BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang



dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT ERODIBILITAS TANAH DI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH

ERODIBILITAS TANAH DI KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR

KAJIAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

ERODIBILITAS TANAH DI KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN PROPINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

ANALISIS LAHAN KRITIS DI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EROSI DAN SEDIMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Erodibilitas. jumlah tanah yang hilang setiap tahunnya per satuan indeks daya erosi curah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

EROSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OLEH: MUH. ANSAR SARTIKA LABAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses geomorfologi, yang salah satunya adalah erosi. Sitanala Arsyad,

BESAR EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN SIMO KABUATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

ANALISIS LAHAN KRITIS DI KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO PROPINSI JAWA TENGAH. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN JATINOM KABUATEN KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Kajian Geografi. a. Pengertian Geografi. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

ANALISIS TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI

KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG PROPINSI JAWA TENGAH

PETA SATUAN LAHAN. Tabel 1. Besarnya Indeks LS menurut sudut lereng Klas lereng Indeks LS 0-8% 0,4 8-15% 1, % 3, % 6,8 >40% 9,5

BAB III METODE PENELITIAN. adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pangan saat ini sedang dialami oleh masyarakat di beberapa bagian belahan dunia.

KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

2.1.1 Pengertian Erosi Tanah

AGIHAN KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PADI SAWAH DI KECAMATAN JOGOROGO KABUPATEN NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

ZONASI TINGKAT ERODIBILITAS TANAH PADA AREA REKLAMASI TAMBANG PT. BHARINTO EKATAMA KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS EROSI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya (Moh.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Evaluation of The Level Of Soil Erosion Sukorejo in District Of Kendal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

Erosi. Rekayasa Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

ANALISIS LAHAN KRITIS DI KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI. Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Oleh : SIDIK NURCAHYONO

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yeza Febriani ABSTRACT. Keywords : Erosion prediction, USLE method, Prone Land Movement.

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup menyediakan sumberdaya alam bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model

MENENTUKAN LAJU EROSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah lempung. Laju dan berapa jauh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PROPINSI JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah atau wilayah dengan

STUDI TINGKAT EROSIVITAS DAN ERODIBILITAS DAS AIR HAJI KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT. Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

Teknik Konservasi Waduk

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Alat dan Bahan Alat Penelitian Kegiatan Survey Lapangan Uji Tekstur Tanah...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

IDENTIFIKASI MEDAN UNTUK LOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN PROPINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. geomorfologis suatu wilayah. Namun laju erosi yang melebihi batas erosi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan dan proses proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses proses tersebut dalam susunan keruangan ( Zuidam, R. A. Van and Zuidam Concelado F, 1979 ). Salah satu proses geomorfologi yang mengakibatkan perubahan bentuk permukaan bumi adalah erosi. Erosi tanah merupakan proses yang terdiri dari dua tahap yaitu penguraian dan pengangkutan partikel - partikel tanah oleh tenaga erosi ( Morgan, 1979 ). Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen - komponen padat, cair, gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik ( Sitanala Arsyad, 1989 ). Tanah terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim dan jasad hidup terhadap suatu bahan induk yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk dan waktu. Permukaan bumi selalu mengalami perubahan, semua perubahan fisik yang mengakibatkan modifikasi bentuk muka bumi disebut proses geomorfik. Proses ini disebabkan oleh tenaga geomorfik yaitu setiap medium alam yang mampu menghancurkan dan menghanyutkan material batuan tenaga itu antara lain : air, gerakan es, angin dan gelombang laut. Salah satu proses geomorfologi yaitu mempelajari bentuk erosi. Erosi adalah suatu peristiwa hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain ( Sitanala Arsyad, 1989). Kerusakan tanah akibat erosi juga mengakibatkan kemerosotan produktivitas tanah yang sulit diperbaiki. Kerusakan tanah oleh erosi juga dari pengaruh aktivitas manusia dalam mengolah tanah, termasuk penebangan hutan untuk diambil kayunya atau pembukaan lahan pertanian baru di wilayah perbukitan serta adanya penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahannya. Hasil 1

