PREFERENSI PAKAN KATAK POHON JAWA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Telur

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL & PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

METODE CEPAT PENENTUAN KERAGAMAN, KEPADATAN DAN KELIMPAHAN JENIS KODOK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO BERDASARKAN CURAH HUJAN DAN SUMBER API SELVI CHELYA SUSANTY

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITAN

PENGARUH SUHU PEREBUSAN PARTIKEL JERAMI (STRAW) TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL RINO FARDIANTO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

Tabel 3 Bobot badan, bobot lambung, dan beberapa ukuran tubuh dan diameter lambung cicak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah tepatnya di kabupaten Karanganyar. Secara geografis terletak

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

PENYEBARAN, REGENERASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JAMUJU (Dacrycarpus imbricatus Blume) DI TAMAN NASIONAL GEDE PANGARANGO

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

INVENTARISASI ANURA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG SUKABUMI

PERLAKUAN STERILISASI EKSPLAN ANGGREK KUPING GAJAH (Bulbophyllum beccarii Rchb.f) DALAM KULTUR IN VITRO IWAN GUNAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

Karakterisik dan Kepadatan Populasi Genus Microhyla Di Wilayah Cagar Alam dan Taman Wisata Alam (CA-TWA) Telaga Warna ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke yang di

IDENTIFIKASI FUNGI YANG BERASOSIASI DENGAN BENIH MAHONI (Swietenia macrophylla King. ) SEWAKTU MASIH DI POHON DAN SETELAH DISIMPAN

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

BAB IV METODE PENELITIAN

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN TERHADAP MAKROFAUNA TANAH DENGAN METODE FOREST HEALTH MONITORING (FHM) ASRI BULIYANSIH E

SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

STUDI KERAGAMAN FENOTIPIK DAN JARAK GENETIK ANTAR DOMBA GARUT DI BPPTD MARGAWATI, KECAMATAN WANARAJA DAN KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc.

BAB IV METODE PENELITIAN

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. peroleh dari lahan pertanian organik dan lahan pertanian intensif di Desa

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae

PENGARUH SERBUK TIGA JENIS REMPAH DAN PENJEMURAN TERHADAP PERKEMBANGAN

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Muhammad Ridla, M.Agr.

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

PENILAIAN POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM SERTA ALTERNATIF PERENCANAANNYA DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI SIAM ROMANI

EKOLOGI KUANTITATIF KOMUNITAS AMFIBI DI BEBERAPA SUNGAI PADA SUAKA MARGASATWA NANTU PROVINSI GORONTALO. Disusun oleh : RIZKI KURNIA TOHIR E

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAUN MURBEI (Kanva-2) DAN KUALITAS KOKON ULAT SUTERA (Bombyx mori L.) HENDRA EKO SUTEJA

KOREKSI KONSTRUKSI PERANGKAP JODANG PENANGKAP KEONG MACAN DI PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT AYU ADHITA DAMAYANTI

BAB III METODOLOGI PENELITAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

III. METODE PENELITIAN

PERILAKU MAKAN GORILA (Gorilla gorilla gorilla ) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SAHRONI

PRODUKTIVITAS ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA FASE LARVA DENGAN MEDIA MENGANDUNG ONGGOK SKRIPSI ACHMAD RIZAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai bulan Februari

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

LIRENTA MASARI BR HALOHO C SKRIPSI

TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN

MUHAMMAD IRFANSYAH LUBIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

PENGARUH KADAR AIR AWAL, WADAH DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH SUREN (Toona sureni Merr) ANDY RISASMOKO

Transkripsi:

PREFERE NSI PAKAN KATAK POHON JAWAA (Rhacophorus margaritifier) LUTHFIA NURAINI RAHMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

PREFERENSI PAKAN KATAK POHON JAWA (Rhacophorus margaritifier) LUTHFIA NURAINI RAHMAN Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

