JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI.

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL DISERTAI JAWABAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU SOAL DISERTAI JAWABAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA KATOLIK DISAMAKAN MAKALE

PENERAPAN MODEL INQURI TERBIMBING DISERTAI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MAN 1 JEMBER

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK FARMASI JEMBER ARTIKEL

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 AMBULU

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OLEH : WIWIT WULANDARI NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. SAMIJO, M. Pd. 2. ERIF AHDHIANTO, M. Pd.

IMPLEMENTASI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM PEMBENTUKAN KONSEP FISIKA SISWA SMP SKRIPSI. Oleh. Gaguk Fitriono NIM

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI KEDIRI OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MEDIA SEDERHANA PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Heni Rachmawati NPM:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL TUGAS ANALISIS WACANA KEJADIAN FISIKA DENGAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS MASALAH KONTEKSTUAL DIPADU PENILAIAN PROYEK PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI MA SKRIPSI.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA NEGERI KALISAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh. Rianty Chanshera Dewi NIM

PENGARUH MODEL LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA DI SMA

SKRIPSI. Oleh. Kiki Nurmasanti NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI MEDIA PICTORIAL RIDDLE PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI.

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI. Oleh: ETIK KHOIRUN NISA NIM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP SKRIPSI

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DIDUKUNG MEDIA REALIA

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

Transkripsi:

Volume 1, Nomor 3, Desember 2012 ISSN : 2301-9794 JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA Diterbitkan Oleh: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA (JPF) Terbit empat kali setahun pada bulan Juni, September, Desember, Maret. Berisi artikel yang diangkat dari hasil penelitian dan non penelitian bidang Fisika dan Pembelajaran Fisika Ketua Penyunting Drs. Albertus Djoko Lesmono, M.Si Wakil Ketua Penyunting Rif ati Dina Handayani, S.Pd, M.Si Sri Wahyuni, S.Pd, M.Pd Penyunting Pelaksana Drs. Sri Handono Budi Prastowo, M.Si Dra. Tjiptaning Suprihati, M.S Drs. Subiki, M.Kes Dra. Sri Astutik, M.Si Drs. Trapsilo Prihandono, M.Si Drs. Bambang Supriadi, M.Sc Drs. Agus Abdul Gani, M.Si Drs. Alex Hariyanto, G.Dip.Sc Supeno, S.Pd, M.Si Tata Letak Drs. Maryani Penyunting Ahli Prof. Dr. Sutarto, M.Pd Prof. Dr. Lambang Subagyo, M.Sc (Unmul) Dr. Indrawati, M.Pd Dr. Yushardi, S.Si, M.Si Dr. I Ketut Mahardika, M.Si Dr. Sudarti, M.Kes Pelaksana Administrasi Erni Midiawati, S.Si Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Gedung III FKIP Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Kampus Bumi Tegalboto Jember 68121, Telp. 0331-334988, 330738, fax: 0331-334988. Website: www.jpf.fkip.unej.org; Email: jpffkip@gmail.com Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF), diterbitkan sejak Juni 2012. Diterbitkan oleh Program Studi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PROBLEM POSING TIPE SEMI TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 3 JEMBER Eko Nurani Setiawan, Trapsilo Prihandono, Nuriman Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email: eko.nurani@ymail.com Abstract: Problem posing semi-structured type of learning is a form of physical activity that can activate students 'skills, develop students' thinking to solve problems and lead to a positive attitude towards physics. Familiarize students in formulating, face and solve problems is one way to achieve mastery of the concept would be better. Based on the analysis of the data obtained, the conclusions of this study are: (1) There is a model of the influence of the type of problem posing semi-structured learning outcomes Physics Class XI of Natural Sciences at the State High School 3 Jember. (2) There is a model of the influence of the type of problem posing semi-structured learning activity against Class XI Physics Sciences at the State High School 3 Jember. Keywords: problem posing semi-structured, learning outcomes and learning activities PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu kajian bidang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari peristiwa dan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta sehingga fisika dapat dikatakan sebagai pondasi teknologi yang cukup beralasan untuk diberikan kepada siswa sebagai bekal dalam menghadapi hidup di masa mendatang (Sumaji, 1998:32). Sebagai bagian dari IPA maka hakikat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakikat sains yaitu proses sains dan produk sains. Produk sains dapat berupa fakta, konsep, prinsip atau hukum dan teori. Sedangkan proses sains berupa langkah-langkah yang harus ditempuh oleh para ilmuwan (saintis) untuk melakukan penyelidikan dalam rangka memperoleh penjelasan tentang gejala-gejala alam. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran fisika adalah hasil belajar siswa yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut terlihat pada hasil nilai ulangan harian sebelumnya mata pelajaran Fisika kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Jember yang perolehan nilai rata-ratanya di bawah 65 di setiap kelasnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa fisika sampai saat ini masih diajarkan melalui pembelajaran yang bersumber dari buku atau secara teoritik, sehingga pembelajaran fisika terkesan hanya sebagai proses transfer pengetahuan dari pikiran guru ke dalam pikiran siswa (Bektiarso, 2000). Proses pembelajaran ini cenderung berpusat pada guru dan berjalan satu arah sehingga siswa menjadi pasif. Dalam pembelajaran ini, siswa cenderung belajar fisika dengan menghafal rumus tanpa memahami konsepnya sehingga menimbulkan anggapan bahwa fisika itu sulit dan membosankan. Pembelajaran model problem posing merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran Fisika yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan sikap positif terhadap Fisika. Membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal merupakan salah satu cara untuk mencapai penguasaan suatu konsep akan menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat aliran Behaviorisme yang menyatakan bahwa untuk mencapai pemahaman yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang masalah yang disampaikan (Hudojo, 1988:32). Pada tingkat SMA, model pengajuan soal selaras dengan tujuan khusus pengajaran yaitu agar siswa dapat mempunyai pandangan luas dan mempunyai sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegunaan Fisika. Dalam pembelajaran, guru hendaknya memilih 261