2 erosi tersebut merupakan ancaman pada pendangkalan saluran irigasi, sungai dan merosotnya produktivitas tanah. Erosi berlangsung secara alamiah (normal atau geological erosion) yang kemudian berlangsungnya itu dipercepat oleh beberapa tindakan atau perlakuan manusia terhadap tanah dan tanaman yang tumbuh di atasnya. Pada erosi alamiah tidak menimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan, karena dalam peristiwa ini banyaknya tanah yang terangkut seimbang dengan pembentukan tanah, sedangkan pada erosi yang dipercepat (accelerated erosion) sudah dapat dipastikan banyak menimbukan kerugian kepada manusia seperti: bencana banjir, kekeringan, turunnya produktivitas tanah dan lain-lain. Pada peristiwa erosi (yang dipercepat) volume penghanyutan tanah adalah lebih besar dibandingkan dengan pembentukan tanah, sehingga penipisan lapisan tanah akan berlangsung terus yang pada akhirnya dapat melenyapkan atau terangkut habisnya lapisan tersebut (Mulyani dan Kartasapoetra, 1991). Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbedabeda. Kepekaan erosi tanah yaitu mudah atau tidaknya tanah tererosi adalah fungsi berbagai interaksi sifat-sifat fisik dan kimia tanah (Arsyad, 1989). Tingkat erosi tanah dapat diketahui dengan mengukur erodibilitas tanah. Erodibilitas adalah sifat tanah yang menyatakan mudah atau tidaknya suatu tanah terhadap erosi, atau dengan kata lain erodibilitas menunjukkan nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap daya penghancur dan penghanyutan air hujan. Tanah dengan indeks erodibilitas tinggi adalah tanah yang peka atau mudah tererosi, sedangkan tanah dengan indeks erodibilitas rendah selalu diartikan bahwa tanah itu resisten atau tahan terhadap erosi (Mulyani dan Kartasapoetra, 1991). Faktor-faktor yang mempengaruhi erodibilitas tanah yaitu tekstur tanah, struktur tanah, permeabilitas dan bahan organik. Berdasarkan data Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah, mempunyai luas wilayah ± 5.017,9805 ha, dengan jumlah penduduk 59.643 jiwa, yang sebagian besar bermata pencaharian di sektor

3 pertanian, tinggi Kecamatan Selogiri ± 106 m dpal dari atas permukaan air laut, mempunyai topografi datar hingga bergelombang, tanah yang berkembang umumnya adalah tanah grumosol, lava dasit andesit dan tuf dasit,mediteran serta endapan vulkanik muda tanah ini umumnya rentan sekali terhadap erosi atau mempunyai erodibilitas yang tinggi. Hal ini bisa dilihat adanya bekas bekas erosi yang bervariasi yang berarti dimungkingkan mempunyai erodibilitas yang tinggi. Dengan topografi yang beragam, bentuklahan, tanah, batuan dan penggunaan lahan yang bervariasi serta tingginya curah hujan setiap tahunnya menyebabkan gerak massa, pelapukan dan erosi. Daerah penelitian terjadi erosi lembar, erosi alur, dan erosi parit. Terjadinya proses erosi di daerah penelitian yang berbeda-beda, menunjukkan bahwa erodibilitas tanahnya mempunyai nilai yang bervariasi. Dengan demikian peneliti mengadakan penelitian dengan judul ERODIBILITAS TANAH DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAH. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. bagaimana tingkat erodibilitas tanah di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah?, dan 2. bagaimana persebaran tingkat erodibilitas tanah di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. mengetahui tingkat erodibilitas tanah di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. 2. mengetahui persebaran tingkat erodibilitas tanah di Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

4 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah : 1. penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan data pada pemerintah daerah dalam menentukan prioritas konservasi dan penataan penggunaan lahan di daerah penelitian. 2. merupakan salah satu syarat menempuh kelulusan sarjana program strata satu ( S-1 ) Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1.5. Telaah Pustaka dan Penelitian Sebelumnya 1.5.1. Telaah Pustaka Kajian Geografi pada dasarnya adalah membicarakan fenomena alam dan non alam ( manusia ) dalam lingkup keruangan. Dalam geografi terpadu, untuk mendekati atau menghampiri masalah, digunakan bermacam macam pendekatan yaitu pendekatan analisis keruangan ( spatial analysis ), analisis ekologi ( ecology analysis ), serta analisi kompleks wilayah ( regional complexs analysis ). Pendekatan yang digunakan dalam geografi terpadu tidak membedakan antara elemen fisikal dan non fisikal ( Bintarto dan Surastopo Hadisumarno,1984 ) dalam bukunya yang berjudul : Metode Analisa Geografi. Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air atau angin. Erosi oleh angin disebabkan oleh kekuatan angin, sedangkan erosi oleh air ditimbulkan oleh kekuatan air. Di daerah beriklim basah erosi oleh air yang penting, sedangkan erosi oleh angin tidak berarti ( Sitanala Arsyad, 1989 ) Erodibilitas adalah sifat tanah yang menyatakan mudah atau tidaknya suatu tanah terhadap erosi, atau dengan kata lain erodibilitas

