DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR PUSTAKA Haryati : Biomembran, 2003 USU Repository 2006

dokumen-dokumen yang mirip
B I O M E M B R A N H A R Y A T I. Program Studi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

BADAN GOLGI BIOSINTETIS DAN FUNGSINYA DALAM METABOLISME ROSITA SIPAYUNG. Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Sumatera Utara

Transportasi pada Membran Plasma. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SEL Iriawati SITH - ITB

KULIAH I FISIOLOGI DAN SEL TUMBUHAN

9/20/2012. Bagaimana kita mengkaji sel? ORGANISME. sel MENDASAR EVOLUSI SAINS : PENEMUAN PERALATAN. TEM (transmission electron microscope) : 3 DIMENSI

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

SEL SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

MEMBRAN PLASMA. Selaput sel : Bagian dari protoplasma terluar yang membatasi sel dari lingkungan

MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika

STRUKTUR & FUNGSI SEL

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL. Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. Sri Sugiwati, SSi., MSi.

STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

Pengertian Mitokondria

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

THE TOUR CYTOL CYT OGY OGY T : he Study of Cells V sualisasi sualisasi sel sel : :mikroskop meningkatkan n resolusi (jarak (jarak an tar obyek

Sel sebagai unit dasar kehidupan

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

MODUL MATA PELAJARAN IPA

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

KOMPONEN KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMEABILITAS AZKI AFIDATI PUTRI ANFA ( ) KELOMPOK 3B (A)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA UNY 2015

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

Bab. Organisasi Tingkat Sel. A. Struktur dan Fungsi Sel B. Transpor Zat-Zat Melalui Membran Sel

SEL BIO 2 A. PENDAHULUAN. d. Menurut Flemming dan Strasburger. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari kehidupan.

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

BIOLOGI SEL RETIKULUM ENDOPLASMA DAN APARATUS GOLGI MAKALAH

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal dan 4. 1 dan 3. 3 dan 5. 4 dan 5. Tebal, tersusun dari selulosa

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK

Sel BIO 2 A. PENDAHULUAN SEL. materi78.co.nr. Sel terdiri dari empat bagian utama:

Tujuan. Alat dan Bahan. Cara Kerja. Mengamati struktur sel-sel epidermis pada bawang merah. 1. Mikroskop. 2. Kaca preparat. 3. Kaca penutup. 4.

SEL. SMA Regina Pacis Jakarta. Ms. Evy Anggraeny

BAB II MEMBRAN SEL. Gambar 2.1. Sel membran secara aktual. Tampak terlihat dua sel membran yang berdekatan.

Definisi Biokimia, Sel dan fungsi organel. Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Budidaya Perairan FPIK UB

dr. AL-MUQSITH, M.Si

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

RIBOSOM. 5S dan 23S bersama-sama dengan 31 polipeptida yang

DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

Sel. Gbr. Penampang Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah struktur umum dari membrane sel? 2. Bagaimana permeabilitas dari membrane sel?

BAB IX SISTEM ENDOMEMBRAN

Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sel BIO 2 A. PENDAHULUAN SEL. materi78.co.nr. d. Menurut Flemming dan Strasburger

MODIFIKASI PROTEIN PADA RE SORTASI PROTEIN SEKRESI PADA APARATUS GOLGI ZAHRA FATHYA CHAERUNISA KELAS B

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

FISIOLOGI SEL. TIM PENGAJAR FISIOLOGI MANUSIA Departemen Gizi Masyarakat,FEMA, IPB 2015 Dr. Katrin Roosita_sel 2015

Fisiologi Tumbuhan. Pendahuluan

Pertemuan II: Wisata Sel. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

OLEH ; Titta Novianti, S.Si. M.Biomed.

DIFUSI MOLEKUL DAN TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL

Luas permukaan. Jarak zat pelarut dan zat terlarut. Suhu.

Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan 2009

II. LOKASI UTAMA PEMILAHAN DAN DISTRIBUSI PROTEIN

POKOK BAHASAN 1. STRUKTUR SEL TUMBUHAN

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

SEL OLEH: NINING WIDYAH KUSNANIK

SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SECARA UMUM

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

RIBOSOM. Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

BAB II STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

KOMPONEN SEL EUKARIOTIK (NUKLEUS, SISTEM ENDOMEMBRAN)

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii I. PENDAHULUAN... 1 II. STRUKTUR DAN SENYAWA PENYUSUN BIOMEMBRAN... 2 III. FUNGSI BIOMEMBRAN... 10 IV. BIOMEMBRAN ORGANEL SEL... 14 V. KESIMPULAN... 19 DAFTAR PUSTAKA...... 20 ii

