NOM O R 12 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
Nations Convention on the Law of the sea/ Konvensi Perserikatan Bangsa

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

BUPATI BANGKA TENGAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KELAUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2010 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN DAN ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang : Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANAU LINDU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 4 TAHUN 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/ MEN/2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN JENIS IKAN

KRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA WILAYAH PESISIR, LAUT DAN PULAU PULAU KECIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2012 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 074 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 12 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOM O R 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELO LAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI SEBAGAI KAW ASAN ECO M ARINE TO URISM (W ISATA BAHARI BERW AW ASAN LINGKUNGAN) DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, M enimbang : a. bahwa Pulau Berhala Serdang Bedagai merupakan satu pulau kecil terluar diwilayah Kabupaten Serdang Bedagai, memiliki potensi perikanan, pariwisata konservasi dan keanekaragaman hayati yang tinggi, sangat rentan terhadap aktifitas ekonomi dan merupakan interaksi kawasan terestrial (daratan) dan lingkungan laut; b. bahwa untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sebagaimana yang dimaksud dalam menimbang huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pulau Berhala; M engingat : 1. Undang Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the sea/ Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3319); 2. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 nomor 98 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3493); 4. Undang Undang N omor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 nomor 115 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);

5. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 nomor 73 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 6. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 7. Undang Undang Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pertahanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 8. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346); 10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; 12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerha menjadi Undang undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);; 13. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Nasional Indonesia (lembaran Negara Republik Tahun 2004 Nomor 127 tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik Titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 72 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4211); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 02 Tahun 2005 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 03 Tahun 2005 tentang Organisasi Dinas Dinas Daerah; Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI SEBAGAI KAWASAN ECO MARINE TOURISM (WISATA BAHARI BERWAWASAN LINGKUNGAN) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah Pulau Berhala yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara 3 0 46 38 LU dan 99 0 30 03 BT. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Bupati adalah Bupati Serdang Bedagai. 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Serdang Bedagai. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 8. Dinas Perikanan dan Kelautan adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serdang Bedagai. 9. Dinas Perhubungan dan Pariwisata adalah Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai 10. Kecamatan adalah Kecamatan Tanjung Beringin. 11. Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya alam Pulau Berhala Serdang Bedagai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulau Berhala Serdang Bedagai khususnya masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai, secara terpadu dengan memperhatikan konsep Eco Marine Tourism. 12. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. 13. Sumberdaya ikan adalah potensi semua jenis ikan. 14. Lingkungan sumberdaya ikan adalah perairan tempat kehidupan sumberdaya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya. 15. Tourism yang dimaksud adalah wisata bahari dan wisata terestrial. 16. Ecotourism adalah Perjalanan yang bertanggung jawab ke suatu daerah yang masih alami melakukan konservasi, dan memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal; 17. Wisata terestrial adalah kegiatan wisata dengan pemanfaatan lahan daratannya. 18. Konservasi adalah usaha perlindungan, pelesterian dan pemanfaatan sumber daya alam termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya alam.

BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan Daerah ini berlaku untuk pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai, Pulau Sokong Nenek dan Sokong Siembah sebagaimana kewenangan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan. BAB III TUJUAN DAN PRINSIP PENGELOLAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI Pasal 3 Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan dengan tujuan : 1. Menjaga keutuhan wilayah NKRI, keamanan nasional, pertahanan Negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan 2. Memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan, mengoptimalkan potensi perikanan, parawisata dan sumberdaya alam lainnya yang terdapat di Pulau Berhala Serdang Bedagai sehingga dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah daerah; 3. Mengusahakan terwujudnya konservasi sumberdaya alam di Pulau Berhala Serdang Bedagai dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada secara berkelanjutan, melindungi jenis ikan dan terumbu karang yang mengalami kepunahan, menjaga kemurnian genetik, memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem dan menjamin pemanfaatan plasma nutfah dalam rangka pelestarian sumberdaya ikan dan terumbu karang; 4. M em berdayakan m asyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraannya. Pasal 4 Prinsip pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah : a. W awasan Nusantara b. Berkelanjutan c. Berbasis masyarakat dengan prinsip pengelolaan. Dengan prinsip pengelolaan berdasarkan W awasan Nusantara, berkelanjutan dan berbasis masyarakat, serta mengacu pada Rencana Tata Ruang W ilayah.