5 menunjukkan nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap daya penghancur dan penghanyutan air hujan. Tanah dengan indeks erodibilitas tinggi adalah tanah yang peka atau mudah tererosi, sedangkan tanah dengan indeks erodibilitas rendah selalu diartikan bahwa tanah itu resisten atau tahan terhadap erosi (Mulyani dan Kartasapoetra, 1991) dalam bukunya yang berjudul : Pengantar Ilmu Tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi erodibilitas tanah yaitu tekstur tanah, struktur tanah, permeabilitas dan bahan organik. Geomorfologi merupakan bagian dari cabang ilmu geografi, yang mempelajari bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses proses itu di dalam susunan keruangan. Salah satu studi dari geomorfologi adalah mempelajari bentuk bentuk erosi. Erosi sendiri dapat diartikan sebagai hilangnya atau terkikisnya tanah / bagian bagian dari suatu tempat yang diangkut oleh air dan angin ke tempat lain ( Sitanala Arsyad, 1989 ). Supli Effendi Rahim ( 2000 ) dalam bukunya yang berjudul : Pengendalian Erosi Tanah menyatakan dalam menentukan laju erosi, ketahanan tanah memainkan fungsi ganda, meliputi : (1) ketahanan tanah terhadap daya rusak dari luar, baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan permukaan, (2) kemampuan tanah untuk menyerap air hujan.yang terakhir ini akan menentukan volume limpasan permukaan yang mengikis serta mengangkut hancuran tanah dan massa tanah yang didispersi pada waktu air limpasan lewat di tempat itu. Sifat sifat tanah yang mempengaruhi erosi antara lain adalah tekstur, struktur, bahan organik, sifat lapisan bawah dan tingkat kesuburan tanah. Tanah bertekstur kasar mempunyai kapasitas infiltrasi yang tinggi, sedangkan tanah yang bertekstur halus mempunyai kapasitas infiltrasi kecil sehingga dengan curah hujan yang cukup rendah pun akan menimbulkan limpasan permukaan. Sitanala Arsyad (1989) dalam bukunya yang berjudul : Konservasi Tanah dan Air mengemukakan bahwa kemudahan tanah untuk mengalami

6 erosi dikenal dengan erodibilitas. Jadi tanah yang mempunyai erodibilitas tinggi akan mudah mengalami erosi daripada tanah yang mempunyai nilai erodibilitas rendah. Erodibilitas tanah menyangkut ketahanan tanah terhadap pelepasan dan pengangkutan, maka erodibilitas tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah yang meliputi tekstur tanah, struktur tanah, kandungan bahan organik dan bahan semen (bahan organik) serta permeabilitas tanah. Mulyani dan Kartasapoetra ( 1991 ) mengemukakan pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah. Ciri ciri yang dikemukakan pada lahan lahan yang telah terpengaruh erosi, yaitu : (a) terjadinya penghanyutan partikel partikel tanah, (b) penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan. (c) perubahan struktur tanah, dan (d) perubahan profil tanah. 1.5.2. Penelitian Sebelumnya Nugraha Ariwibawa ( 2004 ) melakukan penelitian erodibilitas tanah di Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur bertujuan mengetahui tingkat erodibilitas tanah dan mengetahui penyebaran tingkat erodibilitas tanah di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah survai dengan pendekatan satuan lahan sebagai satuan pemetaan. Hasil evaluasi tingkat erodibilitas rendah dengan nilai K = 0,20 terdapat pada satuan lahan V3.II.Mc.T dengan luas 300 ha, dan K = 0,20 terdapat pada satuan lahan V3.II.Mc.P dengan luas 250 ha. Sri Wahyuningsih ( 2006 ) melakukan penelitian erodibilitas tanah di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri, bertujuan untuk mengetahui variasi tingkat dan agihan erodibilitas tanah di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dan analisis laboratorium dengan pendekatan satuan lahan sebagai satuan pemetaan. Hasil evaluasi tingkat erodibilitas rendah sampai sedang pada satuan lahan