RINGKASAN Luthfia Nuraini Rahman. E34051151. Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifier). Di bawah bimbingan: (1) Dr. Ir. Mirza D. Kusrini, M.Si dan (2) Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS Konversi lahan dan aktivitas manusia dapat menjadi peyebab terjadinya penurunan populasi Rhacophorus margaritifer. Namun belum banyak data mengenai ekologi, populasi dan biologi spesies ini sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan manajemen habitat yang lebih baik. Penelitian mengenai pakan merupakan langkah awal dalam rangka konservasi spesies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pakan, jenis pakan, ketersediaan pakan dan relung R. margaritifer. Pengambilan data dilakukan di tiga lokasi yaitu Cibeureum, Ciwalen dan Kebun Raya Cibodas. Katak yang dikumpulkan sebanyak 73 individu, terdiri dari 65 jantan dan 8 betina. Pengambilan data katak dilakukan pada pukul 20.00 23.00 WIB. Data pakan dilakukan dengan menggunakan metode Stomach Flushing. Data ketersediaan pakan dikumpulkan dengan melakukan survei serangga pada plot berukuran 10 m x 1 m dengan menggunakan perangkap cahaya dan penangkapan langsung dengan tangan. R. margaritifer memangsa 11 ordo dari 3 kelas hewan dari 2 filum, yaitu Insekta dan Arachnida dari Filum Arthropoda dan Gastropoda anggota Filum Moluska. Frekuensi pakan berdasarkan kelas tertinggi adalah Insekta (70,27%) sedangkan frekuensi pakan berdasarkan ordo tertinggi adalah Orthoptera (23,08%). Jantan R. margaritifer memanfaatkan 10 ordo pakan sedangkan betina hanya memanfaatkan 3 ordo pakan. Terdapat korelasi positif antara panjang tubuh katak dengan volume pakan, yang berarti semakin panjang ukuran katak maka volume pakan yang dimanfaatkan akan semakin besar. Volume pakan yang dimanfaatkan betina lebih besar daripada jantan karena ukuran tubuh betina lebih besar daripada jantan dan betina membutuhkan energi lebih besar untuk melakukan aktivitas hariannya daripada jantan. Hasil survei serangga memperlihatkan bahwa Orthoptera merupakan ordo serangga yang paling dominan ditemukan di lokasi penelitian. R. margaritifer merupakan satwa oportunis (τ = 0,934). Individu jantan lebih oportunis daripada betina karena betina lebih selektif dalam menentukan ukuran pakan yang dimanfaatkan. Indeks Levin s sebesar 0,642 menunjukkan bahwa R. margaritifer menempati relung yang luas dan merata. Relung betina lebih sempit daripada jantan karena tingkat selektivitas betina yang lebih tinggi daripada jantan. Tumpang tindih relung jantan dan betina cukup tinggi (0,656), menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tinggi antara kedua jenis kelamin. Kurangnya sampel betina yang diperoleh mengakibatkan analisis tidak dapat dilakukan dengan baik, oleh karena itu penelitian lanjutan disarankan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Kata kunci: Pakan, serangga, relung, R. margaritifer

SUMMARY Luthfia Nuraini Rahman. E34051151. Feeding Preference of Javanese Tree Frog (Rhacophorus margaritifier). Under supervision of Dr. Ir. Mirza D. Kusrini, M.Si and Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS Habitat alteration and human activities may cause decreasing population of R. margaritifer. There is a lack of information about ecology, biology and population of this species, thus it is necessary to carry out research for better habitat management. Feeding research of this species is a first step to establish the conservation of this species. The purpose of this research is to determine food preference, type of food, prey availability and ecological niche of R. margaritifer based on food preference. Data were collected at three locations, Cibeureum, Ciwalen and Cibdoas Botanical Garden from 73 samples, consisting of 65 males and 8 females. Frogs were collected at 20.00 23.00 WIB. The Stomach Flushing method was used to collect the data of diet. Data of prey availability were collected by insects survey in 10 x 1 m plots using light trap and hand collecting. R. margaritifer prey consisted of 11 orders in 3 classes (Insect and Arachnid from phylum Arthropod and Gastropod from Molusca). The highest frequency of prey taken is Orthoptera (23,08%). The males feed on 10 orders and females feed on 3 orders. There is positive correlation between body length and feed volume. There is a higher volume of food eaten by females than males, most probably caused by differences of morphology and daily activities. Insect surveys showed that Orthoptera is the most dominant order in R. margaritifer habitat. R. margaritifer is opportunistic (τ = 0,934). Males are more opportunist than females because females are more selective to choose the size of her food. Levin s measure value shows that R. margaritifer has a large and broad niche. Niche of female are smaller than males because selective rate of females are higher than males. Niche overlap between males and females is quite high (0,656) which shows a high interaction between both sexes. Since research only able to obtain a small number of females samples, the result might be inadequate for robust analysis. Thus, further research is recommended to obtain data that are more complete. Key words: diet, insect, niche, R. margaritifer

