LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

dokumen-dokumen yang mirip
PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Oleh: A.A.Ngurah Rai Suarjaya Di Putra Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

ABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG

Lisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah

Oleh: Made Mintarja Triasa I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN

JURNAL. Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

vii Universitas Kristen Maranatha

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DI PT. BII FINANCE CENTER DENPASAR

Tribuana Pupsitasari ABSTRAK

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN

ASAS KESEIMBANGAN BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA KLINIK KECANTIKAN TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK COCOK DENGAN PRODUK KECANTIKAN

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB DISTRIBUTOR DALAM CACAT PRODUK PADA TRANSAKSI E-COMMERCE MELALUI FACEBOOK

PENGATURAN UPAYA HUKUM DAN EKSEKUSI PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Bank Dari Kejahatan Kerah Putih (White collar crime)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Mediasi Perbankan Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Secara Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

JOSHUA ( ) Kata kunci : perjanjian jasa layanan pendidikan, perlindungan konsumen. Universitas Kristen Maranatha

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

PERLINDUNGAN HUKUM T ERHADAP KONSUME N AKI BAT PERSAING AN CURANG

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA SAFE DEPOSIT BOX

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh :

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: DwiAryaDominika. I WayanWiryawan. BagianHukumPerdataFakultasUniversitasUdayana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

Oleh: IRDANURAPRIDA IDRIS Dosen Fakultas Hukum UIEU

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA KARTU KREDIT SEBAGAI KONSUMEN DI KABUPATEN GIANYAR

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/5/PBI/2006 TENTANG MEDIASI PERBANKAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

TANGGUNG JAW AB PELAKU USAHA LAUNDRY TERKAIT DENGAN KLAUSULA EKSONERASI PERJANJIAN LAUNDRY DI KECAM ATAN KEDIRI

KEDUDUKAN SURAT PENGANGKATAN PEGAWAI SWASTA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM JAMINAN DALAM PEYALURAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM LAYANAN PURNA JUAL TV LED DI SERVICE CENTER POLYTRON PURWOKERTO

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Oleh Ni Nyoman Ismayani I Ketut Westra Anak Agung Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK APOTEK

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENGGUNAAN KLAUSULA BAKU DALAM TRANSAKSI PENYEDIA JASA PENGIRIMAN YANG DILAKUKAN PT. CITRA VAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

ABSTRACT. Keywords : protection of law, consumer, electronic banking, system service of banking. ABSTRAK

Undang Undang Perlindungan Konsumen : Kebaharuan dalam Hukum Indonesia dan Pokok- Pokok Perubahannya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PERLINDUNGAN KONSUMEN. Business Law Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PADAMNYA LISTRIK AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FOURCE MAJEURE) DI WILAYAH AREA BALI SELATAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ABSTRAK Pemberlakuan Klausula Buy Back Guarantee

PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR

PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI UPAYA PENGAMANAN PIHAK BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH CABANG KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

KONSUMEN DAN PROMOSI KARTU DEBET:

PELAKSANAAN MEDIASI SENGKETA KONSUMEN OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN KONSUMEN: Studi Tentang Perlindungan Hukum dalam Perjanjian Penitipan Barang

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

BAB I PENDAHULUAN. menyelerasikan dan menyeimbangkan unsur-unsur itu adalah dengan dana (biaya) kegiatan untuk menunjang kehidupan manusia.

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

Transkripsi:

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) Oleh Ida Bagus Eddy Prabawa Gede Putra Ariana Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract In this case the bank customer Automated Teller Machine users who serves as creditors and banks as debtors. Legal protection of the customers would be important because the Banking Law does not provide more specific settings. provide an understanding of the institution of legal protection for bank customers the Automated Teller Machine). Used method of empirical research that aims to find out directly institute legal protection for bank customers the Automated Teller Machine). The discussion in this paper uses facts approach that aims to get the truth of the information from the history of law and comparative law. Customers who do not understand its rights under the Consumer Protection Act will lose the opportunity to make what has become a liability and are entitled. Consumer protection is a spearhead in the field to provide protection to consumers who have been harmed or who have suffered from illness. The protection provided by the institution BPSK to consumers is through the settlement of disputes between consumers and businesses and also through the inclusion of oversight of any agreement or document that outlines standard clause that harm consumers. The protection provided by the institution BPSK to consumers is through the settlement of disputes between consumers and businesses and also through the inclusion of oversight of any agreement or document that outlines standard clause that harm consumers. Key words : legal protection, costumer, Automated Teller Machine. Abstrak Dalam hal ini yaitu nasabah bank pengguna Automated Teller Machine yang berkedudukan sebagai kreditur dan bank sebagai debitur. Perlindungan hukum terhadap nasabah tentunya menjadi hal yang penting karena Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tidak memberikan pengaturan secara lebih spesifik. Memberikan pemahaman mengenai lembaga perlindungan hukum bagi nasabah bank pengguna Automated Teller Machine. Digunakan metode penelitian empiris yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung lembaga perlindungan hukum bagi nasabah bank pengguna Automated Teller Machine Nasabah yang kurang memahami hak-haknya berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen akan kehilangan kesempatan untuk membuat apa yang sudah menjadi kewajiban dan menjadi haknya. perlindungan konsumen merupakan ujung tombak di lapangan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen yang telah dirugikan atau yang telah menderita sakit. Perlindungan yang diberikan oleh lembaga Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen kepada konsumen adalah melalui penyelesaian sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha dan juga melalui pengawasan terhadap setiap pencantuman perjanjian atau dokumen yang mencantumkan klausula baku yang merugikan konsumen. Perlindungan yang diberikan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen kepada konsumen adalah melalui 1

penyelesaian sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha dan juga melalui pengawasan terhadap setiap pencantuman perjanjian atau dokumen yang mencantumkan klausula baku yang merugikan konsumen. Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Nasabah, Automated Teller Machine. I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa perbankan yang menggunakan teknologi sebagai tenaga pendukung harus disertai pula perangkat hukum yang memadai. Bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat harus dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat pengguna jasa bank, terutama dalam memberikan perlindungan hukum bagi para nasabah bank. Perlindungan yang memadai dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank tersebut dan dengan sendirinya dapat meningkatkan jumlah nasabah bank yang bersangkutan. Di Indonesia mengenai perbankan diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan). Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberi kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru dalam bentuk kertas atau logam. 1 Salah satu produk yang dihasilkan lembaga perbankan untuk memudahkan dalam melakukan transaksi yaitu Automated Teller Machine (ATM). Penggunaan ATM juga terkadang membawa kerugian bagi pihak nasabah. Kerugian yang dimaksud disini adalah kerugian karena kerusakan atau berkurangnya barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian si debitur. 2 Dalam hal ini yaitu nasabah bank pengguna ATM yang berkedudukan sebagai kreditur dan bank sebagai debitur. Perlindungan hukum terhadap nasabah tentunya menjadi hal yang penting karena UU Perbankan tidak memberikan pengaturan secara lebih spesifik. Oleh karena itu untuk mencari perlindungan hukum bagi nasabah bank melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 52, yang antara lain : - Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi, atau konsiliasi, atau arbitrase; - Memberikan konsultasi perlindungan konsumen; - Melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku; 1 Melayu SP Hasibuan, 2001, Dasar-Dasar Perbankan,Bumi Aksara, Jakarta, h. 2-3 2 Subekti, 2000, Hukum Perjanjian, Intermassa, Jakarta, h. 47 2

- Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan dalam undang-undang; - Menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen; - Melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen; - Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap perlindungan konsumen; - Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran undang-undang; - Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaiamana dimaksud pada huruf g dan huruf h, yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketa konsumen; Selanjuntnya di dalam perlindungan Konsumen dan masyarakat, Otoristas Jasa Keuangan (OJK) berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi: - Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya; - Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan - Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. 2.1 Tujuan Penulisan Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini bertujuan untuk lebih memberikan pemahaman mengenai lembaga perlindungan hukum bagi nasabah bank pengguna ATM. II ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian yuridis empiris yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung lembaga perlindungan hukum bagi nasabah bank pengguna 3

