BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

PENGARUH OPINION SHOPPING, FINANCIAL DISTRESS

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola keuangan peruahaan. Untuk. opini audit yang berkualitas bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan auditor switch. Faktor ini bisa berasal dari auditor atau KAP dan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai izin dari peraturan perundang-undangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga kebutuhan masing-masing pihak

BAB I PENDAHULUAN. raksasa di Amerika Serikat pada tahun 2001 yaitu kasus Enron Corporation

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

Disusun oleh: RIA CHANDRA AS B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan menggambarkan hasil kinerja sebuah perusahaan. Laporan. Auditor bertugas untuk melakukan tugas, fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bisa dikatakan baik atau tidak. Menurut PSAK No. 1 (Revisi. yang digunakan untuk kelangsungan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik adalah perseroan terbatas seperti yang dimaksud

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen suatu perusahaan dapat di tunjukkan melalui penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Menurut Robbitasari (2013), laporan keuangan suatu. pertimbangan dalam membuat keputusan yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang menunjang majunya suatu perusahaan,salah satu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. saja bagi dunia bisnis tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda,2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan dalam mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

% Transportasi 8 Lembaga Keuangan % 9 Perdagangan, Jasa, dan Investasi % Total % Sumber :Data sekunder yang diolah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap akhir periode, manajemen perusahaan wajib menerbitkan laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan publik, semakin banyak pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) saling bersaing untuk mendapatkan klien (perusahaan) dengan memberikan jasa audit sebaik mungkin. Dengan banyaknya KAP yang sama atau melakukan pergantian KAP (auditor switch) (dalam Divianto, 2011). Independensi seorang auditor merupakan kunci utama dari profesi audit, termasuk untuk menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan kliennya. Independensinya akan hilang jika auditor dan klien mempunyai hubungan pribadi, sehingga akan mempengaruhi opini dan sikap mental mereka (Flint, 1998 dalam Putra, 2014). Independensi dapat diproksikan menjadi empat subvariabel, yaitu (1) lama hubungan dengan klien, (2) tekanan dari klien, (3) telaah dari rekan auditor, (4) jasa non-audit. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan masyarakat. Sikap mental independen auditor menurut masyarakat inilah yang tidak mudah diperoleh oleh auditor. 1

2 Salah satu solusi agar akuntan publik tidak terlalu dekat berinteraksi dengan klien yang pada akhirnya mengganggu independensi auditor adalah menentukan peraturan mengenai pergantian KAP melalui keputusan Menteri Keuangan 423/KMK.06/2008, mengharuskan perusahaan mengganti KAP yang telah mendapat penugasan audit lima tahun berturut-turut. Jika perusahaan mengganti KAP-nya yang telah mengaudit selama lima tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan karena bersifat mandatory (Achyani dan Saputri, 2014). Keputusan menteri KMK No 423/KMK/.06/2002 tentang adanya perbatasan praktik akuntan publik, diharapkan dapat mempertahankan independensi auditor sehingga kualitas audit menjadi lebih tinggi. Kewajiban rotasi auditor telah diatur oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurna Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 359/KMK.06/2003 dan No. 423/KMK/.06/2002. Perubahan yang dilakukan di antaranya adalah pertama, pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP untuk waktu 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh seorang Akuntan Publik dan 3 (tiga) tahun buku berturutturut oleh akuntan publik kepada klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan dapat menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas (pasal 3 ayat 2 dan 3) (Wijaya dan Rasmini, 2015).

3 Diketahui bahwa pesan pergantian KAP ini berawal dari kegagalan KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat tahun 2001, yang gagal mempertahankan independensinya karena KAP Arthur melakukan kecurangan yaitu manipulasi laba. Kecurangan ini melahirkan Peraturan di Amerika Serikat untuk mengatur kinerja KAP yaitu The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 yang kemudian digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor. Pergantian auditor ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas audit itu sendiri. Untuk menjaga kemungkinan adanya opinion shopping dikalangan perusahaan maka beberapa negara menerapkan peraturan terkait dengan pergantian auditor. Pergantain KAP bisa bersifat mandatory (wajb) dan bisa juga bersifat voluntary (sukarela). Pergantian KAP secara mandatory (wajib) didasari oleh adanya peraturan pemerintah yang mengatur mengenai rotasi akuntan publik. Sedangkan pergantian KAP secara voluntary (sukarela) dilakukan apabila mewajibkan untuk melakukan pergantian akuntan publik (Susan dan Estralita, 2011 dalam Kurniasari, 2013). Menurut Mulyadi (2002:33), umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini : 1. Partner (rekan) Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung jawab atas hubungan dalam klien; bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner menandatangani

4 laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien. 2. Manajer Manajer bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan audit, dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior. 3. Auditor Senior Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu. 4. Auditor Junior Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh

5 auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman dalam berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut asisten auditor. Susan dan Trisnawati (2011) dalam Sarasintya dan Aryani (2014) menyatakan bahwa pengganti sukarela adalah pengganti yang dilakukan apabila klien mengganti akuntan publiknya, ketika tidak ada peraturan yang mewajibkan untuk melakukan akuntan publik tersebut. Dua kemungkinan yang terjadi pada penggantian sukarela ini, yakni apabila akuntan publik mengundurkan diri dari penugasan yang diterimanya atau klien mengganti akuntan publik untuk jasa yang diberikan. Perusahaan yang menerima going concern opinion akan berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan, oleh sebab itu mendorong manajemen untuk mempengaruhi auditor agar mempertimbangkan pemberian going concern opinion karena akan menimbulkan konsekuensi negatif. Geiger et al. (1996) dalam Dyah dan Januarti (2011) menemukan bukti terjadinya peningkatan pergantian auditor yang mengeluarkan going concern opinion pada perusahaan financial disstress. Kondisi tersebut memungkinkan manajemen untuk berpindah ke auditor lain apabila perusahaannya terancam

