Sales Supervisor. Canv RGB. Drop RGB. Canv OWP. Asist SLM. Asist SLM. Asist SLM. Kepala Gudang. Asist Gudang. Asist Gudang

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG

39/PMK.03/2010 BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.03/2012 TENTANG

KEP-133/PJ/2004 TATA CARA PENGGUNAAN FAKTUR PAJAK LAMA OLEH PENGUSAHA KENA PAJAK YANG DIKUKUHKAN DI

Perubahan Aktivitas. Aktivitas 1. Pengukuran (Sama dengan aktivitas awal)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 549/KMK.04/2000 TENTANG

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG

URAIAN. Tenaga Oh Tukang 90, Oh Kepala Tukang 110, Oh Pekerja 75, Oh Mandor 120,000.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 27/PJ/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN KOTA CIMAHI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

FAKTUR PAJAK STANDAR. Lampiran 1A. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-549/PJ/2000 Tanggal : 29 Desember 2000

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 517/KMK.04/2000 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Jalan P. Diponegoro Nomor 30 Telephone MEDAN

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR HARGA TENAGA KERJA DAN BAHAN

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ)

FAKTUR PAJAK STANDAR

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 486/KMK.04/2000 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

OWNERS ESTIMATE. : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat. Tahun Anggaran : 2015

Rencana Anggaran Biaya

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

Lampiran RKS : 2190/ LL/KCJ/RKS/IX/2015

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

ANALISA HARGA SATUAN RENOVASI TOILET KHUSUS WANITA DAN MEMBUAT TOILET BARU KHUSUS PRIA STASIUN SUDIRMAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN PEKERJAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT SEPO/SAGEA Nomor : PL.106/2/3.1/ULP/KSOP.

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

ANALISA HARGA SATUAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA KEP-1288/LK/2000 NOMOR KEP-68/PJ/2000 TENTANG

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

LAMPIRAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENAWARAN DAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER /PJ.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 13/PJ/2010 TENTANG

FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT MPK. IV. 1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Tata Laksana Pajak Pertambahan Nilai

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG

70/PMK.03/2010 BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA PAJAK YANG ATAS EKSPORNYA DIKENAI PAJAK PERTAMBA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

1 dari 4 11/07/ :43

BILL OF QUANTITY (BQ)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

PSD III Desain Ars Undip TA 31

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 540/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KEPADA WAJIB PAJAK

DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN DAN UPAH PEKERJA

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) REDESAIN GEDUNG PENGADILAN AGAMA MUNGKID MAGELANG TAHUN 2012

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Nomor Telepon : Nomor Faksimile : Nomor Telepon Baru Kegiatan Usaha :

ANALISA HARGA SATUAN PENGADAAN PEKERJAAN RENOVASI LOKET ST. LENTENG AGUNG UNTUK MENDUKUNG PELAYANAN PENUMPANG 1 MEMBUAT GUDANG ALAT KERJA/M2

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

BAB IV HASIL & ANALISIS. Pada proyek pembangunan rusunawa 4 lantai ini penulis memiliki beberapa. Bangunan berupa bangunan bertingkat 4 lantai

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

DAFTAR HARGA BARANG BANGUNAN Nama Toko :TB CAKRAWALA Alamat :JL. PALAGAN TENTARA PELAJAR JENIS / MERK UKURAN SATUAN Harga NAMA BAHAN

No Uraian Pekerjaan Volume Sat Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) A Pekerjaan Persiapan. Pekerjaan Tanah. Pekerjaan Pondasi. Pekerjaan Struktur

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 536/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

REKAPITULASI RENCANA ANGGARA BIAYA (RAB)

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) REKAPITULASI AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

Transkripsi:

Lampiran 1 Unit Manager Supervisor Supervisor Supervisor Administrasi Droper OWP Rep. Drop OWP Rep. Rep. Kasir Adm Data Adm Piutang Adm. CB Tim Kontrol EC Staf Persum Kepala Gudang Gudang Gudang Gudang OB Security

Lampiran 1 Unit Manager Supervisor Supervisor Supervisor Administrasi Droper OWP Rep. Drop OWP Rep. Rep. Kasir Adm Data Adm Piutang Adm. CB Tim Kontrol EC Staf Persum Kepala Gudang Gudang Gudang Gudang OB Security

