JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast in Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Dian Regency Apartemen Farizal Fani, dan I Putu Artama Wiguna, M.Arif Rohman Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: artama.wiguna@jurusan.its.ac.id Abstrak Dalam pelaksanaannya ada beberapa metode yang di pakai salah satunya adalah metode cast in situ/konvensional yang mana dalam pelaksanaannya dilakukan di lokasi proyek. Di dalam pelaksanaan cast in situ terdapat beberapa kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang lama, kontrol kualitas yang kurang baik serta membutuhkan banyak bekisting dan pekerja, sehingga terjadi pembengkakan biaya dan waktu. Selain itu terdapat metode pracetak/pracetak yang pada dasarnya sama seperti beton bertulang biasa tetapi yang membedakanya yaitu proses produksi dilakukan di tempat khusus produksi pracetak, kemudian dibawa ke lokasi proyek ( transportasi ) untuk di susun menjadi satu kesatuan struktur yang utuh ( ereksi ). Dibanding metode cast in situ, metode pracetak dapat mereduksi jumlah tenaga kerja dan kebutuhan bekisting sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu pelaksanaan Data analisa yang diperlukan untuk perbandingan dua sistem ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak pelaksana pekerjaan yaitu berupa RAB, time schedule, gambar pelaksanaan,peralatan kerja. Pada Tugas Akhir ini direncanakan alternative desain untuk pracetak secara perhitungan,jenis pracetak yang digunakan, metode pelaksanaan pekerjaan precas,.dengan analisis perbandingan metode pracetak dan cast in situ didapatkan hasil Metode cast in situ membutuhkan waktu pelaksanaan selama 396 hari dengan biaya sebesar Rp. 25.887.838.200,- dan metode pracetak membutuhkan waktu pelaksanaan selama 245 hari dengan biaya sebesar Rp. 27.274.827.600,- Kata kunci :cast in situ, metode pelaksanaan, Perbandingan, pracetak P I. PENDAHULUAN erkembangan dunia kontruksi di Indonesia semakin cepat hal ini dapat di ketahui dengan semakain banyaknya pembangunan yang di laksanakan baik itu gedung,jembatan,jalan dan bangunan kebutuhan masyarakat.dengan pembangunan tersebut maka dalam hal pelaksanaan harus dilakukan secara efisien dan efektif untuk mendapatkan hal hal yang di syaratkan dalam proyek seperti biaya, waktu dan mutu. Dalam pelaksanaannya ada beberapa metode yang di pakai salah satunya adalah metode cast in situ/konvensional yang mana dalam pelaksanaannya dilakukan di lokasi proyek. Di dalam pelaksanaan cast in situ terdapat beberapa kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang lama, kontrol kualitas yang kurang baik serta membutuhkan banyak bekisting dan pekerja, sehingga terjadi pembengkakan biaya dan waktu. Selain itu terdapat metode pracetak/pracetak yang pada dasarnya sama seperti beton bertulang biasa tetapi yang membedakanya yaitu proses produksi dilakukan di tempat khusus produksi pracetak, kemudian dibawa ke lokasi proyek ( transportasi ) untuk di susun menjadi satu kesatuan struktur yang utuh ( ereksi ). Dibanding metode cast in situ, metode pracetak dapat mereduksi jumlah tenaga kerja dan kebutuhan bekisting sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu pelaksanaan Dalam hal ini diperlukan sebuah metode alternatif yang lebih effisien untuk meminimalkan waktu pelaksanaan