Waspada Beberapa Pathogen Tanaman Budidaya Mempunyai Kaitan Erat dengan Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih (BPKC)

dokumen-dokumen yang mirip
Ralstonia solanacearum

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

PENDAHULUAN Latar Belakang

2 Tipe Serangan dan Pengendalian Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh ( BPKC) di Wilayah Pasuruan

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

SERANGAN BAKTERI PEMBULUH KAYU CENGKEH (BPKC) DI JAWA TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia.

BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

Penyakit Karena Bakteri

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

PERAN BBPPTP SURABAYA DALAM MENANGANI SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PENTING KOMODITI PERKEBUNAN DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

UJI METODE INOKULASI DAN PATOGENISITAS BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) PADA BUAH PISANG (Musa Sp.) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Sebagian besar produk perkebunan utama diekspor ke negara-negara lain. Ekspor. teh dan kakao (Kementerian Pertanian, 2015).

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tomat Layu Bakteri pada Tomat

]PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT BAKTERI PEMBULUH KAYU CENGKEH (BPKC)

HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fi F top lasma p ada Tanaman Sumb m er e I r nokulum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat.

MENGENAL PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

I. PENDAHULUAN. Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kirakira

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

CENGKEH - RIWAYATMU KINI. Oleh: Erna Zahro in. Cengkeh pernah jadi primadona, kini keberadaannya mengkhawatirkan karena serangan hama dan penyakit.

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

KARAKTERISASI DAN DETEKSI CEPAT BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT DARAH PADA PISANG

Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan untuk Produktivitas Hutan Bogor, 14 Juni 2012

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN. Compilled by N.Istifadah

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh PGPR terhadap Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT CACAR DAUN CENGKEH (Phyllosticta sp.) PADA TANAMAN CENGKEH TRIWULAN II TAHUN 2013 WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia menjadi produsen kakao terbesar ke-2 di dunia dengan produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi. Ikan mas dibudidayakan untuk tujuan konsumsi, sedangkan

KAJIAN INTRODUKSI RHIZOBAKTERIA PSEUDOMONAD FLUORESCENS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABAI DI LAPANG ABSTRAK

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian... 2 C. Manfaat Penelitian... 2

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus L. Merr.) merupakan salah satu komoditas hortikultura

SKRINING BAKTERI ANTAGONIS RALSTONIA SP., PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PISANG DI LAMPUNG

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Sistem Perakaran Tanaman Pisang Sistem Bercocok Tanam Pisang

Waspadai Tembakau Rusak Akibat Terjadi Kemarau Basah

PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Smith.) sudah tidak asing lagi bagi. penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Dalam buah tomat banyak

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jahe (Zingiber officinale Rosc) sebagai salah satu tanaman temu-temuan

Proses Penyakit Menular

SKRIPSI. Oleh : IKA NURFITRIANA NPM :

MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Transkripsi:

Waspada Beberapa Pathogen Tanaman Budidaya Mempunyai Kaitan Erat dengan Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih (BPKC) a. Latar Belakang Jumlah dan produksi tanaman cengkih di Indonesia sampai saat ini mengalami penurunan, hal tersebut dikarenakan adanya penyempitan luas areal tanaman cengkih yang diakibatkan karena ditebang, mati karena Organisme Penganggu Tanaman, maupun karena dampak Fenomena Iklim (kekeringan, kebakaran dan longsor). Pada dasarnya produksi cengkih sangat fluktuatif, karena karakter alami cengkih memang demikian. Selain hal tersebut fluktuasi terjadi karena pengaruh iklim, baik La Nina (bulan basah dominan) maupun El Nino (bulan kering dominan). Perkembangan perkebunan cengkih hingga saat ini masih belum mengalami pemulihan seperti kondisi masa kejayaan. Hal ini terlihat dari areal yang baru mencapai sekitar 500.000 ha dari terbesar 700.000 ha pada awal 1990an, dengan produksi masih berfluktuasi sekitar 60.000 hingga 100.000 ton tiap tahun. Harga juga bergerak antara Rp 38.000 hingga Rp 120.000 per kg. Kondisi ini mencerminkan ketidakstabilan pasar yang sangat tinggi, sehingga risiko produksi cengkih sangat tinggi. Produksi cengkih nasional pada tahun 2007-2011 masih kurang dari 100 ribu ton. Fluktuasi dengan pola tahun-tahun sebelumnya terjadi tetapi dengan kecenderungan yang semakin meningkat akibat adanya perluasan yang terjadi dalam sepuluh tahun terakhir serta intensifikasi yang dilaksanakan oleh petani akibat membaiknya harga. Diperkirakan produksi dapat menembus 100.000 ton pada tahun 2015. Namun kenyataan tahun 2011-2015 terjadi beberapa kejadian mulai munculnya penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih (BPKC) dan penyimpangan iklim dimana musim kering dominan (Robert SJ 1990). Jika dianalisis data produktivitas cengkih yang berada sekitar 250 kg/ha, kemungkinan terlalu rendah. Memang diperlukan data lapangan yang lebih teliti dengan memantau produksi 100-120 pohon cengkih selama lima tahun dan mengambil rata-rata produktivitasnya. Berdasarkan data konsumsi cengkih seharusnya produktivitas rata-rata nasional 15-20% lebih dari perkiraan yang ada, atau antara 287-300 kg/ha. b. Permasalahan. Sejak munculnya penyakit dari golongan bakteri, menyebabkan efek kematian dan penurunan produksi cengkih juga menjadi tinggi. Awal muncul penyakit ini sekitar tahun 1984-1985. Dalam beberapa penelitian ternyata penyebab penyakit

Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih (BPKC), mempunyai hubungan yang sangat erat dengan beberapa pathogen pada beberapa tanaman yang sering dibudidayakan oleh petani. Tentu ini akan menjadi masalah besar karena pathogen yang menyebabkan BPKC, mempunyai hubungan erat yang menjadi penyebab penyakit pada tanaman Hortikultura yang sering di budidayakan secara tumpang sari. Sumber : Sumatera Utara An illustrated guide to the state of health of trees. c. Waspada Terhadap pathogen BPKC 1. Kemiripan gejala dari patogen penyebab penyakit Hasil penelitian bakteri R. solanacearum spesies kompleks, R. syzygii, dan Penyakit Bakteri Darah mempunyai hubungan kemiripan bagian yang diserang. Semua menyerang pembuluh xilem tanaman dan menyebabkan penyakit layu, tapi dengan perbedaan biologis yang signifikan. R. solanacearum merupakan bakteri soilborne yang menginfeksi akar berbagai tanaman. R. syzygii menyebabkan penyakit Sumatera pohon cengkih dan secara aktif ditularkan oleh serangga cercopoidea. Penyakit Bakteri Darah juga patogen ke host tunggal, pisang, dan ditularkan oleh serangga penyerbuk. Penelitian hibridisasi menunjukkan bahwa meskipun perbedaan fenotipik, ketiga patogen tanaman ini sebenarnya terkait sangat erat, dan termasuk ke dalam sub kelompok Phylotype IV dari R. solanacearum spesies kompleks. Untuk lebih memahami hubungan antara bakteri ini, berdasarkan hasil sequencing dan dijelaskan genom R. syzygii dan Penyakit Bakteri Darah, genom ini dibandingkan Phylotype IV isolat tomat terkait erat R. solanacearum, dan untuk lima R. solanacearum genom tambahan. Setelah diteliti menunjukkan bahwa R. syzygii dan Penyakit Bakteri Darah, membentuk satu spesies genom strain R. Solanacearum dari phylotype IV (Remenant B 2010). Gen spesifik untuk patogen R. syzygii dan Penyakit Bakteri Darah ini, memiliki gaya hidup lebih mungkin karena adaptasi ekologi dan konvergensi genom selama evolusi vertikal.