262 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, Hal 261-267 model yang melibatkan siswa baik secara mental, fisik maupun sosial. Melalui pemilihan model pembelajaran problem posing diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu. Penerapan pembelajaran dengan model problem posing untuk mata pelajaran Fisika di SMA diharapkan lebih efektif, karena siswa akan belajar lebih aktif dalam berpikir dan memahami materi secara berkelompok maupun individu dan siswa dapat lebih mudah menyerap materi pelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap jumlah materi pelajaran. Menurut Sutiarso problem posing merupakan istilah dalam bahasa Inggris, sebagai padanan katanya digunakan istilah merumuskan masalah (soal) atau membuat masalah (soal) (Sutiarso, 1999:16). Suyatno menyatakan bahwa Problem posing mempunyai tiga pengertian. Pertama, problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam memecahkan soal yang rumit. Arti kedua yaitu problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan, dalam rangka mencari alternatif pemecahan. Arti ketiga, problem posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang diberikan (Suyatno, 2009: 62). Menurut Chotimah problem posing merupakan istilah dalam bahasa Inggris, sebagai padanan katanya dalm bahasa Indonesia digunakan istilah merumuskan masalah (soal) atau membuat masalah (soal) (Chotimah, 2009:115). Problem prosing tipe semi terstruktur merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang diharapkan dapat membangun sikap positif, dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi masa depan yang lebih banyak tantangan. Pengajuan masalah merupakan istilah problem posing dan dimaksudkan perumusan soal oleh siswa dari situasi yang tersedia baik dilakukan sebelum, ketika ataupun setelah pemecahan masalah tersebut. (Gita, 1999:23). Dengan bertolak dari uraian di atas, maka penelitian tentang model problem posing terhadap hasil belajar Fisika perlu diungkap melalui sebuah penelitian yang dirancang dan diimplementasikan dalam suatu studi eksperimen untuk dilihat pengaruh model problem posing dan aktivitas siswa. Oleh karena itu, penelitian ini diajukan dengan judul Pengaruh Model Problem posing Tipe Semi terstruktur Dalam Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA Di SMA Negeri 3 Jember Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap hasil belajar Fisika Kelas XI SMA Negeri 3 Jember. mengkaji pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI SMA Negeri 3 Jember. METODE Penelitian tentang model problem posing tipe semi terstruktur untuk pokok bahasan elastisitas ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sudjana (1996:56) penelitian eksperimen yaitu penelitian yang anggota sampelnya diberi perlakuan. Kelas eksperimen diberikan perlakuan model problem posing tipe semi terstruktur pada pokok bahasan elastisitas, perlakuan dilakukan dengan maksut untuk mengkaji hasil belajar dan mengetahui aktivitas belajar siswa sebagai akibat perlakuan Oleh karena itu sebagai kelas kontrol adalah kelas yang diajar menggunakan model yang digunakan oleh guru di sekolah. Penentuan daerah penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling area, artinya dengan sengaja dipilih berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu, diantaranya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2010:183). Daerah penelitian yang ditetapkan adalah SMA Negeri 3 Jember. Karena penelitian ini melibatkan dua kelas sampel, maka desain penelitian yang digunakan adalah design randomized post-test only control group design. Adapun secara singkat rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam desain gambar 1 berikut:

Setiawan, Pengaruh Model Problem Posing Tipe Semi Terstruktur... 263 E K Gambar 1. Rancangan penelitian randomized posttest only control group design (Suparno, 2007:142) Keterangan: E = Kelas Eksperimen. K = Kelas Kontrol. X 1 = Perlakuan proses belajar mengajar dengan menerapkan model Problem posing Tipe Semi terstruktur. X 2 = Proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran konvensional. O = Hasil post-test kelas eksperimen dan kontrol Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari 4 kelas populasi. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cluster random sampling karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini bukan personal melainkan kelompok atau kelas XI IPA. Sebelum pengambilan sampel, dilakukan uji homogenitas dengan analisis varian menggunakan SPSS terhadap populasi kelas XI IPA untuk mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki siswa kelas XI IPA. Jika homogen, maka penentuan sampel yang dibutuhkan sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan undian. Jika populasi tidak homogen maka penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sengaja menentukan 2 kelas yang mempunyai nilai rata-rata ulangan harian sama atau hampir sama kemudian digunakan uji homogenitas, selanjutnya dapat ditentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Analisa data merupakan langkah awal yang sangat menentukan dalam suatu penelitian. Langkah-langkah penelitian dapat dilaksanakan dengan baik jika metode datanya dapat dipertanggung jawabkan. Data yang diperoleh dalam penelitian adalah kuantitatif, maka teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan analisis statistik. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka digunakan teknik analisis statistik untuk mengolah data sebagai berikut: a. Untuk mengkaji pengaruh model Problem Posing tipe semi terstruktur terhadap hasil belajar Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember. Peneliti menganalisis data dengan menggunakan uji t test 2 sampel independent dengan menggunakan SPSS 16 dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: Hipotesis 1, 1. H 0, (Tidak ada pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap hasil belajar Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember). 2. H a, (Ada pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap hasil belajar Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember). T Tabel yang di gunakan untuk menentukan taraf nyata digunakan 5% (0,05). b. Untuk mengkaji pengaruh model Problem Posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember. Peneliti menganalisis data dengan menggunakan uji t test 2 sampel independent dengan menggunakan SPSS 16 dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: Hipotesis 2, 1. H 0, (Tidak ada pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember). 2. H a, (Ada pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember). T Tabel yang di gunakan untuk menentukan taraf nyata digunakan 5% (0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar

264 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, Hal 261-267 Data hasil belajar fisika siswa diperoleh dari kognitif produk (post test). Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur dan model konvensional terhadap hasil belajar fisika. Adapun ringkasan hasil belajar rata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Belajar Kognitif Produk Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Belajar Rata-Rata Kognitif Produk Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 94,51 70,43 Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa hasil belajar kognitif produk rata-rata siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 94,51 sedangkan kelas kontrol yaitu sebesar 70,43. Meskipun dari Tabel terlihat hasil belajar kognitif produk siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, namun perlu pengujian dan analisa menggunakan uji Independent Samples t test untuk mengkaji pengaruh hasil belajar fisika dengan menerapkan model model problem posing tipe semi terstruktur. Adapun hipotesis statistik untuk uji Independent Samples t test SPSS 16 adalah sebagai berikut. Tabel 3. Analisis Hasil Uji Independent Samples t test: Group Statistics KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean NILAI KELAS EKSPERIMEN 39 94.51 7.725 1.237 NILA I Equal variances assumed Equal variances assumed KELAS KONTROL 39 70.44 8.233 1.318 not Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test F Sig. t df.414.522 13.31 8 13.31 8 75.69 4 t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differenc e Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 76.000 24.077 1.808 20.476 27.677.000 24.077 1.808 20.476 27.678 Berdasarkan analisis data kognitif produk diperoleh nilai Sig. (2-tailed) < 0.05 jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Ha diterima, Ho ditolak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran terdapat pengaruh hasil belajar kognitif produk antara kelas yang menggunakan model problem posing tipe semi terstruktur. Aktivitas Belajar Siswa Tindakan observasi dalam penelitian ini menghasilkan data berupa aktivitas belajar siswa selama pembelajaran model problem posing tipe semi terstruktur dan model konvensional. Berdasarkan data aktivitas belajar siswa maka dapat dibuat ringkasan tentang aktivitas belajar siswa selama

Setiawan, Pengaruh Model Problem Posing Tipe Semi Terstruktur... 265 pembelajaran menggunakan model problem posing tipe semi terstruktur dan model konvensional yang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut berikut: Tabel 4. Rata Rata Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Rata rata Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen Siswa Kelas Kontrol 19,17 17,82 Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa rata rata aktivitas siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 19,17 sedangkan kelas kontrol yaitu sebesar 17,82. Meskipun dari Tabel terlihat rata rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, namun perlu pengujian dan analisa menggunakan uji Independent Samples t test untuk mengkaji pengaruh hasil model model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas siswa. Adapun hipotesis statistik untuk uji Independent Samples t test SPSS 16 adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Analisis Hasil Uji Independent Samples t test: Group Statistics NILAI KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean KELAS EKSPERIMEN 39 19.18.756.121 KELAS KONTROL 39 17.82 1.537.246 Independent Samples Test NILA I Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differenc e Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 23.883.000 4.955 76.000 1.359.274.813 1.905 4.955 55.393.000 1.359.274.809 1.909 Berdasarkan analisis data kognitif produk diperoleh nilai Sig. (2-tailed) < 0.05 jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Problem Posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas siswa (H a diterima, H o ditolak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran terdapat pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Jember. Data rata rata skor kognitif proses, skor psikomotor, skor afektif perilaku berkarakter, dan skor afektif mengembangkan keterampilan sosial siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada table 5 berikut.

