BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu. Tahun Judul Peneliti Hasil Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK DAN TAHAPAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk. memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II. yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Sedangkan menurut Hendra (2010

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat. Banyak perusahaan tumbuh dengan berbagai

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Jenis-jenis dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana atau penanaman

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis fluktuasi ROI pada PT Intraco Penta Tbk Medan dan untuk melihat hubungan antara NPM dan TATO terhadap ROI, yaitu melalui sistem analisis Du Pont dan analisis Korelasi Spearman. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitiannya menggunakan analisis Du Pont yang menggambarkan hubungan antara ROI dengan NPM dan TATO dalam sebuah bagan sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya fluktuasi ROI. Analisis data statistik yang digunakan yaitu Korelasi Spearman dengan bantuan SPSS versi 12.0. Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan analisis Du Pont, penurunan ROI disebabkan oleh adanya penurunan pada NPM dan TATO. Sedangkan peningkatan ROI disebabkan oleh meningkatnya NPM. Berdasarkan analisis Korelasi Spearman dibuktikan bahwa NPM memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap ROI, sedangkan TATO memiliki hubungan positif yang kurang signifikan terhadap ROI pada PT Intraco Penta Tbk Medan. Hasibuan (2007) meneliti dengan judul Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover terhadap Return on Investment pada PT Harfa

Rahmat Utama Medan bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan NPM dan TATO pada PT Harfa Rahmat Utama Medan terhadap ROI. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data statistik deskriptif dan analisis data statistik Korelasi Spearman SPSS versi 12.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM dan TATO memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap ROI, artinya baik NPM maupun TATO tidak memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk ROI. Hubungan NPM dan ROI serta TATO dan ROI masih diperantarai oleh variabel-variabel lain yang tidak dapat dilihat secara langsung yaitu beban usaha yang terlalu tinggi dan persediaan yang sangat sedikit jumlahnya dalam satu periode. B. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolong-golongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan (Djarwanto, 2004:5). Transaksi yang tidak dapat dicatat dengan nilai uang, tidak akan terlihat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, hal-hal yang belum terjadi dan masih berupa potensi, tidak tercatat dalam laporan keuangan. Dengan demikian, laporan keuangan merupakan informasi historis. Tetapi guna melengkapi analisis untuk

proyeksi masa depan perusahaan, informasi kualitatif dan informasi-informasi lain yang sejenis perlu ditambahkan (Munawir, 2004:2). Menurut Rahardjo (2005:4) ada tiga elemen dan bentuk dasar dari laporan keuangan yang utama yaitu: 1. Neraca (Balance Sheet) Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan mengenai keadaan harta atau kekayaan perusahaan, atau keadaan posisi keuangan perusahaan pada saat (tanggal) tertentu. 2. Perhitungan Rugi Laba atau Laporan Laba Rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement) Laporan Laba Rugi menggambarkan apa yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun, apakah laba atau rugi, dan berapa banyak laba/keuntungan atau kerugiannya. 3. Laporan Perubahan Posisi Keuangan (the Statement of Changes in Financial Position) yang menyajikan: a. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) b. Laporan Arus Dana atau Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Funds Flow Statement); dapat dilengkapi dengan c. Laporan Saldo Laba atau Laporan Perubahan Laba yang Ditahan atau Laporan Perubahan Ekuitas (the Statement of Retained Earning).

C. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Sawir (2005:2) tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Menurut Bernstein dalam Harahap (2004:197), tujuan analisis laporan keuangan adalah: 1. Screening, analis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan. 2. Understanding, memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya. 3. Forecasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Diagnosis, analisis dimaksud untuk melihat kemungkinan adanya masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.

D. Teknik Analisis Laporan Keuangan Ada beberapa teknik yang dipakai dalam analisis laporan keuangan. Teknik ini merupakan cara bagaimana kita melakukan analisis. Beberapa teknik analisis laporan keuangan dapat disebutkan sebagai berikut (Harahap, 2004:216-217) : 1. Metode Komparatif Melakukan perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran maupun hubungannya. a. Intra perusahaan b. Inter Perusahaan c. Industrial Norm d. Budget 2. Trend Analysis Horizontal Analisis yang menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun kemudian digambarkan trennya. Trend analisis biasanya dibuat melalui grafik, terdiri dari: a. Index b. Numbers 3. Common Size Financial Statement Metode ini menyajikan laporan keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi ini biasanya dikaitkan dengan jumlah yang dinilai penting, misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.

