BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

dikomunikasikan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya dapat menjangkau seluruh segmen sosial masyarakat. Film tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang menonton, dan juga merupakan bagian dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada seluruh kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam kehidupan, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan teknologi. Salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi adalah saluran atau media. Seorang komunikator dalam proses komunikasi pastinya menggunakan media sebagai alat atau perantara untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Tujuannya antara lain untuk memudahkan proses pengiriman pesan agar komunikan dapat menerima dengan mudah. Pemilihan media yang tepat dalam proses komunikasi turut memberikan peranan dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Pemilihan media disesuaikan denagn aspek sasaran komunikasi. Sehingga proses komunikasi akan mencapai target keberhasilan sesuai dengan yang diinginkan. Unsur media dalam komunikasi dibagi ke dalam dua aspek, yaitu media primer dan media sekunder. Media primer tertuang dalam penggunaan bahasa yang tidak hanya sebatas kerangka terjemahan saja tetapi pada kerangka pemaknaan dari komunikan. Pemilihan dan penggunaan bahasa yang sesuai 1

2 dengan pemahaman komunikan, tentunya akan mempermudah pemahaman terhadap pesan yang disampaikan. Media sekunder lebih bersifat umum yang dapat menjangkau komunikan dalam jumlah banyak. Media sekunder dapat berupa surat kabar, radio, televisi, internet, film dan sebagainya. Dalam proses komunikasi, media sekunder biasanya hanya menyampaikan pesan sebatas pada pesan informatif sehingga feedback yang ditimbulkan tidak dapat diketahui secara langsung. Namun fakta menunjukkan bahwa peranan media sekunder mampu memberikan efek yang luar biasa dengan peranan mempengaruhi opinion public dan sikap. Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Menurut UU No. 8 tahun 1992 tentang Perfilman Nasional dijelaskan bahwa film adalah karya seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, yang ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik dan elektronik. Dalam penyampaian pesannya, setiap unsur film memiliki keterkaitan yang akan mempengaruhi makna dalam setiap adegan. Film merupakan salah satu media massa yang mengandung pesan sosial di dalamnya, karena film adalah sebuah gabungan pemikiran dan kenyataan sosial yang dirasakan oleh seseorang dan dituangkan pada sebuah gambar audio visual dalam bentuk cerita. Pesan sosial yang terdapat dalam sebuah film dapat merubah perilaku, cara pikir, style (gaya), hingga cara berbicara seseorang.

3 Film yang merupakan bagian dari media, seperti yang dikatakan oleh Mills menjadi pengalaman primer bagi manusia. Film, di dalamnya kaya akan nilai budaya. Konstruksi dan geraknya tak lepas dari budaya. Film mempunyai kekuatan dalam memperkenalkan budaya baru, mensosialisasikan, dan menghilangkan budaya lama. Hal ini dilatar belakangi oleh power yang dimiliki film. Dalam buku Teori Komunikasi Massa, yang ditulis oleh John Vivian (2008:159) disebutkan bahwa film bisa membuat orang tertahan, setidaknya saat mereka menontonnya, secara lebih intens ketimbang medium lainnya. Film mampu membawa penontonnya terbawa dalam suasana, sehingga seringkali efek yang dirasakan tidak hanya datang saat menonton, tapi juga berkelanjutan. Kehadiran film ditengah masyarakat merupakan media komunikasi yang bisa dikatakan unik. Hal tersebut dikarenakan film dapat dijadikan media ekspresi seni yang memberikan jalan untuk pengungkapan kreatifitas, dan media budaya yang melukiskan kehidupan manusia dan kepribadian suatu bangsa. Perpaduan kedua hal tersebut menjadikan film sebagai media yang mempunyai peranan penting di masyarakat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sedang berkembang pesat, ditandai oleh banyaknya film lokal yang masuk ke bioskop-bioskop di Indonesia, sehingga tidak hanya film buatan luar negeri saja yang ditayangkan di bioskop. Meskipun tema horror, sex dan komedi masih mendominasi film-film Indonesia saat ini, tetapi di samping itu, dunia perfilman Indonesia pun perlahan mulai menampakkan kreatifitasnya dengan melahirkan film-film berkualitas yang sarat akan unsur nasionalis seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Perempuan