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifier) adalah benar-benar karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Desember 2009 Luthfia Nuraini Rahman NRP. E34051151

Judul Skripsi Nama NIM : Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifier) : Luthfia Nuraini Rahman : E34051151 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si NIP. 19651114 199002 2 001 Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS NIP. 19660921 199003 2 001 Mengetahui, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Ketua Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP. 19580915 198403 1 003 Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1987 dan merupakan puteri dari pasangan Asep Kusrahman, S.Pd dan Mursilah, S.Pd. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang telah dilalui oleh penulis antara lain SDN 5 Manna (1993), SLTP N 2 Kota Manna (1999), dan SMA N 2 Kota Manna (2005) di Bengkulu Selatan. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis mulai belajar di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 2006. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa organisasi kampus antara lain di Himpunan Mahasiswa Konservasi (HIMAKOVA) sebagai ketua biro kesekretariatan periode 2007/2008, Kelompok Pemerhati Herpetofauna (KPH)-Phyton HIMAKOVA sebagai bendahara periode 2006/2007, Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB (PCSI-IPB) sebagai bendahara periode 2007/2008 dan sebagai penanggung jawab bidang Jaringan dan Informasi periode 2008/2009, anggota Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia (IMBR) dan Manna People Community (MPC). Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan antara lain: Studi Konservasi Lingkungan (SURILI)-HIMAKOVA di TN. Bantimurung- Bulusaraung pada tahun 2007, Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di CA. Leuweung Sancang dan TWA. Kawah Kamojang pada tahun 2007, Praktek Umum Konservasi Ek-Situ (PUKES) di Penangkaran rusa Jonggol dan Kebun Raya Bogor pada tahun 2008 dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di TN. Bukit Barisan Selatan-Provinsi Lampung pada tahun 2009. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyusun skripsi berjudul Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifer) di bawah bimbingan Dr. Ir. Mirza D. Kusrini, M.Si dan Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS.

UCAPAN TERIMAKASIH Alhamdulillah. Segala puji penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah berupa kesehatan dan kesempatan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi jalan umatnya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih setinggi-tingginya kepada orang-orang yang telah berperan dalam penyusunan tugas akhir ini mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga penyelesaian. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan kepada: 1. Orang tua tercinta serta Adik dan Kakak atas semua doa, kasih sayang yang tak pernah putus serta dukungan baik moril dan materi kepada penulis hingga skripsi ini selesai. 2. Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si dan Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS selaku pembimbing pertama dan kedua, yang telah memberikan bimbingan, bantuan, masukan dan dorongan hingga penyelesaian skripsi ini 3. Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp, Prof. Dr. Ir. Surdiding Ruhendi, M.Sc, dan Ir. Iwan Hilwan, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini. 4. Kepala Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan staff yang telah memberikan kemudahan dalam perizinan pelaksanaan penelitian. 5. Laboratorium Entomologi Hutan Dept. Silvikultur atas bantuan peralatan dan media identifikasi data bagi penulis 6. Boby Darmawan, S.Hut, M. Irfansyah Lubis, S.Hut dan Neneng Sholihat, S.Hut sebagai supervisi yang banyak membantu dalam pengambilan dan pengolahan data 7. Tim Javanus (Panda, Neneng, Irwan, Wista dan Salomo) atas semangat dan bantuan serta dukungan saat di lapangan dan penyelesaian skripsi ini 8. Keluarga besar DKSHE 42 atas kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin selama ini

9. Keluarga besar Pondok Indah (Teteh, Aa, Nadya, Atus, Eno, Lie, Ika, Kiki, Yuni, Nining, Kembar, dan PI ers baru) atas kekeluargaan dan keceriaan selama 4 tahun ini. 10. Keluarga besar Sylva Indonesia (Ajeng, Budi, Lika, Riva Mabal, Didie, Bobi, Muthe, Sherly, Ntis, Boy, Jhon, dkk) atas kebersamaan, kekeluargaan dan dukungan kepada penulis 11. Keluarga besar KPH-Phyton HIMAKOVA 12. Faridh Al-Muhayat Uhib H. atas semua kasih sayang, doa, dukungan, semangat serta pembelajaran lain untuk penulis. 13. Ahmad Nurdianto, Hildalita dan Dody Oktiawan, sahabat penulis, atas dukungan dan semangat yang diberikan. 14. Subekti Prihantono, S.Si, atas masukan dan diskusi bersama penulis. 15. Semua pihak yang yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

i KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilalamin. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan anugerah berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penelitian ini diberi judul Preferensi Pakan Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifer) dan dilaksanakan pada bulan Desember 2008 dan April sampai Agustus 2009. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda, MS selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan untuk penyusunan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan data dasar dalam rangka upaya konservasi Katak Pohon Jawa (Rhacophorus margaritifer) di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan tidak tertutup kemungkinan masih terdapat ketidaksesuaian baik dalam penyajian isi materi, maupun tata bahasa maupun dalam hasil yang diperoleh sebagai akibat dari belum optimalnya usaha. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Desember 2009 Penulis

ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Manfaat Penelitian... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 2.1. Taksonomi... 3 2.2. Morfologi... 3 2.3. Habitat dan Penyebaran... 5 2.4. Perilaku Makan... 5 III. METODOLOGI PENELITIAN... 7 3.1. Waktu dan Tempat... 7 3.2. Alat dan Bahan... 7 3.3. Jenis Data... 8 3.4. Metode Pengambilan Data... 9 3.4.1. Data Spesies... 9 3.4.2. Data Pakan... 9 3.4.3. Data Ketersediaan Pakan... 10 3.5. Analisis Data... 11 3.5.1. Identifikasi dan Pengelompokkan Jenis Pakan... 11 3.5.2. Volume dan Dimensi Pakan... 12 3.5.3. Korelasi Antara Ukuran Tubuh Spesimen dengan Volume Pakan... 12 3.5.4. Komposisi Pakan... 13 3.5.5. Kelimpahan Pakan... 13 3.5.6. Pemilihan Pakan... 14 3.5.7. Relung... 14 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN... 16 4.1. Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango... 16 4.1.1 Curug Cibeureum... 16 4.3.2 Ciwalen... 18 4.2 Kebun Raya Cibodas... 19 V. HASIL... 20 5.1. Komposisi Pakan... 20 5.2. Volume Pakan... 22 5.3. Ketersediaan Pakan... 23 5.4. Relung... 26 VI. PEMBAHASAN... 27 6.1. Komposisi dan Ketersediaan Pakan... 27 6.2 Relung... 34 VII. KESIMPULAN DAN SARAN... 39

7.1 Kesimpulan... 39 7.2 Saran... 39 DAFTAR PUSTAKA... 40 LAMPIRAN... 44 iii

iv DAFTAR TABEL No. Halaman 1 Perbandingan ukuran SVL R. margaritifer berdasarkan jenis Kelamin 4 2 Perbandingan daerah penyebaran R. margaritifer 5 3 Alat dan bahan. 8 4 Komposisi pakan R. margaritifer. 22 5 Kelimpahan jenis pakan R. margaritifer di habitat dan lambung 25

v DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1 Rhacophorus margaritifer...4 2 Peta lokasi pengambilan data spesimen.. 7 3 Kondisi habitat di daerah Curug Cibeureum... 17 4 Habitat pada jalur interpretasi HM 23 25. 18 5 Kondisi habitat di Ciwalen.. 19 6 Kondisi habitat di Kebun Raya Cibodas. 20 7 Pakan yang paling banyak dikonsumsi oleh R. margaritifer.. 21 8 Hubungan panjang tubuh dengan volume pakan R. margaritifer... 23 9 Perbandingan densitas serangga di habitat dan lambung R. margaritifer pada masing-masing habitat.... 24

vi DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1 Komposisi dan Volume Pakan R. margaritifer... 44 2 Jenis Serangga di Masing-Masing Habitat R. margaritifer 45 3 Lebar Relung R. margaritifer.. 47 4 Lebar Relung R. margaritifer Jantan.. 47 5 Lebar Relung R. margaritifer Betina.. 47 6 Tumpang Tindih Relung Jantan dan Betina R. margaritifer.. 48 7 Analisis Koefisien Korelasi Kendall s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer 49 8 Analisis Koefisien Korelasi Kendall s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Jantan. 49 9 Analisis Koefisien Korelasi Kendall s (Pemilihan Pakan) R. margaritifer Betina. 50 10 Uji Korelasi Antara Panjang Tubuh dengan Volume Pakan... 50 11 Pakan yang ditemukan dalam lambung R. margaritifer. 51

