BAB III. sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV INSTALASI DAN KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS 10.5 GHZ SIEMENS. Gambar 4.1 Konfigurasi BWA

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

INSTALASI DAN KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS 10.5 GHZ SIEMENS

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui

BAB III PERFORMANSI AKSES BWA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Konfigurasi Umum Jaringan VSAT IP

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA

BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk

BAB IV INSTALASI RADIO UHF

Gambar 1 : Ruang Co-Location Cikarang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dapat mengimplementasikan rancangan ini secara langsung, maka digunakan simulator

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

Pertemuan V. Local Area Network

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dapat diketahui hasil sinyal Wi-Fi. 1. Pergerakan penumpang Terminal 3

BAB III JARINGAN BWA WIMAX

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Dukungan yang diberikan

BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT

BAB III PEMBAHASAN Kegiatan Kerja Praktek

Jaringan VSat. Pertemuan X

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

PROSEDUR INSTALASI DAN TROUBLESHOOT JARINGAN VSAT PADA MODEM HN 7700S DI PT. SANATEL

BAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Cara kerja Ethernet Card berdasarkan broadcast network yaitu setiap node dalam suatu jaringan menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh suatu

Point to point. Teknologi Jaringan Wireless

Jaringan Wireless. Komponen utama pembangun jaringan wireless. 1. PC Personal Computer)

BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT

sinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

Diagnosa, Perbaikan, dan Setting Ulang WAN. Nama : Gede Wiarta Kusuma Dika Kelas : XII TKJ2 No : 13. SMKN 3 Singaraja

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

JARINGAN KOMPUTER. Zaid Romegar Mair, S.T., M.Cs

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

SISTEM KONEKSI JARINGAN KOMPUTER. Oleh : Dahlan Abdullah

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

TCP dan Pengalamatan IP

PERCOBAAN PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, DB25, RJ45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM KOMUNIKASI SATELIT DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN Teknik Pengkabelan Twisted Pair

menjadi channel-channel seperti pembagian frekuensi untuk stasiun radio.

Referensi Model OSI & TCP/IP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III RADIO MICROWAVE

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

Bandwidth Limiter RB750

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN ANALISA SERTA APLIKASI ANTENA. OMNIDIRECTIONAL 2,4 GHz

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap. mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit

BAB IV ANALISA HASIL PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Cara Setting IP Address DHCP di

Komunikasi dan Jaringan

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065

Jaringan Komputer - Jilid V

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Komunikasi dan Jaringan

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Petunjuk Pengoperasian IP Kamera Silicon seri F

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terbaik dan untuk menghadapi persaingan global. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang II. Definisi Acces Point III. Fungsi Acces Point

Olivia Kembuan, S.Kom, M.Eng UNIMA PART 4 : KOMPONEN-KOMPONEN JARINGAN

Vpn ( virtual Private Network )

A I S Y A T U L K A R I M A

BAB 2 LANDASAN TEORI. melakukan pengiriman dan penerimaan (meski path itu berupa wireless). (Tittel,

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

IP Subnetting dan Routing (1)

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keperluan yang penting maka keberadaan koneksi jaringan menjadi sesuatu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT KETERANGAN SELESAI MAGANG... iii. SURAT PERINTAH MAGANG KERJA PRAKTEK... iv. PRAKATA...

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

TEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

Tabel 1 : Perangkat dalam shelter No Gambar Perangkat Keterangan 1 CERAGON Microwave Radio;

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

Transkripsi:

