Tes-tes Ingatan Langsung Dan Tidak Langsung

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY

MODUL PRAKTIKUM KOGNITIF CP3 CHAPTER : IMPLICIT & EXPLICIT MEMORY. Disusun Oleh : Tim Penyusun Laboratorium Psikologi Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Psikologi Umum 2 Memori. Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

STRUKTUR DAN PROSES MEMORI

PSIKOLOGI INDUSTRI DAYA INGAT (MEMORY) Agus Riyanto,M.T Bandung, Psikologi Industri 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lanjut usia meliputi:

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS VI - SEMESTER 2

TEORI TEORI KELUPAAN

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... asal-usul Alkitab serta susunannya. Maksud Alkitab. Pelajaran ini akan menolong saudara...

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

Kemampuan Membaca Permulaan

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

BABI PENDAHULUAN. suami istri adalah hubungan seks yang sehat. Dalam hubungan suami istri

Memori. Rahayu Ginintasasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

KEMAMPUAN RECALL MEMORY DITINJAU DARI METODE BELAJAR VISUAL DAN METODE BELAJAR AUDIO PADA ANAK-ANAK S K R I P S I

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB III METODE PENELITIAN. (2013) adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam

KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977

PENGERTIAN. Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

PERBEDAAN MEMORI JANGKA PENDEK SISWA DITINJAU DARI PEMBERIAN AROMATERAPI

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk

III. METODE PENELITIAN. sekaligus dalam suatu waktu (Notoatmodjo, 2012). Penelitian dilakukan di posyandu lansia Puskesmas Kedaton, Bandar Lampung

I. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Adapun yang dijadikan subjek penelitian tindakan kelas ini

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003

Ingatan, Lupa dan Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV - SEMESTER 2

PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN (Basic Principals on Learning)

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan penjualan. Pemasar perlu memiliki strategi pemasaran agar

PEMBUATAN TES TERTULIS

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BABI PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka. mewujudkan pendidikan yang bennutu. Salah satu upaya yang pokok adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.margono (1996:8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, memilliki kriteria inklusi, yaitu

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Sugihartono, M.Pd dan Tim

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, karena sebagian besar pelajaran disekolah adalah mengingat.

FORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE)

Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga

Seorang Teman Untuk Berbicara (Seorang Teman Seperti Itu), 22 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Seorang teman untuk berbicara

BAB I PENDAHULUAN. di pesantren. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan agama

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

KISI KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI PELAJARAN TEOREMA PYTHAGORAS

BAB III METODE PENELITIAN

BABI PENDAHULUAN. A walnya manusia diciptakan baik adanya, seumpama selembar kertas putih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005 : 5)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: KESEHATAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengeliminasi faktor lain yang bisa mengganggu. 1. kalinya. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Created by Neevia Document Converter trial version

SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dasawarsa terakhir ini isu kesehatan terus mendapat perhatian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BULETIN PSIKOLOGI 1998, NO.1, Ratns Wulan. ISSNo'

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. oleh Sugiyono (2012:109) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diwajibkan untuk membuat skripsi. Skripsi adalah

B.01 PELATIHAN SOCIAL STORIES UNTUK MEMBENTUK PERILAKU ALTRUISME ANAK USIA DINI BAGI GURU PAUD

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Membangkitkan Anak Muda di Nain

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

Transkripsi:

Pengukurrm IngaIIUI 19 Menurut Sehaeter ingatan implisit mirip dengan ingatan a sadar (unconscious memory) yang dikemukakan Freud, Janet, Breuer maupun Prince atau ingatan tanpa kesadaran (unaware memory, memory without awareness) yang dikemukakan oleh Jacoby dan Witherspoon. Schacter (1987, hal. 504) misalnya mengutip kasus pasien dari Janet yang menderita amnesia histeris sebagai akibat trauma emosi. Sang pasien menjadi penderita amnesia sesudah dia keliru diberitahu bahwa suaminya meninggal dunia oleh seseorang yang tiba-tiba berdiri di depan pintu rumahnya. Meskipun dia tidak mampu mengingat insiden tersebut, dia senantiasa tercekam ketakutan manakala dia melewati pintu rumahnya. Ingatan eksplisit akan terungkap dalam eksperimen pertama di atas oleh karena dalam eksperimen pertama tersebut untuk bisa menjawab dengan benar subjek secara sadar harns mengingat kembali dan menggunakan kata-kata yang telah disajikan dalam tahap bela jar. Subjek seeara sadar dan sengaja meneoba mengingat kembali pengalaman masa lalunya, yakni penyajian keduapuluh kata benda tadi. Jadi jika subjek mampu memberikan jawaban kata-kata kantor, tangan, pantai, peniti, dan terasi, hal ini disebabkan subjek dengan kesadaran penuh mengingat kembali kata-kata yang pernah dipelajarinya. Dalam eksperiman kedua di atas, subjek dapat melengkapi stem kan... menjadi kantor, stem pan... menjadi pantai dan stem tan... menjadi tangan. Dalam kasus demikian ini, maka ingatan implisit subjek terungkap. Subjek dalam melengkapi stem seeara tidak sadar menggunakan kata-kata yang pemah ditemuinya dalam tahap belajar. Atau dengan kata lain, subjek seeara tidak sadar mengingat atau merekoleksi pengalaman lampau untuk memeeahkan masalah yang sebenamya tidak membutuhkan ingatan sadar mengenai pengalaman lampau. Ingat bahwa dalam eksperimen kedua tugas subjek hanyalah melengkapi stem menjadi kata benda yang pertama kali melintas di kepala. Sebalilknya jika dalam eksperimen kedua di atas subjek melengkapi stem kan... menjadi misalnya kata kantin, kancil, atau kanopi, dan stem pan.., menjadi misalnya kata pantat, panili atau pantun, serta stem tan... menjadi kata tangga, tangki atau tanduk maka ingatan implisit subjek tidak terungkap. Tes-tes Ingatan Langsung Dan Tidak Langsung Kedua contoh eksperimen mengenai ingatan di atas juga mengandung perbedaan dalam metode pengukuran ingatan. Eksperimen pertama menggunakan tes recall. sedangkan eksperimen kedua menggunakan tes melengkapi-stem (stem completion). Perbedaan diantara kedua metode tersebut terletak pada pemberian instruksi kepada subjek pada saat dilakukan tes ingatan (tahap pengetesan ingatan). Dalam metode recall subjek jelas-jelas diminta mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya alias menggunakan peristiwa penyajian stimulus (tahap belajar) sebagai acuan untuk menjawab dengan benar. Sebaliknya, dalam metode melengkapi-stem tidak ada isntruksi untuk menggunakan peristiwa penyajian stimulus sebagai aeuan dalam menjawab. Subjek hanya diminta untuk menyelesaikan tugas yang dihadapi pada saat itu. Dalam tugas melengkapi-stem, subjek hanya diminta melengkapi stem menjadi satu kata benda yang terdiri dari 6 huruf. Tidak kurang tidak lebih. Nah. penggolongan eara-cara mengukur ingatan dapat berdasar atas instruksi yang diberikan pada

