KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 KENDARI

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 KENDARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI PADA TEKS BERITA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN E JURNAL ILMIAH

UNDERSTANDING ABILITY IN FACT AND OPINION EDITORIAL TEXT CLASS XI SMAN 001 KAMPAR NORTHERN DISTRICT OF NORTH DISTRICT KAMPAR KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013

KEMAMPUAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA GORONTALO MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI PADA EDITORIAL GORONTALO POST OLEH ABSTRAK

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TAJUK RENCANA DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI RUMBAI KABUPATEN DHARMASRAYA

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Membedakan Fakta dan Opini pada. Editorial berdasarkan Kurikulum KTSP untuk Kelas XI SMA

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPRESENTASIKAN HASIL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TAKE AND GIVE (MEMBERI DAN MENERIMA)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

Oleh: Istiana Ita Saputri NIM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK GROUP CLOSE DALAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP PEMBANGUNAN UNP PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan tersebut terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIPERDENGARKAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP N 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

KEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA N 1 PAINAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL E- JURNAL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

KEMAMPUAN MENENTUKAN FAKTA DAN OPINI DALAM TEKS TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 KENDARI WA FATIMA (A1D1 11 058) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan/Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Halu Oleo Abstrak Tajuk rencana adalah tulisan khusus di surat kabar yang menjadi sasaran utama pembaca karena memuat pandangan atau pendapat redaksi tentang permasalahan aktual yang menjadi pusat perhatian masyarakat. Dalam tajuk rencana terdapat fakta dan opini. Fakta merupakan kejadian nyata yang benarbenar terjadi, sedangkan Opini merupakan pendapat dari pemimpin redaksi atau redaktor senior dalam menyikapi permasalahan yang terdapat dalam masyarakat. Penelitian ini mendeskripsikan : 1) Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana di surat kabar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari., 2) Kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari., dan 3) Kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana surat kabar koran kompas siswa SMA Negeri 7 Kendari. Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa dari 73 orang siswa kelas yang menjadi sampel penelitian, terdapat 48 orang siswa (65,75%) mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, dan 25 orang siswa (34,25%) tidak mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas tidak mampu secara klasikal. Dikatakan demikian karena siswa yang secara individual mencapai kemampuan minimal 75% hanya sebesar 65,75% tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tingkat kemampuan siswa SMA Negeri 7 Kendari berbeda-beda pada setiap aspek permasalahan yaitu, 1) Kemampuan menentukan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 93,15% (mampu), 2) Kemampuan membedakan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 50,68% (tidak mampu), dan 3) kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana memperoleh persentase 54,79% (tidak mampu). Kata Kunci : Tajuk Rencana, Fakta, Opini

1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar berita atau informasi. Berita atau informasi yang kita dengar dapat bersumber dari radio, televisi, pembacaan teks oleh teman, percakapan sekelompok orang, mencari informasi melalui internet, dan lain-lain. Merebaknya media komunikasi masa, secara langsung maupun tidak langsung telah menuntut seseorang untuk menguasai informasi secara cepat dan tepat serta mampu memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Berita atau informasi yang didapat dari berbagai sumber, terkadang membingungkan bahkan biasa membuat kita salah dalam mengambil kesimpulan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan keterampilan berbahasa, karena keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang dapat menyampaikan dan menerima informasi yang tepat. Keterampilan berbahasa dibagi atas empat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut yang akan dikemukakan adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan, karena keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Menurut Wahyuni (2010: 31) keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan dasar bagi siswa yang harus mereka kuasai, sebab dengan membaca siswa akan mengalami proses berpikir untuk memahami ide dan gagasannya secara luas. Oleh karena itu keterampilan membaca harus mendaptkan perhatian yang serius bagi tenaga pengajar atau guru. Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara langsung dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMAN 7 Kendari, Ibu Amrijannah S.Pd, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa ditemukan kurangnya kemampuan siswa memahami isi wacana yang dibacanya dan masih banyak siswa yang kurang mampu menentukan mana isi dari wacana tersebut yang merupakan fakta dan opini. Ketika disuruh membaca isi surat kabar dan menganalis wacana tersebut, masih banyak siswa yang kurang mampu membedakan mana dari isi wacana tersebut yang merupakan fakta dan opini. Jika siswa kurang mampu memahami isi berita surat kabar maka dikhawatirkan berdampak terhadap kurangnya wawasan terhadap pengetahuan siswa tentang peristiwa yang sedang berkembang. Padahal Surat kabar merupakan media efektif untuk menyampaikan informasi kepada pembaca dan merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Surat kabar memiliki rubrik yang berbeda-beda. Salah satunya adalah tajuk rencana. Tajuk rencana merupakan salah satu rubrik yang sebenarnya sangat menarik untuk dibaca. Karena tajuk rencana dapat memberikan informasiinformasi yang khas sesuai dengan kebutuhan pembaca dalam hal ini siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Tukan ( 2007: 140) yang mengungkapkan bahwa

