BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

BAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 48 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 07 TAHUN 2012 TLD NO : 07

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 04 Tahun 2011 Seri A Nomor 04

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR: 4 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 55 TAHUN 2001

Gubernur Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat

BUPATI GOWA PAJAK PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA,

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 17 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 06 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PAJAK. Daerah. Menimbang pelaksanaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PEMERINTAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

NO. PERDA NOMOR 2 TAHUN 2011 PERDA NOMOR 17 TAHUN 2016 KET 1. Pasal 1. Tetap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BUTON RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON,

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

: a. bahwa untuk melaksanakan pemungutan Pajak Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALANGKA RAYA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PAJAK PENERANGAN JALAN ATAS PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DARI PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH K O T A L H O K S E U M A W E

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 05 TAHUN 2004 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 05 TAHUN 2011 T E N T A N G PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 12 Tahun 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2001 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 16

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

WALIKOTA LANGSA QANUN KOTA LANGSA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

Transkripsi:

26 BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu Pajak Daerah yang dipungut Pemerintah Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB) sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau perlatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar. B. Ketentuan Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dab Retribusi Daerah, perlu disesuaikan dengan kenijakan otonomi daerah. Maka dari itu Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang 26

27 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan perubahannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tantang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana yang dimaksud, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. c. Kepala Daerah adalah Gubernur Sumatera Utara. d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. f. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak Kendaraan Bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak. g. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. 27

28 h. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. i. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. j. Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. k. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun l. Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat SPPKB adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak dan wajib pajak sebagai dasar perhiungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di Indonesia saat ini berdasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut. 1. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. 28

29 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 5. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara. 6. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pambatalan, Pengurangan Ketetapan Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Serta Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah. 7. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2012. D. Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan. Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan Bermotor Alat-Alat Berat/Besar yang bergerak. Yang termasuk objek pajak kendaraan bermotor yang dikecualikan adalah : a. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara 29

30 b. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan Negara Asing dengan asas timbal balik dan Lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah. c. Yang tidak dipergunakan, karena disegel atau yang disita Negara. 2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan menguasai Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan alat-alat berat/besar. Wajib Pajak kendaraan Bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah : a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya. b. Untuk badan adalah pengurus atau kasus lainnya. E. Saat Terutang Pajak Kendaraan Bermotor Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dan dua belas bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan 30

31 PKB merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. PKBdibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dan dua belas bulan ke depan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum dua belas bulan karena suatu hal, besarnya pajak yang terutang di hitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Hal ini berarti PKB yang karena suatu dan lain masa pajak nya tidak sampai dua belas bulan, dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu hal antara lain kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain ( mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena force majeure. PKB yang terutang dipungut diwilayah provinsi tempat kendaraab bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasi. F. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai unsure pokok yaitu: Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam table Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak berlaku, NJKB ditentukan berdasarkan factor-faktor berikut ini: 31

32 a. Besarnya isi silinder, yaitu isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin kendaraan bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin dan atau satuan daya. b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor. d. Merek kendaraan bermotor. e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor. f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan. g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu. Faktor-faktor di atas tidak harus semuanya digunakan dalam penghitung Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Faktor di atas disesuaikan dengan kondisi daerah yang memberlakukan PKB tersebut. Dasar pengenaan PKB yang melampaui NJKB ditetapkan dengan Keputusan Gubernur berdasarkan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat- alat besar dasar pengenaan pajak adalah perkalian tariff, klasifikasi kendaraan ( umum dan bukan umum), dan nilai jual yang ditetapkan oleh Gubernur. G. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor Tarif PKB berlaku sama pada setiap Provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, adapun besarnya tarif sebagai berikut : 32