Lampiran 2 DATA BIAYA PEMBANGUNAN GUDANG, HALAMAN, KANTOR PT SINAR SOSRO UNIT RANCA EKEK No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Sub Total 1 Perijinan Lokal 15,000,000 2 Perataan tanah dan pembersihan lahan 375 m2 3,000 1,125,000 3 Pengukuran dan pasbowplank 105 m2 70,000 7,350,000 4 Perlengkapan air kerja 1 ls 6000,000 6,000,000 5 Pengadaan listrik kerja 1 ls 9,500,000 9,500,000 6 Bowkeet dan gudang bahan 25 m2 350,000 8,750,000 7 Pembuatan bedeng tukang 17 m2 350,000 5,950,000 8 Pembuatan MCK sementara 1 ls 5,000,000 5,000,000 9 Keamanan 4 bln 250,000 1,000,000 10 Paku 21 kg 6,000 126,000 11 Kaso-kaso 5 m3 750,000 3,750,000 12 Semen 870 zak 30,000 26,100,000 13 Split 19 m3 70,000 1,330,000 14 Triplek 42 lbr 35,000 1,470,000 15 Batu-bata 24200 bh 250 6,050,000 16 Sirtu 10 m3 60,000 600,000 17 Pasir beton 1 32 m3 40,000 1,280,000 18 Besi beton polos 2320 kg 3,000 6,960,000 19 Besi beton ulir 5930 kg 4,000 23,720,000 20 Bahan kedap air 1 ls 17,000,000 17,000,000 21 Pipa PVC 3/4 inch 4 lnt 25,000 106,000 22 Pipa PVC 1 inch 10 lnt 30,000 300,000 23 Pipa PVC 2 inch 5 lnt 40,000 200,000 24 Pipa PVC 4 Inch 5 Int 50,000 250,000 25 Knee, T 1 ls 500,000 500,000 26 Rangka atap 18 m3 1,200,000 21,600,000 27 Genteng beton 850 bh 7500 6,375,000 28 Gypsum 55 Lbr 48,000 2,640,000 29 Profil Gypsum 35 lnt 10,000 350,000

Lampiran 2 No Uraian Pekerjaan Volume Satuan Harga Satuan Sub Total 30 Paku 6 kg 6,000 36,000 31 Alumunium dan plastic sheet 1 ls 9,000,000 9,000,000 32 Plamur tembok 9 gln 54,000 486,000 33 Cat tembok 14 pail 300,000 4,200,000 34 Granite tile 40x40 46 m2 110,000 5,060,000 35 Keramik lantai 40x40 60 m2 40,000 2,400,000 36 Keramik lantai 30x30 45 m2 35,000 1,575,000 37 Keramik lantai 20x20 160 m2 30,000 4,800,000 38 Kusen dan daun pintu 0.5 ls 80,000,000 40,000,000 39 Handel pintu, kunci 0.5 ls 15,000,000 7,500,000 40 Saklar single 15 bh 10,000 150,000 41 saklar doble 8 bh 15,000 120,000 42 stop kontak 10 bh 10,000 100,000 43 Dudukan lampu down light 22 bh 32,500 715,000 44 Fitting lampu 11 bh 15,000 165,000 45 MCB 7 bh 40,000 280,000 46 Kabel NYA 6 roll 200,000 1,200,000 47 Kaca Panasaf, kaca rayband 1 ls 40,000,000 40,000,000 48 Washtafel 1 bh 200,000 200,000 50 Kloset jongkok 2 bh 100,000 200,000 51 Bak mandi 1 bh 250,000 250,000 52 Bak cuci piring 1 bh 400,000 400,000 53 Kran biasa 2 bh 27,500 55,000 55 Floor drain 2 bh 72,000 145,000 56 Penangkal petir 1 ls 3,200,000 3,200,000 57 Toren air 1 bh 1,000,000 1,000,000 58 PPN atas penyerahan jasa konsultasi bangunan 1,500,000 59 Jasa Konsultasi Bangunan 15,000,000 60. Biaya lain-lain 10,000,000 61 Total Biaya 330,119,000

Lampiran 3 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 554/KMK.04/2000 Tentang BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYA DIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 16C Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha atau Pekerjaan Oleh Orang Pribadi atau Badan Yang Hasilnya Digunakan Sendiri atau Digunakan Pihak Lain; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

Lampiran 3 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986); 3. Keputusan Presiden Nomor 234/M Tahun 2000; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYA DIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN. Pasal 1 Dalam keputusan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan kegiatan membangun sendiri adalah kegiatan membangun sendiri bangunan yang diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat usaha dengan luas bangunan 400 m2 (empat ratus meter persegi) atau lebih dan bersifat permanen. Pasa1 2 (1) Atas kegiatan membangun sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak. (2) Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 40% (empat puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang

Lampiran 3 dibayarkan untuk membangun bangunan tersebut, tidak termasuk harga perolehan tanah. Pasa1 3 (1) Saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri ter jadi pada saat mulai dilaksanakannya pembangunan. (2) Pajak Perlambahan Nilai terutang oleh orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri. (3) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas kegiatan membangun sendiri, jumlahnya ditetapkan sebesar 10% x 40% x jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan pada setiap bulannya dan harus dibayar seluruhnya ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. (4) Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri wajib melaporkan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) kepada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat bangunan tersebut berada dengan mempergunakan lembar ke- 3 Surat Setoran Pajak paling lambat tanggal 20 pada bulan penyetoran dilakukan. Pasa1 4 (1) Dalam hal orang pribadi atau badan membangun sendiri bangunan untuk digunakan pihak lain sebagai tempat tinggal atau tempat usaha, maka orang pribadi atau badan tersebut wajib menyerahkan bukti setoran asli Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri kepada pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut. (2) Dalam hal orang pribadi atau badan membangun sendiri bangunan untuk digunakan pihak lain sebagai tempat tinggal atau tempat usaha dan pihak lain tersebut tidak dapat menunjukkan bukti setoran asli Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri, maka pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang terutang.

Lampiran 3 Pasa1 5 Ketentuan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan ini diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Pasal6 Pada saat Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 595/KMK.04/1994 tentang Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Oleh Orang Pribadi atau Badan Tidak Dalam Kegiatan Usaha atau Pekerjaannya dinyatakan tidak berlaku. Pasal 7 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 22 Desember2000 MENTERI KEUANGAN RI Ttd. Prijadi Praptosuhardjo

Lampiran 4 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No : 320/KMK.03/2002 Tentang PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 554/KMK.04/2000 TENTANG BATASAN DAN TATA CARA PENGENAANPAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUNSENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAUPEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYADIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan intensifikasi pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Perubahan Keputusan Menteri Kuangan tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 554/KMK.04/2000 tentang Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan oleh Orang Pribadi Atau Badan yang hasilnya Digunakan sendiri Atau Digunakan Pihak Lain. Mengingat : 1. Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Lampiran 4 Perpajakan (LN RI Tahun 1983 No. 49, TLN RI No. 3262) sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 16 Tahun 2000 (LN RI Tahun 2000 No. 126, TLN RI No. 3984); 2. Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (LN RI Tahun 1983 No. 51, TLN RI No. 3264) sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 18 Tahun 2000 (LN RI Tahun 2000 No. 128, TLN RI No. 3. Keputusan Presiden No. 228/M Tahun 2001; 4. Keputusan Menteri Keuangan No. 554/KMK.04/2000 tentang Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan Tidak dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan Oleh Orang Pribadi Atau Badan Yang Hasilnya Digunakan Sendiri Atau Digunakan Pihak Lain. MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 554 / KMK. 04 / 2000 TENTANG BATASAN DAN TATA CARA PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYA DIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN. Pasal 1 Ketentuan Pasal 1 Keputusan Menteri Keuangan No. 554/KMK.04/2000 tentang

Lampiran 4 Batasan Dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Kegiatan Membangun Sendiri Yang Dilakukan tidak dalam Kegiatan Usaha Atau Pekerjaan oleh Orang Pribadi Atau Badan Yang Hasilnya Digunakan Sendiri Atau Digunakan Pihak Lain, diubah sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi sebagai berikut : Pasal l Dalam Keputusan Menteri Keuangan Ini, yang dimaksud dengan Kegiatan Membangun Sendiri adalah kegiatan membangun sendiri bangunan yang diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat Usaha dengan luas bangunan 200 m2 (dua ratus meter persegi) atau lebih dan bersifat permanen". Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku terhadap Kegiatan Membangun Sendiri yang dilakukan sejak tanggal 1 Juli 2002, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2002 MENTERI KEUANGAN RI ttd. BOEDIONO

Lampiran 5 PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYA DIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN Keputusan Dirjen Pajak No. KEP - 387/PJ./2002, Tgl. 19-08-2002 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 387/PJ./2002 TENTANG PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYA DIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 554/KMK.04/2000 tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri yang Dilakukan tidak Dalam Kegiatan usaha atau Pekerjaan oleh Orang Pribadi atau Badan yang Hasilnya Digunakan Sendiri atau Digunakan Pihak Lain sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 320/KMK.03/2002, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pengenaan pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha atau Pekerjaan oleh Orang Pribadi atau badan yang Hasilnya Digunakan Sendiri atau Digunakan Pihak Lain;

Lampiran 5 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3984); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3986); 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 554/KMK.04/2000 tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri yang Dilakukan Tidak Dalam Kegiatan Usaha atau Pekerjaan oleh Orang Pribadi atau badan yang Hasilnya Digunakan Sendiri atau Digunakan Pihak Lain sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 320/KMK.03/2002; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI YANG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG HASILNYA DIGUNAKAN SENDIRI ATAU DIGUNAKAN PIHAK LAIN.