7 D4 II lc P, satuan lahan D4 II Lck P memliliki nilai erodibiltas tanah yang sangat rendah. Ratriana Rahmawati ( 2007 ) melakukan penelitian Analisis Erodibilitas Tanah Di Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri bertujuan untuk mengetahui agihan tingkat erodibilitas dan menganalisis kesesuaian tingkat erodibilitas tanah dengan kenampakan erosi yang terlihat di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dan analisis laboratorium dengan pendekatan satuan lahan sebagai satuan pemetaan.hasil evaluasi erodibilitas rendah sampai sedang berkisar antara 0,1574 sampai 0,3518,erodibilitas klasifikasi berat nilai erodibilitas 0,1574 sampai 0,3518. Klasifikasi ringan nilai erodibilitas 0,1988 sampai 0,2289. 1.6. Kerangka Pemikiran Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi,tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air atau angin. Erodibilitas menggambarkan kepekaan terhadap proses erosi, semakin besar kepekaan tanah terhadap erosi maka semakin besar pula nilai erodibilitasnya. Kemantapan agregat dipengaruhi oleh ikatan butir tanah karena adanya bahan perekat atau pengikat antara lain berupa kapur, koloid organik, koloid lempung. Oleh karena itu tanah yang didominasi fraksi lempung aggregatnya menjadi mantap atau tingkat erodibilitasnya rendah. Erodibilitas tanah (K) didasarkan pada persen kandungan pasir sangat halus ditambah persen kandungan debu, persen kandungan pasir kasar, persen kandungan bahan organik, tipe dan kelas struktur tanah serta tingkat permeabilitas tanah. Prediksi nilai K diproses dengan nomograf dari Wischmeier dan Smith.

8 Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Yang Dilakukan No Penulis Nugroho ( 2004 ) Sri.W ( 2006 ) Ratriana ( 2007 ) Ulung ( 2010 ) 1. Judul Erodibilitas tanah di erodibilitas tanah di Analisis Erodibilitas Analisis erodibilitas Kecamatan Jogorogo Kecamatan Jatisrono Tanah Di Kecamatan tanah di Kecamatan Kabupaten Ngawi kabupaten Wonogiri Jatipurno Kabupaten Selogiri Kabupaten propinsi jawa timur Wonogiri Wonogiri 2. Tujuan Mengetahui tingkat mengetahui variasi Mengetahui agihan Mengidentifikasi erodibilitas tanah dan tingkat dan agihan tingkat erodibilitas dan faktor dan mengetahui penyebaran erodibilitas tanah di menganalisis kesesuaian persebaran tingkat tingkat erodibilitas daerah penelitian. tingkat erodibilitas tanah erodibilitas tanah di tanah di daerah dengan kenampakan erosi kecamatan selogiri penelitian. yang terlihat di daerah penelitian. 3. Data Tekstur,Bahan Tekstur,Bahan Tekstur,Bahan Tekstur,Bahan Organik,Permeabilitas Organik,Permeabili Organik,Permeabilitas dan Organik,Permeabilit dan struktur tanah tas dan struktur struktur tanah as dan struktur tanah tanah 4. Metode Survai dengan Survai dengan Survai dengan pendekatan Survai dengan pendekatan satuan lahan pendekatan satuan satuan lahan sebagai pendekatan satuan sebagai satuan lahan sebagai satuan satuan pemetaan. lahan sebagai satuan pemetaan. pemetaan. pemetaan. 5. Hasil Hasil evaluasi tingkat Hasil evaluasi tingkat Hasil evaluasi erodibilitas Hasil evaluasi erodibilitas rendah erodibilitas rendah rendah sampai sedang erodibilitas, di daerah dengan nilai K = 0,20 sampai sedang pada berkisar antara 0,1574 penelitian K berkisar terdapat pada satuan satuan lahan D4 II lc sampai 0,3518,erodibilitas antara 0,18 0,65, lahan V3.II.Mc.T P,satuan lahan D4 II klasifikasi berat nilai erodibilitas rendah dengan luas 300 ha, dan Lck P memliliki nilai erodibilitas 0,1574 sampai sampai agak tinggi K = 0,20 terdapat pada erodibiltas tanah 0,3518.Klasifikasi ringan berkisar 0,18 0,41 satuan lahan V3.II.Mc.P yang sangat rendah. nilai erodibilitas 0,1988 dan tinggi sampai dengan luas 250 ha. sampai 0,2289 sangat tinggi berkisar 0,48 0,65 Penelitian ini diawali dengan interpretasi peta topografi guna memperoleh informasi tentang relief dan interpretasi peta geologi untuk memperoleh informasi tentang material penyusunnya. Dari hasil interpretasi kedua peta tersebut kemudian

