BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemakainya tepat waktu guna pengambilan keputusan. Menurut Almilia dan Setiady (2008) pada dasarnya para pengguna laporan

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB 11 LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di. pengambilan keputusan bisinisnya.

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut (APB Statement No. 4). Menurut Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

PENDAHULUAN. kondisi keuangan perusahaan. Menurut Soemarsono (2004: 34), laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaaat dari

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin tinggi. Informasi saat ini tidak hanya produk sampingan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya (going concern). Untuk itu tak sedikit dari perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan. Menurut AICPA (1970) bahwa akuntansi adalah kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) yaitu rentang waktu atau lamanya hari yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyediaan dan perolehan informasi pada pembuatan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis ditingkat nasional ataupun dunia meningkat tajam. Perusahaan. itu sangat kecil. Perusahaan-perusahaan harus dapat membaca

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan khususnya yang telah go publik diwajibkan. menyampaikan laporan keuangan untuk memprediksikan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. dukung oleh informasi akuntansi dan nonakuntansi, (Nasirwan, 2012). Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go publik

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat. Permintaan terhadap laporan keuangan yang meningkat ini menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Informasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu (timeliness) pelaporan laporan keuangan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya permintaan perusahaan akan jasa akuntan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta catatan-catatan atas laporan keuangan. Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diketahui dari laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajemen dan laporan keuangan harus disajikan secara wajar. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2007). Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor, maupun yang sudah ada, dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi, kredit, dan keputusan-keputusan lain yang serupa secara rasional (Riahi dan Belkaoui, 2006:233). Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan

keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 2.1.2 Teori Kepatuhan Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca (IAI, 2007). publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor 36/PM/2003, tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang diaudit dengan Nomor Peraturan X.K.2, yaitu laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi: Khusus bagi Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses tertentu sesuai peraturan. yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). 2.1.3 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Rachmawati, 2008). Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 24 (IAI, 2007) laporan keuangan harus memenuhi empat

karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pengguna. Keempat karakterisktik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan. Paragraf 43 (IAI, 2007) menyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal, dan jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan. Relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat. Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi (Riahi dan Belkaoui, 2006).

2.1.4 Ukuran Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dan dapat dinilai dari beberapa segi. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan pada total penjualan, total nilai buku aset, nilai bersih kekayaan, dan jumlah tenaga kerja (Soegeng, 2006), semakin besar nilai item-item tersebut, semakin besar pula ukuran perusahaan itu. besar cenderung ingin menyajikan laporan keuangan tepat waktu daripada perusahaan kecil. Manajemen dengan skala besar cenderung diberikan insentif untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan auditan disebabkan perusahaan berskala besar dimonitor secara ketat oleh investor, Badan Pengawas Pasar Modal LK, dan pemerintah. Pelaporan keuangan akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin besar dan semakin luas (Soegeng, 2006). Hal tersebut berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel audit yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus dilakukan. 2.1.5 Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan (Santoso, 1995). Givoly dan Palmon (dalam Saleh, 2004) berpendapat bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi

oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu dan sebaliknya. Dalam penelitian ini menggunakan return on asset (ROA) dengan rumus ROA yakni sebagai berikut (Effendi, 2005): ROA = Laba Bersih Total Aset 2.1.6 Leverage Leverage mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aktiva perusahaan. Rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut memiliki risiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat hutang yang tinggi. yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan

keuangannya. Dalam penelitian menggunakan long debt to equity ratio (LDER) dengan rumus sebagai berikut (Kadir, 2011): LDER = Liabilitas Jangka Panjang Total Aset 2.1.7 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan saham oleh manajer akan mendorong mereka meningkatkan usaha-usaha untuk menghasilkan profit yang maksimal. Usaha ini dapat dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja serta memperbaiki sistem pengendalian internal yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan. dengan kinerja yang baik tidak memiliki alasan untuk menyembunyikan atau menunda penyampaian berita baik tersebut karena pada kenyataannya perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja baik mengungkapkan laporan keuangannya lebih segera untuk meningkatkan kesan positif bagi perusahaannya. 2.1.8 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi. Kepemilikan saham pihak luar atau pihak institusi mempunyai kekuatan untuk menuntut dan mewajibkan pihak manajemen agar menyampaikan informasi keuangan dengan segera karena laporan keuangan yang diserahkan terlambat akan berpengaruh terhadap keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai informasi tersebut.

2.1.9 Likuiditas Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Likuiditas suatu perusahaan sering ditunjukkan oleh rasio lancar yaitu membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat, mudah digunakan dan mampu menjadi indikator terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat. Penelitian Suharli (2006) memberikan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Dalam penelitian menggunakan current ratio (CR) dengan rumus sebagai berikut (Effendi, 2005): CR = Aset Lancar Liabilitas Lancar