tajuk rencana merupakan artikel yang berisi opini atau pendapat penulis yang disertai alasan, fakta, dan bukti-bukti tentang permasalahan yang sedang terjadi. Salah satu media yang paling sering dipakai dalam rangka memperoleh informasi adalah buku atau bahan bacaan. Pemilihan buku atau media cetak lainnya seperti surat kabar sebagai sumber informasi antara lain disebabkan karena buku (media cetak) merupakan media informasi yang tergolong murah dan mudah diperoleh. Hal ini menjadikan buku/bahan bacaan menjadi salah satu media informasi yang paling penting. Dewasa ini pemanfaatan media elektronik seperti radio, televisi dan internet semakin berkembang, namun buku sebagai sumber informasi tidak akan berkurang. Hal ini dapat terlihat dari terus diterbitkannya buku-buku dan media massa lainnya seperti majalah dan surat kabar. Media elektronik tersebut belum dapat menggantikan penggunaan buku dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan formal, oleh karena pembiayaan yang jauh lebih mahal dan teknologi pemanfaatannya yang lebih kompleks daripada kegiatan membaca buku. Jelas bahwa kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, antara lain dalam upaya untuk mengembangkan dan memperoleh ilmu pengetahuan. Tujuan pokok membaca ialah menyerap informasi dan pengetahuan melalui bacaan. Oleh karena itu, pembaca haruslah memiliki keterampilan membaca yang baik. Usaha untuk memiliki keterampialn membaca ini harus dilakukan pula pada siswa Sekolah Menengah Atas agar siswa dapat menjadikan membaca sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan. Pada dasarnya pembinaan keterampilan membaca bertujuan agar siswa dapat memahami wacana yang dipelajari. Salah satu aspek kemampuan membaca yang perlu dikuasai adalah kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana. Hal ini dipandang perlu diteliti karena kemampuan tersebut sangat dibutuhkan agar para siswa dapat memahami permasalahan yang sedang terjadi. Sehubungan dengan ini, maka kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana merupakan hal yang perlu dikuasai siswa. Dengan kemampuan ini dapat mendukung efisiensi membaca untuk memperoleh informasi. Hal ini didukung pula dengan penetapan indikator dalam pembelajaran membaca sebagaimana terdapat dalam silabus. Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran membaca pada siswa Sekolah Menengah Atas kelas XI semester 2 adalah 1) siswa mampu menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, 2) siswa mampu membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, dan 3) siswa mampu mengungkapkan isi tajuk rencana. Tujuan yang kedua yaitu membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana ini merujuk pada pengetahuan siswa tentang ciri-ciri fakta dan opini. untuk membedakan fakta dan opini siswa harus mengetahui seperti apa cirri-ciri fakta dan opini dalam tajuk rencana, dengan mengetahui ciri-ciri fakta dan opini dapat terlihat perbedaan antara fakta da opini.