4 Berkalung Sorban, Sang Pencerah, Guru Bangsa Tjokroaminoto, dan masih banyak lagi. Film buatan anak negeri yang juga berkualitas, sarat akan nilai nasionalis, moral, dan pendidikan salah satunya adalah film yang berjudul Batas. Film yang diangkat dari novel karya Akmal Nasery Basral ini dirilis tahun 2011. Film ini berkisah tentang perjuangan seorang wanita yang ingin menyadarkan warga Indonesia yang tinggal di tanah Borneo, yaitu perbatasan antara kota Pontianak dan negara Malaysia, bahwa pendidikan itu penting meskipun mereka dihadapkan dengan kenyataan bahwa yang bisa mereka lakukan hanya berladang demi kelangsungan hidup mereka. Film ini kaya akan nilai-nilai moral yang dapat ditanamkan di benak siapapun yang menontonnya. Di dalam film Batas ini terdapat banyak sekali simbol-simbol atau tanda-tanda yang mengandung pesan moral, sosial, dan pendidikan. Bagaimana seorang wanita yang tinggal di kota rela pergi jauh menuju perbatasan negara hanya untuk mengajak warga sekitar perbatasan tersebut untuk sekolah. Namun pesan-pesan ini tidak disampaikan secara gamblang, melainkan melalui tandatanda yang berbentuk sebuah adegan, dialog, dan lain-lain. Maka dari itu, peneliti ingin mengkaji tanda-tanda tersebut menjadi pesan-pesan yang dapat lebih mudah dimengerti oleh masyarakat, sehingga khalayak dapat lebih paham maksud dari film tersebut dan senantiasa dapat menerapkan pesan-pesan positif dari film Batas ini.

5 Pengaruh film dalam kehidupan sangatlah besar, hal tersebut dikarenakan film direncanakan khusus untuk mempengaruhi jiwa, pemikiran, gaya hidup, tingkah laku, hingga perkataan, dengan cara mempermainkan emosi seseorang yang menontonnya. Film merupakan sistem pembelajaran bagi manusia untuk memiliki nilai positif atau negatif, bermoral atau amoral. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti film Batas yang disutradarai oleh Rudi Soejarwo sebagai objek penelitian. Film ini dipilih bukan tanpa alasan, tetapi peneliti melihat banyaknya tanda yang mengandung pesan moral dalam film tersebut. Tak hanya itu, film ini juga mengandung banyak pesan sosial dan pendidikan yang sangat positif bagi khalayak yang menontonnya. maka dengan demikian, peneliti ingin mengkaji lebih lanjut dan mengangkat permasalahan ini di dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul ANALISIS SEMIOTIKA DALAM FILM BATAS 1.2 Rumusan Masalah Merujuk pada rumusan masalah, maka peneliti mencoba untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana Penanda (signifier) dan Petanda (signified) yang ditampilkan pada adegan-adegan film Batas. 2. Bagaimana Realitas Sosial Eksternal yang ditampilkan pada adeganadegan film Batas. 3. Bagaimana pesan-pesan moral pada film Batas.

6 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui Penanda (signifier) dan Petanda (signified) yang ditampilkan pada adegan-adegan film Batas. 2. Mengetahui Realitas Sosial Eksternal yang ditampilkan pada adeganadegan film Batas. 3. Mengetahui pesan-pesan moral pada film Batas. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian yang dilakukan terhadap film Batas ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi konkret terhadap pengaplikasian ilmu komunikasi terutama yang berkaitan dengan metodologi kualitatif tentang analisis semiotika. Selain itu dapat memberikan masukan secara umum mengenai perkembangan ilmu komunikasi yang dapat dilakukan melalui film serta memberikan manfaat tentang penggunaan metode semiotika khususnya Saussure dalam mengungkap makna dari sebuah film. 1.4.2 Kegunaan Praktis Dengan adanya penelitian terhadap film Batas ini diharapkan mampu memberikan sebuah pengetahuan tentang makna tanda dalam kehidupan nyata dengan meneliti tanda-tanda yang mengacu pada nilai moral yang terdapat dalam

7 media massa film dengan menggunakan kajian analisis semiotika. Maka dari itu peneliti mencoba memberikan persepsi bahwa film dapat memberikan sebuah makna tanda yang sama dengan kehidupan sebenarnya. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada para pecinta film dan masyarakat luas tentang bagaimana sebuah pendidikan dan moral bangsa itu harus diperjuangkan, meskipun harus melawan keyataan yang berseberangan dengan keinginan. 1.5 Kerangka Pemikiran Film merupakan media massa yang komunikasinya sangat efektif dan kuat dengan penyampaian pesannya secara audiovisual. Karena film merupakan media yang untuk menikmatinya memerlukan penggabungan antara dua indera, yakni indera penglihatan dan indera pendengaran. Sebagai salah satu bentuk media massa, dalam hal ini film juga harus bertanggungjawab secara sosial kepada masyarakat tentang apa yang akan disampaikan. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sifatnya menghibur, tetapi film juga dituntut untuk menjalankan fungsi edukatifnya untuk memberi inspirasi yang mendidik kepada masyarakat melalui sajian audiovisual dalam film. Hal ini dikarenakan film memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat yang menonton. Oey Hong Lee (1965:40) dalam buku Publisistik Pers menyebutkan, film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap.