33 1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor a. 1.75% (satu koma tujuh lima persen) kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor pribadi. b. 1% (satu persen) untuk Kendaraan Bermotor angkutan umum. c. 0.5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah. d. 0.2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar. 2. Tarif Progressif Kendaraan Bermotor a. 2% ( dua persen) untuk Kendaraan Bermotor pribadi kedua. b. 2.5% (dua koma lima persen) untuk Kendaraan Bermotor ke-tiga. c. 3% (tiga persen) untuk Kendaraan Bermotor ke-empat. d. 3.5% (tiga koma lima persen) untuk kendaraan ke-lima dan seterusnya 3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor a. 15% (lima belas persen) untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Baru. b. 1% ( satu persen ) untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor kendaraan bekas. H. Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana penghitungannya berdasarkan pengenaannya, nilai jual dan besar tarif pajak yang akan dikenakan, bagi orang yang memiliki Kendaraan Bermotor. Adapun yang dimaksud dengan 33

34 penghitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan ata untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengjitungan Pajak Kendaraan Bermotor terlebih dahulu harus mengetahui jenis/merek/tipe, tahun pembuatan, nilai jual kendaraan bermotor, bobot, dasar pengenaan, dan tarif yang ditetapkan. 1. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah Pemungutan adalah suatu rangkaian dari perhimpunan data objek dan subjek pajak, Penentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran. Pemungut pajak daerah pada umumnya tidak dapat di berikan kepada pihak ke tiga. Pajak daerah di pungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dengan kata lain di bayar sendiri oleh wajib pajak, wajib pajak yang membayar pajaknya sendiri dengan mengunakan surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD) yang di keluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang di tunjuk. 2. Proses Pemungutan PKB / BBN-KB 2.1 Pendaftaran a. Pengambilan Formulir SPPKB b. Pengisian Formulir SPPKB c. Pendaftaran Berkas d. Menyampaikan berkas pada petugas checking 34

35 2.2 Penelitian Berkas a. Chec persyaratan dan kelengkapan berkas b. Pendaftaran ( Entry ) c. Menyampaikan berkas kepada bagian penetapan 2.3 Penetapan a. Membuat perhitungan dan penetapan ( pembukuan ) b. Membuat nomor kohir c. Mencek ketetapan tanda lembar SKPD d. Menyampaikan berkas pada korektor ( final cheking ) \ 2.4 Final Cheking ( korektor ) a. Meneliti kebenaran b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PPKB / BBN-KB 2.5 Pembayaran a. Menerima pembayaran dari wajib pajak ( loket ) b. Membukukan hasil penerimaan c. Menyampaikan SKPD pada loket Embossing STNK d. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada Bendaharawan ( PKKP ) e. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan 2.6 Penagihan a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak 35

36 b. Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak yang belum mendaftar dan yang menunggak kepada wajib pajak c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang menyelesaikan tunggakan. 2.7 Pelaporan a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan b. Laporan permintaan pemakaian SPT / SKPD dan pemakaian formulir lainnya c. Setoran Bank d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya. Dalam hal mengenai pendaftaran kendaraan akibat mutasi sama saja dengan proses pendaftaran sebelum mutasi, yang berarti sama seperti proses pendaftaran. Perincian penjelasan mengenai persyaratan kelengkapan dokumen yang di penuhi sebagai berikut. 1. Pendaftaran Pertama Kendaraan Bermotor yang Baru Dalam hal ini yang harus dilakukan wajib pajak adalah : 1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor). 2. Identitas a. Untuk Perorangan 36

37 Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai. b. Untuk Badan Hukum Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan. c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan. 3. Faktur 4. Sertifikat uji tipe atau buku tanda bukti lulus uji berkala, sertifikat NIK dan tanda pendaftaran tipe. 5. Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk harus melampirkan surat keterangan dari perusahaan Karoseri yang mendapat izin. 6. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan umum, yang telah memenuhi persyaratan. 7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 2. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pindah Keluar Daerah Persyaratan : 1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor). 2. Identitas 37