Pengelolaan harus dilakukan terpadu antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pada bidang-bidang sumberdaya alam dan lingkungan, infrastruktur dan perhubungan, pembinaan wilayah, pertahanan dan keamanan, serta ekonomi, sosial dan budaya. BAB IV AZAS, MANFAAT SERTA SASARAN Pasal 5 Dalam pengelolaan wilayah Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan berdasarkan asas legalitas, keadilan, demokrasi, keterpaduan, daya guna dan hasil guna, pelestarian dan asas kearifan lokal Pasal 6 Manfaat pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai meliputi: (1) Terwujudnya rencana, penetapan dan koordinasi prioritas-prioritas pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dalam rangka memanfaatkan secara efisien dan konsisten kapasitas dan sumberdaya Pulau Berhala Serdang Bedagai; (2) Terlindunginya wilayah-wilayah penting dari degradasi akibat pemanfaatan dan konsumsi yang berlebihan, serta perusakan habitat; (3) Berkembangnya sumberdaya di Pulau Berhala Serdang Bedagai bagi pemanfaatan ekonomi melalui cara-cara keilmuan yang benar dan adil secara ekonomis dan ekologis; (4) Terwujudnya akuntabilitas dan manajemen dalam pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai. Pasal 7 Sasaran pengelolaan di Pulau Berhala Serdang Bedagai untuk : (1) Meningkatkan koordinasi pengambilan keputusan melalui proses antar sektor dalam membuat dan meninjau keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai; (2) Tercapainya keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya dan pelestarian fungsi-fungsi ekologis Pulau Berhala Serdang Bedagai;

(3) Terakomodasinya aspirasi dan kepentingan-kepentingan masyarakat pesisir terdekat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya Pulau Berhala Serdang Bedagai secara berkelanjutan (4) Memajukan dan mempertahankan sumberdaya perikanan Pulau Berhala Serdang Bedagai melalui pengurangan dan penghapusan kegiatan penangkapan yang dapat merusak lingkungan; (5) Meningkatkan kapasitas melalui pendidikan, pelatihan dan pelayanan kepada masyarakat; (6) Terpenuhinya persyaratan normatif dalam sistem dan mekanisme perizinan usaha/kegiatan pembangunan di Pulau Berhala Serdang Bedagai. BAB V PENGELOLAAN Pasal 8 (1) Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai dilakukan secara terpadu antara Pemerintah Daerah dan masyarakat. (2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang-bidang a. Perikanan dan kelautan; b. konservasi; c. parawisata; (3) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Pengelolaan perikanan dalam wilayah pengelolaan Perikanan Republik Indonesia dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumber daya ikan, pengelolaan perikanan untuk kepentingan penagkapan ikan harus mempertimbangkan hukum adat dan/ atau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat. (5) Pengelolaan parawisata meliputi wisata bahari dan wisata terestrial. (6) Pengelolaan konservasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk melindungi bio-diversity yang ada seperti terumbu karang dan penyu laut.