Fakta tersebut merupakan kejadian nyata yang benar-benar terjadi, sedangkan opini merupakan sesuatu yang bersifat pendapat mengenai sesuatu dan belum tentu benar. Sehingga dengan memahami fakta dan opini tersebut kita dapat memahami maksud dan tujuan yang terkandung dalam suatu wacana. Selanjutnya dengan pemahaman yang utuh terhadap wacana, maka kita dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan penulis. Dengan demikian kemampuan menentukan fakta dan opini ini merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana perlu tersedianya data mengenai kemampuan siswa tersebut. Data tersebut dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari? 2. Bagaimanakah kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari? 3. Bagaimanakah kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana koran kompas siswa SMA Negeri 7 Kendari? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1. Kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencanakoran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari. 2. Kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari. 3. Kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana koran kompas siswa SMA Negeri 7 Kendari. 1.4. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan secara objektif hasil yang diperoleh siswa dengan menggunakan angka-angka sesuai dengan prinsip-prinsip statistik yang digunakan dalam penelitian ini. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XI.IPA SMA Negeri 7 Kendari yang berjumlah 73 orang. Hal ini sesuai pendapat Arikunto (2005: 917) mengatakan bahwa jika jumlah popuasi kurang dari 100 orang, maka yang menjadi sampel penelitian ini adalah

keseluruhan dari populasi yang ada atau total sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan tes. Tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan menentukan fakta dan opini yang berbentuk teks tajuk rencana. Teks tajuk rencana ini diambil dari surat kabar koran kompas edisi Desember yang terbit pada hari jumat 4 Desember 2015. Setelah data terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan hasil penelitin berdasarkan kenyataan secara objektif yang diperoleh di lapangan. Penggunaan rancangan kuntitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa apa yang dianalisis di lapangan antara satu dengan yang lain yang didukung untuk menandai tingkat kemampuan menentukan fakta dan opini dengan baik secara individual maupun secara klasikal. Rumus yang digunakan untuk menentukan persentase kemampuan menentukan fakta dan opini oleh siswa secara individual adalah : Jumla h skor yang diperole h Ki = Jumla h skor maksimal x 100 Rumus yang digunakan untuk menentukan kemampuan siswa secara klasikal adalah : Jumla h siswa yang berkemampuan 75% KK = Jumla h seluru h siswa x 100% Persentase yang diperoleh selanjutnya mengacu pada kriteria ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan secara individual dan klasikal. Siswa dikatakan tuntas belajar individual jika siswa memperoleh nilai atau mencapai kemampuan minimal 75%, sedangkan tuntas belajar secara klasikal apabila jumlah siswa yang secara individual memperoleh persentase 75% mencapai 85% atau lebih dari jumlah sampel. 2. Kerangka Teori 2.1 Membaca Hudgson (dalam Supraptiningsih, 2005: 5) mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis. Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh pakar pendidikan membaca yaitu Farr (Harjasusjana dan Damianti,2003: 3) dalam sebuah kalimat yang berbunyi Read is the heart of education, membaca merupakan jantungnya pendidikan. Betapa tidak, dengan membaca maka informasi-informasi dapat diserap pembaca secara leluasa.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks. Selain membutuhkan kemampuan visual untuk membaca lambang-lambang huruf menjadi bermakna, kemampuan kognitif untuk memahami bacaan pun diperlukan. Kegiatan membaca merupakan kegiatan reseptif aktif. Reseptif artinya dengan membaca pembaca menerima berbagai informasi, ide, gagasan dan amanat yang ingin disampaikan penulis. Aktif artinya dalam kegiatan membaca pembaca melakukan kegiatan aktif menggunakan kemampuan visual dan kognitifnya untuk menafsiran lambang-lambang yang dilihatnya sekaligus menginterprestaikannya sehingga isi bacaannya menjadi bermakna dan dapat dipahami. Dalam kegiatan membaca terjadi interaksi antara pembaca dan penulis secara tidak langsung. Akan tetapi, walaupun tidak langsung tetap bersifat komunikasi. Tarigan (1990: 9-10) menyebutkn tujuan membaca secara umum adalah: (1) mendapatkan informasi, (2) mencakup isi, dan (3) memperoleh pemahaman. Sebaliknya tujuan membaca secara khusus adalah: (1) mendapatkan informasi faktual. (2) memperoleh sesuatu yang khusus dan problematik, (3) memberi penilaian terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang. 2.2 Tajuk Rencana Tajuk rencana adalah artikel yang berisi opini atau pendapat penulis yang disertai alasan, fakta, dan bukti-bukti yang meyakinkan guna memengaruhi pembaca agar menerima dan membenarkan pendapat penulis terhadap suatu masalah penting. (Tukan, 2007: 140) Selanjutnya dijelaskan oleh Winarti (2008, 27) bahwa tajuk rencana berisikan tanggapan media terhadap satu peristiwa aktual. Tanggapan tersebut bisa berupa dukungan, pujian, kritikan, bahkan cemoohan. Tajuk rencana banyak mengemukakan pendapat-pendapat atau opini. Pendapat-pendapat itu berdasarkan analisis terhadap peristiwa atau fakta yang terjadi, yang menjadi sorotan penting media. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut. Jadi tajuk ditujukan untuk membimbing dan mempengaruhi masyarakat agar mengambil sikap tertentu terhadap suatu atau beberapa masalah. 2.3 Konsep Fakta Nurhadi dalam Joko Santoso (2001:312 dan 800) mendefinisiskan bahwa fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang

benar-benar akan terjadi. Sedangkan opini adalah tanggapan penulis terhadap hal, barang, perkara, kejadian, atau peristiwa faktual. Menurut Wahyudi (1991) fakta merupakan situasi dan kondisi seperti apa adanya, tidak ditambah dan tidak dikurangi, atau dengan kata lain fakta adalah peristiwa apa adanya. Selanjutnya (Winarti, 2008: 14) mengatakan bahwa fakta adalah pernyataan yang tak terbantah lagi kebenarannya, kalimat fakta merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana yang benar-benar terjadi dan bersifat objektif. sementara pendapat atau opini adalah yang kemungkinan kebenarannya relatif karena dipengaruhi unsur pribadi yang bersifat subjektif. 2.4 Konsep Opini Opini merupakan suatu perkiraan, pikiran, atau tanggapan tentang suatu hal disertai alasan yang kuat (Sudirdja, dkk, 2008: 4). Opini merupakan persatuan pendapat-pendapat yang sedikit didukung orang baik setuju atau tidak setuju, ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi, dapat berubah-ubah, dan timbul melalui diskusi sosial. Menurut Wahyudi (1991) opini merupakan pendapat pribadi seseorang (wartawan) yang tidak dilandasi fakta, tetapi lebih dilandasi selera pribadi si wartawan itu. Opini dalam tajuk rencana/ editorial merupakan pendapat dari pemimpin redaksi atau redaktor senior dalam menyikapi permasalahan yang terdapat dalam masyarakat dan pendapat tersebut harus mempunyai kedalaman analisa. 3. Hasil dan Pembahasan Penyajian hasil penelitian ini terdiri atas: 1) menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran kompas, 2) membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran kompas dan 3) mengungkapkan isi tajuk rencana koran kompas. 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Perolehan skor keseluruhan kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran kompas kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari berdasarkan data yang dikumpulkan melalui tes diperoleh nilai kemampuan siswa sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.