20 Pengukuran lnga/qn tahap pengetesan ingatan (Richardson-Klavehn & Bjork, 1988; Roediger, Weldon, & Challis, 1989). Richardson-Klavehn dan Bjork (1988, hal 477) membedakan cara-cara mengukur ingatan ke dalam dua golongan berdasarkan instruksi yang diberikan dalam tahap pengetesan ingatan, yaitu (a) tes ingatan langsung, dan (b) tes ingatan tidak langsung. Sedangkan Roediger dkk (1989) menggolongkan tes ingatan ke dalam (a) tes ingatan eksplisit dan (b) tes ingatan implisit. A. Tes Ingatan Langsung/EkspUsit Richardson-Klavehn dan Bjork (1988, hal. 477) merumuskan tes-tes ingatan langsung sebagai tugas-tugas yang perintahnya mengacu kepada peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejarah pribadi subjek, yaitu yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu (jam, tanggal, atau lingkungan di mana peristiwa tersebut terjadi). Peristiwa-peristiwa khas yang menjadi sasaran tersebut dapat berupa penyajian daftar kata-kata, penyajian daftar gambar-gambar, penyajian daftar kalimat-kalimat maupun bisa juga berupa peristiwa yang terjadi dalam sejarah kehidupan subjek. Tes ingatan langsung dapat berbentuk (a) tes rekognisi (recognition) dan (b) tes recall, baik yang free-recall maupun cued-recall. 1. Tes rekognisi Dalam tes rekognisi, subjek diminta untuk membedakan antara stimulus-stimulus yang ada pada saat terjadinya peristiwa sasaran dengan stimulus-stimulus yang tak ada pada saat peristiwa sasaran berlangsung. Dengan kata lain, subjek diminta mengenali kembali apakah stimulus yang ada pada tahap pengetesan ingatan sama dengan stimulus yang ada pada tahap bejajar. 2. Tes recall Dalam tes recall, subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulus yang terdapat dalam peristiwa sasaran. Atau dengan kata lain, pada tahap pengetesan ingatan maka subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar. Tes recall dapat dilakukan tanpa bantuan tanda-tanda maupun dengan bantuan tanda-tanda (cued-recall). Satu contoh penggunaan tes recall dapat ditemukan dalam penelitian tentang pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek (Etsem, Sugiyanto, & Pudjono, 1994). Sejumlah kata-kata tak bermakna yang masing-masing terdiri dari 3 huruf disajikan kepada subjek. Untuk mencegah subjek menghafalkan (rehearsal) stimulus yang telah disajikan, maka sesudah satu kata tak bermakna ditayangkan subjek diberi tugas menghitung mundur. Selanjutnya subjek barulah diminta untuk menuliskan kembali kata tak bermakna tadi. Mengingat dapat dibantu oleh tanda-tanda. Tanda-tanda yang dipakai untuk membantu merecall dapat merupakan bagian-bagian dari stimulus yang telah disajikan pada tahap belajar (intralist cues). Contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Shimamura dan Squire (1984; Eksp. 1) mengenai ingatan terhadap pasangan-kata pada penderita amnesia. Pada tahap belajar, dua belas pasangan-kata disajikan kepada 8 pecandu alkohol yang

Pengu/amm Ingatan 21 DIAMOND. rnenit dan mereka dirninta rnen!?j:ng;at Tanda-tanda yang STAIR- atau reknik recall dilakukan Blaxton Dalarn IlCl.,I;Ui.idH Blaxton terse but salah sam kata yang hams diingat adalah kata HEMLOCK. Pada maka akan diberi kata POISON atau kata HAMHOCK dan ""nn"'~"'> Hl""I~'H~<U kata-kata yang telah UI~I"l<'1<U dirninta rnenilai tersebut erat 3tau tidak. Kemudian akan

Penguhm:m ingaaui 23 anak dan orang dewasa benda-benda yang umum ditemui sehari-harl ",,,,,.,,,,,,,""-,,,, n'~,...,i".,,. dalam bentuk

Pengukuron Ingaiall 25 in Penelitian Paired~Associate Journal