38 a. Untuk Perorangan Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai. b. Untuk Badan Hukum Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan. c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan. 3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) asli. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Kwitansi pembelian yang sah (untuk ganti pemilik). 6. Bukti pelunasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). 7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 3. Pendaftaran Kendaraan Bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang sama. Persyaratan : 1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor). 2. Identitas 38

39 d. Untuk Perorangan Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai e. Untuk Badan Hukum Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan. f. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan. 3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) asli. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 4. Pengesahan STNK Setiap Tahun Persyaratannya : 1. Mengisi formulir SPPKB yang sekaligus berfungsi sebagai persyaratan tidak terjadi perubahan spesifikasi Kendaraan Bermotor. 2. Instansi a. Untuk Perorangan Tanda jati diri yang sah, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai. b. Untuk Badan Hukum 39

40 Salinan Akte pendirian surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan. c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan. 3. STNK asli 4. BPKB asli 5. Bukti pelunasan PKB / BBN_KB dan SWDKLLJ ( SKPD yang telah di validasi ) tahun terakhir. 5. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) rusak/hilang. Persyaratan : 1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor). 2. Identitas a. Untuk Perorangan Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai. b. Untuk Badan Hukum 40

41 Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan. c. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan. 3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) rusak atau hilang, surat keterangan hilang dari kepolisian. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 6. Pendaftaran Ganti Nomor Kendaraan. Persyaratan : 1. Mengisi formulir SPPKB (Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor). 2. Identitas g. Untuk Perorangan Tanda jati diri yang sah + 1 lembar fotokopi bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa bermaterai. h. Untuk Badan Hukum 41

42 Salinan Akte pendirian + 1 lembar fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai dan di tanda tangani oleh pimpinan serta dicap Badan Hukum yang bersangkutan. i. Untuk Instansi Pemerintah ( termasuk BUMN dan BUMD ) Surat tugas / surat kuasa bermaterai dan ditandatangani oleh pimpinan serta cap instansi yang bersangkutan. 3. Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) asli. 4. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB ) asli. 5. Surat permohonan dari pemilik untuk ganti nomor kendaraan dengan alas an yang dapat diterima. 6. Bukti pelunasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) / Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB). 7. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor. 42

43 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA A. Tatacara Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Sesuai dengan tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PLKM ), Penulis laksanakan di kantor bersama SAMSAT Perdagangan dalam rangka untuk mengetahui tentang apa yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, akan tetapi untuk menjelaskannya penulis menguraikannya berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara kualitatif disertai dengan penjelasan yang objektif dan sistematis. Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan setahun sekali atau setahun kedepan dari masa berlakunya Pajak tesebut dan tidak dibenarkan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dua tahun atau lebih. 1. Wajib pajak datang membawa semua syarat pendaftaran, yaitu: a. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli + fotokopi. b. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli + fotokopi. c. Kartu Tanda Penduduk ( KTP) asli + fotokopi. d. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tahun terakhir. e. Hasil Checking fisik kendaraan bermotor yang ditandatangani oleh petugas cek fisik 43

44 2. Wajib Pajak mendaftarkan diri ke Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT ). Semua syarat pendaftaran diproses kemudian diberikan ke bagian pajak kendaraan bermotor untuk ditetapkan apakah terlambat membayar atau tidak, apabila tanggal jatuh tempo pendaftaran kendaraan bermotor tersebut sudah melampaui batas waktu maka dikenakan denda yang disebut administrasi sebanyak 2% (dua persen) sebulan. Untuk menghitung Pajak Kendaraan Bermotor didasarkan / berpedoman kepada nilai jual Kendaraan Bermotor ( NJKB ) yang ditetapkan dengan Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBN-KB. Kemudian dalam menghitung pajak tersebut dikenakan tarifnya 1,5%, jadi 1,75% x NJKB. Besarnya pokok Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tariff pajak dengan pengenaan pajak. Secara umum, penghitungan PKB adalah sesuai dengan rumus berikut: Pajak terutang = Tarif Pajak x NJKB Berdasarkan contoh penghitungan dasar pengenaan pajak yang dikemukakan diatas dapat dihitung pajak terutang sebagai berikut: Contoh : Merk : 2009/Mio AL 115s (Mio Soul) NJKB : Rp 8.500.000 Pajak setahun = 1.75% x Rp. 8.500.000 = Rp 148.750 44

