan antar siklus dapat dilihat pada gambar berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan? Gambar 3.4 Alur Perbaikan Pembelajaran Dengan Dua Siklus 3.4 Instrumen penelitianan pengumpulan data 3.4.1 Intrumen penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data selama penelitian, maka digunakan instrumen yaitu: a. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengukuran kinerja afektif maupun psikomotor, untuk mengukur indikator-indikator kerja, efesiensi, dan kerja sama antara siswa, guru dan kolaborator dalam proses pembelajaran.

29 b. Angket dilaksanakan sebagai masukan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dan pembinaan siswa secara kolektif. c. Tes dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis dan tes unjuk kerja untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa dalam menguasai materi pembelajaran matematika. 3.4.2 Alat Pengumpulan Data Untuk memperoleh data di dalam kegiatan, peneliti menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut: a. Instrumen observasi, yaitu berupa skala penilaian yang akan diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran yang berhubungan perilaku pengajar dan aktivitas belajar siswa. b. Butir soal penjajakan diambil dari soal-soal materi yang berkaitan dengan materi pokok. Untuk mengidentifikasi kemampuan siswa sebelum diberi tindakan dan sekaligus untuk menentukan tingkatan/rangking tiap-tiap siswa guna membentuk kelompok kooperatif. c. Butir Soal evaluasi untuk mengetahui kemajuan dan prestasi hasil belajar setiap siklusnya dibuat sesuai materi pokok yang dipelajari. d. Catatan lapangan Catatan lapangan meliputi catatan tentang kegiatan selama pengajaran dan kegiatan siswa sebagai subjek peneliti, baik secara objektif maupun tafsiran. Adapun untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh.

30 3.5 Teknik Analisis Data Analisis digunakan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, dimulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil penelitian, dan dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat didalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Data-data yang diperoleh dengan cara observasi dan tes tertulis, dilakukan analisis sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. 3.5.1 Data Kualitatif Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi merupakan gambaran secara umum mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Data ini berbentuk persentase yang diperoleh dari jumlah siswa yang melakukan aktivitas tertentu sesuai dengan lembar observasi. Untuk mengetahui kategori keaktivan siswa maka digunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel 3.1 Kategori Aktifitas Siswa Rentang Persentase Kategori 85 100 Sangat Aktif 70 84 Aktif 55 69 Cukup Aktif 40 54 Kurang Aktif 0 39 Sangat Kurang Aktif Sumber: Endang Poerwanti,dkk( 2009: 6-18). Asesmen. Jakarta. Dirjen Dikti

31 a. Siswa dikatakan sangat kurang aktif jika rentang persentasenya 0% - 39% b. Siswa dikatakan kurang aktif jika rentang persentasenya 40% - 54% c. Siswa dikatakan cukup aktif jika rentang persentasenya 55% - 69% d. Siswa dikatakan aktif jika rentang persentasenya 70% - 84% e. Siswa dikatakan sangat aktif jika rentang persentasenya 84% - 100% Sedangkan data yang diperoleh dengan cara kuisioner digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga. 3.5.2 Data Kuantitatif Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes formatif merupakan gambaran mengenai tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran (Tes Formatif). Data ini berbentuk nilai-nilai hasil evaluasi tes tertulis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai siswa : skor total skor 100 Hasil analisis data secara kuantitatif, selanjutnya dibuat pedoman konversi nilai absolut skala lima. Konversinya adalah sebagai berikut:

32 Tabel 3.2 Kriteria Nilai Siswa Rentang Nilai Kategori 85 Sangat Baik 70 79 Baik 60 69 Cukup Baik 50-59 Kurang 49 Sangat Kurang Sumber: Endang Poerwanti,dkk, (2009: 6-18). Asesmen. Jakarta. Dirjen Dikti a) Siswa memiliki nilai sangat kurang jika rentang nilainya 0 49 b) Siswa memiliki nilai kurang jika rentang nilainya 50 59 c) Siswa memiliki nilai cukup baik jika rentang nilainya 60 69 d) Siswa memiliki nilai baik jika rentantg nilainya 70 79 e) Siswa memiliki nilai sangat baik jika rentang nilainya 80 100 3.6 Indikator Keberhasilan 3.6.1 Data Kualitatif Siswa dikatakan aktif jika rentang nilainya meningkat dari siklus ke siklus 3.6.2 Data Kuantitatif Penelitian dengan menggunakan alat peraga ini berhasil jika 70% siswa telah tuntas dengan KKM yang ditetapkan adalah 60