2. Inang dari pathogen R. Solanacearum spesies komplek sering dibudidayakan dalam kebun Cengkih. Kentang (Solanum tuberosum); Tomat (Lycopersicum esculentum); Terung (Solanum melongena); Pisang, (Musa spp); Geranium (common name) (Pelargonium); Jahe (Zingiber officinale); Tembakau (Nicotiana tabacum); Lada (Capsicum spp); Zaitun(Olea europea); Rose (Rosa); Kedelai (Glycine max). 3. Berdasar analisa genom pathogen BPKC dengan R. Solanacearum spesies komplek ada kedekatan. Perlu diwaspadai bahwa pathogen R. syzygii yang menyerang tanaman cengkih mempunyai hubungan erat dengan R. solanacearum spesies kompleks dimana patogen tersebut terdiri dari empat garis keturunan utama filogenetis yang berbeda, bernama phylotypes. Setiap phylotype mengandung strain terutama diisolasi dari daerah geografis tertentu, phylotype strain dari Asia; phylotype II berasal dari Amerika; phylotype III adalah dari Afrika; dan phylotype IV berasal dari Indonesia, Jepang, Australia, dan Filipina (Hayward 1986). Perbandingan Genomic Hibridisasi (CGH) microarray dan seluruh genom urutan perbandingan telah mengkonfirmasi kekokohan skema klasifikasi ini. Sistem phylotype mensintesis tingkat yang luar biasa dari heterogenitas ditemukan dalam kelompok patogen penyebab layu tanaman, Menurut Hayward 1991 dan Taghavi et al.1996, bahwa asal usul evolusi dari R. solanacearum mendahului pemisahan geologi benua menggunakan urutan gen. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri penyakit darah pisang dan Ralstonia syzygii (sebelumnya dikenal sebagai Pseudomonas syzygii) sangat erat kaitannya dengan R. solanacearum. Dalam kelompok R. solanacearum, bakteri penyakit darah pisang dan R. syzygii yang paling mirip dengan R. solanacearum strain dari Indonesia, dan dengan demikian milik phylotype IV. Keempat phylotypes mencakup tiga spesies yang berbeda, sehingga membenarkan penggunaan istilah "spesies kompleks", yang didefinisikan sebagai sekelompok isolat terkait erat yang anggotanya individu mungkin mewakili lebih dari satu spesies. Selain itu sebagai contoh agen penyebab penyakit darah pada pisang, awalnya bernama Pseudomonas celebensis yang telah di tetapkan dan telah divalidkan sebagai P. celebensis. Namun gejala-gejala penyakit darah mirip dengan yang disebabkan oleh strain R. solanacearum yang menyebabkan penyakit Moko pisang, yang berasal dari Amerika Tengah. Infeksi penyakit ini mungkin berasal dari tanah atau air yang terkontaminasi, tetapi epidemi biasanya karena transmisi mekanik nonspesifik oleh serangga yang mengunjungi bunga pisang. Gejala penyakit darah termasuk menguning dan menua

cepat, perubahan warna pembuluh darah, cairan bakteri cokelat kemerahan dan karakteristik busuk khas. ( Subandiyah S 2005) R. syzygii menyebabkan cengkih penyakit Sumatera dan telah menyebabkan kematian luas pohon cengkih di Sumatera dan Jawa Barat. Gejala eksternal penyakit Sumatera berkembang setelah masa inkubasi yang panjang (>200 hari), dan termasuk menguning, diikuti dengan kerontokan daun dari pucuk, cabang lateral pada ujung tajuk pohon, kemudian beberapa bulan, cabang yang lebih rendah terkena, yang akhirnya menyebabkan kematian pohon. R. syzygii mengalir dalam pembuluh xilem tanaman cengkih dan jika ada vektor, yang menyerang xylem seperti Hindola spittlebugs yaitu serangga cercopoidea secara aktif akan menularkan R. syzygii ke pohon cengkih yang sehat. Meskipun hubungan filogenetik dekat antara strain R. solanacearum, penyakit bakteri darah dan R. syzygii di phylotype IV, gaya hidup mereka sangat berbeda. R. solanacearum adalah spesies yang sangat heterogen dengan kisaran inang yang luas yang mencakup monokotil seperti pisang dan jahe, dan dikotil seperti kedelai, terung termasuk banyak tanaman solanaceous. Patogen biasanya soilborne, dengan pengecualian dari subset dari phylotype II strain pisang yang dapat nonspesifik ditularkan oleh serangga penyerbuk. Tahap infeksius R. solanacearum memasuki akar host melalui luka atau lubang alami, dan agresif menyerang pembuluh xilem, menyebar melalui pembuluh dan mencapai kepadatan tinggi. Gejala penyakit bakteri layu termasuk kerdil dan klorosis; cepat layu sering mati pada unilateral dari daun atau batang; vaskular kecoklatan. Sumber : http://istana-indonesia.blogspot.co.id Pada bagian batang dan akar jika dilakukan pemeriksaan awal dengan metode visual terlihat kumpulan masa bakteri yang keluar dari bagian tanaman sakit. Dengan pendekatan genom dari ketiga pathogen tersebut maka perlu diwaspadai jika dalam kebun kita terserang salah satu penyakit yang muncul yaitu penyakit layu. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh bakteri sehingga jika bakteri tersebut merupakan bakteri kompleks maka dapat berpotensi sebagai penyebab penyakit