45 Maka Pajak Kendaraan Bermotor Tersebut 1 tahun Sebesar Rp. 148.750 Wajib Pajak Kendaraan Bermotor terlambat membayar sesuai masa berlaku/ jatuh tempo dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2% sebulan. B. Sanksi- Sanksi Bagi Wajib Pajak Jika Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakannya 1. Sanksi Bunga Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang. 2. Sanksi Denda Sanksi denda dapat dikenakan apabila, wajib pajak terlambat mendaftarkan pajak kendaraan bermotor, membayar pajak kendaraan bermotor, dan denda Bea Balik Nama sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. 3. Sanksi pidana Apabila wajib pajak yang karena atau karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan pidana penjara/kurungan dan/atau denda sesuai ketentuan yang berlaku. 45

46 Adapun penerapan sanksi yang ditetapkan oleh kantor Samsat Sumatera Utara terhadap wajib pajak yang menunda pembayaran pajak kendaraan bermotor adalah tidak berbeda dengan penerapan sanksi terhadap jenis-jenis pajak daerah lainnya. Dan dalam penerapan sanksi pajak kendaraan bermotor juga selalu berdasarkan ketentuanketentuan yang ada yaitu sebesar 2 % dari jumlah pajak yang terhutang ditambah dengan pajak terhutang dalam tahun yang bersangkutan. Contoh : Diketahui PKB Tuan X Rp. 148.750. Tuan X adalah menunda pajaknya selama 12 bulan dan pajak yang terutang adalah: 12 bulan x 2% x Rp. 148.750 = Rp. 35.700 Rp. 148.750 + Rp. 35.700 = Rp. 184.450 Maka besarnya pajak terutang Tuan X adalah sebesar Rp. 184.450. Adapun tujuan penerapan sanksi pajak kendaraan bermotor untuk mendorong agar setiap wajib pajak kendaraan bermotor melaksanakan pembayaran pajaknya dengan tepat waktu setiap tahunnya yang akan dapat memperbesar pajak terutang. Namun dengan demikian penerapan sanksi tersebut selalu bertujuan untuk menambah pendapatan daerah demi berlangsungnya pembiayaan dan pembangunan yang telah kita rencanakan. C. Hambatan dan Kendala yang terjadi pada Pelayanan SAMSAT Perdagangan 46

47 Dalam pencapaian target penerimaan pajak kendaraan bermotor terdapat faktor yang menjadi penghambat tingkat Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Perdagangan yaitu : 1. Penyertaan identitas Pemilik ( KTP,SIM) sesuai Nota Pajak/STNK Kewajiban untuk menyertakan identitas asli pemilik kendaraan dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor sering kali menimbulkan kendala karena pada saat ini banyak kendaraan yan masih dalam masa kredit sudah diperjual belikan atau banyak kendaraan yang diperjual belikan tetapi belum dibaliknama sesuai identitas pemilik yang baru. 2. Proses Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang masi sulit dipahami Wajib Pajak Masi banyaknya Wajib Pajak yang masih sulit memahami proses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Sehingga sering mengalami kebingungan saat melakuakan proses pembayaran. 3. Gedung SAMSAT yang kurang memadai Perkembangan jumlah Kendaraan Bermotor yang terus meningkat dari tahun ketahun belum diimbangi denganpenyediaan tempat pelayanan kepada wajib pajak yang memadai, sehingga mengurangi kenyamanan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor. 4. Banyaknya Objek Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor Baik yang disebabkan oleh kelalaian wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak maupun disebabkan oleh faktor-faktor yang lainnya seperti 47

