BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal. eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan pada

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

Disusun oleh: RIA CHANDRA AS B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemakainya sehingga memungkinkan kebutuhan masing-masing pengguna. laporan kauangan tersebut dapat terpenuhi.

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajer sebagai pengelola keuangan peruahaan. Untuk. opini audit yang berkualitas bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. manajemen suatu perusahaan dapat di tunjukkan melalui penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. raksasa di Amerika Serikat pada tahun 2001 yaitu kasus Enron Corporation

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak pihak pemakai laporan. serta kesesuaiannya dengan prinsip prinsip akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. saja bagi dunia bisnis tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda,2009).

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai izin dari peraturan perundang-undangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang telah listing di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi keuangan dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini dengan semakin berkembangnya perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. melakukan auditor switch. Faktor ini bisa berasal dari auditor atau KAP dan bisa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya dan tidak menyesatkan sehingga kebutuhan masing-masing pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bisa dikatakan baik atau tidak. Menurut PSAK No. 1 (Revisi. yang digunakan untuk kelangsungan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Menurut Robbitasari (2013), laporan keuangan suatu. pertimbangan dalam membuat keputusan yang tepat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang menunjang majunya suatu perusahaan,salah satu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap akhir periode, manajemen perusahaan wajib menerbitkan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang go public mempunyai kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan

PENGARUH OPINION SHOPPING, FINANCIAL DISTRESS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas yang dijanjikan KAP kepada publik. Quality Control yang buruk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan menyediakan berbagai informasi yang nantinya diperlukan sebagai sarana untuk pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Arsih dan Anisyukurlillah, 2015). Kewajiban setiap perusahaan go public dalam melaporkan laporan keuangan adalah harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh KAP yang terdaftar di Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan dengan demikian perusahaan membutuhkan auditor independen untuk keandalan dan kualitas laporan keuangan (Susan dan Estralita, 2011) Independensi seorang auditor merupakan hal penting bagi auditor dalam melaksanakan tugas pengauditan yang mewajibkan auditor memberikan penilaian atas kewajaran laporan keuangan perusahaan kliennya, independensinya akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini akan mempengaruhi auditor dalam membentuk opini mereka. Independensi dapat diproksikan menjadi empat subvariabel, yaitu (1) lama hubungan 1

2 dengan klien, (2) tekanan dari klien, (3) telah dari rekan auditor, (4) jasa non-audit. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan independensinya diragukan masyarakat. Sikap mental independen auditor menurut masyarakat inilah yang tidak mudah diperoleh oleh auditor (Porter et al., 2003 dalam Divianto, 2011) Salah satu solusi agar akuntan publik tidak terlalu dekat berinteraksi dengan klien yang pada akhirnya mengganggu independensi auditor adalah melakukan pergantian KAP melalui keputusan Menteri Keuangan 423/KMK.06/2008 yang mengharuskan perusahaan mengganti KAP yang telah mendapat penugasan audit lima tahun berturut-turut. Jika perusahaan mengganti KAP-nya yang telah mengaudit selama lima tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan karena bersifat mandatory (Achyani dan Saputri, 2014). Dalam Keputusan Menteri Keuangan KMK No 423/KMK/.06/2002 tentang adanya jangka waktu penugasan akuntan publik, diharapkan dapat mempertahankan independensi auditor sehingga kualitas audit menjadi lebih tinggi. Peraturan ini kemudian disempurnakan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008, dimana pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP untuk waktu 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut (Damayanti, 2007:13 dalam Wijaya P, 2011)

3 Diketahui bahwa pesan pergantian KAP ini berawal dari kegagalan KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat tahun 2001, yang gagal mempertahankan independensinya karena KAP Arthur melakukan kecurangan. Kecurangan ini melahirkan Peraturan di Amerika Serikat untuk mengatur kinerja KAP yaitu The Sarbanes- Oxley Act (SOX) tahun 2002 yang kemudian digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor. Pergantain KAP bisa bersifat mandotary (wajb) dan bisa juga bersifat voluntary (sukarela). Pergantian KAP secara mandotary (wajib) didasari oleh adanya peraturan pemerintah yang mengatur mengenai rotasi akuntan publik. Sedangkan perganntian KAP secara voluntary (sukarela) dilakukan apabila mewajibkan untuk melakukan pergantian akuntan publik (Susan dan Estralita, 2011 dalam Kurniasari, 2013). Menurut Mulyadi (2002:33), umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini : 1. Partner (rekan) Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung jawab atas hubungan dalam klien; bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.