dan kebutuhan pekerja dalam konstruksi, yaitu dengan menggunakan metode pelaksanaan pracetak khususnya pada pelaksanaan struktur bangunan atas. Metode pracetak ini untuk pengerjaannya menggunakan peralatan konstruksi yang mendukung, serta optimalisasi peralatan tersebut secara effisien agar mencapai hasil yang optimal dengan sumber daya yang ada. Perbedaan yang paling mendasar antara metode cast in situ dengan pracetakadalah cara pembuatan/pabrikasi dan cara pelaksanaan, metode cast in situ pembuatan dan pelaksanaan langsung di lapangan sedangkan metode pracetak pembuatan secara pabrikasi dan pelaksanaan erection di lapangan, pelaksanaan erection tidak membutuhkan terlalu banyak bekisting karena sudah diganti dengan pracetakyang juga berfungsi sebagai bekisting. Perancah yang di gunakan untuk erection. Penggunaan alternatif pracetak bertujuan untuk mendapatkan effisiensi biaya dan waktu pada pelaksanaan proyek tersebut dibandingkan dengan menggunakan metode cast in situ yang di telah terapkan pada proyek konstruksi tersebut. II. URAIAN PENELITIAN A. Model dan konsep penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pelaksanaan cast in situ dan metode pelaksanaan pracetak serta mengetahui metode yang menguntungkan dari kedua metode tersebut
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2 B. Data penelitian Data penelitina yang digunakanberupa data sekunder yang di peroleh dari pihak kontraktor pelaksanan dan dari berbagai sumber serta instansi terkait C. Analisa data Dalam analisa data terbagi menjadi beberapa tahapan yang diterapkan yaitu : a. Alternatif design secara umum alternatuf design dilakukan untuk mengetahui dimensi pracetak yang akan digunakan,dalam hal ini laternatif design dilakukan pada komponen struktur balok dan plat lantai dalam alternatif design merujuk pada [8] b. Analisa biaya Analisa biaya pada masing masing sistem konstruksi di hitung berdasarkan volume tiap pekerjaan,jumlah pekerja dan peralatan yang digunakan.ketentuan perhitungan biaya yang dibutuhkan adalah [2,9] : Biaya material : volume bahan x harga satuan volume Upah pekerja : koefisien ( orang hari ) x upah per hari Biaya peralatan : jumlah alat x waktu x harga sewa Analisa biaya di butuhkan untuk menyusun rencana anggaran biaya (RAB) untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan pada masing masing sistem kontruksi dan untuk mengetahui besarnya anggaran biaya yang di butuhkan dalam pelaksanaan proyek tersebut. c. Analisa waktu Analisa waktu pelaksanaan setiap aktivitas pekerjaan di hitung dengan cara membagi volume pekerjaan dengan nilai produktivitas pekerja/alat.setelah itu untuk mengetahui durasi pelaksanaan secara keseluruhan pada masing masing sistem konstruksi dengan menggunakan bantuan software Ms Project[6] Pada Microsoft project, pada table gant terdapat beberapa kolom seperti : a. Task name : untuk mengisi nama pekerjaan b. Duration : untuk mengisi lama pekerjaan c. Start :tanggal di mulainya suatu pekerjaan d. Finish :tanggal di akhirinya suatu pekerjaan e. Prodecessor : hubungan antar pekerjaan c. Analisa perbandingan Aspek yang akan dianalisa sebagai pembanding metode cast in situ dengan pracetak meliputi : 1. Biaya pelaksanaan 2. Waktu pelaksanaan 3. Metode palaksanaan III. HASIL PENELITIAN Pada sub bab ini akan membahas tentang