PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELESTARIAN TRADISI

BERITA NEGARA. No.1486, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Indonesia. Warisan Budaya Takbenda. Pelaksanaan.

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN KOMUNITAS ADAT

-2- lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, d

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Resources and the Fair and Equitable Sharing of Benefits Arising from Their Utilization to the Convention on Biological Diversity (Pro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

Terminologi Pendahuluan Kondisi Awal Pencatatan Aplikasi Saat Ini ScreenShot Aplikasi Isu isu Terkait Dengan Aplikasi Rencana Pengembangan Penutup

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELESTARIAN BUDAYA MELAYU KABUPATEN SIAK

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER DAYA GENETIK DAN PENGETAHUAN TRADISIONAL DI JAWA TENGAH

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 1 TAHUN 2016

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

{ib. : Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar

KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

2016, No pengetahuan dan teknologi tentang keanekaragaman hayati yang harus disosialisasikan kepada masyarakat, perlu membangun Museum Nasiona

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013


BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DESA NITA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN TRADISI BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

UJI PETIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAAN DAN PARIWISATA TENTANG PASAR PESONA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

KONSEP UMUM KEBUDAYAAN -Data Pokok Kebudayaan-

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

Disampaikan pada Peningkatan Kompetensi Pengelola di Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Semarang, 25 Oktober 2016

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEMAJUAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN KEBUDAYAAN MELAYU RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SUMATERA BARAT (Kab. Mentawai)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

Transkripsi:

Subdit PEBT PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL Dra. Dewi Indrawati MA 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kekayaan dan keragaman budaya serta tradisi yang luar biasa. Hal itu sejalan dengan keanekaragaman suku bangsa sebagai pemilik budaya yang beragam tersebut, yang seluruhnya merupakan potensi nasional yang perlu dilindungi. Jika kekayaan dan keragaman potensi budaya itu dapat dikelola dengan baik dan benar, maka bukan tidak mungkin kebangkitan ekonomi Indonesia bukan dipicu karena kecanggihan teknologi, melainkan justru karena keindahan dan keunikan tradisi serta keragaman warisan budaya milik bangsa Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia tercermin dalam pengetahuan budaya dan ekspresi budaya, yang selanjutnya dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Istilah pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional (selanjutnya disingkat PTEBT) yang dipakai untuk menyebut unsur-unsur budaya di Indonesia adalah berdasarkan Konvensi UNESCO 2005 tentang Perlindungan dan Promosi Keragaman Ekspresi Budaya (Protection dan Promotion of the Diversity of Culture). PTEBT itu diaktualisasikan melalui pranata sosial, sehingga menjadi jati diri masyarakat pendukungnya. Pengetahuan dan ekspresi budaya itu dinyatakan dalam bentuk upacara tradisional, cerita rakyat, permainan tradisional, ungkapan tradisional, pengobatan dan obat tradisional, makanan dan minuman tradisional, senjata tradisional, peralatan tradisional, arsitektur (bangunan) tradisional, pakaian tradisional, kain tradisional, organisasi sosial, kesenian, pengetahuan tradisional, dan kearifan lokal. 1 Kasubdit Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud

Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya adalah bagian integral dari kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia berkepentingan untuk membuat dan selanjutnya mengembangkan kebijakan pengelolaan pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional (PTEBT) sebagai bagian dari pelindungan, dan menjamin pemenuhan hak masyarakat termasuk masyarakat hukum adat untuk berperan serta dalam pelindungan dan pengelolaan PTEBT. PENGERTIAN 1. PENGELOLAAN; menurut KBBI: - Proses, cara, perbuatan mengelola; - Proses melakukan kegiatan dengan menggerakkan tenaga orang lain; - Proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan; - Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan 2. Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional Pengetahuan Tradisional : - karya intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang mengandung unsur karakteristik warisan tradisional yang dihasilkan, dikembangkan, dan dipelihara oleh komunitas atau masyarakat tertentu. - Pengetahuan yang dimiliki atau dikuasai dan digunakan oleh suatu komunitas, masyarakat, atau suku bangsa tertentu yang bersifat turun temurun dan terus berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan. - WIPO memberikan definisi mengenai pengetahuan tradisional, yaitu merujuk pada berbagai pengetahuan yang luas, dan tidak terbatas pada bidang tertentu. Pengetahuan Tradisional mencakup kecakapan teknik (know how), keterampilan, inovasi, konsep, pembelajaran dan praktik kebiasaan lainnya yang membentuk gaya hidup masyarakat tradisional, termasuk di antaranya pengetahuan pertanian, pengetahuan teknis, pengetahuan ekologis, pengetahuan yang terkait dengan sumber daya genetik, dsb.