9 diperoleh peta bentuklahan tentative. Setelah dilakukan cek lapangan maka akan diperoleh peta bentuklahan. Peta bentuklahan kemudian dioverlay dengan peta tanah, peta lereng, dan peta penggunaan lahan, menghasilkan peta satuan lahan. Peta satuan lahan ini digunakan untuk peta kerja sekaligus sebagai dasar untuk pengambilan sampel. Sampel yang telah diambil selanjutnya dianalisa lapangan yaitu untuk menentukan struktur tanah dan dianalisa laboratorium untuk memperoleh data tekstur tanah, bahan organik dan permeabilitas tanah. Setelah sampel dianalisis di laboratorium kemudian dilakukan analisa erodiblitas tanah dengan menggunakan nomograf erodibilitas tanah ( K ) menurut Wischmeier dan Smith ( 1978 ). Kemudian dilakukan pengklasifikasian tingkat erodibilitas tanah yang diwujudkan atau diinformasikan melalui peta erodibilitas tanah skala 1 : 60.000. Lebih jelasnya dilihat pada diagram alir penelitian ( Gambar 1.1 ) 1.7. Metode dan Data Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dan análisis laboratórium dengan pendekatan satuan lahan sebagai satuan pemetaan. Data yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah sifat tanah yang meliputi: a. Tekstur tanah b. Kandungan bahan organik c. Permeabilitas tanah d. Struktur tanah Adapun data sekunder yang digunakan adalah : a. Peta Topografi skala 1 : 50.000 b. Peta Geologi Selogiri skala 1 : 100.000 c. Peta Tanah Selogiri skala 1 : 60.000 d. Peta Penggunaan Lahan Selogiri skala 1 : 60.000 e. Peta Kemiringan Lereng Selogiri skala 1 : 60.000 f. Data curah hujan

10 Interpretasi Peta Topografi Skala 1 : 50.000 - Morfologi - Proses Morfologi Interpretasi Peta Geologi Skala 1 : 100.000 Struktur dan jenis batuan Peta Bentuklahan Tentatif Skala 1: 60.000 Cek lapangan Peta Tanah Skala 1 : 60.000 Peta Bentuklahan Skala 1: 60.000 Peta Penggunaan Lahan Skala 1 : 60.000 Peta Lereng Skala 1 : 60.000 Peta Satuan Lahan Skala 1: 60.000 Kerja Lapangan ( Penentuan Sampel ) Analisa Laboratorium - Tekstur Tanah - Bahan Organik - Permeabilitas Analisa Lapangan - Struktur Tanah Analisa Sumber : Penulis Peta Tingkat Erodibilitas Tanah Skala 1 : 60.000 Gambar 1.1. Diagram Alir Penelitian Keterangan : : Data : Hasil : Proses

11 Pembahasan tahapan dalam penelitian ini meiiputi tahap persiapan, tahap kerja lapangan, tahap kerja laboratórium, tahap pengolahan dan análisis data. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan strata wilayah. Strata wilayah adalah satuan lahan yang dibuat dengan cara menumpangsusunkan peta lereng, tanah, bentuklahan, dan penggunaan lahan. Adapun tahap - tahap penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tahap persiapan a. Studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian b. Interpretasi peta yang meliputi: - Peta Topografi skala 1 : 50.000 untuk mengetahui morfologi, morfometri, leták dan batas daerah penelitian. - Peta Geologi Selogiri skala 1 : 100.000 untuk mengetahui jenis dan struktur batuan serta persebarannya. - Peta Tanah skala 1 : 60.000 untuk mengetahui jenis dan persebaran tanah. - Peta Lereng skala 1 : 60.000 untuk mengetahui kemiringan lereng daerah penelitian - Peta Penggunaan Lahan skala 1 : 60.000 untuk mengetahui bentuk -bentuk penggunaan lahan. c. Orientasi lapangan Untuk mengecek kebenaran Peta Bentuklahan hasil interpretasi Peta Topografi dan Peta Geologi. d. Penyusunan Peta Satuan Lahan dengan cara tumpang susun dari 4 peta, yaitu : Peta Bentuklahan, Peta Kemiringan Lereng, Peta Tanah serta Peta Penggunaan Lahan. 2. Tahap pelaksanaan a. Tahap kerja lapangan