hasil analisa metode pelaksanaan dari metode cast in situ dengan metode pracetak dan membandingkan untuk mengetahui metode mana yang lebih menguntungkan. A. Data Bangunan Kondisi Existing Dian Regency Apartemen adalah salah satu Apartemen yang berada di kota Surabaya, lebih tepatnya berada pada Jl. Sukolilo Kasih 1 no. 20. Bangunan ini terdiri dari 22 lantai dengan total luas bangunan + 24800 m 2 pembangunan gedung ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Upper struktur ( Struktur Bagian Atas ) Luas bangunan perlantai + 1033 m 2 dengan ukuran kolom, balok dan plat lantai pada masing masing lantai relatif sama dan volumenya dalam jumlah yang besar. 2. Sub Struktur ( Struktur Bagian Bawah ) Pondasi : Tiang pancang Ø 500 mm dengan menggunakan beton fc 25 mpa Pile cap menggunakan beton fc 25 mpa Dengan mangacu pada data di atas akan di kaji beberapa alternatif metode pelaksanaan pada pengerjaan struktur bagian atas, dimana pada kondisi existing pembangunan Dian Regency Apartemen menggunakan metode cast in situ pada pelaksanaan beton alternatif yang akan digunakan dalam perhitungan adalah metode Praceak dengan menggunakan peralatan peralatan berat dalam pelaksanaannya sehingga diharapkan lebih efisien yang di tinjau dari segi biaya dan waktu. B. Alternatif design plat pracetak Sistem plat yang digunakan adalah solid flat yaitu gabungan antara plat pracetak dengan cor setempat ( overtopping) yang akan menjadi satu komponen komposit. Perhitungan tulangan plat akan dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pengangkatan, tahap sebelum komposit, tahap setelah komposit. Tabel 4.1 penulangan akhir plat Daerah Sebelum Komposit Sesudah Komposit Tulangan Lapangan X Ø 10-200 Ø 10-200 Tulangan Lapangan Y Ø 10-200 Ø 10-200 Tulangan Tumpuan X Ø 10-200 Ø 10-200 Tulangan Tumpuan Y Ø 10-200 Ø 10-200 D. Alternatif design balok pracetak Balok yang digunakan adalah rectangular beam non prestressed (balok precast bertulang biasa). Perencanaan dibedakan dalam dua tahap yaitu saat pelaksanaan dimodelkan sebagai simple beam dengan sendi rol, sedangkan pada akhir konstruksi dimodelkan sebagai continues beam sehingga dapat diperoleh momen negatif akibat pemasangan Jadi kebutuhan tulangan dipakai untuk tipe balok G1 Tulangan tumpuan atas =6 D 19 Tulangan tumpuan bawah =3 D 19 Tulangan lapangan atas =2 D 19 Tulangan lapangan bawah =5 D 19 D. metode pelaksanaan cast in situ
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3 a. Pekerjaan kolom Pekerjaan kolom menggunakan metode konvensional bukan dengan menggunakan metode pracetak tahapan pekerjaan kolom dimulai dengan menentukan waktu pelaksanaan dengan menghitung pemotongan besi, bengkokan dan kait besi, Pemasangan besi, pemasangan bekisting, pengecoran, waktu beton setting, pembongkaran bekisting dan pengangkatan material [9] Berikut hasil perhitungan waktu pekerjaan kolom Tabel 1 waktu pelaksanaan kolom cast in situ Pemotongan besi 2 Pembengkokan dan kait besi 5 Pemasangan Besi 4 Pemasangan Begisting 3 Pengecoran 4 waktu beton setting 7 Pembogkaran begisting 3 Pengangkatan material 2 b. Pekerjaan balok Pekerjaan balok metode konvensional tahapan pekerjaan balok dimulai dengan menentukan waktu pelaksanaan dengan menghitung pemotongan besi, bengkokan dan kait besi, Pemasangan besi, pemasangan bekisting, pengecoran, waktu