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rhacophorus margaritifer (Schlegel 1837) merupakan salah satu jenis katak pohon endemik Pulau Jawa. Penyebarannya di Pulau Jawa hanya meliputi 2 daerah di Jawa Barat dan satu daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Iskandar dan Mumpuni 2004). Di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP/Jawa Barat) jalur Cibodas, jenis ini hanya terdapat di habitat berhutan di ketinggian antara 1400 mdpl (Ciwalen) sampai 1800 mdpl (Rawa Denok) dengan kelimpahan tertinggi di Cibeureum (1700 mdpl) (Kusrini et al. 2007, Lubis 2008). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Kusrini et al. (2007), R. margaritifer merupakan salah satu jenis dengan jumlah individu tertinggi di kawasan TNGP. Pada tahun 2004, R. margaritifer terdaftar sebagai satwa dengan status Vulnerable namun statusnya kemudian turun menjadi Least Concern dalam Daftar Merah IUCN versi 2009.2 tahun 2009 (Iskandar et al. 2009). Satwa ini tidak terdaftar sebagai satwa dilindungi oleh Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 dengan kelimpahan yang relatif stabil (Kusrini et al. 2007). Perubahan habitat dan aktivitas pengunjung merupakan salah satu ancaman bagi keberadaan R. margaritifer yang dapat berakibat kepada penurunan populasi. Belum banyak data mengenai ekologi, populasi dan biologi spesies ini, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan manajemen habitat yang lebih baik. Penelitian mengenai jenis pakan di TNGP telah dilakukan pada spesies Leptophryne cruentata (Kusrini et al. 2007). Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa jenis pakan spesies tersebut adalah Hymenoptera. Penelitian jenis pakan R. margaritifer akan menambah data dasar dalam rangka usaha konservasi spesies di dalam kawasan terutama untuk monitoring populasi melalui pakan. Selain itu, penelitian mengenai jenis pakan katak dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menentukan spesies predator dalam kegiatan pengendalian serangga hama dan pengendali penyebaran penyakit oleh serangga mengingat katak merupakan salah satu predator serangga.

2 1.2. Tujuan Penelitian ini bertujuan antara lain untuk: 1. Mengetahui preferensi pakan R. margaritifer 2. Mengetahui jenis pakan R. margaritifer. 3. Mengetahui ketersediaan pakan R. margaritifer di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. 4. Mengetahui lebar relung dan tumpang tindih relung R. margaritifer berdasarkan sumberdaya pakan yang digunakan. 1.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data awal mengenai jenis pakan dan perilaku makan R. margaritifer yang berguna dalam upaya konservasi spesies dan pengelolaan kawasan.

3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Klasifikasi ilmiah dari Katak Pohon Jawa (R. margaritifer Schlegel 1837) menurut Frost (2009) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Class : Amfibia Ordo : Anura Famili : Rhacophoridae Sub-Famili : Rhacophorinae Genus : Rhacophorus Spesies : Rhacophorus magaritifier Schlegel 1837 (Rhacophorus javanus Bottger 1983) (Rhacophorus barbouri Ahl 1931) Anggota Famili Rhacophoridae yang dikenal dari Asia Selatan dan Afrika terdiri dari 10 marga, tetapi di Indonesia hanya diwakili oleh empat marga, yaitu Nyctixalus (2 jenis), Philautus (17 jenis), Polypedates (5 jenis), dan Rhacophorus (20 jenis) (Iskandar 1998). Dari seluruh anggota famili Rhacophoridae di Indonesia yang terdiri dari 8 jenis katak, hanya terdapat dua jenis yang berasal dari genus Rhacophorus, yaitu Rhacophorus reinwardtii dan Rhacophorus margaritifer (Iskandar 1998). 2.2. Morfologi Katak pohon jawa berukuran kecil sampai sedang, dengan tubuh relatif gembung, kira-kira setengah atau dua pertiga jari tangan berselaput, semua jari kaki kecuali jari keempat berselaput sampai ke piringannya, tumit mempunyai sebuah lapisan kulit (flap), tonjolan kulit terdapat di sepanjang pinggir lengan, dasar kaki sampai jari luar (Iskandar 1998). Berdasarkan Iskandar (1998) katak pohon jawa memiliki tekstur kulit dengan permukaan dorsum halus, perut termasuk bagian bawah kaki berbintik

