BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

Khutbah Jum'at. Memakmurkan Masjid. Bersama Dakwah 1

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Berawal dari pernikahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Takwa dan Keutamaannya

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB IV. A. Analisis Tentang Kriteria Memilih Calon Menantu di Kalangan Warga. Muhammadiyah Kelurahan Semolowaru Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Shalat telah diwajibkan pada malam Isra sebanyak lima puluh kali dalam

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Munakahat ZULKIFLI, MA

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

PERAN MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITASPENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

HIKMAH RAMADHON (Dikutip dari Kuliah Subuh Ust.Ir.Al-Bahra,M.Kom di Masjid Nurul Hidyah, Citra Raya)

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

DRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB V PEMBAHASAN. A. Model pembiasaan shalat Dhuha dalam pembinaan akhlakul karimah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Mushola di dalam Rumah

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Tauhid Yang Pertama dan Utama

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

SISTEM INFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA TENTANG TATA CARA IBADAH SHOLAT MENURUT SUNNAH NABI MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, harus menguasai huruf Hijaiyyah beserta perubahannya. Kedua,

DRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal seputar agama, mengikuti pelajaran agama di sekolah, mendatangi temapat ibadah, dan mengikuti berbagai ritual ibadah (Hurlock, 2012). Wagner (dalam Hurlock, 2012) mengatakan bahwa banyak remaja menyelidiki dan mempelajari agamanya berdasarkan pengertian intelektual, serta tidak mau menerimanya begitu saja. Hal itulah yang menyebabkan remaja membutuhkan sosok yang dapat menjawab berbagai pertanyaan seputar agama dan menjadi contoh dalam menerapkan ajaran-ajaran dalam agamanya. Sedangkan Arifin (2008) berpendapat bahwa sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan dapat dikatakan sangat bergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi besar kecil minat mereka terhadap masalah keagamaan. Positif tidaknya sikap keagamaan di kalangan remaja dapat dilihat dari peribadatan yang mereka lakukan. Sikap keagamaan adalah suatu kondisi seseorang yang dapat mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kesadaran kataatannya terhadap agama. 1

2 Fitrah beragama merupakan kemampuan dasar setiap manusia yang mengandung kemungkinan untuk berkembang. Arah dan kualitas perkembangan beragama pada seorang remaja sangat bergantung pada proses pendidikan yang diterimanya. Hal tersebut sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW : Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hanya karena orang tuanyalah anak itu menjadi yahudi, nasarani, atau majusi Hadist tersebut dapat dimaknai bahwa faktor lingkungan terutama orang tua sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan terhadap aktivitas beragama pada remaja. Salah satu indikator yang menunjukkan minat remaja terhadap agama tampak pada aktivitasnya mengikuti ritual ibadah sesuai dengan ajaran agamanya. Shalat merupakan rukun Islam yang paling tegas setelah dua kalimat syahadat dan merupakan amalan yang paling mulia setelahnya. Shalat merupakan bagian tertinggi dalam agama Islam setelah tauhid. Selain itu, shalat juga merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun berbeda dengan rukun-rukun Islam lainnya (Al-Muqoddam, 2007). Ibadah shalat merupakan salah satu sendi ajaran Islam yang sering disebut dalam Al-Qur an dan Hadist. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti shalat

3 untuk mewujudkan hubungan yang selaras antara manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama manusia. Sebagaimana firman Allah SWT : Artinya : Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat diwajibkan atas orang-orang mukmin pada sewaktu-waktu tertentu (QS. An Nisa : 103) Salah satu syiar Islam yang agung adalah shalat berjamaah di masjid. Orangorang muslim sepakat bahwa melaksanakan shalat fardhu di masjid merupakan salah satu ketaatan yang sangat dianjurkan dan ibadah yang paling besar untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Pentingnya shalat berjamaah juga ditunjukkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : Shalat berjamah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh puluh derajat (HR. Bukhari dan Muslim). Berkaitan dengan syiar sholat berjamaah di masjid, Rahman (2009) berpendapat bahawa masjid memiliki kedudukan yang sangat penting bagi umat Islam, penting dalam upaya membentuk pribadi masyarakat Islami. Lebih jauh, Siswanto (dalam Ahmad, 2012) menyatakan bahwa Masjid yang makmur menunjukkan kemajuan umat disekitarnya, sedangkan masjid yang sepi menunjukkan kualitas iman dan rasa tanggung jawab umat di sekitarnya sudah menipis.