beton setting, pembongkaran bekisting dan pengangkatan material berdasarkan [9] Tabel 2 waktu pelaksanaan balok cast in situ Pemotongan besi 2 Pembengkokan dan kait besi 7 Pemasangan Besi 4 Pemasangan Begisting 4 Pengecoran 6 waktu beton setting 7 Pembogkaran begisting 4 Pengangkatan material 1 c. Pekerjaan plat lantai Pekerjaan plat metode konvensional tahapan pekerjaan plat dimulai dengan menentukan waktu pelaksanaan dengan menghitung pemotongan besi, bengkokan dan kait besi, Pemasangan besi, pemasangan bekisting, pengecoran, waktu beton setting, pembongkaran bekisting dan pengangkatan material [9] Tabel 3 waktu pelaksanaan plat lantai cast in situ Pemotongan besi 2 Pembengkokan dan kait besi 2 Pemasangan Besi 6 Pemasangan Begisting 4 Pengecoran 6 waktu beton setting 7 Pembogkaran begisting 5 Pengangkatan material 1 E. metode pelaksanaan pracetak Komponen yang di pracetak adalah balok dan plat lantai. tahapan metode pelaksanaan metode pracetak meliputi pemasangan balok praetak, pemasangan plat pracetak, pemasanganbesi plat ( wiremesh), pengecoran overtopping dan curring( perawatan beton ) [5,9] Tabel 4 waktu pelaksanaan pracetak Pemasangan balok pracetak 5 Pemasangan plat pracetak 2 Pemasangan besi plat ( wiremesh ) 4 pengecoran overtopping 3 curing 3 F. Analisa biaya a. analisa biaya cast in situ Analisa biaya cast in situ dimulai dengan menghitung volume dan menentukan harga satuan dari masing masing item pekerjaan. Tabel 5 volume pekerjaan cast in situ No Item satuan volume 2.2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' = 25 Mpa) 104.80 b. Pekerjaan bekisting m2 822.80 - Besi beton dia.10 kg 6,409.32 - Besi beton dia.16 kg 262.68 - Besi beton dia.19 kg 8,098.7 PEKERJAAN KOLOM 2 a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' = 40 Mpa) 61.72 b. Pekerjaan bekisting m2 480.24 - Besi beton dia.10 kg 2,306.34 - Besi beton dia.22 kg 9,325.00 PEKERJAAN PELAT LANTAI 4 a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' = 25 Mpa) 148.01 b. Pekerjaan bekisting m2 1,203.03 - Besi beton dia.08 kg 1,688.60 - Besi beton dia.10 kg 13,402.20 Dari volume para pekerja dan peralatan diperoleh dari perhitungan produktifitas tenaga kerja, peralatan dan penjadwalan proyek diperoleh : 1. Tenaga kerja a. Pembesian Tenaga kerja: 99 tukang besi dan 198 pekerja dengan durasi 220 hari b. Begisting Tenaga kerja : 60 tukang kayu dan 120 pekerja dengan durasi kerja 88 hari c. Pengecoran
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4 tenaga kerja: 36 tukang batu dan 72 pekerja dengan durasi kerja 88 hari d. Mandor 56 mandor, dengan durasi 396 hari 2. Peralatan a. Tower crane 1 unit dengan durasi 396 hari atau 13,2 b. Bar cutter 6 unit dengan durasi 132 hari atau 4,4 c. Bar bender 6 unit dengan durasi 308 hari atau 10,27 d. Vibrator 6 unit dengan durasi 352 hari atau 11,73 e. Scafolding 720 buah dengan durasi 13,2 Setelah mengetahui volume material, tenaga kerja dan peralatan selanjutnya menyusun rencana anggaran biaya( RAB ) berdasarkan [2,9] Tabel 6 perhitungan biaya metode cast in situ RAB METODE CAST IN SITU No Item satuan volume Harga satuan harga total 2.2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' = 25 Mpa) 104.80 868,082 90,975,014.97 b. Pekerjaan bekisting m2 822.80 - - c. Pemasangan schafolding buah 240.00 108,130 