Pasal 9 (1) Pengembangan Kawasan Pulau Berhala Serdang Bedagai dapat dikembangkan kegiatan kegiatan konservasi, taman nasional laut, perikanan dan kelautan, wisata, dan daerah persinggahan/ tempat kapal berlabuh. (2) Perikanan dan Kelautan a. Perairan Pulau Berhala Serdang Bedagai memiliki perairan yang potensi untuk penangkapan ikan untuk tidak terjadinya penangkapan yang merusak lingkungan khususnya biodiversity seperti terumbu karang perlu diatur daerah penangkapan ikan yang diperbolehkan serta daerah dimana kapal-kapal penangkap ikan boleh melabuhkan kapalnya hal ini mengingat pulau Berhala Serdang Bedagai yang dikelilingi oleh terumbu karang yang sangat eksotik. b. Tidak boleh melakukan penangkapan ikan dengan alat apapun dan melabuhkan jangkar pada radius 1 (satu) mil laut. c. Kegiatan perikanan dan kelautan ini selanjutnya diatur dengan Undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dan pelaksanaannya diatur dengan peraturan Bupati. (3) Eco Tourism sebagai Pengembangan pariwisata dikawasan Pulau Berhala Serdang Bedagai harus mengikuti kaidah -kaidah ekologis, khususnya adalah bahwa tingkat pembangunan secara keseluruhan tidak boleh melebihi daya dukung (carring capacity) suatu pulau, dampak negatif pembangunan (cross sectoral impacts) hendaknya ditekan seminimal mungkin sesuai dengan kemampuan ekosistem pulau tersebut untuk menenggangnya. Selain itu, setiap kegiatan pembangunan usaha produksi yang akan dikembangkan di Pulau Berhala Serdang Bedagai seyogyanya memenuhi skala ekonomi yang optimal dan menguntungkan serta sesuai dengan budaya lokal. Kegiatan pariwisata adalah segala kegiatan bersifat santai dan menikmati segala elemen potensi alam tanpa merusaknya. Kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di Pulau Berhala Serdang Bedagai adalah Fishing (memancing), Snorkling, Kayaking, Diving (menyelam), Hiking (mendaki) dan lain-lain

1. Panorama pantai dan laut lepas ( sunrise, sunset, dll ), panorama bawah laut pada kawasan kaya biota laut dan dapat dinikmati dengan menyelam, snorkling atau dengan kapal khusus berlantai transparan, 2. Kegiatan rekreasi aktif seperti diving, snorkling, jet ski, memancing, perjalanan mengelilingi pulau, berkemah, berjalan menelusuri pulau (Cave Adv.) dll. 3. Kegiatan rekreasi aktif seperti berjemur, bermain dipantai dll. 4. Atraksi hiburan dan tontonan seperti lomba renang, lomba selam, pertandingan olahraga air, dan panggung terbuka (4) Daerah Persinggahan Kawasan Pulau Berhala Serdang Bedagai yang letak geografisnya strategis berada pada jalur pelayaran dan transportasi laut dapat dijadikan sebagai daerah persinggahan atau tempat labuh kapal dengan ketentuan tidak boleh melabuhkan jangkar pada daerah terumbu karang dan tidak boleh membuang air ballase serta alat tangkap ikan yang rusak di daerah terumbu karang. BAB VI KEWAJIBAN DAN JAMINAN LINGKUNGAN Pasal 10 (1). Setiap orang dan/atau badan hukum yang hendak melakukan usaha di Pulau Berhala Serdang Bedagai wajib : a. menyusun amdal jika kegiatan atau usaha yang dilakukan berdampak penting seperti pengubahan bentuk dan bentang alam pulau, eksploitasi sumberdaya alam, proses introduksi, jenis penerapan teknologi dan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi b. akomodasi tidak boleh bersifat permanen dan diusahakan dibuat dari bahan alami seperti befax, tenda dan lain-lain c. jumlah pengunjung menginap/ bermalam yang diperbolehkan dalam waktu yang bersamaan tidak lebih dari 100 (seratus) orang mengingat daya dukung pulau. d. membuat upaya pengelolaan lingkungan (ukl) dan upaya pemantauan lingkungan (upl) bila luasan atau lokasi yang diperlukan

sesuai ketentuan peraturan perundang undangan harus membuatnya. e. semua sampah yang dihasilkan dari para pengunjung harus dibawa pulang kedarat. f. dilarang membawa/ mengambil flora dan fauna dari pulau berhala serdang bedagai g. mensosialisasikan dan berkoordinasi dengan masyarakat pesisir yang berdekatan dengan lokasi usaha tentang rencana usaha dimaksud. h. membuat rencana pemberdayaan masyarakat pesisir terdekat dengan pulau berhala serdang bedagai. i. memperoleh rekomendasi dari instansi terkait seperti kecamatan, dinas perikanan dan kelautan dan dinas perhubungan dan pariwisata. (1) Pemerintah Daerah memberikan perizinan pengusahaan di Pulau Berhala Serdang Bedagai setelah dipenuhinya kewajiban dimaksud pada ayat (1) pasal ini dan tetap mengacu dan berpedoman kepada Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2005. (2) Untuk pengembangan dan pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai bagi setiap pengunjung akan dikenakan tarif izin masuk yang akan ditetapkan melalui Peraturan Kepala Daerah. BAB VII PENDANAAN Pasal 11 (1) Pemerintah Daerah mengalokasikan dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk melaksanakan Peraturan Daerah ini sesuai dengan perencanaan dan program yang akan dilakukan pada setiap tahun. (2) Pendanaan untuk pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai diperoleh dari berbagai sumber antara lain retribusi, dana kompensasi dan sumber lainnya dari sektor kegiatan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. BAB VIII SANKSI Pasal 12 (1) Bagi pengunjung yang melanggar keutuhan dan kelestarian akan dikenakan sanksi. (2) Sanksi diberikan sesuai dengan peraturan dan Perundang undangan yang berlaku.

BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai sebagaimana dimaksud pada Peraturan Daerah ini dikoordinasikan Pemerintah Daerah dan Forum Koordinasi dan tetap mengacu pada Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005. (2) Pelaksana pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Daerah. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan peraturan kepala daerah. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Ditetapkan di Sei Rampah pada tanggal 17 Oktober 2006 BUPATI SERDANG BEDAGAI, dto Diundangkan di Sei Rampah pada tanggal 20 Oktober 2006 H. T. ERRY NURADI Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN, dto OK. ARYA ZULKARNAIN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2006 NOMOR 12

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PULAU BERHALA SERDANG BEDAGAI SEBAGAI KAWASAN ECO MARINE TOURISM (WISATA BAHARI BERWAWASAN LINGKUNGAN) I. UMUM Dalam rangka menjaga keutuhan wilayah Negara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan perlu dilakukan pengelolaan pulau pulau kecil terluar dengan memperhatikan keterpaduan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, sumber daya manusia, pertahanan dan keamanan. Pulau Pulau kecil terluar Indonesia memiliki nilai strategis sebagai Titik Dasar dan Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontingen Indonesia. Pulau Berhala Serdang Bedagai merupakan satu pulau kecil terluar di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, memiliki potensi perikanan, pariwisata konservasi dan kenanekaragaman hayati yang tinggi, sangat rentan terhadap aktivitas ekonomi dan merupakan interaksi kawasan terrestrial (daratan) dan lingkungan laut. Berdasarkan dengan hal dimaksud di atas, maka Pemerintah Daerah di pandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Pulau Berhala Serdang Bedagai sebagai kawasan Eco Marine Tourism (Wisata Bahari Berwawasan Lingkungan). II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Ayat (1) nama Pulau adalah Pulau Berhala, Peraiaran Selat Malaka, Koordinat titik terluar 3 0 46 38 U dan 99 0 30 03 T, Titik Dasar dan Petunjuk Jenis Garis Pangkal TD. 184 TR. I 84 Jarak TD. 184- TD. 185 = 89.42 nm Garis Pangkal Lurus Kepulauan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2005. Pasal 2 s/d Pasal 7 : Cukup Jelas.

Pasal 8 : - Ayat (1) adalah Pengelolaan perikanan dan kelautan termasuk di dalamnya pengelolaan perikanan, budidaya dan penangkapan, pengelolaan konservasi dimaksud adalah pengelolaan konservasi penyu laut dan terumbu karang, pengelolaan pariwisata dimaksud adalah wisata bahari. Pasal 9 s/d Pasal 11 : Cukup Jelas. - Ayat (3) adalah pengelolaan kegiatan perikanan di atur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Pengelolaan Konservasi diatur dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Undang Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Keparawisataan. Pasal 12 : - Sanksi sebagaimana dimaksud Ayat (1) adalah Pengunjung yang melanggar keutuhan dan kelestarian alam akan dikenakan Sanksi sesuai dengan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Pasal 13 s/d 15 : Cukup Jelas - Sanksi sebagaimana dimaksud Ayat (2) adlah Pengunjung dan Pengelola perikanan dan kelautan yang melanggar akan dikenakan Sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Pengunjung dan Pengelola Pariwisata yang melanggar Peraturan Daerah ini dikenakan Sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2006 NOMOR 59