DAFTAR GAMBAR 1. Ilustrasi Kronologis Tentang Biomembran...3 2. Fluid Mozaik Model...4 3. Beberapa Model Pergerakan Air Melewati Membran...12 iii

I. PENDAHULUAN Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau selaput sel. Biomembran adalah suatu struktur yang sangat tipis yang biasanya dapat difisualisasikan hanya dengan mikroskop elektron (Becker, 1986). Konsep dari membran biologis telah berkembang dengan berkembangnya dan digunakannya metoda kimia dan morfologi. Sekarang disepakati bahwa biomembran adalah suatu susunan yang teratur dari molekul-molekul protein, posfolipid dan kadang-kadang kholesterol, yang tebalnya kira-kira 10 nm. Biomembran terbagi dengan tepat ke dalam 3 kategori : - Membran plasma - Membran sitoplasma - Membran nukleus Kategori ini dapat dibedakan oleh hubungan geometri dari sel, komposisi kimia, ultrastruktur dan tingkah laku fisiologi (Beck, 1990). 1

II. STRUKTUR DAN SENYAWA PENYUSUN BIOMEMBRAN Pada tahun 1890 Charles E.Overton mempelopori sejarah penemuan biomembran. Dia menyatakan bahwa sel terbungkus oleh beberapa lapisan permeabel yang selektif, kemungkinan tersusun dari kholesterol dan lechitin. Kemudian Irving Langmuir pada tahun 1900 mengemukakan hasil penelitiannya tentang struktur membran lipid monolayer. Struktur inilah yang menjadi dasar struktur membran pada abad ke-20. Pada tahun 1925 E. Gorter dan F. Grendel menemukan bahwa rata-rata jumlah lapisan tunggal (monolayer) pada masing-masing membran ada dua, sehingga timbul konsep lipid bilayer (Becker, 1986). Ilustrasi kronologis dari pengetahuan tentang biomembran dapat dilihat pada Gambar 1. Model dari struktur membran yang lain diajukan oleh Hugh Davson dan Danielli pada tahun 1935. Mereka menyatakan bahwa pada kedua sisi lapisan lipid ada suatu lapisan yang terdiri dari protein. Kemudian Robertson pada tahun 1959 dengan menggunakan mikroskop elektron melihat adanya 2 garis gelap setebal 2 nm yang dipisahkan oleh antara selebar 3,5 nm, sehingga tebal seluruhnya 7,5 nm. Struktur ini dinamakannya sebagai unit membran (Ting, 1982). 2

3

Pada tahun 1972 S.J. Singer dan G.N. Nicholson mengusulkan model struktur membran yang dikenal dengan Fluid Mozaik Model, yang dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Fluid Mozaik Model (Salisbury dan Ross, 1995) Model tersebut menunjukkan bahwa beberapa molekul protein seolah menempel atau menyisip pada 2 lapisan lipid penyusun utama membran. Beberapa protein atau bagian molekul protein yang bersifat hidrofobik akan menyusup ke bagian dalam membran. Selain itu ada pula molekul protein yang menembus kedua lapisan lipid tersebut (Lakitan, 1993). 4

Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat bahwa kebanyakan membran biologis itu sama, apapun jenis sel atau organel yang diselimutinya. Umumnya membran mempunyai ketebalan 7,5 nm - 10,0 nm. Senyawa utama penyusun membran adalah protein dan lipid. Protein biasanya mencakup setengah sampai dua pertiga dari total berat kering membran (Salisbury dan Ross, 1995). Jenis dan proporsi molekul protein dan lipid yang terkandung pada membran beragam, tergantung pada jenis membran dan kondisi fisiologis dari sel yang bersangkutan. Perbedaan ini dapat dilihat di antara membran plasma, tonoplas, retikulum endoplasma, diktiosom, kloroplas, nukleus, mitokondria dan benda mikro (peroksisom dan glioksisom). Komposisi membran berbeda-beda tergantung pada spesies dan lingkungan tempat tumbuhnya (Lakitan, 1993). Jenis lipid yang umum dijumpai adalah posfolipid, glikolipid dan sterol. Empat jenis posfolipid yang paling banyak dijumpai adalah : posfatidil kholin, posfatidil etanolamin, posfatidil gliserol dan posfatidil inositol. Dua jenis glikolipid yang banyak didapati adalah monogalaktosidilgliserida (mengandung satu molekul galaktosa) dan digalaktosidilgliserida (mengandung dua molekul galaktosa). Glikolipid terutama terdapat pada kloroplas, dimana posfolipid jarang dijumpai 5