25,951,200.00 d. Pembongkaran begisting m2 822.80 126,093 103,749,594.67 e. Pekerjaan pembesian - Besi beton dia.10 kg 6,409.32 8,500 54,479,220.00 - Besi beton dia.16 kg 262.68 8,500 2,232,780.00 - Besi beton dia.19 kg 8,098.7 8,500 68,839,120.00 2 PEKERJAAN KOLOM a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' = 40 Mpa) 61.72 942,056 58,147,469.82 b. Pekerjaan bekisting m2 480.24 121,533 58,365,168.00 c. Pembongkaran begisting buah 480.24 46,530 22,345,567.20 d. Pekerjaan pembesian - Besi beton dia.10 kg 2,306.34 8,500 19,603,864.50 - Besi beton dia.22 kg 9,325.00 8,500 79,262,500.00 3 PEKERJAAN PELAT LANTAI a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' = 25 Mpa) 148.01 868,082 128,484,847.01 b. Pekerjaan bekisting m2 1,203.03 121,533 146,207,638.33 c. Pemasangan schafolding buah 480.00 108,130 51,902,400.00 d. Pembongkaran begisting m2 1,203.03 46,530 55,976,753.25 - Besi beton dia.08 kg 1,688.60 8,500 14,353,100.00 - Besi beton dia.10 kg 13,402.20 8,500 113,918,700.00 jumlah total biaya langsung cast in situ untuk struktur bangunan atas adalah Rp.22.990.693.692,81 di bulatkan menjadi Rp. 22.990.693.700,00 b. analisa biaya pracetak Analisa biaya Pracetak dimulai dengan menghitung volume dan menentukan harga satuan dari masing masing item pekerjaan. Tabel 7 perhitungan volume pracetak No Item satuan volume 2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA - balok pracetak tipe G1-1 20.78 - balok pracetak tipe G1-2 12.00 - balok pracetak tipe G2 46.50 - balok pracetak tipe G3 9.00 - balok pracetak tipe B1-1 15.68 - balok pracetak tipe B1-2 8.64 - balok pracetak tipe G1-1 20.78 - balok pracetak tipe G1-2 12.00 - balok pracetak tipe G2 46.50 - balok pracetak tipe G3 9.00 - balok pracetak tipe B1-1 15.68 - balok pracetak tipe B1-2 8.64 PEKERJAAN KOLOM 2 a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' = 40 Mpa) 64.03 b. Pekerjaan bekisting m2 400.20 - Besi beton dia.10 kg 2,306.34 - Besi beton dia.22 kg 9,325.00 1 PEKERJAAN PELAT LANTAI - plat pracetak tipe s1 47.96 - plat pracetak tipe s2 24.95 - plat pracetak tipe s3 11.31 - plat pracetak tipe s1 47.96 - plat pracetak tipe s2 24.95 Dari volume para pekerja dan peralatan diperoleh dari perhitungan produktifitas tenaga kerja, peralatan dan penjadwalan proyek diperoleh : 1. Tenaga kerja a. Pembesian Tenaga kerja: 24 tukang besi dan 48 pekerja dengan durasi 88 hari b. Begisting Tenaga kerja : 30 tukang kayu dan 60 pekerja dengan durasi kerja 66 hari c. Pengecoran tenaga kerja: 18 tukang batu dan 36 pekerja dengan durasi kerja 66 hari d. Mandor 21 mandor, dengan durasi 220 hari 2. Peralatan a. Tower crane 1 unit dengan durasi 245 hari atau 8,2 b. Bar cutter 6 unit dengan durasi 88 hari atau 3 c. Bar bender 6 unit dengan durasi 88 hari atau 3 e. Vibrator 6 unit dengan durasi 66 hari atau 2,2 f. Scafolding 540 buah dengan durasi 8,2 Setelah mengetahui volume material, tenaga kerja dan peralatan selanjutnya menyusun rencana anggaran biaya( RAB ) berdasarkan [2,9] Tabel 8 Anggaran biaya metode pracetak No Item satuan volume Harga satuan harga total 2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA - balok pracetak tipe G1-1 20.78 691,806 14,376,593.44 - balok pracetak tipe G1-2 12.00 691,806 8,301,672.00 - balok pracetak tipe G2 46.50 691,806 32,168,979.00 - balok pracetak