4 2. Manajer Manajer bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan audit, dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior. 3. Auditor senior Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu. 4. Auditor junior Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor

5 junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman dalam berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut asisten auditor. Susan dan Trisnawati (2011) dalam Sarasintya dan Aryani (2014) menyatakan bahwa pergantian KAP secara sukarela adalah pergantian KAP yang dilakukan apabila klien mengganti akuntan publiknya, ketika tidak ada peraturan yang mewajibkan untuk melakukan akuntan publik tersebut. Dua kemungkinan yang terjadi pada penggantian sukarela ini, yakni apabila akuntan publik mengundurkan diri dari penugasan yang diterimanya atau klien mengganti akuntan publik untuk jasa yang diberikan. Namun, terdapat banyak pertentangan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan peratusan rotasi audit tersebut. Seperti yang dijelaskan pada penelitain Puspitasari, 2013 yaitu profesi tidak menyukai adanya campur tangan pemerintah dalam mengatur rotasi auditor dengan alasan biaya litigasi karena audit yang keliiru pada klien baru, dan buktii baahwa kegagalan audit sering terjadi pada tahun-tahun awal penugasan auditor. Auditor mempunyai tanggungjawab terhadap penilaian dan pernyataan pendapat (opini) atas kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pemberian opini tertentu pada laporan

6 keuangan auditan dianggap memberi pengaruh tertentu terhadap motivasi dilakukannya pergantian auditor. Apabila perusahaan mendapatkan opini going concern maka perusahaan akan mendapatkan respon negatif pada harga sahamnya (Meryani dan Mimba, 2012 dalam Anisyukurillah dan Arsih, 2015). Keputusan perusahaan untuk berpindah auditor akan mempertimbangkan reputasi KAP agar mendapatkan peningkatan kualitas audit yang diinginkan (Rudyawan dalam Wirakusuma, 2015). Reputasi KAP biasanya diukur dari berafilliasi atau tidaknya KAP dengan Big 4. KAP big 4 adalah empat perusahaan akuntansi internasional terbesar dan perusahaan jasa profesional yang bergerak dalam bidang audit, dan konsultasi untuk perusahaan perdagangan dan swasta. Adanya Chief Executive Officer (CEO) baru mungkin akan merubah kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Sudarma, 2008 dalam Rasmini dan Juliantari). Dengan adanya pergantian manajemen memungkinkan klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan kebijakan akuntansi perusahaan. Dalam penelitian Sinarwati, 2010 berhasil membuktikan adanya pengaruh pergantian manajemen pada pergantian auditor. Terdapat beberapa penelitian tentang pergantian KAP yang terjadi pada perusahaan mannufaktur. Dalam penelitian Achyani (2014)

7 reputasi auditor merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap pergantian auditor. Selain reputasi auditor ada beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang sudah diteliti oleh peneliti terdahulu seperti opini going concern, financial distress, dan pergantian manajemen. Penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor terhadap pergantian KAP ini telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantarnya:, Aprillia (2013), Divianto (2011), Putra (2014), Suparlan dan Andayani (2010), Achyani dan Saputri (2014). Peneliti ini melakukan replikasi yang terinspirasi dari penelitian Aprillia (2013) yang meneliti fenomena pergantian KAP yang dihubungkan dengan kondisi financial distress, ukuran KAP, kepemilikan publik dan perubahan manajemen yang kemudian dikembangkan dengan menambahkan variabe Opini Going Concern dan Reputasi Auditor dari peneliti Sinarwati (2010) dan Achyani (2014). Penelitian ini menarik untuk diteliti kembali, mengingat banyak juga terdapat pihak-pihak yang mendukung dan tidak mendukung terkait adanya independensi auditor dalam masalah pergaantian auditor. Motivasi lainnya dari penelliti melakukan penelitian ini, untuk melakukan pengujian ulang terhadap konsisten hasil dari peneliti sebelumnya pada kondisi pasar modal dan periode yang berbeda.

8 Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK(KAP) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (PERIODE 2011-2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh Opini Going Concern, Reputasi Auditor, Financial Distress dan Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah Opini Going Concern berpengaruh terhadap pergantian KAP? 2. Apakah Reputasi Auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP? 3. Apakah Financial Distress berpengaruh terhadap pergantian KAP? 4. Apakah Pergantian Manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penilitian ini sebagai berikut :

9 1. Untuk menganalisa pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP. 2. Untuk menganalisis pengaruh Reputasi Auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP. 3. Untuk menganalisis pengaruh Financial Distress terhadap pergantian KAP. 4. Untuk menganalisis pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP. D. Manfaat Penelitian Beradasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Profesi Akuntan Publik Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang praktik pergantian auditor yang dilakukan diperusahaan. 2. Bagi Regulator Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkenaan dengan praktek pergantian KAP oleh perusahaan go public yang sangat erat kaitannya dengan UUPT dan UUPM. 3. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai pergantian auditor.

10 4. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik. E. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah pemahaman penelitian dan penelaahan, maka dibuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang memiliki gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun pembabakan dari ringkasan setiap isi dari bab per bab yang dibagi dalam lima bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua merupakan tinjauan pustaka yang memuat landasan teori dan tinjauan penelitian terdahulu yang melandasi penulisan skripsi ini, yaitu teori keagenan, opini going concern, reputasi auditor, financial distress dan pergantian manajemen. Dalam bab ini juga akan diuraikan rerangka pemikiran dan hipotesis. Bab tiga merupakan metode penelitian yang memuat jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, jenis dan sumber data. Dalam bab ini juga akan diuraikan teknik pengambilan

11 data, variabel penelitian dan definisi operasional, dan metode analisis lain. Bab empat merupakan analisis dan dan pembahasan yang memuat penyajian dan analisis data. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai hasil analisis pembahasannya. Bab lima adalah penutup yang memberikan uraian mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang diambil dari bab anallisis data dan pembahasan penelitian. Selain itu, juga dikemukakan keterbatasan penelitian serta saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak lain dikemudian hari.