PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. membiarkan kontak kulit dengan ibunya setidaknya selama satu jam. Mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DI RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TENTANG INISIASI MENYUSU DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN MENGENAI INISIASI MENYUSU DINI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2016

LUARAN PARTUS LAMA DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kota Semarang

PENGETAHUAN IBU MENGENAI MANFAAT ASI PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

Kata kunci : Pengetahuan, ASI eksklusif, Klaten

1

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ERVINA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Oleh : Daniel

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Puskesmas Wonosari 1,Desa Wadungetas Kabupaten Klaten

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

EVALUASI MANAGEMEN LAKTASI IBU MUDA DI POSYANDU RAMBUTAN 5. Zuhrotul Eka Yulis Anggraeni*

PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 OLEH ELHANOUM BERUTU NIM:

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN PERAN BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NEED DAN DEMAND IBU HAMIL TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RSIA PERTIWI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RSIA SAKINA IDAMAN BLUNYAH GEDE SLEMAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Transkripsi:

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI 1 Florence T. U. Latuharhary 2 Eddy Suparman 2 Hermie M. M. Tendean 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: flo_hary737@yahoo.com 2 Abstract: Early breastfeeding initiation is babies immediate self-suckle within an hour after being born. However, according to one of the aforetime researches, only 4% women in Indonesia did early breastfeeding initiation, while the other 96% ones did not. Objective: to observe the expectant mothers cognition about the early breastfeeding initiation in polyclinic gynecologist/obstetrics BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, periode November- December 2013. Method: this research use descriptive research design with cross-sectional study approach. This research was carried out in November-December, 2013. The sample of the study was 50 expectant mothers checking their pregnancy at polyclinic gynecologist/obstetrics BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Results: it was found that the associate knowledge upon early breastfeeding initiation according to the age group, exist in the age group <20 year (100%), according to the level of education, exist in university level (100%), and according to the number of children, exist in expectant mother with one child (100%). Conclusion: Overall, expectant mothers cognition upon early breastfeeding initiation in good category (96%), while in bad category (4%). Keywords: expectant mothers cognition, early breast feeding initiation. Abstrak: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah segeranya bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama setelah lahir. Namun menurut salah satu survei yang telah dilakukan, pelaksanaan inisiasi menyusu dini hanya dilakukan oleh 4% wanita di Indonesia sedangkan 96% wanita lainnya tidak mempraktekkannya. Tujuan: Mengetahui menyusu dini di Poliklinik Kandungan/Obstetri BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode November-Desember 2013. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2013 dengan sampelnya adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Poliklinik Kandungan/Obstetri BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang berjumlah 50 orang. Hasil: Didapatkan hasil pengetahuan yang baik tentang inisiasi menyusu dini menurut kelompok umur ada pada kelompok umur <20 tahun (100%), menurut pendidikan terakhir ada pada tingkat perguruan tinggi (100%) dan menurut jumlah anak ada pada ibu hamil yang memiliki satu anak (100%). Simpulan: Secara keseluruhan, pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini dalam kategori baik (96%) sedangkan untuk kategori buruk (4%). Kata kunci: ibu hamil, inisiasi menyusu dini. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). 1 Pemberian ASI yang benar adalah dengan menyusui, dimana menyusui merupakan proses

fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada bayi secara optimal. Tidak ada hal yang lebih bernilai dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas sejak awal kehidupannya. ASI merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi secara 2 optimal. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar pemberian ASI 3 dapat terlaksana dengan benar. Keberhasilan ASI eksklusif sangat ditentukan oleh inisiasi menyusu segera setelah dilahirkan, atau dikenal sebagai Inisiasi Menyusu Dini (IMD). IMD adalah kontak kulit antara ibu dan bayi segera setelah lahir danbayi menyusu sendiri dalam 1 jam pertama 4 setelah dilahirkan. Sebuah survei di Indonesia menunjukkan bahwa hanya 4% wanita Indonesia yang melaksanakan IMD sedangkan 96% lainnya tidak mempraktekkannya. 5 Padahal, sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia di bawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir. Pemberian ASI dini juga meningkatkan kemungkinan 2-8 kali lebih besar untuk ibu memberi ASI 6 eksklusif. Menurut Departemen Kesehatan tahun 2007, beberapa penyebab kematian bayi dikarenakan 29% Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), 27% asfiksia, 10% tetanus, 5% infeksi, 6% masalah hematologi, 10% masalah pemberian minuman, dan lainnya sebanyak 27%. Dalam Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi 17 bayi per 1.000 kelahiran. Karena itu diadakan program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Beberapa program terkini dalam proses pelaksanaan percepatan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah program Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI eksklusif, penyedia konsultan ASI eksklusif di rumah sakit atau puskesmas, injeksi vitamin K pada bayi baru lahir, imunisasi hepatitis pada bayi kurang dari 7 hari, tatalaksana gizi buruk, dan program lainnya. World Health Organization (WHO) dan United Nation Childrens Fund (UNICEF) pada tahun 2007, mengeluarkan protokol baru tentang ASI segera sebagai tindakan life saving atau untuk menyelamatkan 1 kehidupan bayi baru lahir. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional study dimana peneliti hanya melakukan observasi atau pengukuran mengenai pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini pada satu saat tertentu. Penelitian akan dilakukan di Poliklinik Obstetri BLU RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, denganwaktupenelitianpadabulan November-Desember 2013. Sampelnya adalah para ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan yang berjumlah 50 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data yang didapat melalui kuesioner yang diberikan secara langsung kepada responden. Kemudian data yang diperoleh akan dikumpulkan dan diolah menggunakan menggunakan program SPSS versi 20, lalu ditampilkan atau disajikan dalam bentuk Tabel distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel dibawah adalah Tabel distribusi karakteristik responden menurut umur, pendidikan terakhir, dan jumlah anak, menunjukkan bahwa responden terbanyak yang berpartisipasi menurut kelompok umur ada pada rentang umur 20-25 tahun (26%), lalu diikuti oleh kelompok umur 31-35 tahun (22%), kelompok umur <20 tahun (20%), kelompok umur >35 tahun (18%), dan yang paling sedikit pada kelompok umur 26-30 tahun. Ini sesuai dengan hasil penelitian dari Wahyuningsih (2009) yang berjudul Hubungan Ibu Bersalin dengan Inisisasi Menyusu Dini di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto

Latuharhary, Suaprman, Tendean; Ibu Hamil Tentang Inisiasi... Ngentak Kunjo Ceper Klaten, dimana kelompok umur terbanyak yang menjadi responden ada pada kelompok umur 20-35 tahun (92%). 9 Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik Karakteristik n % Kelompok Umur (tahun) <20 10 20 20-25 13 26 26-30 7 14 31-35 11 22 >35 9 18 Total 50 100 Pendidikan Terakhir SD 1 2 SMP 8 16 SMA 28 56 Perguruan Tinggi 13 26 Total 50 100 Jumlah Anak 0 25 50 1 11 22 2 10 20 3 4 8 Pada Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa responden terbanyak menurut pendidikan terakhir ada pada tingkat SMA (56%), lalu diikuti tingkat perguruan tinggi (26%), tingkat SMP (16%), dan yang paling sedikit berpartisipasi adalah pada tingkat SD (2%). Ini sesuai dengan hasil penelitian dari Haniarti (2011) yang berjudul Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan dan Sikap Inisiasi Menyusu Dini pada Ibu Hamil di Kota Pare-pare, dimana pendidikan terakhir terbanyak yang menjadi responden atau yang ikut berpartisipasi ada pada 5 tingkat SMA (49,6%). Untuk jumlah anak pada Tabel tersebut pun menunjukkan bahwa reponden terbanyak yang mengikuti penelitian ini ada pada ibu yang belum memiliki anak (50%), lalu diikuti oleh ibu yang memiliki satu anak (22%), ibu yang memiliki 2 anak (20%), dan yang paling sedikit ada pada ibu yang memiliki tiga anak (8%). Ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari Issyaputri (2011) yang berjudul Faktor yang Berhubungan dengan Ibu Melakukan Inisisasi Menyusu Dini di RSIA Siti Fatimah Makassar, dimana responden terbanyak yang mengikuti penelitian tersebut adalah ibu yang memiliki anak lebih dari dua 6 (57,4%). Karakteristik kategori variabel Tabel dibawah adalah Tabel distribusi menyusu dini menurut kelompok umur, didapatkan hasil dengan kategori pengetahuan yang baik ada pada kelompok umur <20 tahun. Dimana hasil pengetahuan yang baik didapatkan sebesar 100% dari 10 responden. Dengan bertambahnya umur seseorang, akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental) dimana taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Namun dalam penerimaan informasi, semakin muda umur informasi yang ada akan lebih mudah diserap dan diterima dibanding dengan umur yang lebih tua. Tabel 2. ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini menurut kelompok umur Kelompok Umur (Tahun) (n) Baik Buruk <20 10 10 100 0 0 20-25 13 12 92.3 1 7.7 26-30 7 7 100 0 0 31-35 11 10 90.9 1 9.1 >35 9 9 100 0 0