tipe G3 9.00 691,806 6,226,254.00 - balok pracetak tipe B1-1 15.68 691,806 10,844,059.05 - balok pracetak tipe B1-2 8.64 691,806 5,977,203.84 - balok pracetak tipe G1-1 20.78 1,552,500 120,119,448.75 - balok pracetak tipe G1-2 12.00 1,552,500 69,362,208.00 - balok pracetak tipe G2 46.50 1,552,500 268,778,556.00 - balok pracetak tipe G3 9.00 1,552,500 52,021,656.00 - balok pracetak tipe B1-1 15.68 1,552,500 90,604,384.20 - balok pracetak tipe B1-2 8.64 1,552,500 49,940,789.76 2 PEKERJAAN KOLOM a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' = 40 Mpa) 61.72 942,056 58,147,469.82 b. Pekerjaan bekisting m2 480.24 121,533 58,365,168.00 c. Pembongkaran begisting buah 480.24 46,530 22,345,567.20 d. Pekerjaan pembesian - - Besi beton dia.10 kg 2,306.34 8,500 19,603,864.50 - Besi beton dia.22 kg 9,325.00 8,500 79,262,500.00 3 PEKERJAAN PELAT LANTAI - plat pracetak tipe s1 47.96 691,806 33,178,151.00 - plat pracetak tipe s2 24.95 691,806 17,259,176.09 - plat pracetak tipe s3 11.31 691,806 7,820,866.83 - plat pracetak tipe s1 47.96 1,552,500 74,455,959.38 - plat pracetak tipe s2 24.95 1,552,500 38,731,770.00 - plat pracetak tipe s3 11.31 1,552,500 17,551,012.50 pembesian wiremesh Kg 1,370.25 8,500 11,647,125.00 pengecoran over topping 80.62 585,990 47,242,513.80
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5 jumlah total biaya langsung pracetak untuk struktur bangunan atas adalah Rp.26.715.324.859.43 di bulatkan menjadi Rp. 26.715.324.900,00 F. Analisa perbandingan 1. Biaya Pelaksanaan Biaya Metode cast in situ lebih murah dibandingkan dengan metode pracetak.selisih biaya pelaksanaan pembangunan struktur bangunana atas untuk metode cast in situ Rp. 22.990.693.700,00 dengan metode pracetak adalah Rp.26.715.324.900,00 = Rp.3.724.631.200,00,- hal ini disebabkan karena harga pemesanan beton pracetak lebih mahal daripada beton konvensional sehingga biaya yang dikeluarkan dalam metode pracetak lebih mahal dari metode cast in situ 2. Waktu Pelaksanaan Dari hasil analisa waktu antara metode cast in situ dengan metode pracetak didapatkan selisih waktu pelaksanaan 396 hari 245 hari = 151 hari dimana waktu pelaksanaan metode cast in situ lebih lama dari metode pracetak hal ini disebabkan karena metode pracetak tidak menunggu waktu beton mengeras dan penggunaan alat dan tenaga kerja yang lebih praktis. 3. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan untuk metode pracetak lebih sulit daripada metode cast in situ terutama pada saat pemasangan elemen pracetak ke posisi akhir. Metode penyambungan pracetak juga harus lebih teliti dan dengan pengawasan ketat agar hasil sambungan tepat dan mendapatkan hasil yang presisi. 4. Peralatan Pemakaian begisting pada metode pracetak lebih efisien dan lebih hemat daripada metode cast in situ karena begisting hanya digunakan untuk kolom yang tidak dipracetak, sedangkan balok dan plat untuk metode cast in situ pasti membutuhkan begisting dalam mencetak beton dilapangan dan waktu pakai dari begisting tersebut maksimal 3 kali pakai. Dengan jumlah kebutuhan yang lebih sedikit maka alat yang digunakan juga lebih sedikit dari metode cast in situ seperti bar cutter, bar bender, schafolding. Harga sewa peralatan pracetak rata - rata lebih cepat dari metode konvensional. Tabel.9 Perbandingan peralatan yang digunakan cast in