(Beck, 1990). Jumlah sterol dalam membran sangat beragam sesuai dengan spesiesnya, misalnya pada membran plasma, nisbah sterol terhadap posfolipid pada akar jelai sebesar 2,2 tetapi pada daun bayam sebesar 0,1 (Salisbury dan Ross, 1995). Sterol juga bersifat amfipatik sebab mempunyai bagian hidrofobik panjang yang kaya akan karbon dan hidrogen, sedangkan bagian hidrofilik yang pendek berupa gugus hidroksil (Lakitan, 1993). Molekul lipid tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan lapisan bagian dalam. Bagian molekul lipid yang bersifat polar berikatan dengan molekul protein. Sedangkan bagian non polar berada di bagian dalam bersama dengan cairan yang terdapat di lapisan tengah. Adanya lapisan protein di bagian luar menjadikan membran sel bersifat hidrofil, artinya molekul air dapat dengan mudah menempel pada membran (Pujiadi, 1990). Struktur semua lipid ini memiliki karakteristik yang khas, yakni lipid tersebut memiliki gliserol dengan 3 atom karbon sebagai tulang punggung. Pada 2 dari 3 atom tersebut akan teresterifikasi asam-asam lemak dengan 16 atau 18 atom karbon (Lakitan, 1993). Semua asam lemak bersifat hidrofobik (takut air), sedangkan gliserol dengan atom oksigennya lebih bersifat hidrofilik (suka air), karena oksigen dapat membentuk 6

ikatan hidrogen dengan molekul air. Pada atom karbon gliserol yang tidak mengikat asam lemak akan berasosiasi dengan molekul lain yang bersifat hidrofilik karena molekul tersebut bermuatan listrik atau mengandung banyak atom oksigen. Molekul yang memiliki bagian hidrofilik dan hidrofobik yang jelas ini disebut molekul-molekul amfipatik (Salisbury dan Ross, 1995). Pada semua membran bagian lipid yang bersifat hidrofilik akan terikat pada molekul-molekul air dan berada pada permukaan kedua sisi membran, sedangkan bagian asam lemak akan terdorong ke bagian internal dari membran. Asam-asam lemak pada bagian internal membran akan saling tarik menarik oleh tenaga penarik Waals. Hal itulah yang menyebabkan membran tersusun dari dua lapisan lipid (Lakitan, 1993). Protein membran mempunyai peran biologis yang penting, misalnya sebagai reseptor, karier, transpor, enzim dan lain-lain (Manitto, 1981). Jadi protein pada membran dikenal ada 3 jenis : protein katalisis (enzim), protein pembawa atau pengangkut (carrier) dan protein struktural. Protein katalisis (enzim) pada membran kebanyakan adalah enzim yang memacu hidrolisis ATP menjadi ADP dan H 2 P0 3. Enzim ini disebut ATP-ase. Selain ATP-ase pada membran dapat pula ditemukan berbagai jenis protein 7

lainnya. Protein pembawa pada membran bergabung untuk mengangkut berbagai ion atau molekul melintasi membran. Beberapa jenis protein pada membran yang tidak mempunyai aktifitas enzimatik dan tidak berfungsi sebagai pengangkut ion atau molekul disebut sebagai protein struktural(lakitan, 1993). Komponen membran penting lainnya adalah Ca 2+, dimana tanpa ion ini membran akan kehilangan kemampuannya untuk mengangkut bahan-bahan terlarut ke dalam sitoplasma atau organel-organel sel. Tanpa ion Ca 2+ membran akan menjadi bocor, dimana bahan-bahan yang sudah dibawa ke dalam sitoplasma atau organel akan dapat merembes ke luar. Fungsi Ca 2+ belum diketahui dengan baik, tapi diperkirakan berperan mengikat bagian hidrofilik satu sama lain dan dengan bagian protein yang bermuatan negatif di dalam membran (Salisbury dan Ross, 1995). Protein-protein yang bergabung dengan 2 lapisan lipid ada 2 tipe, yakni protein integral (intrinsik) dan protein periferal (protein ektrinsik)(taiz dan Zeiger, 1991). Protein integral merupakan protein yang terikat kuat pada membran, dan hanya dapat dipisahkan jika ikatan hidrogen di antara masing-masing komponen membran telah terputus. Protein periferal terikat lebih lemah pada salah satu sisi permukaan membran dan dapat dile- 8

paskan dengan larutan garam encer atau dengan deterjen. Tidak ada protein yang hanya sebagian terikat pada lapisan rangkap lipid, artinya semua tersebar atau semua hanya menempel di permukaan (Becker, 1986). Beberapa protein periferal dalam membran plasma, tonoplas, retikulum endoplasma dan diktiosom mengandung polisakarida pendek yang sering bercabang atau menempel pada permukaan membran bagian luar. Protein itu disebut glikoprotein. Fungsi utama polisakarida dalam membran plasma adalah sebagai faktor pengenal. Secara khusus polisakarida mengenali protein luar dan berbagai macam polisakarida lain. Jadi fungsi utama glikoprotein adalah memberi sifat pengenal pada molekul yang terlibat dalam lalu lintas di dalam sel (Salisbury dan Ross, 1995). 9

