HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIGRAVIDA DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PARITAS IBU DENGAN ROBEKAN PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPLIKASI PASSENGER PADA IBU BERSALIN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. Yayuk Norazizah, Ristitiati, Ummu Latifah

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI RSUD KEBUMEN TAHUN 2013

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

Hubungan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian Rupture Perineum pada Persalinan Normal

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

GAMBARAN RESPONDEN DENGAN ROBEKAN PERINEUM DI RB PANJAWI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI POLINDES DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

HUBUNGAN UMUR IBU DAN LAMA PERSALINAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU PRIMIPARA DI BPS NY

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM Studi di BPS Ny.Yuliana,Amd.Keb Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan 2015 Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Elis Fitriani** *Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Berat bayi lahir merupakan faktor resiko yang meningkatkan kejadian perlukaan perineum. Semakin besar bayi yang dilahirkan beresiko terjadinya rupture perineum. Di BPS Ny.Yuliana masih tinggi angka kejadian rupture perineum 60,3% ibu bersalin fisiologis. Peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum. Persalinan fisiologis masih beresiko terhadap kejadian rupture perineum. Desain penelitian menggunakan Analitik observasional pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ibu bersalin fisiologis sebanyak 25 responden. Jumlah sampel sebanyak 24 responden, diambil dengan cara Simple Random Sampling. Instrumen penelitiannya adalah patograf. Variabel independent berat badan bayi baru lahir dan variabel dependent kejadian rupture perineum. Analisa Data korelasional, Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS dengan uji Koefisien kontingensi tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruhnya responden. Kejadian rupture perineum terbesar pada berat badan normal 2500-3500gram 90,5%, yang mengalami rupture perineum terkecil pada berat badan kecil<2400gram 0%. Kemudian dilakukan uji statistik koefsien kontingensi didapatkan Ch=0,487 Ct= 0.024 lalu dibandingkan dengan nilai p<0,05 hasilnya Ho ditolak. Kesimpulan penelitian yakni ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum. Kejadian ruptur perineum tidak hanya terjadi disebabkan berat badan bayi, ada beberapa faktor yang mengakibatkan ruptur yaitu perineum kaku dan elastisitas perineum. Maka diharapkan ada penelitian berikutnya yang meneliti tentang berat badan yang mengakibatkan ruptur. Kata Kunci : Berat Badan Bayi Baru lahir, Ruptur Perineum Spontan 9

PENDAHULUAN Mortalitas dan morbiditas pada wanita bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita mudah pada masa puncak produktivitasnya. Berat bayi lahir merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan kejadian perlukaan perineum selama kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya rupture perineum, pada normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-3.800 gram (Rini Sekartini, 2007:54). Indonesia membuat rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) untuk tahun 2001-2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2014 adalah dengan visi Kehamilan dan Persalinan di Indonesia Berlangsung Aman, serta yang dilahirkan Hidup dan Sehat, dengan misinya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan. Salah satu sasarannya ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.00 kelahiran hidup (Saiffudin, 2006:4) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,1994) tertinggi di ASEAN (Association of South East Asia Nation). Berdasarkan SKRT tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 373/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2003 AKI turun menjadi 307/100.00 kelahiran hidup (SDKI,2003). Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 63,20 tahun pada tahun 1995 menjadi 66,2 tahun pada tahun 2003 (SDKI,2003). ASEAN (Assosiation of South East Asia Nation) menempatkan upaya penurunan Angka Kematian Ibu AKI) sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia sepeti halnya di Negara lain adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsia. Salah satu kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan postpartum(hanifa Winkjosastro,2005:23). Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Sedangkan robekan jalan lahir merupakan peyebab kedua tersering dari pendarahan postpartum. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan Antonia uteri. Perdarahan postpartum dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh sobekan servik atau vagina (Bobak,2002:713). Robekan jalan lahir (Ruptur) adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan (Hamilton,2002:302) Berdasarkan hasil data prasurvey, angka kejadian rupture perineum spontan yang dialami ibu bersalin fisiologis di BPS Ny.Yuliana,Amd.Keb dari bulan Januari sampai Maret tahun 2015 masih sangat tinggi yaitu sebanyak 58 ibu bersalin fisiologis, 35 ibu bersalin fisiologis yang mengalami rupture perineum dan yang tidak mengalami rupture perineum berjumlah 23 orang. Dari penjabaran di atas menunjukkan 10