Lampiran 5 Pasal 1 Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini yang dimaksud dengan: 1. Kegiatan membangun sendiri adalah kegiatan membangun sendiri bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat usaha dengan luas bangunan 200 m2 (dua ratus meter persegi) atau lebih. 2. Bangunan adalah bangunan permanen yang konstruksi utamanya terdiri dari: a. tembok; dan atau b. kayu tahan lama; dan atau c. bahan lain yang mempunyai kekuatan sampai 20 (dua puluh) tahu atau lebih. 3. Tanah kaveling adalah sebidang tanah di dalam kawasan realestat yang telah dipersiapkan sesuai dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, dan rencana tata ruang lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian untuk membangun bangunan. Pasal 2 (1) Atas kegiatan membangun sendiri dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak. (2) Dasar Pengenaan Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 40% (empat puluh persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan atau yang dibayarkan untuk membangun sendiri, tidak termasuk harga perolehan tanah. (3) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang setiap bulan adalah sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak untuk setiap bulan.

Lampiran 5 Pasal 3 (1) Saat terutang Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri adalah pada saat dimulainya kegiatan membangun sendiri secara fisik seperti penggalian fondasi, pemasangan tiang pancang, atau kegiatan fisik lainnya. (2) Tempat pajak terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah di tempat bangunan tersebut didirikan. Pasal 4 (1) Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan di dalam kawasan realestat oleh pemilik kaveling berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3. (2) Pada saat ditandatanganinya Surat Pemesanan Tanah/Surat Perjanjian Pra Jual Beli/Perjanjian Pra Jual Beli/Akte Jual Beli atas transaksi penjualan tanah kaveling, pembeli tanah kaveling wajib mengisi dan menandatangani formulir Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Membangun Sendiri yang diberikan oleh pihak realestat dengan bentuk formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. (3) Pengusaha realestat wajib melaporkan transaksi penjualan tanah kaveling kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tanah kaveling berada dengan mengirimkan tembusan formulir sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) paling lambat satu bulan sejak tanggal penandatanganan formulir. (4) Apabila pengusaha realestat tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), maka kegiatan pendirian bangunan di atas tanah kaveling tersebut dianggap dilakukan oleh pengusaha realestat.

Lampiran 5 Pasal 5 (1) Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri harus menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya pengeluaran, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. (2) Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri harus melaporkan Surat Setoran Pajak lembar ke-3 ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan tersebut berada paling lambat tanggal 20 pada bulan penyetoran dilakukan. (3) Tata Cara pengisian Surat Setoran Pajak adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. (4) Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan. Pasal 6 (1) Apabila orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat bangunan didirikan dapat mengeluarkan Surat Teguran dengan bentuk Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. (2) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak diterbitkannya Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Orang Pribadi atau Badan belum menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan

Lampiran 5 membangun sendiri, maka dilakukan pemeriksaan pajak untuk menetapkan besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas kegiatan membangun sendiri tersebut. Pasal 7 (1) Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antar tahapantahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun. (2) Kegiatan mendirikan bangunan yang dilakukan melalui kontraktor atau pemborong bukan merupakan kegiatan membangun sendiri sepanjang dapat dibuktikan bahwa atas kegiatan membangun tersebut telah dipungut Pajak Pertambahan Nilai. Pasal 8 (1) Pengusaha realestat wajib melaporkan dimulainya kegiatan membangun sendiri yang dilakukan oleh pemilik kaveling di atas tanah kaveling yang diperoleh sejak tanggal 1 Januari 1995 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2002 kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tanah kaveling berada paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir bulan kegiatan membangun sendiri dimulai, dengan bentuk Laporan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. (2) Apabila pengusaha realestat tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pendirian bangunan di atas tanah kaveling tersebut dianggap dilakukan oleh pengusaha realestat.

Lampiran 5 Pasal 9 Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal 1 September 2002.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2002 DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Lampiran 6 FAKTUR PAJAK STANDAR Kode dan Nomor Seri Pajak Pengusaha Kena Pajak Nama : Alamat : NPWP : Tanggal Pengkukuhan PKP : Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak Nama : Alamat : NPWP : No. Urut Nama Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak Harga Jual/Penggantian/ Uang Muka/Termijn (Rp) Jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termijn*) Dilurangi potongan harga Dikurangi uang muka yang telah diterima Dasar Pengenaan Pajak PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Tarif DPP PPnBM, tanggal...%.%.%.% Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp.. Nama. Jabatan *) Coret yang tidak perlu