12 Melakukan kerja lapangan yang terdiri dari pengamatan dari struktur tanah dan pencatatan serta pengambilan sampel tanah pada setiap satuan lahan. Pengamatan dan pencatatan terutama dilakukan terhadap relief, jenis litologi batuan maupun proses geomorfologi yang terjadi pada masing - masing satuan lahan. Adapun pengambilan sampel tanah dilakukan juga pada tiap tiap satuan lahan. Tabel 1.2. Klasifikasi Tipe dan Kelas Struktur Tanah Kelas Tipe Struktur Tanah Ukuran I Granuler sangat halus < 1 mm II Granuler halus 1 2 mm III Granuler sedang sampai kasar 2 10 mm IV Gumpal, lempung atau pejal 10 mm b. Tahap kerja laboratórium Kerja laboratórium digunakan untuk análisis tekstur, kadar bahan organik dan permeabilitas tanah. 1). Permeabilitas : Klasifikasi tingkat permeabilitas tanah menurut Morgan (1976, dalam Agus Heryanto Johan Dwi Saputro 2004) sebagai berikut : i. Cepat : Lebih dari 125 mm/jam ii. Agak cepat : 63-125 mm/jam iii. Sedang : 21-6 2 mm/jam iv. Agak lambat : 5-20 mm/jam v. Lambat : 1,25-5 mm/jam vi. Sangat lambat : < 1,25 mm/jam 2). Tekstur tanah Tekstur tanah diperoleh dari sampel tanah di lapangan yaitu tanah lapisan atas dengan cara dibor, kemudian dilakukan analisa di

13 laboratorium. Analisa tekstur tanah dilakukan sesuai petunjuk analisa yaitu data : % debu, % pasir sangat halus dan % pasir kasar. 3). Bahan Organik ( % ) Penentuan kelas erodibilitas tanah dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi tingkat erodibilitas tanah yang dibuat Sitanala arsyad sebagai berikut : Tabel 1.3. Klasifikasi Erodibilitas Tanah Kelas Indeks Erodibilitas Tanah Harkat I 0,00-0,10 Sangat rendah II 0,11-0,20 Rendah III 0,21-0,32 Sedang IV 0,33-0,43 Agak tinggi V 0,44-0,55 Tinggi VI 0,55 0,64 Sangat Tinggi 3. Tahap pengolahan dan análisis data Penetapan tingkat erodibilitas tanah dalam penelitian ini didasarkan pada hasil uji laboratórium, setelah didapatkan hasilnya maka dihitung menggunakan nomograf Wischmeicher and Smith 1.8. Batasan Operasional Geomorfologi merupakan bagian dari cabang ilmu geografi, yang mempelajari bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses proses itu di dalam susunan keruangan. ( Sitanala Arsyad, 1989 )

14 PROSEDUR : Data yang sesuai masukkan pada skala di sebelah kiri dan bergerak menurut arah panah pada garis yang berbentuk garis putus putus Gambar 1.2. Nomograf erodibilitas tanah untuk menentukan nilai indeks faktor erodibilitas ( K ). ( Wischmeier and Smith, 1978 ) Erosi adalah suatu peristiwa hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain ( Sitanala Arsyad, 1989). Erodibilitas adalah sifat tanah yang menyatakan mudah atau tidaknya suatu tanah terhadap erosi, atau dengan kata lain erodibilitas menunjukkan nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap daya penghancur dan penghanyutan air hujan. ( Mulyani dan Kartasapoetra, 1991 ).

15 Bentuklahan adalah bentukan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai bentuk khas sebagai akibat dari proses dan struktur batuan selama perióde tertentu (Suprapto Dibyosaputro,1994). Lahan adalah daerah di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu meliputi biosfér, dan atsmosfer termasuk lapisan di bawahnya seperti tanah, geologi, hidrologi, populasi tanaman dan binatang serta hasil kegiatan manusia masa lalu, sekarang, dan akan datang (Sitanala Arsyad, 1989). Satuan lahan adalah suatu area dari lahan yang mempunyai kualitas lahan dan karakterisitik lahan tertentu yang dapat ditentukan batasnya dalam peta (Sitanala Arsyad, 1989).

16