4 kecil kasar. Kulitnya berwarna coklat mahagoni atau kemerahan, sampai ungu dengan bercak-bercak tidak beraturan (Gambar 1). Gambar 1 Rhacophorus margaritifer Ukuran tubuh katak pohon Jawa sangat tergantung pada jenis kelaminnya. Individu jantan biasanya berukuran lebih kecil daripada individu betina. Berdasarkan beberapa literatur ukuran SVL (Snout Vent Length) yakni panjang dari moncong sampai tulang ekor katak pohon Jawa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Ukuran SVL Katak Pohon Jawa Berdasarkan Jenis Kelamin Iskandar (1998) Kurniati (2003) Kusrini & Fitri (2006) Pencacah < 50 mm 36 45 mm < 46 mm SVL 50 60 mm 44 68 mm 39 63 mm 2.3. Habitat dan Penyebaran Habitat utama katak pohon Jawa berupa hutan hujan tropis dan subtropis pegunungan, lahan basah termasuk sungai permanen, sungai sedang sampai kecil dan air terjun. Sampai saat ini diketahui penyebarannya hanya terdapat di Pulau Jawa-Indonesia antara lain di dua daerah di Jawa Barat yaitu di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) dan Taman Nasional Gede-Pangrango (TNGP), daerah lainnya adalah di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Iskandar dan Mumpuni 2004).

5 Tabel 2 Perbandingan Daerah Penyebaran Katak Pohon Jawa Pencacah IUCN (2007) Iskandar (1998) Kurniati (2003) Kusrini & Fitri (2006) Penyebaran Di atas 1000 m dpl 250 1500 m dpl Dataran rendah sampai 1700 m dpl 600 1800 m dpl Frost (2009) menyebutkan bahwa jenis ini biasanya hidup di hutan primer pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Katak pohon Jawa biasanya hidup di daerah yang berhutan di pegunungan bahkan di hutan yang sudah terganggu. 2.4. Perilaku Makan Sebagian besar katak adalah satwa oportunistik dan pada umumnya sebagian besar katak dewasa merupakan karnivora dan cenderung memakan mangsa yang lebih besar (Hofrichter 1999). Kebanyakan katak memangsa serangga dan larva serangga, cacing, laba-laba, siput, dan hama. Sebagian besar katak hanya memakan jenis serangga yang bergerak dan beberapa katak memangsa jenis serangga yang pergerakannya lambat (Duelman dan Truebs 1994; Stebbins dan Cohen 1997). Setiap jenis katak memiliki cara yang berbeda dalam berburu mangsa tergantung dengan jenisnya. Katak dengan perawakan gemuk dan bermulut lebar biasanya mencari mangsa dengan hanya diam dan menunggu mangsa dan biasanya memanfaatkan jenis pakan yang berukuran besar dan dalam jumlah sedikit (Duelman dan Truebs 1994; Stebbins dan Cohen 1997). Sedangkan katakkatak yang berperawakan ramping dan bermulut meruncing, biasanya aktif dalam berburu mangsa dan memanfaatkan mangsa dalam jumlah banyak dengan ukuran mangsa kecil (Duelman dan Truebs 1994; Stebbins dan Cohen 1997). Besarnya jumlah pakan yang dikonsumsi katak beragam sesuai dengan ukuran tubuh katak itu sendiri. Perbedaan jenis kelamin juga berpengaruh terhadap besarnya jumlah pakan yang dimanfaatkan. Pada katak jenis Limnonectes blythi, individu jantan lebih banyak memanfaatkan jenis pakan daripada betina. Hal tersebut disebabkan karena pada individu jantan lebih aktif

6 dan lebih gesit dalam mencari mangsa dibandingkan dengan individu betina (Sugiri 1979). Penelitian mengenai perilaku pakan beberapa jenis katak di Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berdasarkan hasil penelitian Mumpuni et al. (1990), diketahui bahwa pakan utama yang dikonsumsi oleh Rana chalconota dan Mycrohylla achatina di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat adalah insekta dan arthropoda. Penelitian pakan pada Rana erythraea, Fejervaria limnocharis, Rana chalconota dan Occidozyga lima dilakukan oleh Atmowidjojo dan Boeadi (1998) di daerah persawahan di Bogor. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pakan utama Rana erythraea adalah insekta, pakan utama Fejervaria limnocharis adalah rayap, pakan Rana chalconota didominasi oleh cacing, sedangkan Occidozyga lima lebih menyukai semut sebagai pakan utamanya (Atmowidjojo dan Boeadi 1998). Sasikirono (2007) melakukan analisis lambung untuk mengetahui jenis pakan pada Leptobrachium hasselti. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Leptobrachium hasselti paling banyak memanfaatkan serangga ordo Araneae sebagai pakan utamanya (Sasikirono 2007).