48 misalnya kendaraan dalam kondisi rusak berat/ sudah tidak dipergunakan lagi tetapi wajib pajak tidak melaporkan ke Kantor SAMSAT. D. Upaya yang dilakukan terhadap hambatan dan kendala yang dihadapi pada pelayanan SAMSAT Perdagangan Upaya yang dilakukan dalam hambatan dan kendala tersebut adalah : 1. Logika Berfikir yang dipergunakan oleh SAMSAT sebagai perangkat daerah yang bertugas dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada Wajib Pajak dengan mudah, cepat dan akurat sehingga penerimaanpajak tetap diperoleh secara maksimal. Oleh karena itu bagi kendaraan bermotor yang masih kredit, cukup menyertakan surat keterangan dari bank kreditur. Demikian juga dengan kendaraan yang masihdalam masa kredit tapi sudah diperjual belikan sehingga tidak dapat menunjukkan identitas pemilik sesuai dengan STNK, diberi kesempatan menunda proses balik nama selama 1 (satu) tahun atau bias proses balik nama tapi proses penyelesaian BPKB menyusul setelah kreditnya lunas dengan disertai surat pernyataan bersedia balik nama sesuai kepemilikan dan tentunya surat keterangan dari pihak bang kreditur. 2. Mensosialisasikan semua informasi tentang pelayanan maupun pembayaran pajak kendaraan bermotor sehingga timbul kesadaran dari setiap wajib pajak untuk membayar pajaknya. 48

49 3. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang cukup pesat, memang kurang diimbangi dengan penyediaan tempat pelayanan bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor khususnya di SAMSAT Perdagangan. Oleh karena itu perlunya meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan serta memperbaiki fasilitas yang rusak. Sehingga Wajib Pajak bias merasa nyaman ketika memenuhi kewajibannya membayar Pajak Kendaraan Bermotor. 4. Untuk mengatasi banyaknya objek tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor, yang dilakukan SAMSAT Perdagangan adalah dengan mengirimkan surat teguran dan penagihan atas tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor. Disamping itu juga SAMSAT juga bekerja sama dengan POLRI melakukan operasi/razia di jalan raya, guna menjaring kendaraan-kendaraan yang menunggak pajak. 49

50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dari keseluruhan ini penulisan ini, maka pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran yang bersifat konstruktif bagi kantor SAMSAT Perdagangan. A. Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari keseluruhan PKLM yang dilaksanakan di kantor SAMSAT Perdagangan. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan oleh 3 (tiga) instansi pemerintah yang bergabung didalam SAMSAT yaitu : a. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA. b. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi. c. Departemen Keuangan yaitu : PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara. 2. Faktor-faktor pendukung pajak kendaraan bermotor seperti kerjasama yang baik antara wajib pajak dengan fiskus, serta pemanfaatan tekhnologi yang modern dan sebagainya adalah sangat berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan pajak kendaraan bermotor pada kantor SAMSAT Perdagangan. 3. Usia Pajak Kendaraan Bermotor juga mempengaruhi jumlah realisasi PKB. 50

51 B. Saran Sebagai hasil akhir dari laporan ini, penulis ingin memberikan saran yang mungkin bermanfaat serta membangun dalam memotivasi kantor SAMSAT Perdagangan maupun bagi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah : 1. Kantor SAMSAT Perdagangan dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan publikasi dan sosialisasi tentang Pajak Kendaraan Bermotor serta menyadarkan pentingnya fungsi pajak dalam menunjang penerimaan daerah. 2. Setiap kantor SAMSAT hendaknya melakukan peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun, agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi untuk membayar pajak. 3. Pihak kepolisian harus sering melakukan razia agar dapat diketahui Wajib Pajak yang belum melunasi Pajak Kendaraan Bermotor. 4. Meningkatnya penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor perlu diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di SAMSAT dari semua unsure, sehingga untuk kedepannya akan tercapai penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang optimal dan system pelayanan yang memberikan kepuasan kepada wajib pajak. 51