2.1.10 Kepemilikan Publik Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Suharli (2006) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai struktur kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan (insider ownership s) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar (outsider ownership s). Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa berupa kritikan atau komentar yang semuanya dianggap suara publik atau masyarakat. Adanya konsentrasi kepemilikan pihak luar menimbulkan pengaruh dari pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi memiliki keterbatasan. Dengan demikian, perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang besar cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. 2.1.11 Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar

yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Dengan demikian, kantor akuntan besar lebih memiliki reputasi baik dalam opini publik. KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. 2.2 Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping) Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat dilihat dari penelitian Dewi dan Jusia (2013) yang bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), leverage (yang diproksikan dengan DER), ukuran perusahaan (yang diproksikan dengan total aset), dan KAP (yang menggunakan varibel dummy). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai dengan 2010. Jumlah populasi penelitian adalah 48 perusahaan. Jumlah sampel penelitian adalah 45 perusahaan dengan 135 unit analisis (45 x 3 tahun). Dari hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa profitabilitas,dan leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan dan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Fitri (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), likuiditas (yang diproksikan dengan CR), leverage (yang diproksikan dengan DER), ukuran perusahaan (yang diproksikan dengan total penjualan), kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan 2011. Jumlah populasi penelitian adalah 120 perusahaan. Jumlah sampel penelitian adalah 71 perusahaan dengan 213 unit analisis (71 x 4 tahun). Dari hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage, reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan dan kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Putra dan Thohiri (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh leverage (yang diproksikan dengan DER), profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), kepemilikan publik, reputasi KAP dan ukuran perusahaan (yang diproksikan dengan total penjualan). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai dengan 2010. Jumlah populasi penelitian adalah 125 perusahaan. Jumlah sampel penelitian adalah 57 perusahaan dengan 171 unit analisis (57 x 3 tahun). Dari hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan leverage, profitabilitas kepemilikan publik dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Kadir (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan (diukur dengan harga pasar), profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), leverage (yang diproksikan dengan LDER), kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2005 dan 2006. Jumlah populasi penelitian adalah 120 perusahaan. Jumlah sampel penelitian adalah 72 perusahaan dengan 144 unit analisis (72 x 2 tahun). Dari hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Yusralaini, Agusti, dan Raesya (2010) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), dan likuiditas (yang diproksikan dengan CR). Hasil penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2005 sampai dengan 2007 dengan jumlah populasi 120 perusahaan dan sampel 78 perusahaan dengan 234 unit analisis (78 x 3 tahun). Hilmi dan Ali (2007) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), leverage (yang diproksikan dengan DER), likuiditas (yang diproksikan dengan CR), ukuran perusahaan (diukur dengan total aset), kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Hasil penelitian

menyatakan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ pada tahun 2004 sampai dengan 2006 dengan jumlah populasi 339 perusahaan dan sampel 293 perusahaan dengan 879 unit analisis (293 x 3 tahun). Tujuan dari penelitian Suharli dan Rachpriliani (2006) adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari likuiditas (yang diproksikan dengan CR), profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA), kepemilikan publik, dan Kantor Akuntan Publik terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil yang diperoleh adalah likuiditas, profitabilitas, dan kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2002 dan 2003. Populasi penelitian ini adalah 78 perusahaan. Sampel penelitian ini dipilih secara purposive sebanyak 40 perusahaan dengan 80 unit analisis (40 x 2 tahun). Sedangkan Mellyana dan Astuti (2005) menyatakan bahwa profitabilitas (yang diproksikan dengan ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dan opini audit tidak memperkuat interaksi antara profitabilitas dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2002 dan 2003. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 78 perusahaan dengan jumlah sampel terpilih 62 perusahaan dengan 124 unit analisis (62 x 2 tahun).

Owusu dan Ansah (2000) melakukan penelitian pada 47 perusahaan yang terdaftar di Zimbabwe Stock Exchange (ZSE) menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dyer dan McHugh (1975) melakukan penelitian pada 120 perusahaan di Australia yang terdaftar di Sydney Stock Exchange (SSE) yang dipilih secara random pada periode 1965 sampai dengan 1971 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dari hasil beberapa penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan dalam tabel Theoritical Mapping sebagai berikut: Tabel 2.1 Theoritical Mapping Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Dewi dan Jusia, Faktor-faktor yang 2013 Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampain Laporan Keuangan pada Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI Fitri, 2013 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Putra dan Thohiri, 2013 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada yang Listing di BEI Periode 2008-2010 Variabel yang Digunakan a. Profitabilitas b. Leverage c. Ukuran d. KAP a. Profitabilitas b. Likuiditas c. Leverage d. Ukuran e. Kepemilikan Publik f. Reputasi KAP a. Leverage b. Profitabilitas c. Kepemilikan Publik d. Reputasi KAP e. Ukuran Hasil Penelitian Profitabilitas dan leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan dan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas, likuiditas, leverage, reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan dan kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage, profitabilitas, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Tabel 2.1 Theoritical Mapping (Lanjutan) Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Kadir, 2011 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Manufaktur di BEJ Yusralaini, Agusti, dan Raesya, 2010 Hilmi dan Ali, 2007 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Publik pada yang Terdaftar di BEI (2005-2007) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Variabel yang Digunakan a. Ukuran b. Profitabilitas c. Leverage d. Kepemilikan Manajerial e. Kepemilikan Institusional a. Ukuran b. Profitabilitas c. Likuiditas a. Profitabilitas b. Leverage c. Likuiditas d. Ukuran e. Kepemilikan Publik f. Reputasi Kantor Akuntan Publik Hasil Penelitian Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan Profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Suharli dan Rachpriliani, 2006 Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan a. Likuiditas b. Profitabilitas c. Kepemilikan Publik d. Kantor Akuntan Publik Likuiditas, profitabilitas, dan kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Mellyana dan Astuti, 2005 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan a. Profitabilitas b. Opini Audit sebagai Variabel Moderasi Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dan opini audit tidak memperkuat interaksi antara profitabilitas dan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Owusu dan Ansah, 2000 Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market a. Ukuran b. Profitabilitas c. Leverage Ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dyer dan McHugh, 1975 Timeliness of the Australian Annual Report a. Ukuran b. Profitabilitas Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, tetapi profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.