Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

TOPIK UTAMA Pelaksanaan Indonesia Sehat Untuk Mendukung Kualitas Hidup Manusia Sehat

Kegiatan Subdit Kesehatan Usia Reproduksi T.A 2017

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ALI SADIKIN NIM : J

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

Motivator KIA. Buku Saku. Edisi 1, September Motivator KIA 1

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

PengalamanJabardalam PeningkatanKompetensiBidan. Alma lucyati

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI UPT PUSKESMAS CARINGIN TAHUN 2016

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB IV PENUTUP. 1. Ketentuan Hukum dan Pelaksanaan Kelas Ibu hamil di Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL

MANUAL RUJUKAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Buku Saku Motivator Kesehatan Ibu dan Anak

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

PUSKESMAS NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CANJUR PROGRAM : KIA/KB TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi pembangunan nasional tahun sebagaimana dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Sumber Dana

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Transkripsi:

Pendekatan Kebijakan di Hulu Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

Permasalahan Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Masih tingginya Anemia pada Ibu Hamil, Masih tingginya Kurang Energi Kronis (KEK) pada bumil dan Masih tingginya Angka BBLR Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB), Masih tingginya angka gizi kurang dan gizi buruk balita

Masih tingginya Ibu hamil yang mempunyai 1 atau lebih keadaan 4 terlalu yaitu Terlalu muda (usia di bawah 16 tahun), Terlalu tua (usia diatas 35 tahun),terlalu sering (perbedaan usia antara anak sangat dekat), Terlalu banyak (memiliki lebih dari empat orang anak) Masih rendahnya partisipasi laki-laki dalam ber KB serta rendahnya cakupan pelayanan KB Kurangnya media promosi untuk media layanan kepada masyarakat terutama untuk kesehatan Ibu dan Anak Belum semua ibu hamil dialokasikan dana untuk pelayanan persalinan di Faskes Partisipasi masyarakat untuk penggalangan dana sosial termasuk untuk ibu dan anak belum maksimal

Belum semua ibu hamil trimester III didampingi oleh nakes, kader, dukun, toga dan toma Masih ada pertolongan persalinan di rumah baik oleh dukun, bidan/nakes bukan Faskes Ada budaya tertentu yang menunjang ke-engganan ibu hamil untuk bersalin di Faskes. Dukungan lintas sektor tingkat kecamatan dan desa untuk turut menggerakkan masyarakat (sasaran) agar datang ke fasilitas kesehatan belum maksimal. Kedudukan dan peranan perempuan tidak menguntungkan terutama dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Belum memadai kesinambungan Yan KIA yang berkualitas termasuk rujukan,

Pengalaman (termasuk kendala yang dilihat dalam lapangan) Pengetahuan ibu tentang KIA sangat kurang, Dukungan pemerintah desa terhadap program kesehatan kurang. Tingkat pendidikan kader kesehatan masih rendah (rata rata SD). Faktor budaya masyarakat setempat misalnya :pengambil keputusan oleh keluarga. Jumlah tenaga kesehatan kurang, beban kerja banyak sehingga tidak maksimal Kondisi geografis yang sulit dijangkau terutama prasarana jalan dan jembatan.

Kurang koordinasi dengan pemerintah setempat (tkt kecamatan dan atau desa). Kegiatan pelatihan oleh dinkes tidak merata untuk semua bidan. Fasilitas kesehatan kurang memadai Penguasaan bahasa dan pemahaman budaya daerah setempat yang masih kurang oleh petugas ataupun sebaliknya. Kurang ada info kesehatan terbaru bagi bidan di desa.

Kurang Akses bagi bidan di daerah terpencil. pemerintah desa dan kecamatan masihmengganggap program kesehatan yang ada di desa. merupakan tanggung jawab petugas kesehatan. Tugas ganda di pustu sehingga tidak fokus. Pencatatan/ register yang banyak sehingga tidak cukup waktu Satu petugas untuk satu pustu beban kerja berat Tidak ada aturan (PERDES) yang mengikat.

Rekomendasi dan kebijakan yang di buat: Setiap ibu hamil diperiksa oleh bidan, dokter atau nakes lainnya minimal 4 kali pemeriksaan selama masa kehamilan Setiap ibu hamil mendapat minimal 90 tablet Fe selama masa kehamilannya Pemberian PMT Pemulihan Bumil KEK dan PMT Penyuluhan dan Pemulihan Setiap proses kelahiran ditangani oleh tenaga bidan/nakes atau dokter. Setiap ibu yang melahirkan mendapatkan perawatan ifas dan perawatan bayinya oleh bidan atau dokter, minimal 2 kali perawatan dalam kurun waktu 40 hari setelah persalinan

Peningkatan Pemberian informasi melalui media informasi baik skala nasional maupun lokal. Dan peningkatan pengetahuan tentang resiko yang ditimbulkan jika terjadi 4 T Perlu ada alokasi dana stimulan untuk mengelimisasi keputusan persalinan di rumah Peningkatan program dana sehat di masyarakat melalui tabulin, jumputan, dan arisan Adanya dana pendampingan

Perlunya kemitraan bidan, dukun dan lintas sektor lain Perlu penyadaran bahwa persalinan di faskes sangat penting untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan Perlunya peningkatan koordinasi dan komunikasi antar petugas dan stake holder yang ada di wilayah kerja Memberikan penyadaran bahwa masalah kesehatan adalah nomor satu Perlu perbaikan sistem rujukan yang ada yang harus dimulai di tingkat masyarakat (kader), pustu, puskesmas dan RS

Kerjasama Lintas Sektor yang diharapkan: Koordinasi bersama lintas sektor mulai dari DPRD, Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait seperti Dinas Kesehatan, Kantor Pemberdayaan Perempuan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, BKKBN dan masyarakat sipil, organisasi profesi serta media. Untuk melaksanakan peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, setiap dinas kabupaten dan kota selalu melihat aturan berdasarkan standard pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan. Dimana dalam standard pelayanan minimal tersebut diarahkan untuk bukan saja melakukan pelayanan kesehatan saja, melainkan juga melakukan aksi promotif dan preventif kepada masyarakat luas.

Puskesmas melibatkan Tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa termasuk RT, RW terlibat dalam proses perencanaannya dan penanaman nilai budaya yang tidak bertentangan dengan pelayanan kesehatan. Dan Koordinasi antara puskesmas, kepala desa dan camat dalam peran masing-masing untuk menggerakkan masyarakat agar datang ke fasilitas kesehatan Bidan sebagai tenaga kesehatan, dukun sebagai mitra kerja dan dukungan Perdes yang dibuat oleh Kepala Desa dengan BPD tentang persalinan di faskes Komunikasi yang baik antara petugas kesehatan (Puskesmas, bidan) dengan keluarga yang berperan dan berpengaruh sebagai pengambil keputusan,