No. Responden Tabel 3.1 Perolehan Nilai Keseluruhan Kemampuan Menentukan Fakta dan Oini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari. Pernyataan Fakta dan Opini Aspek Penilaian Perbedaan Fakta dan Opini Isi Tajuk Renca na Skor Persentase Kemampuan Kategori F O CF CO 1. 3 3 3 2 3 14 93,33% M 2. 3 3 3 3 1 13 86,67% M 3. 2 2 2 2 1 9 60% TM 4. 3 3 3 3 3 15 100% M 5. 3 3 3 3 1 13 86,67% M 6. 3 3 3 2 3 14 93,33% M 7. 3 3 2 2 3 13 86,67% M 8. 3 3 3 2 3 14 93,33% M 9. 3 3 2 2 1 11 73,33% TM 10. 3 2 2 2 3 12 80% M 11. 3 3 3 3 3 15 100% M 12. 3 2 3 2 3 13 86,67% M 13. 3 3 1 2 1 10 66,67% TM 14. 3 3 3 3 1 13 86,67% M 15. 3 3 3 3 3 15 100% M 16. 3 3 3 2 1 12 80% M 17. 3 3 2 3 3 14 93,33% M 18. 3 2 1 2 2 10 66,67% TM 19. 3 3 2 2 1 11 73,33% TM 20. 3 3 3 3 2 14 93,33% M 21. 3 3 3 3 3 15 100% M 22. 3 3 3 3 3 15 100% M 23. 3 3 2 2 3 13 86,67% M 24. 2 2 2 3 2 11 73,33% TM 25. 3 2 2 2 2 11 73,33% TM 26. 3 3 2 2 3 14 93,33% M 27. 3 3 2 3 3 14 93,33% M 28. 3 2 3 3 2 13 86,67% M 29. 3 2 2 2 1 10 66,67% TM 30. 3 2 2 2 2 11 73,33% TM 31. 3 2 1 1 1 8 53,33% TM

32. 3 2 2 2 1 10 66,67% TM 33. 3 2 2 2 3 12 80% M 34. 2 3 3 3 3 14 93,33% M 35. 3 3 1 1 3 11 73,33% TM 36. 3 3 3 3 1 13 86,67% M 37. 3 3 3 3 1 13 86,67% M 38. 3 3 3 3 3 15 100% M 39. 3 3 2 2 3 13 86,67% M 40. 3 2 3 3 3 14 93,33% M 41. 2 2 3 2 2 11 73,33% TM 42. 3 2 2 2 1 10 66,67% TM 43. 3 3 1 1 3 11 73,33% TM 44. 3 3 2 2 3 13 86,67% M 45. 3 2 1 3 1 10 60% TM 46. 3 3 2 2 3 13 86,67% M 47. 3 3 2 3 3 14 93,33% M 48. 2 3 3 3 3 14 93,33% M 49. 3 2 1 2 3 11 73,33% TM 50. 3 3 2 2 1 11 73,33% TM 51. 2 2 2 1 2 9 60% TM 52. 3 2 1 1 3 10 66,67 % TM 53. 3 3 3 3 1 13 86,67% M 54. 3 3 3 3 3 15 100% M 55. 3 3 3 2 2 12 80% M 56. 3 2 1 1 1 8 53,33% TM 57. 2 3 2 2 2 11 73,33% TM 58. 3 3 3 3 3 15 100% M 49. 3 3 3 3 2 14 93,33% M 60. 3 3 3 2 3 14 93,33% M 61. 3 2 2 2 3 12 80% M 62. 3 3 2 2 3 13 86. 67% M 63. 3 3 3 3 3 15 100% M 64. 3 3 3 3 2 14 93,33% M 65. 3 2 2 2 3 12 80% M 66. 3 3 3 2 3 14 93,33% M 67. 3 3 3 2 3 14 93,33% M 68. 2 2 2 2 3 11 73,33% TM 69. 3 2 2 2 1 10 66,67 % TM 70. 3 2 2 2 3 12 80% M