266 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, Hal 261-267 Tabel 5. Rata-rata skor kognitif proses, skor psikomotor, skor afektif perilaku berkarakter, dan skor afektif mengembangkan keterampilan sosial kelas kontrol dan kelas eksperimen No. Penilaian Rata-rata skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1 Kognitif proses 85 90 dan 91 2 Psikomotor 88 94 3 Afektif perilaku berkarakter 100 100 4 Afektif mengembangkan keterampilan sosial 89 94 Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa hasil belajar berupa rata-rata skor kognitif proses, skor psikomotor, skor afektif perilaku berkarakter, dan skor afektif mengembangkan keterampilan sosial siswa kelas kontrol yaitu skor kognitif proses sebesar 85; skor psikomotor sebesar 88; skor afektif perilaku berkarakter sebesar 100; dan skor afektif mengembangkan keterampilan sosial sebesar 89 dan hasil belajar berupa rata-rata skor kognitif proses, skor psikomotor, skor afektif perilaku berkarakter, dan skor afektif mengembangkan keterampilan sosial siswa kelas eksperimen yaitu skor kognitif proses sebesar 90 dan 91; skor psikomotor sebesar 94; skor afektif perilaku berkarakter sebesar 100; dan skor afektif mengembangkan keterampilan sosial sebesar 94. Pengaruh perlakuan (treatment) yang diberikan terhadap hasil belajar Fisika siswa disebabkan karena dalam model problem posing tipe semi terstruktur dikembangkan strategi belajar mengajar yang dapat membantu siswa berpikir dalam pengajuan soal dan siswalah yang aktif. Selain itu, kegiatan pengajuan soal dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang lebih besar pada diri siswa sehingga siswa tertarik untuk belajar fisika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model problem posing tipe semi terstruktur dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar Fisika siswa. Namun dalam implementasinya harus memperhatikan kesesuaian antara model pembelajaran dengan karakteristik materi yang akan diajarkan dan karakteristik siswa di suatu kelas. Permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah apakah model problem posing tipe semi terstruktur berpengaruh terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI SMA Negeri 3 Jember. Untuk menjawab permasalahan kedua, yaitu dengan cara mengkaji skor aktivitas belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji Independent Samples t test. Hasil penelitian dan analisa data menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan menggunakan uji Independent Samples t test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 (Ha diterima, Ho ditolak). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI SMA Negeri 3 Jember. Dengan menerapkan model problem posing tipe semi terstruktur dalam pembelajaran Fisika, maka akan mampu untuk meningkatkan hasil belajar Fisika siswa. Pelaksanaan model pembelajaran model problem posing tipe semi terstruktur dari adanya kendala diantaranya yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam pembelajaran, dan perencanaan yang baik. Solusinya yaitu dengan meningkatkan peran guru dalam pembelajaran, dimana guru dalam pengelolahan kelas harus efektif dan efisien agar tercipta keseriusan dan kedisiplinan siswa, selain itu guru juga harus bisa mengelola waktu agar waktu yang disediakan untuk pembelajaran tercukupi. Keberhasilan belajar mengajar tidak hanya dipengaruhi oleh guru, me-lainkan dipengaruhi oleh pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar, yang pertama adalah karakterisitik siswa. Beranekaragamnya karakteristik siswa di dalam kelas berpengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru karena tidak semua siswa merasa senang dengan model tersebut. Faktor kedua kondisi lingkungan sosial siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan model problem posing tipe semi terstruktur menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa benar-benar melakukan kegiatan pembelajaran dengan terlibat aktif di

Setiawan, Pengaruh Model Problem Posing Tipe Semi Terstruktur... 267 dalam pembelajaran. Hal tersebut membantu siswa untuk lebih memahami konsep Fisika. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model problem posing tipe semi terstruktur dalam pembelajaran fisika dapat diterapkan sebagai alternatif model pembelajaran Fisika di sekolah tersebut. Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran dengan model problem posing tipe semi terstruktur berpengaruh terhadap hasil belajar Fisika siswa dan pembelajaran dengan model problem posing tipe semi terstruktur efektif diterapkan dalam pembelajaran Fisika. Namun demikian, keberhasilan model problem posing tipe semi terstruktur ini tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi. Adapun kendala yang dihadapi diantaranya yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam pembelajaran, dan perencanaan yang baik. Solusinya yaitu dengan meningkatkan peran guru dalam pembelajaran, dimana guru dalam pengelolahan kelas harus efektif dan efisien agar tercipta keseriusan dan kedisiplinan siswa, selain itu guru juga harus bisa mengelola waktu agar waktu yang disediakan untuk pembelajaran tercukupi. Gita, N. 1999. Pengembangan Strategi Pengajuan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di SMU. Aneka Widya STIKIP Singaraja, I: 23. Hudojo, H.1988. Mengajar dan Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud. Sumaji. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta: Kasinus. Suparno, P. 2007. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Sutiarso, S. 1999. Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Problem posing Terhadap Hasil Belajar Aritmetika Siswa Kelas II SMPN 18 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap hasil belajar Fisika Kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Jember. 2. Ada pengaruh model problem posing tipe semi terstruktur terhadap aktivitas belajar Fisika Kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Jember. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi 2010). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bektiarso, S. 2000. Pentingnya Konsepsi Awal Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Saintifika. Chotimah, H. 2009. Strategi Pembelajaran Untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Surya Pena Gemilang.