situ pracetak Peralatan kebutuhan sewa kebutuhan sewa Tower crane 1 13,2 1 8,2 Vibrator 6 11,73 6 3 Schafolding 720 13,2 540 3 Bar cutter 6 4,4 6 2,2 Bar bender 6 10,27 6 8,2 5. Tenaga Kerja Tenaga yang dibutuhkan dalam metode pracetak lebih sedikit daripada metode cast in situ Tabel 10 Perbandingan tenaga kerja Tenaga kerja Metode Konstruksi cast in situ pracetak Tukang besi 99 24 Tukang kayu 60 30 Tukang batu 36 18 Pekerja 390 144 Mandor 56 21 IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil analisa dua metode yaitu cast in situ dengan pracetak didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode pelaksanaan pracetak lebih praktis dan membutuhkan jumlah tenaga lebih sedikit dibandingkan dengan metode cast in situ,untuk cast in situ membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi biaya lebih murah sedangkan untuk pracetak waktu lebih cepat tetapi biaya lebih mahal 2. Metode cast in situ membutuhkan waktu pelaksanaan selama 396 hari dengan biaya sebesar Rp. 22.990.693.700,00 dan metode pracetak membutuhkan waktu pelaksanaan selama 245 hari dengan biaya sebesar Rp.26.715.324.900,. Dari hasil analisa dua metode yaitu cast in situ dengan pracetak adapun saran sebagai berikut : Dari hasil analisa dua metode yaitu cast in situ dengan pracetak adapun saran sebagai berikut : 1. Pemilihan metode pelaksanaan yang menguntungkan berupa multiple choice yaitu pemilihan tergantung kebutuhan masing masing prioritas antara biaya dengan waktu 2. Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang lebih menguntungkan dapat dilakukan dengan melakukan percepatan waktu ( crashing ) pada metode pelaksanaan cast in situ sampai didapatkan waktu yang sama dengan metode pracetak sehingga terjadi perbedaan biaya dengan waktu yang sama dengan demikian dapat diketahui metode yang menguntungkan terhadap biaya dan waktu 3. Perlunya pengembangan teknologi dan riset tentang beton pracetak serta memasyarakatkan penggunaan metode pracetak pada jasa konstruksi di Indonesia. 4. Demi efektifitas dan efisiensi dari metode pracetak, jumlah elemen seragam yang dibuat perlu diperhatikan. 5. Pelaksanaan metode pracetak sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan, namun membutuhkan ketelitian dan keahlian dalam proses pembuatan hingga pemasangannya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6. DAFTAR PUSTAKA [1] Ali. Affandi M. 2004. Perbedaan sistem konvensional dengan sitem pracetak. http//www.ilmusipil.com [2] Badan Standardisasi Nasional. 2007.Harga Satuan Pokok Pekerjaan (SNI DT 91-0008-2007). Surabaya [3] Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Surabaya : ITS Press. [4] Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983). Bandung : Direktorat Jenderal Cipta Karya. [5] Ervianto. Wulfram I. 2006. Eksplorasi Teknologi dalam Proyek Konstruksi. Yogyakarta : CV. Andi [6] Madcoms.2008.Microsoft Project 2007. Yogyakarta : CV. Andi [7] Nathan,Ishak,paulus nugraha,r.sujtipto, 1986. Manjemen proyek konstruksi 2. Surabaya:Kartika yudha [8] PCI.2004.PCI Design Handbook Precast and Prestress Concrete Sixth Edition.Chicago:Illinois. [9] Sastraatmadja, A. Soedradjat. Analisa (cara modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan Bandung: Nova [10] Zufry Hasrudy. ( 2012,juni 13)Manajemen Operasional Tersedia http://www.scribd.com/