BAB III KONFIGURASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Broadband Wireless Access (BWA) adalah sebuah akses nirkabel yang dirancang sebagai penghubung antara suatu jaringan dengan jaringan yang lainnya. Oleh karena itu konfigurasi jaringan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu Base Station dan Terminal Station. Dalam pembahasan konfigurasi ini adalah perangkat BWA yang digunakan PT. Aplikanusa Lintasarta, salah satunya adalah BWA WALKair type SIEMENS dengan frekuensi kerja 10.5 GHz. 3.1. Konfigurasi Jaringan Sistem BWA Konfigurasi jaringan sistem BWA secara umum terdapat dua bagian yaitu base station yang berfungsi untuk mengatur semua konfigurasi jaringan dan memonitor semua terminal station yang merupakan interface antara enterprise host (router/switch di base stasion) dan remote host (point to multi point communication). Sedangkan Air Transport Protocol (ATP) merupakan sinyal yang berasal dari remote-remote yang menuju base stasion begitu pun sebaliknya. Konfigurasi jaringan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1. Konfigurasi Jaringan Sistem BWA Pada terminal station, user network langsung terhubung dengan keluaran port Terminal Station Base Unit (TSBU) yang merupakan Ethernet port 10/100 BaseT LAN atau V.35 yang harus ditambahkan router untuk mendapatkan keluaran port Ethernet. Bila jumlah host yang terpasang di ada lebih dari satu terminal maka dari port dapat dihubungkan dulu melalui hub/switch sehingga semua terminal atau komputer dapat terhubung menjadi sebuah Local Access Network (LAN). Banyaknya terminal atau komputer yang dapat terhubung ke port TSBU atau network TSBU ditentukan pada saat awal commissioning (mengkonfigurasi jaringan) dengan cara pengaturan dalam subnetting dan subnet mask alokasi Internet Protocol (IP) addressnya, sehingga tidak bisa dilakukan penambahan terminal atau komputer pada LAN user yang melebihi kapasitas maksimalnya. Untuk itu diperlukan perhitungan dan perencanaan saat akan merancang jaringan yang diinginkan. 3.2. Arsitektur Base Station Base Unit

Base Stasion Base Unit (BSBU) merupakan interface antara enterprise network dengan network host yang berfungsi untuk mengontrol dan memonitor semua kondisi dari terminal station. Berikut arsitektur dari BSBU dapat digambarkan seperti dibawah ini : Gambar 3.2. Arsitektur BSBU Perangkat yang terdapat dalam arsitektur Base Stasion Base Unit di atas dapat dilihat pada gambar berikut :

Antena RFU Gambar 3.3. Perangkat Outdoor Unit BSBU IF MUX Modem BSBU Gambar 3.4. Perangkat Indoor Unit BSBU Gambar 3.5. Interkoneksi Mux dengan Modem BSBU Sinyal receive yang diterima dari antena BSBU merupakan sinyal dari terminal station yang masuk ke Radio Frequency Unit (RFU) dan kemudian diubah dari frekuensi RF ke Intermadite Frequency (IF) yang dikirimkan ke IF MUX, IF MUX berfungsi membagi sinyal ke modem base sesuai dengan alamat base. Modem akan mendemodulasi transmisi receive dari Terminal Station Base Unit (TSBU) dan juga mengirimkan paket Optimum Data Link Control (ODLC)

yang diterima Framer, kemudian sinyal dari TSBU dikirimkan ke enterpise host melalui IP Gateway. Sedangkan untuk sinyal transmit dari BSBU akan dikirimkan melalui modem base yang akan mengkodekan dan memodulasi sinyal dengan mengirimkannya ke IF MUX. Kemudian IF MUX mengirimkan sinyal dari modem base untuk dikirimkan ke RFU, sehingga RF akan mengubah frekuensi IF ke RF dengan mengirimkan frekuensi tersebut ke TSBU. Di dalam base station terdapat beberapa Network Management yang memiliki fungsinya masing-masing diantaranya adalah Network Manager, Management Gateway, Management FTP Server, Management Router, Backbone LAN dan Management LAN. Network Manager berfungsi untuk mengkonfigurasi dan memonitor peralatan BSBU dan juga memonitor status dari TSBU. Management Gateway adalah IP Gateway yang difungsikan untuk support network manager dalam mengakses TSBU dan mengirimkan secara point to point trafik network management dari dan ke TSBU. Management FTP Server hanya berfungsi sebagai sebuah perantara yang digunakan network management. Management Router berfungsi sebagai pemberi ijin kepada network manager untuk mengakses dan mengatur semua komponen hub secara point to point melalui backbone LAN, serta mengirimkan software download dan informasi konfigurasi ke komponen hub. Backbone LAN merupakan jaringan LAN yang menghubungkan semua komponen dari hub secara bersama dan berfungsi untuk menangani semua komunikasi antara komponen BSBU.