masih tingginya kejadian rupture perineum pada ibu bersalin fisiologis. Rupture Perineum dapat terjadi karena adanya rupture spontan maupun episiotomy. Rupture perineum secara spontan dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu dari faktor ibu, faktor janin dan faktor penolong persalinan (Rustam Mochtar,2003:111). Faktor ibu antara lain partus presipitarus, primigravida, persalinan operative pervaginam, pintu panggul yang sempit. Faktor janin antara lain kepala janin besar dan janin besar, presentasi defleksi, letak sungsang dan after coming head, makrosomia, diastosia bahu, berat badan bayi. Menurut Hanifa Winkjosastro salah satu faktor yang menyebabkan robekan perineum yaitu perineum kaku dan episiotomy. Penelitian mengiginkan agar tercipta persalinan yang aman, tepat dan terencana, agar bisa meminimalkan kejadian rupture perineum di harapkan penolong dapat melakukan pimpinan meneran pada ibu apabila TBJ lebih besar jadi penolong bisa melakukan episiotomy pada persalinan dengan indikasi,agar rupturnya teratur dan mempercepat kesembuhan. ( Sarwono 2008:187 ). Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara berat badan lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum di BPS Yuliana,Amd.Keb tahun 2015. PEMBAHASAN Hasil pengumpulan data melalui pengamatan tentang hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum yang di lakukan pada responden di BPS Ny. Yuliana Amd, Keb. Bulan juni sampai juli tahun 2015 Banjaranyar, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian ini meliputi hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum dengan data umum dan khusus. Data umum (umur dan paritas), data khusus (berat badan bayi baru lahir dan rupture perineum) di BPS Ny. Yuliana Amd,Keb., Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Hasil Penelitian Data Umum 1. Usia Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan usia di BPS Ny.Yuliana, Amd.Keb Di Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan tahun 2015. No Usia 1. 2. 3. < 20 tahun 21-33 tahun <34 tahun Jumlah % 0 16 8 0 66,7 33,3 Jumlah 24 100 Dari tabel di atas didapatkan data sebagian besar responden berusia 21 33 tahun 16 responden (66,7%). 2. Paritas Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan paritas di BPS Ny.Yuliana, Amd.Keb Di Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan tahun 2015. 11

Paritas Jumlah % Primigravida Multigravida Grandemulti 13 10 1 54,2 41,7 4,2 Jumlah 24 100 Dari tabel di atas didapatkan data sebagian besar responden ibu bersalin yang melahirkan primigravida yaitu 13 responden (54,2%). Data Khusus Data yang terkumpul sejumlah 24 responden, dengan karakteristik responden meliputi bayi baru lahir dengan persalinan fisiologis. Untuk pemaparan dapat di lihat dalam table di bawah ini : Tabel 3 Distribusi responden berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis di BPS Ny.Yuliana,Amd.Keb, Di Banjaranyar Kecamatan Kabupaten Lamongan tahun 2015. No Berat Badan Bayi Baru Jumlah % 1. 2. 3. Lahir Besar 3500 Normal 2500-3500 Kecil 2400 2 21 1 8,3 87,5 4,2 Jumlah 24 100 Dari tabel di atas didapatkan data hamper seluruhnya responden berat badan bayi baru lahir dengan berat badan normal 2500-3500 gram yaitu 21 responden (87,5%). Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan kejadian rupture perineum pada persalinan fisiologis di BPS Ny.Yuliana, Amd.Keb. Di Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Laongan tahun 2015. No Ruptur Perineum Jumlah % 1. 2. Ruptur 21 3 87,5 12.5 Intak Jumlah 24 100 Dari Tabel di atas didapatkan data hamper seluruhnya responden Ibu bersalin yang mengalami rupture perineum yaitu 21 responden (87,5%). Untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan antara variable berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum maka dibuat tabulasi silang (cross table) terhadap variable tersebut dengan pembuktian hipotesa dengan menggunakan uji koefisiesi kongtinensi. Tabel 5 Tabel silang hubungan berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum. Di Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan tahun 2015. Berat Badan Bayi Baru Lahir Besar 3500 Normal 2500-3500 Kecil 2400 Ruptur Perineum Rupt ur % Intak % 2 9,5 0 0 19 90,5 2 9,5 0 0 1 4,2 Jumlah 21 87,5 3 12, 5 12 Total Jumlah % 2 100 21 100 1 100 24 100