Tabel 3. Distribusi menyusu dini menurut pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir (n) Baik Buruk SD 1 1 100 0 0 SMP 8 7 87.5 1 12.5 SMA 28 27 96.4 1 3.6 Perguruan Tinggi 13 13 100 0 0 Karena umur yang lebih tua telah mempunyai banyak pengalaman sehingga itu menjadi salah satu pertimbangan dalam menyerap informasi yang ada. Tabel 3 adalah Tabel distribusi menyusu dini menurut pendidikan terakhir responden, didapatkan hasil untuk kategori pengetahuan yang baik tertinggi pada tingkat Perguruan Tinggi sebesar 100% dari 13 responden. Pada tingkat SD persentase pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini pun menunjukkan 100%, namun karena jumlah respondennya hanya satu orang maka pengetahuan yang baik tertinggi ada pada tingkat Perguruan Tinggi. Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi, begitu pula sebaliknya. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula informasi yang didapatkan tentang kesehatan. sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka semakin luas pula pengetahuannya. Tabel 4 adalah Tabel distribusi menyusu dini menurut jumlah anak, didapatkan hasil sebesar 100% (11 responden) untuk ibu hamil yang mempunyai satu anak. Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini, ibu hamil yang menjadi responden telah memiliki pengetahuan yang lebih baik dari yang sudah memiliki 2 anak. Karena sebelum mereka memiliki anak, mereka telah mempersiapkan setiap hal yang dibutuhkan untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Untuk mempersiapkan hal tersebut, mereka mencari informasi terlebih dahulu tentang kehamilan sampai perawatan anak, salah satunya dengan mencari informasi tentang inisiasi menyusu dini. Informasi yang didapatkan, diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, tv dapat menambah pengetahuan agar lebih luas. Selain itu, pengalaman dari kehamilan anak yang pertama merupakan tolak ukur bagi si ibu untuk lebih baik lagi dalam mempersiapkan kehamilannya saat ini. Tabel 4. Distribusi menyusu dini menurut jumlah anak Jumlah Anak (n) Baik Buruk 0 25 24 96 1 4 1 11 11 100 0 0 2 10 10 100 0 0 3 4 3 75 1 25

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan yang baik tentang inisiasi menyusu dini sebesar 96% (48 responden) dan kategori pengetahuan yang buruk sebesar 4% (2 responden). Diharapkan setiap tenaga kesehatan atau pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pemberian informasi tentang pentingnya inisiasi menyusu dini, sehingga pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini dan pelaksanaannya pun terus meningkat menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Khiyarotun N, Noveri A. Hubungan Tingkat dan Sikap Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Praktik Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Kota Semarang. Majalah Ilmiah Sultan Agung. 2011; 49(125):25-38. 2. Hegar B. NilaiMenyusui. Editor: Suradi R, Partiwi IGAN, Marzuki ANS, Ananta Y. Indonesia Menyusui. BadanPenerbit IDAI; 2010. hal. 1. 3. Wulandari AS. InisiasiMenyusuDiniuntukAwali ASI Eksklusif [Tesis]. [Surabaya]: Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma; 2013. 4. IrawatiA.INISIASI MENYUSU DINI DAN FAKTOR DETERMINANNYA PADA ANAK BALITA DI INDONESIA: Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan. 2010; 33(1):1-13. 5. Haniarti. Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Dan Sikap Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada Ibu Hamil Di Kota Parepare. Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012; 8(4):192-7. 6. Issyaputri AF. Faktor yang Berhubungan dengan Ibu Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2011. Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012; 8(4):206. 7. Barus EBR. dan Sikap Remaja Jalanan tentang Kesehatan Reproduksi di Kota Medan Tahun 2011 [Skripsi]. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara; 2011. 8. Simanullang SMD. Hubungan Antara Tingkat Suami tentang Perawatan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Perawatan Kehamilan di Klinik Bersalin Mariani Medan [Skripsi]. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara; 2010. 9. Wahyuningsih. Hubungan Ibu Bersalin dengan Inisiasi Menyusu Dini di Bidan Praktek Swasta Benis Jayanto Ngentak Kujon Ceper Klaten. Jurnal Komunikasi Kesehatan. 2012; 3(01). 10. Sitompul MT. Ibu Hamil Tentang Gizi Semasa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011 [Skripsi]. Medan: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara; 2012.