tanaman yang kita budidayakan. Selain itu tanaman hias pucuk merah juga dapat disinyalir menjadi inang alternative dari BPKC. Kebiasaan petani yang menanam tanaman tumpang sari dengan tanaman hortikultura yang menjadi inang pathogen R. solanacearum pada kebun cengkih perlu diwaspadai jika tanaman salah satu tanaman budidaya kita terserang penyakit layu. Karena penyebab penyakit layu bakteri mempunyai sasaran inang yang luas selain itu penularan melalui serangga penghisap pucuk maupun serangga penyerbuk mempunyai tingkat resiko yang tinggi karena penyebaran ini terbilang sangat cepat jika dibandingkan dengan kontaminasi melalui soilborne. d. Kesimpulan Bakteri R. syzygii dan Bakteri Penyakit Darah berhubungan erat dengan R. solanacearum strain dari Indonesia, meskipun secara khusus mempunyai strain dari inang dan serangga vektor ini mempunyai fenotip berbeda. Menurut Rothman, 1995, menyatakan bahwa besarnya populasi tanaman yang terkena serangan penyakit pada waktu tertentu menentukan prevalensi penyakitnya. Prevalensi secara garis besar, adalah jumlah keseluruhan kasus suatu penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah. Kaitannya dengan prevalensi tersebut, menyatakan bahwa perkembangan penyakit pada tanaman yang dibudidayakan sangat dipengaruhi faktor epidemi, yaitu inang (ketahanan, jenis, jarak tanam, kepadatan, gejala, dan umur), patogen (virulensi/frekuensi serangan, kepadatan inokulum, ekologi, cara menyebar, dan tipe reproduksi), lingkungan (kelembapan dan suhu), waktu, dan tindakan manusia. Meskipun genom dari Penyakit Bakteri Darah dan R. syzygii, keduanya mewakili genom terpendek dalam R. solanacearum kompleks spesies, perilaku patogen dari organisme ini, sangat berbeda, dimungkinkan karena adaptasi ekologi dan konvergensi genom selama evolusi vertikal. Atau secara horizontal merupakan ciriciri patogen dan gaya hidup tersebut diperoleh dari mikroba uncharacterized. Hal ini menunjukkan bahwa baik Penyakit Bakteri Darah dan R. syzygii telah mengakuisisi sejumlah besar DNA dari transfer gen horizontal bakteri lain dengan gaya hidup yang sama untuk yang urutan genom tersedia yang dapat dilihat dari analisis komparatif menggunakan urutan genom. Perlu diwaspadai adalah karena adanya kedekatan dengan R. solanacearum spesies kompleks, maka jika ada tanaman budidaya yang terserang oleh pathogen R. solanacearum spesies kompleks pada lokasi tanaman cengkih, perlu dilakukan tindakan agar tidak menyerang ke tanaman cengkih yang kita budidayakan.

Sumber Pustaka Hayward AC. Biology and epidemiology of bacterial wilt caused by Pseudomonas solanacearum. Annual Review of Phytopathology. 1991;29:67 87. Knneth J. Rothman. Epidemiologi Modern, Yayasan Pustaka Nusatama, 1995. Remenant B, Coupat-Goutaland B, Guidot A, Cellier G, Wicker E, et al. Genomes of three tomato pathogens within the Ralstonia solanacearum species complex reveal significant evolutionary divergence. BMC Genomics. 2010;11:379. Roberts SJ, Eden-Green SJ, Jones P, Ambler DJ. Pseudomonas syzygii, sp. nov., the cause of Sumatra disease of cloves. Systematic and Applied Microbiology. 1990;13:34 43. Subandiyah S, Indarti S, Harjaka T, Utami SNH, Sumardiyono C, et al. Bacterial wilt disease complex of banana in Indonesia. In: Allen C, Prior P, Hayward AC, editors. Bacterial Wilt disease and the Ralstonia solanacearum species complex. St Paul, Minnesota: 2005. pp. 415 422. Taghavi M, Hayward C, Sly LI, Fegan M. Analysis of the phylogenetic relationships of strains of Burkholderia solanacearum, Pseudomonas syzygii, and the blood disease bacterium of banana based on 16S rrna gene sequences. Int J Syst Bacteriol. 1996;46:10 15. Oleh Sugiyanto, SP POPT Muda BBPPTP Surabaya