Management LAN merupakan bagian dari network management yang berfungsi mengatur dan mengkoordinasikan semua komponen dari BSBU serta menangani trafik network management ke dan dari network manager. 3.3. Arsitektur Terminal Station Base Unit Terminal Station Base Unit (TSBU) merupakan jaringan pada sisi end user, secara sederhana dapat digambarkan seperti di bawah ini : Gambar 3.6. Arsitektur TSBU Perangkat yang terdapat dalam arsitektur Terminal Stasion Base Unit di atas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.7. Perangkat Outdoor Unit TSBU (Integrated RFU Dan Antena)

Gambar 3.8. Perangkat Indoor Unit TSBU (Modem TSBU) Sinyal yang datang dari BSBU akan diterima melalui perangkat Out Door Unit (ODU) berupa antena yang sudah integrated dengan RFU sehingga sinyal yang diterima akan diubah dari frekuensi RF ke IF yang kemudian sinyal ini akan melalui kabel Inter Facility Link (IFL) dikirimkan ke perangkat In Door Unit (IDU) atau yang dikenal dengan modem TSBU. Modem merupakan perangkat yang berdiri sendiri yang berkomunikasi dengan perangkat user melalui output, output dari modem TSBU berupa 3 port (Ethernet, V.35 dan E1) dan ketiga port ini di pakai tergantung dari service yang di pakai. Demikian sebaliknya sinyal transmit yang dikirimkan dari modem TSBU melalui IFL akan dipancarkan ODU melalui antenna sehingga menghasilkan sinyal receive untuk antena BSBU. 3.4. Konfigurasi Transmisi Sistem BWA Dalam sistem BWA, konfigurasi transmisi meliputi proses yang terjadi saat instalasi dan konfigurasi perangkat sampai penggunaan layanan pada pelanggan. Konfigurasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pada sisi base station dan sisi terminal station. 3.4.1. Konfigurasi Transmisi Pada Base Station Pada konfigurasi pada base station ini terdapat beberapa tahap yang dilakukan antara lain : Instalasi Base Station

Tahap awal dari proses instalasi ini adalah melakukan survey lokasi dimana tujuannya untuk mengetahui kondisi disekitar lokasi Line Of Sight (LOS) terhadap site yang terkait atau lebih tinggi dari gedung-gedung sekitar lokasi, selanjutnya lakukan tahap instalasi menurut standard instalasi. Setelah proses instalasi selesai dilakukan, BSBU diaktifkan dan tahap selanjutnya melakukan pemilihan frekuensi, proses pemilihan frekuensi dilakukan untuk menghindari adanya interferensi yang di akibatkan adanya kesamaan frekuensi kerja yang digunakan antena sekitar lokasi. Konfigurasi Dalam konfigurasi modem BSBU, parameter-parameter yang digunakan meliputi panjang kabel, besarnya gain yang digunakan dan jenis antena yang terinstal. Sehingga terminal station yang terkait akan menyesuaikan beberapa parameter tersebut untuk memperoleh sinyal yang diterima dapat maksimal. Selanjutnya proses konfigurasi yang dilakukan untuk terminal station sepenuhnya melalui Network Management Service (NMS) dimana konfigurasi ini terdapat daftar terminal station terkait dan layanan yang digunakan terminal station tersebut. Send Search Message Allocate EOC Cari pesan yang ditampilkan saat konfigurasi dikirim ke terminal station terkait dengan mengalokasikan lebih dari saluran Embedded Operational Channel (EOC), EOC digunakan untuk memberikan sinyal, manajemen dan pemeliharaan signaling. Base station akan menyediakan terminal station yang telah berisi semua parameter konfigurasi layanan

yang diperlukan saluran EOC (pada akhir proses). Pesan pencarian akan terus dikirim ke setiap terminal station sampai proses inisialisasi ini selesai. 3.4.2. Konfigurasi Transmisi Pada Terminal Station Pada konfigurasi terminal station juga terdapat beberapa tahap yang dilakukan antara lain : Instalasi Terminal Station Tahap awal instalasi pada terminal station sama dengan yang dilakukan pada awal instalasi base station yaitu melakukan survey lokasi. Beberapa hal yang diperhatikan dalam survey dilokasi pada terminal station sebelum melakukan instalasi adalah sebagai berikut : Kondisi medan Kondisi medan diperlukan survey karena proses ini berguna dalam penentuan lokasi antena saat melakukan simulasi, memudahkan pada saat proses instalasi dan juga proses maintenance. Kondisi Line of Sight Kondisi ini juga harus diperhatikan karena berkaitan dengan proses pemancaran antena yang sudah dipastikan tidak ada obstacle yang menghalangi dan tidak adanya halangan di hadapan lokasi antena minimal 15 meter. Posisi Base Station Dalam penentuan posisi base station terdekat dan sektor pada posisi base station dapat menggunakan kompas dan Global Positioning System (GPS). Pada umumnya digunakan GPS dalam pelaksanaan ini