71. 3 3 2 2 1 11 73,33% TM 72. 3 3 3 3 2 14 93,33% M 73. 2 3 2 2 3 12 80% M Keterangan: F = Fakta CF = Ciri-ciri Fakta M = Mampu O = Opini CO = Ciri-Ciri Opini TM = Tidak mampu Berdasarkan data pada tabel 3.1 diatas skor seluruh aspek kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari dari 73 sampel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sebanyak 48 orang siswa atau 65,75% berada pada kategori mampu dalam menentukan fakta dan opini dengan rincian 9 orang siswa mencapai kemampuan (100%), 17 orang siswa mencapai kemampuan (93,33%), 14 orang siswa mencapai kemampuan (87,67%), dan 8 orang siswa mencapai kemampuan (80%). 2. Sebanyak 25 orang siswa atau 34,25% dikatakan tidak mampu dalam menentukan fakta dan opini dengan rincian 13 orang siswa mencapai kemampuan (73,33%), 8 orang siswa mencapai kemampuan (66,67%), 2 orang siswa mencapai kemampuan (60%), dan 2 orang siswa mencapai kemampuan (53,33%). Selanjutnya untuk mengukur kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas siwa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari secara klasikal maka digunakan rumus sebagai beriku. Jumla h siswa yang berkemampuan 75% KK = x 100 Jumla h seluru h siswa = 48 x 100% 73 = 65,75% Dengan demikian, kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari dikategorikan tidak mampu secara klasikal. Dikatakan tidak mampu karena jumlah siswa yang mencapai kemampuan individual 75% hanya mencapai 65,75%, tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. 3.2 Deskripsi Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas

Berdasarkan pada tabel 3.1 pada aspek penilaian fakta dan opini, mak kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana pada aspek menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana menunjukkan bahwa dari 73 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari, sebanyak 68 orang siswa (93,15 %) masuk kategori mampu dengan rincian 44 orang siswa memperoleh skor 6 atau mencapai kemampuan 100%, 24 orang siswa memperoleh skor 5 atau mencapai kemampuan 83,33%, sedangkan 5 orang siswa (6,85%%) masuk kategori tidak mampu dengan rincian 5 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 66,67%. Selanjutnya untuk mengukur kemampuan menemukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran secara klasikal maka digunakan rumus sebagai beriku. Jumla h siswa yang berkemampuan 75% KK = x 100 Jumla h seluru h siswa = 68 73 x 100% = 93,15% Dengan demikian, bila dilihat dari kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari pada aspek menemukan fakta dan opini dalam tajuk rencana secara klasikal dikategorikan mampu karena jumlah siswa yang mencapai kemampuan individual 75% mencapai 93,15% telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. 3.3 Deskripsi Kemampuan Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk Rencana Koran Kompas Berdasarkan tabel 3.1 pada aspek penialain cirri-ciri fakta dan opini, maka kemampuan menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana pada aspek permasalahan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana menunjukkan bahwa dari 73 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari, sebanyak 37 orang siswa (50,68%) masuk kategori mampu dengan rincian 23 orang siswa memperoleh skor 6 atau mencapai kemampuan 100%, 14 orang siswa memperoleh skor 5 atau mencapai kemampuan 83,33%, sedangkan 36 orang siswa (49,32%) masuk kategori tidak mampu dengan rincian 26 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 66,67%, 5 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 50%, dan 5 orang siswa memeproleh skor 2 atau mencapai kemampuan 33,33%. Selanjutnya untuk mengukur kemampuan membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas secara klasikal maka digunakan rumus sebagai beriku. Jumla h siswa yang berkemampuan 75% KK = x 100 Jumla h seluru h siswa