4. Metode Index Time Series Metode ini menggunakan indeks untuk mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya dari tahun dasar dibuat indeks tahun-tahun berikutnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan tersebut. 5. Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah perbandingan pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai hubungan antar pos dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat memberikan penilaian. Rasio keuangan terdiri dari: a. Likuiditas b. Solvabilitas c. Profitabilitas d. Leverage e. Aktivitas f. Marked Based Ratio 6. Teknik Analisis Lainnya a. Analisis sumber dan penggunaan dana b. Analisis Break Even c. Analisis Du Pont

7. Analytical review/transactional Analysis Analisis hubungan lazim dikenal dalam ilmu auditing atas pemeriksaan. Teknik ini dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan dengan cara melihat hubungan antara satu pos dengan pos lainnya dilihat secara rasional. 8. Model Analisis: a. Bond Rating b. Bankrupttcy Model c. Net cash flow prediction model d. Take over model E. Analisis Rasio keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan menyederhanakam informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya (Harahap, 2004:297). Keunggulan tersebut adalah: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Sebagai pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Dapat mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Meskipun analisis rasio dapat memberikan informasi yang berguna tentang operasi dan kondisi keuangan perusahaan, namun rasio memiliki keterbatasan yang harus kita waspadai dan pertimbangkan. Beberapa masalah potensial dapat dilihat sebagai berikut (Brigham, 2001:101) : 1. Sebagian besar perusahaan sangat sulit untuk mengembangkan seperangkat rata-rata industri yang berarti untuk tujuan komparatif. 2. Perusahaan ingin lebih baik dibandingkan rata-rata industri, sehingga bila hanya mencapai kinerja tingkat tinggi, perusahaan hendaknya memfokuskan pada rasio perusahaan yang sudah menjadi leader. 3. Inflasi dapat memberikan distorsi yang buruk pada neraca perusahaan. 4. Faktor-faktor musiman juga dapat mendistorsi analisis rasio. 5. Perusahaan dapat menggunakan teknik window dressing untuk membuat laporan keuangan nampak lebih baik.

6. Praktik akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan. 7. Sangat sulit menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk. 8. Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang kelihatan baik dan yang lainnya kelihatan buruk. Analisis rasio keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran berkenaan dengan efektivitas maupun efisiensi melalui kebijakan yang diambil manajemen yang akhirnya bermuara dalam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan baik dalam neraca maupun perhitungan rugi laba. Rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok berikut (Rahardjo, 2005:120): 1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Solvabilitas (solvency ratio), menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Rasio Aktivitas (activity ratio), menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan. 4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratio), menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. 5. Rasio Investasi (investment ratios), menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau efek, khususnya saham dan obligasi.

F. Profitabilitas Menurut Sugiyarsono dan Winarni (2006:113) ada tiga pengukuran laba (profitabilitas) yang berhubungan dengan penjualan yang dihasilkan sebagaimana bersumber dari laporan laba rugi perusahaan: a. Marjin Laba Bersih Marjin Laba Bersih merupakan ukuran efisiensi dilihat dari besar kecilnya laba operasi dalam hubungannya dengan penjualan. Marjin Laba Bersih = Laba Setelah Bunga dan Pajak Penjualan x 100% b. Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio perputaran total aktiva merupakan ukuran efisiensi dilihat dari kecepatan perputaran aktiva operasi. Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan Total Aktiva c. Rasio Hasil Pengembalian atas Total Aktiva (ROA) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva. ROA = Laba Bersih Total Aktiva x 100% G. Return On Asset (ROA) Analisis Return On Asset dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisis ROA merupakan teknik analisis yang lazim

digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Besarnya ROA ditentukan oleh dua faktor yaitu: 1. Turnover dan operating asset (tingkat penyusutan aktiva yang digunakan untuk operasi). 2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih profit margin mengukur tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannnya. ROA akan berubah jika terjadi perubahan turnover baik masing-masing atau keduanya. Pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau keduanya untuk memperbesar atau mempertinggi ROA. Besarnya ROA dapat diketahui dengan rumus (Munawir, 2004:89): Profit Margin X Total Asset Turnover Net Profit Sales Net Profit x = Sales Total Asset Total Asset Martono dan Harjito (2001:60) menyatakan bahwa ROA merupakan hasil dari Profit Margin dikali Total Asset Turnover. Profit margin diperoleh dari net profit dibagi sales, dimana net profit adalah selisih antara sales dengan total cost (harga pokok penjualan, biaya operasional, beban bunga, dan pajak penghasilan).