8 Ini berarti bahwa dari permulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena ia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya dalam abad ke-18 dan permulaan abad ke-19. Kuatnya pengaruh film sebagai salah satu media komunikasi massa, dikarenakan fungsi film itu sendiri. Film adalah media komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan tetapi untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat bantu untuk memberikan penjelasan. Film juga merupakan cabang kesenian yang menghimpun ragam seni. Dalam film ada seni peran, suara, tari, sastra, atau rupa. Setting di dalam film merupakan seni rupa. Naskah skenario adalah seni sastra, gerakan yang ada merupakan seni tari. Melalui film secara tidak langsung sebenarnya kita belajar tentang budaya. Baik itu budaya masyarakat dimana kita hidup, atau bahkan budaya yang sama sekali asing untuk kita. Seiring dengan perkembangan teknologi, film bukan lagi menjadi hal yang sulit untuk dikonsumsi masyarakat luas, karena film kini hadir bukan saja melalui biskop atau teather, namun juga melalui kepingan DVD yang semakin mudah didapat. Selain itu, kini beberapa stasiun televisi swasta juga secara rutin menghadirkan film-film dari berbagai negara dan berbagai genre. Hal tersebut menjadikan film sebagai media yang semakin kuat, mampu menyampaikan pesan secara luas ke berbagai segmen.

9 Pesan adalah seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan mempunyai isi atau tema sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam satu bentuk lambang komunikasi dan diteruskan kepada komunikan. Pesan moral adalah amanat yang terkandung dalam sebuah cerita, hingga dapat menjadi contoh pembelajaran untuk seseorang melihat ataupun mendengarnya. Pesan moral dapat tersirat maupun tersurat, melalui audiovisual, hanya visual, atau hanya audio. Pesan moral tidak akan tercipta tanpa bahasa dan tanda. Dengan dua elemen tersebut maka pesan moral akan menjadi alat pembelajaran bagi khalayak yang melihat atau mendengarnya. Pesan, tanda, dan bahasa akan mengacu kepada kebudayaan orang yang akan menuturkannya. Karena dalam hal tersebut, bahasa dan tanda memiliki struktur bahasa sesuai dengan kebudayaan yang dimiliki oleh seorang pembuat pesan dan penutur bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan Teori Konstruksi Realitas Sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckman, menjelaskan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga tahap, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi diantara individu satu dengan individu lainnya. Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini

10 massa. Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial Berger dan Luckman adalah proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi-sekunder. Bungin dalam bukunya konstruksi sosial media massa menjelaskan: Istilah konstruksi atau realitas sosial (social construction of reality) menjadi terkenal sejak di perkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul the social construction of reality: A treatise in the sociological of knowledge (1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu atau kelompok menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama subyektif. (2008:28) Sebuah film, didalamnya pasti terdapat tanda-tanda atau simbol-simbol yang mengandung pesan. Untuk mengungkap makna atau pesan dibalik tandatanda tersebut maka peneliti menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand De Saussure dalam penelitian ini. Semiotika merupakan ilmu yang digunakan untuk mengkaji makna dalam setiap tanda. Pada dasarnya, semiotika adalah usaha untuk merasakan sesuatu yang aneh, dan mempertanyakan lebih lanjut ketika melihat atau mendengar suatu tanda. Karena dibalik tanda tersebut pasti ada sebuah makna atau pesan yang akan disampaikan. Komunikasi pun berawal dari tanda. Dengan adanya tanda, makan akan mempermudah seseorang dalam berkomunikasi, karena tanda merupakan sebuah perantara antara seseorang dengan pihak lain untuk melakukan interaksi. Apabila tidak ada tanda di dunia ini, maka tidak akan tercipta komunikasi.

11 Menurut Saussure yang dikutip Sobur dalam bukunya Semiotika Komunikasi mengatakan: Semiotika atau semiologi merupakan sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat. (2009:12) Gambar 1.1 Visualisasi Model Saussure Sign Compased of Signifilter Signification Referent Signified (external reality) Sumber : Mcquail. Mass Communication Theory. SAGE publication : London. 2000 Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka pemikiran pada penelitian ini secara singkat tergambar sebagai berikut:

12 Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pemikiran Rumusan Masalah Bagaimana Analisis Semiotika Dalam Film Batas Teori Konstruksi Realitas Sosial (Peter L. Berrger dan Thomas Luckman 1966) Model Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure Penanda dan Petanda (Signifier and Signified) Realitas Sosial Eksternal Pesan Moral Sumber: Buku Konstruksi Sosial Media Massa oleh Burhan Bungin. Bagan dimodifikasi oleh peneliti