= 37 73 x 100% = 50,68% Dengan demikian, bila dilihat dari kemampuan membedakan fakta dan opini dalam tajuk rencana koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari secara klasikal masuk kategori tidak mampu karena jumlah siswa yang mencapai kemampuan individual 75% hanya mencapai 50,68% tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. 3.3 Deskripsi Kemampuan pada Aspek Menyimpulkan Isi Tajuk Rencana Berdasarkan tabel 3.1 pada aspek penilaian isi tajuk rencana, maka kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana pada aspek menyimpilkan isi tajuk rencana menunjukkan bahwa dari 73 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari, sebanyak 40 orang siswa (54,79%) masuk kategori mampu dengan memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 100%, sedangkan 33 orang siswa (45,21%) masuk kategori tidak mampu dengan rincian 13 siswa memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 66,67%, dan 20 siswa memperoleh skor 1 atau mencapai kemampuan 33,33%. Selanjutnya untuk mengukur kemampuan menyimpulkan isi teks tajuk rencana surat kabar koran kompas secara klasikal maka digunakan rumus sebagai berikut. Jumla h siswa yang berkemampuan 75% KK = x 100 Jumla h seluru h siswa = 40 73 x 100% = 54,79% Dengan demikian, bila dilihat dari kemampuan siswa pada aspek menyimpulkan isi tajuk rencana surt kabar koran kompas, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari secara klasikal masuk kategori tidak mampu karena jumlah siswa yang mencapai kemampuan individual 75% hanya mencapai 54,79% tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. 4. Penutup 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari 73 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari yang dijdikan sampel penelitian, secara individual terdapat 48 orang siswa atau 65,75% berada pada kategori mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana, dan 25 orang siswa atau 34,25% masuk dalam kategori tidak mampu dalam menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana. Secara klasikal dapat dikatakan bahwa

kemampuan menentukan fakta dan opini dalam tajuk rencana surat kabar koran kompas siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari masuk kategori tidak mampu. Dikatakan tidak mampu karena siswa yang secara individual mencapai kemampuan minimal 75% hanya sebesar 65,75% tidak mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%. Tingkat kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Kemampuan menentukan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 93,15 % (mampu). 2. Kemampuan membedakan fakta dan opini memperoleh persentase sebesar 50,68% (tidak mampu). 3. dan kemampuan menyimpulkan isi tajuk rencana memperoleh persentase 54,79% (tidak mampu). 4.2 Saran Dengan mengacu pada kemampuan siswa yang diperlihatktan dalam menentukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana surat kabar koran kompas dalam penelitian disarankan sebagai berikut. 1. Guru bahasa dan sastra Indonesia sebaiknya lebih kreatif dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia juga kreatif dalam memilih wacana tajuk rencana agar siswa tertarik untuk mengikuti pem aspek mengemukakan ciri-ciri fakta dan belajaran khususnya memahami fakta dan opini dalam tajuk rencana. 2. Guru bahasa dan sastra Indonesia perlu memberikan perhatian khususnya kepada siswa yang belum memiliki kemampuan dalam memahami fakta dan opini dalam teks tajuk rencana/editorial. 3. Untuk pembelajaran fakta dan opini dalam tajuk rencana, guru dapat menyesuaikan ketuntasan materi pembelajaran dengan pemahaman siswa sehingga keseluruhan aspek-aspek dalam memahami fakta dan opini dalam teks tajuk rencana dapat dime ngerti oleh siswa. 4. Dalam proses pembelajaran sebaiknya perlu dilakukan pemberian latihanlatihan yang lebih intens yang berkaitan dengan menemukan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, membedakan fakta dan opini dalam teks tajuk rencana, dan menyimpulkan isi teks tajuk rencana. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. Dkk. 2005. Cermat Berbahasa 1 Pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai pustaka Mandiri Barung, Kanis, dkk. 1998. Dasar-Dasar Penerbitan Majalah Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Harjasujana, A.S dan Damianti. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung. Mutiara Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Sidoardjo: Prestasi Pustaka Prayitno, Sunarto.1997. Kembalikan Iklan pada Proporsinya. Cakram 156 Sastropoetra, Santoso. 1990. Komunikasi Sosial. Bandung: Remaja Karya Supraptiningsih. 2005. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Depdiknas Tukan, Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia 2. Jakarta: Yudhistira Tarigan, Henry Guntur.1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Wahyuni, Ari. 2010.Membangkitkan Roh Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Tradisi Calis ( Guru Bahasa Indonesia Harus Bisa Menulis).Jakarta: Pusat Bahasa- Kementerian Pendidikan Nasional Winarti, Lulu. 2008. SPM Bahasa Indonesia SMA dan MA. Tangerang: Erlangga