karena dapat menentukan jarak base station terdekat dengan terminal station dimana parameter jarak sangat mempengaruhi sinyal yang akan diperoleh. Posisi Antena Posisi antena akan berpengaruh karena untuk memberikan adanya ruang gerak untuk antena dalam menentukan posisi azimut (horizontal) sebesar 15 derajat ke kiri dan ke kanan serta elevasi (vertical) sebesar 30 derajat ke atas dan ke bawah. Kondisi interferensi disekitar site Pengecekan kondisi ini diperlukan untuk menghindari adanya interferensi yang diakibatkan pancaran frekuensi antena lain sekitar lokasi. Setelah melakukan survey lokasi, tahap selanjutnya lakukan proses simulasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar sinyal yang diperoleh menurut standard sehingga site ini dapat dinyatakan layak untuk dilakukan instalasi. Kemudian lakukan instalasi menurut standard instalasi setelah proses simulasi ini berhasil. Konfigurasi Konfigurasi ini merupakan tahap untuk proses commissioning yang dilakukan untuk mengirimkan parameter-parameter yang terdapat pada terminal station ke base station agar perangkat modem TSBU tersebut dapat terdaftar dan terkoneksi dengan baik dengan base station. Konfigurasi yang dilakukan pada modem TSBU meliputi :

Radio parameter Radio parameter ini merupakan parameter-parameter TSBU yang diperlukan base station saat melakukan instalasi. Biasanya parameter yang disesuaikan antara lain : Cable Length : Panjang kabel yang terinstal Cable Type : Jenis kabel yang terinstal Cable Gain : Gain yang digunakan RFU Head : Jenis antena yang terinstal Term Station Distance : Jarak dari TS ke BS Frequency Span : Channel frekuensi yang digunakan TS ID # TS ID adalah sebuah penamaan untuk Terminal Station. Adapun standard penulisan untuk TS ID sendiri adalah dengan standard penomoran dengan format : SABBTT, dimana : S : Arah antena sektor, pilihannya : Utara = 1 Timur Laut = 1 Timur = 2 Tenggara = 2 Selatan= 3 Barat Daya = 3 Barat = 4 Barat Laut = 4 A : Antena keberapa di sektor. BB : BS-BU keberapa di sektor (1 16) TT : TS-BU keberapa di BS-BU BB (1 16) Biasanya TS ID diberikan oleh Network Operation Control (NOC), karena hanya pada NMS yang dapat mengatur dan mendaftarkan TS ID.

TS ID yang sudah dikonfigurasi pada TSBU kemudian akan didaftarkan oleh NOC pada BSBU. TS Sends Parameters Sebelum base station menyediakan link, TS harus mengirimkan semua parameter konfigurasi pada saluran EOC. TS akan mengirimkan informasi parameter yang telah di setting pada modem TSBU. Scanning Frequencies Apabila semua parameter telah dimasukan maka pada tahap ini TS akan mencari frekuensi. Pencarian akan mulai dari indeks frekuensi pertama pada pita frekuensi yang telah dikonfigurasi dan akan terus melakukannya hingga akan terdeteksi dan modem mampu melakukan sinkronisasi pada sinyal yang diterima. Scanning Frequencies (cont.) Melalui Local Control Interface (LCI) akan menampilkan pesan "Scanning Frequencies", dapat dilihat informasi yang lebih rinci dengan menekan tombol tanda "-", tampilan menjadi Debug maka informasi berikut dapat diamati: "Attempt sync on RF Band Index 18" - Frekuensi RF TSBU saat ini di setting dan menunggu untuk mendeteksi daya DSP EVENT: serangkaian peristiwa yang ditampilkan oleh modem TSBU antara lain: "long no power" - Tidak ada daya telah terdeteksi "sync fail" - Daya telah terdeteksi, tetapi modem gagal untuk dapat melakukan sinkronisasi pada sinyal yang diterima