4 Hasil riset Kementerian Agama seperti yang disampaikan Direktur Pemberdayaan Zakat Kemenag Pusat pada tahun 2012, ternyata menemukan kondisi yang sangat ironis ; bahwa 89,9% dari total tempat masjid di Indonesia sepi dari kegiatan keagamaan. Beberapa fakta yang kerapkali disaksikan tentang masjid dewasa ini adalah : a. Masjid yang berukuran besar dan jumlahnya banyak, namun sepi akan jama ah masjid. b. Jama ah masjid mayoritas adalah orang-orang tua, sepi dari remaja. Dampaknya, umat kehilangan generasi penerus yang kelak mampu menerima tongkat estafet perjuangan, dan yang ada adalah generasi yang jauh dari Islam walaupun dia beragama Islam (Ahmad, 2012). Meskipun fenomena di Indonesia demikian, fenomena lain terjadi di Negara Turki. Seperti dikutip dari situs Islamedia (2015), sejak tahun 2015 shalat berjamaah di masjid-masjid Turki mulai ramai terisi penuh oleh jamaah yang jumlahnya menyerupai jumlah jamaah shalat jumat. Bahkan pada waktu sholat subuh, jamaah shalat justru didominasi oleh para pemuda atau remaja Turki. Hal ini menunjukkan suasana religiusitas yang tinggi pada masyarakat Turki. Terinspirasi oleh gerakan shalat berjamaah di Turki, seperti dikutip dari Firmadani (2015) bahwa di Indonesia juga mulai muncul gerakan shalat subuh berjamaah di berbagai kampus seperti Masjid Salman ITB, Masjid Kampus UNDIP, Masjid Syamsul Ulum Telkom University, Masjid Al-Muhtadin UNTAN, Masjid Al-Fatihah UNMUL, Masjid

5 Ukhuwah Islamiyah UI, Masjid Al-Hurriyah IPB, Masjid Salahudin Al-Ayyubi, Masjid Al-Wasii UNILA, Masjid Darussalam IAIN Palangkaraya, Masjid Ulul Albab UNNES, Masjid Manarul Imli ITS, Kopelma Darussalam UNSYIAH, dan Masjid Nurul Huda UNS. Gerakan shalat berjamaah untuk saat ini sepertinya baru mulai muncul di masjid-masjid kampus saja dan belum muncul di masjid-masjid perkampungan. Fenomena tentang sedikitnya jumlah jamaah shalat berjamaah di kalangan remaja didapati oleh peneliti terjadi di Masjid Al-Mukarrom di kampung Sogaten, kelurahan Pajang, kota Surakarta. Pembangunan masjid yang semakin meningkat di masjid Al- Mukarrom ternyata tidak cukup diikuti dengan bertambahnya jumlah jamaah di kalangan remaja. Bahkan remaja-remaja setempat yang tercatat sebagai anggota Remaja Masjid Al-Mukarrom pun tidak semua mengikuti kegiatan sholat berjamaah di masjid Al-Mukarrom tersebut padahal seharusnya sebagai remaja masjid sudah menjadi kewajiban mereka untuk memakmurkan masjid. Berdasarkan hasil observasi peneliti yang dilakukan selama bulan November dan Desember 2015, didapatkan hasil bahwa dari 45 remaja yang tercatat sebagai anggota remaja masjid Al-Mukarrom hanya 45% remaja yang mengikuti kegiatan shalat berjamaah di masjid. Selain itu, hasil observasi menunjukkan bahwa remaja yang rajin shalat berjamaah di masjid sebagain besar memiliki orangtua yang juga rajin sholat berjamaah di masjid. Sebaliknya, remaja yang jarang shalat berjamaah di masjid sebagian besar memiliki orangtua yang juga jarang atau bahkan tidak pernah