6 menerima opini audit going concern. Fenomena seperti ini disebut opinion shopping. Manajer dapat menunda atau menghindari going concern opinion dengan memberikan laporan keuangan yang baik untuk meyakinkan auditor atau dengan melakukan pergantian auditor (auditor switching) dengan harapan bahwa auditor baru tidak memberikan going concern opinion (Bruynseels et al. 2006). Lennox (2000) berpendapat bahwa perusahaan yang melakukan pergantian auditor menurunkan kemungkinan mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan, daripada perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Perusahaan yang berhasil dalam opinion shopping melakukan pergantian auditor dengan harapan mendapat unqualified opinion dari auditor baru. Tujuan pelaporan dalam opinion shopping dimaksudkan untuk meningkatkan (memanipulasi) hasil operasi atau kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh opinion shopping akan terlihat dari keputusan pergantian auditor yang dilakukan oleh manajemen (Syaifuddin dan Fitriyani, 2014). Terdapat beberapa penelitian tentang pergantian KAP yang terjadi pada perusahaan manufaktur. Dalam penelitian Syaifuddin (2014) opinion shopping merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap pergantian auditor (KAP). Selain opinion shopping ada beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang sudah diteliti oleh peneliti terdahulu seperti, financial distress dan share growth.

7 Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor yang diprediksi menjadi penyebab terjadinya pergantian KAP secara sukarela, seperti opinion shopping (Syaifuddin dan Fitriany, 2015), opini audit (Divianto, 2011), financial distress (Putra, 2014), share growth (Suparlan dan Andayani, 2010), financial distress dan pergantian manajemen (Achyani dan Saputri, 2014). Peneliti ini melakukan replikasi yang terinspirasi dari penelitian Syaifuddin (2014) yang meneliti fenomena pergantian KAP yang dihubungkan dengan kondisi Opinion Shopping yang kemudian dikembangkan dengan menambahkan variabel yaitu, Financial Distress dan Share Growth dari peneliti Wijaya (2015) dan Achyani (2014). Penelitian ini menarik untuk diteliti kembali. Mengingat banyak juga terdapat pihak-pihak yang mendukung dan tidak mendukung terkait adanya independensi auditor dalam masalah pergantian auditor. Motivasi lainnya dari peneliti melakukan penelitian ini, untuk melakukan pengujian ulang terhadap konsisten hasil dari peneliti sebelumnya pada kondisi pasar modal dan periode yang berbeda. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH OPINION SHOPPING, FINANCIAL DISTRESS, DAN SHARE GROWTH TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia {BEI} (PERIODE 2012-2014).

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menguji tentang pengaruh Opinion Shopping, Financial Distress, dan Share Growth terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah Opinion Shopping berpengaruh terhadap pergantian KAP? 2. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap pergantian KAP? 3. Apakah Share Growth berpengaruh terhadap pergantian KAP? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penilitian ini sebagai berikut : 1. Untuk menguji pengaruh Opinion Shopping terhadap pergantian KAP. 2. Untuk menguji pengaruh Financial Distress terhadap pergantian KAP. 3. Untuk menguji pengaruh Share Growth terhadap pergantian KAP. D. Manfaat Penelitian Beradasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Profesi Akuntan Publik Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang praktik pergantian auditor yang dilakukan diperusahaan.

9 2. Bagi Regulator Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkenaan dengan praktik pergantian KAP oleh perusahaan go public yang sangat erat kaitannya dengan UUPT dan UUPM. Terutama bagi regulator pasar modal, yaitu untuk membantu memberikan masukan terhadap efektivitas peraturan terkait pemberian jasa audit dimana terdapat kemungkinan berkurangnya independensi auditor dan terjadinya praktik opinion shopping di Indonesia. 3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai pergantian auditor (KAP). 4. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik. 5. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang alasan perusahaan yang memutuskan untuk melakukan pergantian KAP sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa mendatang.

10 E. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah pemahaman penelitian dan penelaahan, maka dibuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang memiliki gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun pembabakan dari ringkasan setiap isi dari bab per bab yang dibagi dalam lima bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua merupakan tinjauan pustaka yang memuat landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu yang melandasi penulisan skripsi ini, yaitu teori keagenan, opinion shopping, financial distress, dan share growth. Dalam bab ini juga akan diuraikan rerangka pemikiran dan hipotesis. Bab tiga merupakan metode penelitian yang memuat jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, jenis dan sumber data. Dalam bab ini juga akan diuraikan teknik pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, dan metode analisis lain. Bab empat merupakan analisis dan pembahasan yang memuat penyajian dan analisis data. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai hasil analisis pembahasannya. Bab lima adalah penutup yang memberikan uraian mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang diambil dari bab analisis data dan pembahasan penelitian. Selain itu, juga dikemukakan keterbatasan penelitian serta saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak lain dikemudian hari.