"pwr detect" - Daya telah terdeteksi, namun bisa interferensi juga yang diterima. Oleh karena itu sebelum sinyal di demodulasi maka akan dilakukan sinkronisasi terlebih dahulu "rx ready" Modem berhasil demodulasi sinyal yang telah di setting. Sinkronisasi Sync pada RF Band Indeks 17 - Sinkronisasi pada frame protokol link WALKair berhasil, pesan ini akan muncul tepat setelah pesan "rx ready". Authentication "wait for SEARCH" - Pada tahap ini, TSBU akan menunggu untuk pesan pencarian yang datang dari base station. Pesan pencarian ditransmisikan pada saluran EOC yang berisi nomor ID yang sedang dibandingkan dengan nomor ID dari TS. Jika pesan pencarian diterima tapi ID tidak sesuai, maka akan ditampilkan pesan berikut: "DLC search". Power Equalization Hanya dalam tahap ini transmisi pertama TSBU dimulai dengan mengirimkan sinyal daya awal yang rendah. Diikuti oleh perintah dari base station, TSBU akan mengalami kenaikan atau penurunan daya yang ditransmisikan. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tingkat daya yang diterima yang diinginkan pada base station, biasanya disebut dengan proses Remote Transmit Power Control (RTPC). Proses ini terus berlanjut selama link naik. Operational Service Layanan dimulai saat parameter yang telah dikirimkan dari modem

TSBU telah memenuhi kebutuhan layanan konfigurasi base station. Setelah menyelesaikan dan melewati tahap ini, link sudah siap digunakan. 3.5. Data Teknis Perangkat BWA Perangkat BWA di PT. Aplikanusa Lintasarta memiliki data teknis standard yang digunakan dalam pemasangan perangkat BWA, hal ini dikarenakan untuk menghindari kerusakan perangkat dan gangguan-gangguan yang terjadi pada perangkat tersebut yang diakibatkan pada saat pemasangan tidak memenuhi standard. Berikut beberapa data teknis yang harus diperhatikan pada saat pemasangan, antara lain : Tabel 3.1. Data Teknis BWA Tabel 3.2. Data Teknis Penangkal Petir Tabel 3.3. Data Teknis Grounding Dan Power Line

3.6. Standard Instalasi Perangkat BWA Dalam memasang perangkat BWA di PT. Aplikanusa Lintasarta harus sesuai dengan standard instalasi yang bertujuan agar mendapatkan hasil yang baik. Beberapa standard instalasi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 3.6.1. Pemasangan Mounting Pasang mounting pada lokasi antena yang telah dilakukan survey lapangan sebelumnya. Jika site berupa gedung, tempatkan monopole di pinggir gedung dengan jarak sekitar 0,5 m dari tempat pijakan. Gambar 3.9. Posisi mounting pada site gedung Hal ini bertujuan agar saat terjadi pemancaran, sinyal beam dapat maksimal. Karena dari titik lurus pemancaran, beam antena BWA memiliki luas cakupan sebesar 45.

Periksa apakah seluruh proses pemasangan mounting sudah sesuai dengan standar yang di tentukan (mounting harus kokoh, tidak goyang, dan maintenancenya harus semudah mungkin). Cek ketinggian mounting dengan lokasi sekitarnya, di harapkan path dari base stasion ke terminal station tidak terhalang begitu juga sebaliknya. 3.6.2. Pemasangan Antena Dan Penunjangnya Pasang antena pada mounting bagian atas, kencangkan baut penguat di kedua sisi braket antena dan periksa apakah posisi antena sudah sesuai dengan polarisasi yang di harapkan (Vertikal/ Horizontal) Pasang konektor N Gilbert pada kabel Inter Facility Link (IFL) untuk outdoor Pasang kabel ground Pasang arrestor, pemasangan arrestor bertujuan untuk menghindarkan aliran listrik dari petir yang mengenai antena dapat langsung dinetralisir ke grounding. Arrestor harus dipasangkan dibeberapa bagian pada kabel yang digunakan, diantaranya pada bagian kabel sebelum antena dan kabel sebelum modem

Gambar 3.10. Skema Pemasangan Arrestor 3.6.3. Pemasangan Modem Dan Penunjangnya Tempatkan modem di tempat yang telah ditentukan pada waktu survey Pasang konektor N Gilbert pada kabel IFL untuk indoor Pasang koneksi kabel IFL dari antena ke modem TSBU Pasang kabel ground pada body modem, dan pada sumber ground input listrik PLN (input grounding modem harus satu catuan dengan input dari PLN) Pastikan semua terpasang dengan benar, aktifkan modem. 3.6.4. Integrasi Perangkat Pelanggan Dengan Modem Periksa kesesuaian interface agar interface bisa diintegrasikan mengacu pada pin assignment interface remote BWA dan interface perangkat pelanggan Lakukan uji coba aplikasi dan lakukan monitoring kondisi jaringan bekerjasama dengan bagian lain yang terkait.