7 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2008 dan bulan April Juni 2009. Pengambilan data spesimen dilakukan di daerah sekitar Curug Cibeureum dan Ciwalen (Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango) dan Kebun Raya Cibodas (Gambar 2). Sedangkan analisis lambung spesimen dan identifikasi jenis pakan dilakukan di Laboratorium Entomologi, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Gambar 2 Peta Lokasi Pengambilan Data Spesimen 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian dikelompokkan berdasarkan kegunaannya dalam pengumpulan dan analisis data (Tabel 3). 3.3. Jenis Data Data yang dikumpulkan meliputi data spesies, data jenis pakan dan data ketersediaan pakan di habitat R. margaritifer. Data spesies yang dikumpulkan meliputi waktu spesimen ditemukan, panjang tubuh (SVL/Snout-Vent Length), bobot tubuh dan jenis kelamin setiap spesimen. Data jenis pakan yang

8 dikumpulkan adalah jenis pakan, jumlah jenis pakan setiap individu spesimen dan ukuran pakan (panjang/l dan lebar/w) serta volume (V) pakan dalam lambung. Sedangkan data ketersediaan pakan yang dikumpulkan antara lain jenis serangga yang terdapat pada habitat katak pohon Jawa. Tabel 3 Alat dan Bahan Penelitian No. Nama Alat/Bahan Kegunaan 1. a. b. c. d. e. f. g. h. 2. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. 3. a. b. c. d. e. f. g. h. 3. a. b. Pengambilan Data Spesimen Senter dan baterai Plastik spesimen Spidol permanen Jangka sorong 0.05 mm Neraca pegas (Pesola 10 gr, 30 gr) Jam (timer) Termometer dry-wet Box peralatan/tas Pengambilan Data Pakan Alkohol 70% Pinset Lup/Mikroskop stereo Pipa plastic (Φ 0.25 mm) Air Syringe (alat semprot) Gelas ukur vol. 5 ml Jangka sorong 0.05 mm Cawan petri Buku panduan identifikasi Botol spesimen ukuran kecil Data Ketersediaan Pakan Perangkap cahaya (Light Trap) Pinset Meteran Plastik spesimen Alkohol Botol spesimen ukuran sedang Jangka sorong 0.05 mm Gelas ukur vol. 10 ml Dokumentasi Buku catatan lapangan/tally sheet Kamera digital Penerangan Tempat menampung sementara spesimen Pelabelan pada plastic spesimen Pengukuran SVL spesimen Pengukuran bobot spesimen Pengukur waktu Mengukur suhu dan kelembaban lokasi Tempat peralatan Mengawetkan isi lambung spesimen Memisahkan jenis pakan Identifikasi jenis pakan Memasukkan air ke dalam esofagus katak Memancing keluar isi lambung katak Menyemprotkan air ke dalam mulut katak Menghitung volume pakan Menghitung dimensi pakan Tempat menampung pakan untuk identifikasi Identifikasi jenis pakan Menampung pakan sementara Menangkap jenis serangga terbang Mengumpulkan serangga yang tertangkap Mengukur panjang dan lebar plot Menampung serangga sementara Bahan pengawet serangga pakan Menyimpan serangga pakan Mengukur dimensi serangga pakan Mengukur volume serangga pakan Dokumentasi data Dokumentasi gambar/foto