Sedangkan total asset turnover diperoleh dari sales dibagi total asset, dimana total asset terdiri dari aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan) dan nilai buku aktiva tetap, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA dipengaruhi oleh sales, total cost, dan total asset. Menurut Abdullah (2005:60-61) ROA memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan ROA yaitu berguna sebagai alat kontrol dan perencanaan serta yang paling prinsip berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas. Apabila suatu perusahaan pada periode tertentu telah mencapai operating asset turnover yang telah ditetapkan, tetapi ROA yang dicapai masih dibawah standar maka manajemen perusahaan harus lebih fokus terhadap usaha peningkatan efisiensi sector produksi dan penjualan. Sebaliknya jika profit margin telah mencapai target, tetapi ROA yang dicapai masih di bawah standar maka manajemen lebih fokus pada usaha peningkatan efektivitas sektor kebijakan investasi. Kelemahan ROA adalah sulitnya membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, karena karakter perbedaan praktik akuntansi antar perusahaan serta analisis ROA saja tidak cukup dipakai untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih untukmemperoleh hasil yang memuaskan. Menurut Kuswadi (2004:191-192) ROA dapat memberikan indikasi kepada kita tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Besarnya laba bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Makin cepat dana itu

berputar, makin efektif penggunaan dana tersebut sehingga makin besar pula laba perusahaan atas dana yang ditanam. H. ROA dan Pendekatan Du Pont Sekitar tahun 1919, Du Pont Company mulai menggunakan pendekatan khusus untuk analisis rasio agar dapat mengevaluasi efektivitas perusahaan tersebut. Marjin laba bersih dikali dengan perputaran total aktiva sehingga diperoleh pengembalian atas investasi, atau daya untuk menghasilkan laba atas total aktiva (ROA). Baik marjin laba bersih maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan perusahaan. Marjin laba bersih tidak memperhitungkan penggunaan aktiva, sementara rasio perputaran total aktiva tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio pengembalian atas investasi, atau daya untuk menghasilkan laba, mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan dalam daya untuk menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terdapat peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam marjin laba bersih, atau keduanya ( Van Horne, 2005:225). Analisis Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Bagan Du Pont mula-mula dikembangkan oleh manajemen Du Pont Corporation untuk pengendalian divisi. Prosesnya sering juga disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi atau aktiva. Sistem Du Pont dapat menelusuri sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan ROA. Hubungan pos-pos laporan keuangan Du Pont adalah sebagai berikut:

ROA Marjin Laba Bersih X Perputaran Total Aktiva Laba Bersih : Penjualan Penjualan : Total Aktiva Penjualan Total Biaya Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain Biaya Operasi Tunai Kas dan Surat Berharga Biaya Diluar Usaha Piutang Dagang Pajak Persediaan Aktiva Lancar Lain Sumber : Sawir (2005:27) Gambar 2.1 Bagan Du Pont System

Rumus Du Pont dapat dijelaskan sebagai berikut: Persentasi marjin laba bersih diambil dari laba rugi sedangkan perputaran total aktiva diambil dari neraca. Perhitungan komponen tersebut adalah: 1. Marjin laba bersih dihitung dari: Laba Bersih Penjualan Laba bersih diperoleh dari: Penjualan (biaya operasi tunai + biaya diluar usaha + pajak) 2. Perputaran Total aktiva dihitung dari: Penjualan Total Aktiva Total aktiva diperoleh dari: Aktiva lancar + Aktiva tetap + Aktiva lain Aktiva lancar diperoleh dari: Kas dan surat berharga + piutang dagang + persediaan + aktiva lancar lain.