6 mengikuti kegiatan shalat berjamaah di masjid. Hasil observasi peneliti pada 5 masjid berbeda di lingkungan Pajang juga mendapatkan hasil yang hampir serupa, yaitu dari total keseluruhan remaja masjid di masing-masing masjid tersebut rata-rata hanya 40-50% remaja masjid yang mengikuti kegiatan shalat berjamaah setiap harinya. Fenomena rendahnya minat remaja untuk mengikuti kegiatan shalat berjamaah di masjid menunjukkan bahwa remaja saat ini kurang memahami akan kewajiban, keutamaan, manfaat, maupun hikmah di dalam shalat berjamaah. Fenomena ini tentunya menjadi suatu permasalahan karena remaja adalah generasi Islam yang akan meneruskan estafet perjuangan Islam. Apabila remaja sebagai generasi penerus Islam tidak melaksanakan dan tidak mencintai syiar berupa shalat berjamaah ini, maka dikhawatirkan Islam akan mengalami kemunduran karena kemakmuran suatu masjid menunjukkan kualitas keimanan jamaahnya. Mengingat seluruh remaja yang menjadi subjek penelitian tinggal bersama orang tuanya, maka peneliti berasumsi bahwa orang tua memiliki andil dan peranan yang penting untuk memberikan contoh yang baik kepada remaja terutama dalam pendidikan agama. Orang tua harus mampu memahamkan kepada anak-anaknya bahwa agama Islam adalah tuntunan mulia yang segala ajarannya pasti bermanfaat demi kebaikan di dunia maupun akhirat. Termasuk dalam hal ini ialah memberikan contoh dan pemahaman untuk mengerjakan perintah Allah berupa shalat berjamah. Berkaitan dengan pentingnya orangtua dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan, diungkapkan oleh Stinnet dan DeFrain (dalam Wahyuningsih, 2009) bahwa salah satu ciri keluarga

7 yang bahagia dan sehat adalah adanya kehidupan beragama dalam keluarga. Hal ini penting dalam memberi dasar untuk menentukan mana yang baik buruk, boleh tidak, dan halal haram. Salah satu fungsi keluarga dalam memenuhi harapan dan kebutuhan sosial adalah memelihara dan mendidik anak dengan cara memenuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, intelektual dan moral anak. Hasil penelitian Afiatin (dalam Djuwarijah, 2002) juga didapatkan hasil bahwa faktor lingkungan yang paling dominan mempengaruhi kehidupan beragama remaja adalah kepedulian dan konsistensi orangtua dalam melaksanakan ajaran agama. Orang tua yang sejak dini peduli terhadap kehidupan beragama pada anak remaja ditunjukkan dengan kesediaannya mensosialisasikan ajaran ajaran agama pada anaknya, mendorong, serta mengingatkan anak untuk melaksanakan kewajiban agama, dan berperilaku sesuai dengan moral agama. Mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka dapat dibuat permasalahanpenelitian : Apakah ada hubungan antara persepsi anak terhadap religiusitas orang tua dengan minat shalat berjama ah pada remaja masjid Al- Mukarrom Surakarta? B. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi anak terhadap religiusitas orang tua dengan minat shalat berjama ah pada remaja Masjid Al-Mukarrom Surakarta.

8 C. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritik Manfaat secara teoritik dalam penelitian ini adalah agar penelitian ini bisa menjadi masukan bagi para ilmuwan psikologi khususnya psikologi sosial dan pendidikan yang berkaitan dengan persepsi anak terhadap religiusitas orang tua dan minat shalat berjamaah pada remaja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi orangtua, sebagai bahan informasi tentang pentingnya menjadi diri yang religius, serta pentingnya menanamkan ilmu dan pendidikan agama kepada anaknya. b. Bagi pengurus masjid, pendidik, atau lembaga peduli remaja, dapat dijadikan bahan informasi tentang hubungan persepsi anak terhadap religiusitas orang tua dengan minat shalat berjama ah pada remaja, sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan serta arahan yang tepat kepada remaja dalam rangka meningkatkan minat shalat berjamah pada remaja.