9 3.4. Metode Pengambilan Data 3.4.1. Data Spesies Data spesies diambil dengan mengumpulkan sebanyak 73 spesimen R. margaritifer dari beberapa lokasi di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Curug Cibeureum dan Ciwalen) dan Kebun Raya Cibodas. Sebanyak 10 spesimen dikumpulkan dari Kebun Raya Cibodas, 5 spesimen dikumpulkan dari Ciwalen dan sebanyak 58 spesimen dikumpulkan dari Curug Cibeureum. Pengumpulan spesimen dilakukan pada malam hari antara pukul 20.00 23.00 WIB. Setiap spesimen diukur SVL dan bobot tubuhnya menggunakan jangka sorong dan timbangan. Waktu ditemukan, jenis kelamin, substrat dan aktivitas ketika ditemukan, serta posisi (vertikal dan horizontal) juga dicatat. Spesimen ditangkap langsung dengan tangan dan disimpan sementara dalam keadaan hidup dalam kantong spesimen untuk kemudian dilakukan pembilasan perut. Setelah pembilasan perut usai, spesimen kemudian dilepas kembali di lokasi tertangkap. 3.4.2. Data Pakan Data pakan setiap spesimen dikumpulkan dengan melakukan analisis isi lambung menggunakan metode Stomach Flushing (Legler dan Sullivan 1979). Sebelum isi lambung spesimen dikeluarkan, dilakukan anastesi menggunakan Tricaine Metanasulfonat (MS-222) dengan konsentrasi 1% (Hirai dan Matsui 2001). Selang waktu maksimum dari penangkapan spesimen sampai dilakukan flushing adalah 2 jam dengan asumsi pakan yang telah dimakan belum tercerna menyeluruh di dalam lambung spesimen. Isi lambung spesimen dikeluarkan dengan menyemprotkan air ke dalam perutnya melalui esofagus. Air tersebut dialirkan ke dalam lambung spesimen melalui pipa plastik. Air yang telah dimasukkan ke dalam perut spesimen kemudian dicampur dengan isi lambung spesimen dengan cara memijat perutnya secara perlahan. Air dan isi lambung yang telah tercampur tersebut kemudian dikeluarkan dengan cara membalikkan tubuh spesimen sampai posisi kepala berada di bawah. Isi lambung spesimen kemudian disimpan di dalam larutan

10 alkohol 70% untuk pengawetan sebelum dibawa ke laboratorium untuk identifikasi. Volume pakan yang berhasil dikeluarkan dari dalam lambung spesimen diukur dengan menggunakan gelas ukur, sedangkan dimensinya diukur dengan menggunakan jangka sorong. Gelas ukur yang digunakan adalah gelas ukur dengan volume 10 ml. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan seluruh pakan dari satu spesimen ke dalam gelas ukur yang telah berisi 0.5 ml air. Pertambahan volume alkohol yang ditunjukkan pada gelas ukur setelah pakan dimasukkan dicatat sebagai volume pakan spesimen tersebut. Pengukuran volume pakan dilakukan pada masing-masing spesimen. Identifikasi terhadap isi lambung spesimen yang telah dikeluarkan dilakukan berdasarkan kunci identifikasi serangga (Borror et al. 1996) sampai dengan tingkat ordo/famili. Identifikasi hanya dilakukan terhadap isi lambung yang masih memungkinkan untuk diidentifikasi dengan menggunakan kaca pembesar (lup) atau mikroskop stereo, tergantung ukuran pakan. Spesimen yang telah dikeluarkan isi lambungnya, dibiarkan selama ± 15 menit untuk kemudian dilepas kembali ke habitatnya. 3.4.3. Data Ketersediaan Pakan Ketersediaan pakan R. margaritifer diperkirakan dengan melakukan penangkapan dan pengumpulan serangga yang hidup pada habitat R. margaritifer. Data dikumpulkan dengan menggunakan dua (2) cara yaitu dengan perangkap dan penangkapan langsung dengan tangan (Borror et al. 1996). Perangkap yang digunakan adalah perangkap cahaya (Light Trap). Penangkapan dan pengumpulan serangga dilakukan dengan melakukan eksplorasi di habitat R. margaritifer yaitu di Curug Cibeureum, Ciwalen dan Kebun Raya Cibodas. Eksplorasi dilakukan di plot berukuran 10 m x 1 m pada masing-masing habitat. Jumlah plot pada masingmasing habitat sebanyak 8 plot, kecuali di Ciwalen sebanyak 2 plot. Pengambilan sampel ketersediaan pakan ini dilakukan pada malam hari antara pukul 20.00 22.00 WIB. Masing-masing lokasi dilakukan satu kali eksplorasi. Perangkap cahaya digunakan terutama untuk menangkap serangga yang sensitif terhadap cahaya. Perangkap cahaya yang digunakan dibuat secara manual