C = 0,024 P > 0,05 Berdasarkan tabel di atas didapatkan data terbesar responden tentang karakteristik berat badan bayi lahir data terbesar responden dengan berat badan bayi normal 2500-3500gram yaitu 19 responden (90,5%) sedangakan data terkecil responden dengan berat badan bayi lahir kecil 2400gram yaitu 0 respoden (0%). Dan di dapatkan data tentang karakteristik rupture perineum data terbesar responden yang mengalami rupture perineum yaitu pada berat badan bayi lahir normal 2500-3500gram yaitu 19 responden (90,5%), sedangkan data terbanyak yang tidak mengalami rupture yaitu pada berat badan normal 2500-3500gram yaitu 2 responden (9,5%). Analisis Data Dari data yang sudah di tabulasi kemudian dianalisis mengguakan Uji koefisien kontingensi didapatkan nilai C = 0,024 dimana p > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak artinya ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum di BPS Ny.Yuliana,Amd.Keb. Di Banjaranyar kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan Kabupaten Lamongan Tahun 2015. PEMBAHASAN Analisis data berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum yang di peroleh dari hasil penelitian yang di laksanakan di BPS Ny. Yuliana,Amd.Keb Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Berat Badan Bayi Baru Lahir Hasil penelitian di lakukan terhadap 24 responden, menunjukkan bahwa dari ibu bersalin 24 ibu bersalin hampir seluruh responden yaitu 21 responden (87,5%) dengan berat badan bayi lahir dengan berat badan normal 2500-3500gram. Sedangkan responden berat badan bayi lahir dengan berat badan besar 3500 yaitu 2 responden (8,3%). Dan responden yang berat badan bayi lahir dengan berat badan kecil 2400gram yaitu 1 responden (4,2%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bayi lahir dengan berat badan bayi baru lahir normal 2500-3500gram. Berat badan lahir merupakan berat badan bayi yang di timbang 24 jam pertama setelah kelahiran (Rini sekartini, 2007:35) Menurut penelitian Albers LL kandung kemih menyataka bahwa berat bayi lahir merupakan salah satu faktor risiko yang meningkatkan kejadian perlukaan perineum selama kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya rupture perineum, pada bayi besar 3500gram, normalnya berat badan bayi sekitar 2.500-3.500 gram, dan berat bayi kecil 2400 gram. (Rini Sekartini, 2007:54). Bayi dapat lahir dengan berat badan normal dikarenakan ibu memenuhi nutrisi seimbang selama hamil serta keteraturan ibu untuk periksakan kehamilan secara rutin di bidan. Oleh karena itu pemeriksaan kehamilan harus rutin untuk memantau penambahan berat badan ibu hamil 13

sehingga bayi dapat lahir dengan berat badan normal. Semakin besar berat badan bayi mengakibatkan kejadian rupture perineum. Ruptur Perineum Hasil penelitian menunujukkan bahwa dari 24 ibu bersalin terbesar responden yaitu 21 responden (87,5%) yang terjadi rupture, dan responden yang tidak terjadi rupture yaitu 3 responden (12,5%). Hasil penelitian menunjukan masih banyak kejadian rupture perineum pada ibu bersalin fisiologis. Hal ini dapat di sebabkan oleh perineum kaku, paritas (primigravida), presentasi bukan belakang kepala, cara meneran yang salah, bayi besar serta penggunaan perasat manual yang kurang tepat. Robekan jalan lahir (Ruptur) adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. (Hamilton,2002:302). Rupture perineum secara spontan dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu dari faktor ibu, faktor janin dan faktor penolong persalinan (Rustam Mochtar,2003:111). Intak adalah tidak terdapat rusakan jaringan yang terputus pada saat persalinan fisiologis. (Rustam Mochtar,2003:118) Faktor ibu antara lain partus presipitarus, primigravida, persalinan operative pervaginam, pintu panggul yang sempit. Faktor janin antara lain kepala janin besar, janin besar, berat badan bayi, presentasi defleksi, letak sungsang dan after coming head, makrosomia, diastosia bahu, abnormalitas congenital. Menurut Hanifa Winkjosastro (2005:665) salah satu faktor yang menyebabkan robekan perineum yaitu perineum kaku. Agar tercipta persalinan yang yang aman, tepat dan terencana maka seharusnya penolong meminimalkan kejadian rupture perineum dan penolong dapat melakukan episiotomy agar rupturnya teratur dan memprcepat kesembuhan. Hubungan Antara berat badan bayi baru lahir pada peralinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum Hasil penelitian terbesar responden berat badan bayi normal 2500-3500gram yaitu 19 responden (90,5%) sedangkan terkecil responden dengan berat badan bayi lahir kecil 2400gram yaitu 0 respoden (0%). Dan di dapatkan data tentang karakteristik rupture perineum data terbesar responden yang mengalami rupture perineum yaitu responden yaitu 21 responden (87,5%) yang terjadi ruptur, dan responden yang tidak terjadi rupture yaitu 3 responden (12,5%). Hasil dari tabulasi silang berat badan bayi normal 2500-3500gram yang mengalami rupture adalah 19 responden (90,5%) sedangkan berat badan bayi besar >3500gram yang mengalami rupture adalah 2 responden (9,5%), dan berat badan bayi kecil <2400gram adalah 0 responden (0%). Dari data tabulasi silang yang tidak mengalami rupture yaitu pada berat badan bayi besar >3500gram adalah 0 responden (0%) sedangkan pada berat badan bayi normal 2500-3500gram adalah 2 responden (9,5%) yang tidak mengalami rupture, dan berat badan bayi kecil <2400gram adalah 1 14

