BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian kualitatif merupakan proses penelitian dan ilmu pengetahuan yang tidak sesederhana penelitian kuantitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisanya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu. 52 Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini mendekati makna dan ketajaman analisis-logis dan juga dengan cara menjauhi statistik. Penelitian kualitatif merupakan cara andal dan relevan untuk bisa memahami fenomena sosial (tindakan manusia). Dengan penelitian kulaitatif dapat terfokus menemukan tema atau nilai budaya semacam apa yang terpendam dibalik suatu fenomena 52 M. Burhan Bunsgin. Penelitian Kualitatif komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2007, hal 6 42
43 sosial. Serta untuk menemukan rasionalitas seperti apa yang bersemayam dibalik fenomena sosial. 53 Penelitian ini ingin mendalami fenomena sosial dalam masyarakat. Dengan strategi penelitian kualitatif fenomena sosial dalam penelitian ini dapat dipaparkan secara gamblang. Karena penelitian kualitatif dituntut memiliki strategi penyelidikan yang andal sehingga hasil (temuannya) bisa dipertanggung jawabkan keterpercayaannya dan kejituannya. 54 Penelitian deskriptif merupakan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data mungkin berasal dari video tape, naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan tau memo, dan dokumen resmi lainnya. 55 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Analisis Semiotik Secara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik (semiotical analysis) merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan 53 Burhan Bungin. Metode Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metedologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer). Jakarta : Raja Grafindo. 2008, hal 45 54 Ibid, hal 53 55 Lexy J. Moleong. Metedologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2000, hal 3
44 makna-makna terhadap lambang-lambang yang terdapat suatu paket lambanglambang pesan atau teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang (signs) baik yang terdapat pada media massa (seperti berbagai paket tayangan televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio, dan berbagai bentuk iklan) maupun yang terdapat diluar media massa (seperti karya lukis, patung, candi, monumen, fashion show, dan menu masakan pada suatu food (festival). Urusan analisis semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks berupa lambang-lambang (signs). Dengan kata lain, pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam teks yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik. 56 Semiotika telah diterapkan, dengan hasil yang menarik pada film, kedokteran, arsitektur, zoologi dan menjadi kajian dalam area yang lain yang melibatkan kominikasi dan transfer informasi. Dalam kenyataan beberapa semiotikus menyatakan bahwa segala sesuatu dapat dianalisa secara semiotik; mereka memandang semiotika sebagai ratunya ilmu interpretasi, kunci yang membuka makna dari semua hal besar atau kecil. 57 Metode semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotik dari pandangan Charles S. Peirce. Bagi Peirce lambang mencakup keberadaan yang luas, termasuk pahatan, gambar, tulisan, ucapan lisan, isyarat bahasa tubuh, musik dan lukisan. 56 Pawito Ph. D. Op. Cit, hal 155 57 Arthur Asa Berger. Media Analysis Techniques (second edition) Teknik-teknik Analisa Media. Unversitas Atma Jaya Yogyakarta. 2000, hal 4
45 3.3 Unit Analisis Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang diteliti. Unit analisis suatu penelitian dapat berupa benda, individu, kelompok, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan fokus penelitiannya. Dalam skripsi ini unit analisisnya berupa narasi, gambar dan tanda mengenai Eksploitasi Anak Dibawah Umur dalam film JERMAL. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 58 Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam melakukan penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunkan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 3.4.1 Data Primer Yaitu data utama yang digunakan peneliti yang di peroleh dari DVD JERMAL yang terdiri dari satu buah keping DVD ORIGINAL. 3.4.2 Data Sekunder Adalah data pelengkap yang digunakan Peneliti memperoleh data sekunder melalui kepustakaan. Untuk melengkapi dan memperlancar proses penelitian, serta mendapatkan informasi dan literatur-literatur yang berhubungan 58 Nazir Muhammad. Metode Penelitian Bahasa Indonesia. 1998, hal 221
46 dengan kesejahteraan sosial, dokumen-dokumen berupa buku-buku, informasi dari internet, serta karya tulis lain yang berhubungan dengan objek penelitian 3.5 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada Eksploitasi Anak, baik berupa ikon, indeks, maupun simbol yang ada dalam film JERMAL. Hasil penelitian yang nantinya akan menjawab bagaimana arti Eksploitasi Anak yang sesunggguhnya dalam film JERMAL. Dengan mengungkap makna yang tersembunyi dibalik tanda atau simbol yang digunakan dalam film tersebut, baik berupa gambar ataupun teks. 3.6 Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang diperoleh yaitu dokumentasi dari VCD asli film JERMAL, kemudian diteliti berdasarkan kategori-kategori yang telah dibuat. Secara teknik, peneliti menggunkan teknik semiotika untuk melihat tanda Eksploitasi Anak Dibawah Umur di masyarakat dalam film JERMAL. Konsep semiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep Charles Sanders Peirce, yang berpendapat bahwa penginterpretasi harus mensuplai bagian dari makna sebuah tanda. Dia menulis bahwa tanda adalah sesuatu yang berdiri untuk seseorang atau sesuatu yang mencerminkan suatu kapasitas atau kepentingan tertentu (dikutip dalam Zeman, 1977, hal. 24). Pierce menyatakan semoitik penting karena alam ini ditandai dengan tanda-tanda, ataupun terdiri dari tandatanda yang eksklusif. Apapun yang kita kerjakan dapat dilihat sebagai sebuah pesan atau sebagaimana yang dikatakan Peirce dimasukan sebagai sebuah tanda.
47 Jika semua di dunia ini adalah tanda, semiotika kemudian menjadi sangat penting. 59 59 Arthur Asa Berger. Op.Cit, hal 4-5