Automated Teller Machine (ATM). Pembahasan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan fakta. 2.2.Hasil Penelitian dan Pembahasan 2.2.1 Lembaga Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna ATM terhadap BPSK Dilihat dari fungsinya bank mempunyai fungsi pengerahan dana dan penyaluran dana dengan hubungan hukum antara bank dengan nasabah penyimpan dana dan bank dengan nasabah debitur. Dalam hal penggunaan ATM, setiap perjanjian yang dibuat nasabah dan bank tidak boleh memuat klausul baku yang menyatakan pengalihan tanggung jawab bank sepenuhnya kepada nasabah dan memuat pernyataan tunduknya nasabah kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan, dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh bank. Dalam praktek perbankan, klausula-klausula baku yang menyatakan pengalihan tanggungjawab sepenuhnya kepada nasabah tentu saja tidak memenuhi rasa keadilan dilihat dari sudut manapun. Klausula baku ini menjadi standar dalam setiap perjanjian dengan bank, termasuk perjanjian penggunaan ATM. 3 UU Perbankan tidak memberikan perlindungan hukum secara spesifik terhadap nasabahnya terutama pengaturan mengenai penggunaan ATM. Apabila nasabah bank pengguna ATM kemudian mengalami kerugian yang bukan disebabkan karena kesalahan nasabah, maka bank wajib memberikan ganti rugi sebagaimana diatur dalam Pasal 7 huruf f dan huruf g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU Perlindungan Konsumen) dapat diketahui pelaku usaha wajib memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan dan apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Selain itu tanggungjawab pihak bank juga dapat dilihat dari ketentuan Pasal 19 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen yang menyatakan : Pelaku usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Berdasarkan ketentuan diatas maka dapat diketahui bahwa masing-masing pihak dalam perjanjian penggunaan ATM mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang menurut hukum. Tanggung jawab yang timbul dari wanprestasi atau perbuatan 3 Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, h. 127 4

melawan hukum mewajibkan pihak yang melakukannya memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Nasabah yang kurang memahami hak-haknya berdasarkan UU Perlindungan Konsumen akan kehilangan kesempatan untuk membuat apa yang sudah menjadi kewajiban dan menjadi haknya. Dalam hal ini peran BPSK dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen merupakan ujung tombak di lapangan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen yang telah dirugikan atau yang telah menderita sakit. Perlindungan yang diberikan oleh lembaga BPSK kepada konsumen adalah melalui penyelesaian sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha dan juga melalui pengawasan terhadap setiap pencantuman perjanjian atau dokumen yang mencantumkan klausula baku yang merugikan konsumen. BPSK dalam hal ini berfungsi ganda, disatu sisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen memberikan kewenangan yudikatif untuk menyelesaikan sengketa konsumen dan disisi lain diberikan kewenangan eksekutif kepada BPSK untuk mengawasi pencantuman klausula baku yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha. Proses penyelesaian sengketa konsumen secara perdata melalui BPSK dilakukan dengan konsiliasi atau mediasi atau arbitrase, yang bersifat non litigasi. Sedangkan proses penyelesaian sengketa perdata melalui badan peradilan umum, bersifat litigasi. III. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Lembaga Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Pengguna ATM adalah BPSK. UU Perbankan tidak memberikan perlindungan hukum secara spesifik terhadap nasabahnya terutama pengaturan mengenai penggunaan ATM. Apabila nasabah bank pengguna ATM kemudian mengalami kerugian yang bukan disebabkan karena kesalahan nasabah, maka bank wajib memberikan ganti rugi sebagaimana diatur dalam Pasal 7 huruf f dan huruf g dan oleh karena itu memberikan perlindungan kepada konsumen yang telah dirugikan atau yang telah menderita sakit. Perlindungan yang diberikan oleh lembaga BPSK kepada konsumen adalah melalui penyelesaian sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha dan juga melalui pengawasan terhadap setiap pencantuman perjanjian atau dokumen yang mencantumkan klausula baku yang merugikan konsumen. 5

DAFTAR PUSTAKA Melayu SP Hasibuan, 2001, Dasar-Dasar Perbankan,Bumi Aksara, Jakarta. Subekti, 2000, Hukum Perjanjian, Intermassa, Jakarta. Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 6