responden (4,2%) yag tidak mengalami rupture. Dari hasil analisa statistic uji koefisien kontingensi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara berat bada bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum dengan nilai C = 0,024 di mana p > 0,05 maka H0 di tolak artinya ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum. KESIMPULAN Setelah mengetahui dan mempelajari hasil penelitian melalui analisa data dan pembahasan, pada bab ini akan di uraikan tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian yang berjudul Hubungan Antara Berat Badan Bayi Baru Lahir Pada Persalinan Fisiologis Dengan Kejadian Ruptur Perineum. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan melalui hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum di BPS Ny. Yuliana,Amd.Keb Banjaranyar Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan, dapat di rumuskan sebagai berikut : a. Hampir seluruhnya berat badan bayi lahir pada persalinan fisiologis dengan berat badan normal 2500-3500gram. Di BPS Ny. Yuliana,Amd.Keb Banjaranyar, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan b. Hampir seluruhnya ibu bersalin fisiologis mengalami rupture perineum. Di BPS Ny.Yuliana, Amd.Keb Banjaranyar, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. c. Terdapat hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum nilai C = 0,024 di mana p > 0,05 di BPS Ny. Yuliana, Amd.Keb Banjaranyar, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Saran a. Bagi Pihak Institusi Pendidikan. Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah kajian ilmu dalam bidang kesehatan dan sebagai bahan wacana di perpustakaan untuk seluruh mahasiswi Universitas Islam Lamongan. b. Bagi Praktisi. Dengan adanya hasil Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti dapat menambah banyak wawasan keilmuannya. Sebagai sumber informasi dalam pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dalam asuhan manajemen asuhan persalinan fisiologis dengan penanganan kejadian rupture perineum. c. Bagi Sarana. Untuk masyarakat khususnya keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada ibu untuk keteraturan periksakan kehamilan untuk memantau penambahan berat badan ibu hamil, semakin besar berat badan bayi akan mengakibatkan kejadian rupture perineum. DAFTAR PUSTAKA Alimul,H,A. 2007. Pengantar kebutuhan dasar manusia 15

aplikasi dan prosedur keperawatan. Jakarta : salemba medika. Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 4. Jakarta PT. Rineka Cipta. Bobak, 2008. Buku Ajar Keperawatan Maternitas ; Edisi 4, Jakarta EGC. Cunningham, Gary, 2006. Ilmu kebidanan : Edisi 2, Jakarta : EGC. DEPKES RI, 2008. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar. Jakarta: DRAFT. Dorland, 2009. Ilmu kebidanan : Edisi 4, Jakarta : EGC. Hamilton, persis M. 2002, dasar dasar keperawatan maternitas Jakarta : EGC Hanifa Wiknjosastro, 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi :2, Jakarta : EGC Hidayat A,aziz alimul, 2007. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiyah, Jakarta :EGC. Ida Bagus Gde Manuaba, 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Maimunah, 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC. Jhonson,2007. Ilmu kebidanan : Edisi 3, Jakarta :EGC. Mansjor, 2009. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3 cetakan 1, Jakarta : EGC. Mohtar Rustam, 2009. Obstetri Fisiologi dan Obststri Patologi, Jilid 1, Edisi 2. Jakarta : EGC. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. Notoatmodjo, 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta : RINEKA CIPTA. Oxom, 2007. Ilmu Kebidanan ; Edisi 3, Jakarta EGC. Rayburn, 2009, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Rini, Sekartini, 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata. Jakarta : YBP-SP. Saifuddin, 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata. Jakarta : YBP-SP. Sarwono Prawiroharjo, 2009. Ilmu Kebidanan ; Edisi 6, Jakarta EGC. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta : ALFABETA. Suparmoko, 1997. Metode penelitian ilmu keperawatan, Jakarta : salemba medika. Winkjosastro. Hanafi, 2007. Ilmu kebidanan, Jakarta : EG 16