Ekspresi Budaya Tradisional EBT adalah segala bentuk ekspresi karya cipta, baik material (benda) maupun nonmaterial (tak benda), atau kombinasi keduanya yang menunjukkan keberadaan suatu budaya tradisional yang dipegang secara komunal, bersifat turun temurun, dan lintas generasi, termasuk ekspresi budaya tradisional yang terkait dengan sumber daya genetik. 3. PELESTARIAN adalah upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan PTEBT milik kelompok masyarakat pendukung kebudayaan yang penyebaran dan pewarisannya berlangsung turun temurun. - Pelindungan adalah upaya pencegahan dan penanggulangan yang dapat menimbulkan kerusakan, kerugian, atau kepunahan kebudayaan yang berupa ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya termasuk harkat dan martabat serta hak budaya, yang diakibatkan oleh perbuatan manusia ataupun proses alam. - Pengembangan adalah upaya dalam berkarya, yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya berupa perubahan, penambahan, atau penggantian sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku pada komunitas pemiliknya tanpa mengorbankan keasliannya. - Pemanfaatan adalah upaya menggunakan PTEBT untuk kepentingan pendidikan, agama, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan itu sendiri. 4. Unsur /jenis PTEBT Dari begitu banyak jenis PTEBT, diambil 15 unsur PTEBT yang termasuk sebagai warisan budaya takbenda berdasarkan Konvensi UNESCO 2003 tentang, yaitu: Upacara tradisional; yaitu peristiwa sakral yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan adanya kekuatan-kekuatan di luar manusia yang bersifat gaib, yang berhubungan dengan peristiwa alam dan daur hidup.

Cerita rakyat; kisah yang disebarluaskan dan diwariskan secara lisan, dan digolongkan menjadi tiga kelompok besar yaitu mite, legenda, dan dongeng. Permainan tradisional rakyat; yaitu suatu kegiatan yang bersifat rekreatif yang memiliki aturan khusus, berfungsi sebagai pemelihara hubungan sosial, serta merupakan cerminan karakter budaya lokal. Ungkapan tradisional; yaitu kalimat-kalimat kiasan atau simbol-simbol yang dipahami maknanya oleh para pemakainya secara lisan, yang mengandung nilainilai budaya dan pandangan hidup masyarakat. Pengobatan dan obat tradisional; yaitu tata cara penyembuhan penyakit yang dilakukan secara tradisional dan diwariskan turun temurun, dengan menggunakan peralatan tradisional, memanfaatkan bahan yang diperoleh dari lingkungan alam, disertai dengan mengucapkan mantera-mantera/ Makanan dan minuman tradisional; yaitu jenis makanan dan minuman yang berbahan baku alami dan proses pengolahannya masih menggunakan peralatan sederhana dan tradisional. Senjata tradisional; yaitu alat yang digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan/ancaman dari segala sesuatu serta dapat merupakan kelengkapan identitas sosial, yang cara pembuatan, bentuk, maupun penggunaannya diwariskan turun temurun. Peralatan hidup tradisional; yaitu segala sesuatu yang digunakan untuk memudahkan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Arsitektur (bangunan) tradisional; suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, simbolis, maupun cara pembuatannya diwariskan turun temurun, serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat malakukan aktivitas kehidupan. Pakaian tradisional, yaitu busana yang berfungsi untuk melindungi tubuh, serta memiliki nuansa kedaerahan yang menjadi ciri khas atau identitas nagi masyarakat pendukungnya. Kain tradisional; segala jenis tekstil/kain yang bahan bakunya diambil dari lingkungan alam sekitar, dan proses pembuatannya masih menggunakan peralatan sederhana.

Organisasi sosial; yaitu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat tradisional, yang memiliki seperangkat norma dan aturan yang mengikat keanggotaannya. Kesenian tradisional; yaitu hasil proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan kreatifitas, intuitif, kepekaan indera dan hati, serta naluri untuk menciptakan sesuatu yang indah dan selaras. Pengetahuan tradisional; pengetahuan yang dimiliki atau dikuasai dan digunakan oleh suatu komunitas, masyarakat, atau suku bangsa tertentu yang bersifat turun temurun dan terus berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan. Kearifan lokal; sistem pengetahuan masyarakat lokal yang bersifat empirik (berdasarkan fakta dan pengalaman) serta pragmatis (konsep yang terbangun bertujuan untuk pemecahan masalah). Program dan Kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Direktorat Kepercayaan dan Tradisi memiliki program yang berkaitan dengan upaya pelestarian dan pendidikan kebudayaan (termasuk tradisi) dengan PTEBT sebagai materi. Program tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan, di antaranya: 1. Analisis Konteks PTEBT Berbasis Muatan Lokal Kegiatan ini menghasilkan sebuah buku induk sebagai panduan untuk menyusun bahan ajar muatan lokal, dengan materi berasal dari potensi-potensi kekayaan PTEBT lokal/setempat. Kegiatan ini dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan sasaran guru bidang seni budaya (tingkat SD, SMP, SMA atau sederajat) serta SKPD bidang pendidkan dan kebudayaan. 2. Revitalisasi Merupakan upaya untuk mengaktifkan atau memvitalkan kembali PTEBT atau tradisi yang sudah terabaikan atau jarang dilakukan oleh masyarakat pendukungnya karena banyak faktor, serta memperkenalkan kepada generasi muda di luar pendukung tradisi tersebut agar tumbuh toleransi dan solidaritas terhadap perbedaan-perbedaan dalam keragaman budaya.

3. Internalisasi Kegiatan yang diselenggarakan berupa Internalisasi Nilai Budaya melalui Permainan Tradisional dan Dongeng. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional dan dongeng kepada generasi muda, agar mereka dapat menteladani nilai-nilai yang baik sebagai pedoman hidup, serta ikut berperan dalam upaya pelestarian kedua jenis PTEBT tersebut.