III. FUNGSI BIOMEMBRAN Biomembran bukan hanya sekedar kulit inert yang membungkus sel dan bukan pula sekedar struktur yang tetap, karena membran menjalankan fungsi dinamis yang komplek dan memiliki sifat-sifat biologi yang agak menonjol (Lehninger, 1993). Biomembran sering dikatakan bersifat semipermiabel, berarti molekul air dapat menembus biomembran tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat menembus membran tersebut. Biasanya bersamasama molekul air akan pula ikut ion-ion atau senyawa tertentu yang terlarut di dalamnya juga bergerak menembus membran. Berdasarkan kenyataan ini dikatakan bahwa sesungguhnya biomembran itu bersifat permiabel diferensial (tembus terkendali) (Lakitan, 1993). Hampir semua biomembran mengandung sistem kompleks yang memindahkan molekul-molekul organik tertentu atau membiarkan ion anorganik spesifik untuk masuk kedalam dan produk-produk tertentu keluar sel. Sistem transpor membantu mempertahankan keadaan seimbang yang terus menerus pada medium internal sel (Lehninger, 1993). 10

Molekul-molekul air akan lebih leluasa untuk melewati biomembran dibandingkan dengan ion-ion atau senyawa-senyawa lainnya. Ada 4 teori untuk menjelaskan mengapa air lebih mudah melewati biomembran dibandingkan dengan ion atau senyawa lainnya, yakni : 1. Membran tersusun dari bahan yang lebih mudah berasosiasi dengan molekul air dibanding dengan senyawa lain yang terlarut di dalam air, sehingga dengan demikian air akan lebih mudah melewati membran. 2. Adanya gelembung udara yang mengisi celah-celah membran, sehingga hanya molekul atau unsur yang mudah menguap yang dapat melewati membran. Molekul air merupakan senyawa yang mudah menguap. 3. Pada membran terdapat pori-pori yang sangat kecil, sehingga hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul air dan tidak cukup besar untuk dapat dilalui oleh molekul-molekul lain. Disini membran berfungsi sebagai saringan atau tapis. 4. Air bergerak lebih cepat karena pergerakannya melewati membran disebabkan oleh difusi yang cepat pada bidang temu (interface) antara air dalam pori membran dengan cairan sitoplasma, karena adanya perbedaan potensial air yang sangat besar antara cairan sitoplasma dengan air dalam pori membran. Difusi yang sangat cepat pada bidang temu ini menyebabkan tarikan 11

(tension) bagi molekul-molekul air yang berada dalam pori membran, sehingga menimbulkan aliran massa molekul-molekul air di dalam pori membran menuju sitoplasma (Lakitan, 1993). Untuk lebih jelasnya beberapa model pergerakan air melewati membran dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Beberapa Model Pergerakan Air Melewati Membran (Lakitan, 1993) 12

Fungsi lain dari membran sel adalah dapat sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme, karena pada membran terdapat sejumlah enzim dan berfungsi sebagai katalis dalam beberapa metabolisme (Pudjiadi, 1994). 13

IV. BIOMEMBRAN ORGANEL SEL Retikulum endoplasma Pada banyak sel, retikulum endoplasma menyerupai kantong kempis yang berlapis-lapis. Retikulum endoplasma yang ditempeli banyak ribosom disebut retikulum endoplasma kasar, sedangkan yang tidak ber-ribosom dan sering berbentuk pipa disebut retikulum endoplasma halus (Lehninger, 1993). Retikulum endoplasma banyak mensintesis dirinya sendiri, termasuk sterol dan posfolipid yang menjadi bagian penting dari semua membran. Dengan kata lain retikulum endoplasma merupakan sumber dari sebagian besar membran yang dibuat di sel. Fungsi lainnya adalah mengangkut enzim tertentu dan protein lain menembus membran plasma dan keluar dari sitoplasma dalam proses sekresi (Salisbury dan Ross, 1995). Nukleus Nukleus dikelilingi oleh dua membran, dimana ketebalan membran luar adalah 7,5-10 nm, sedikit lebih tebal dari membran dalam yang tebalnya 7,5 nm. Kedua lapis 14

membran ini dipisahkan oleh ruang perinukleus yang lebarnya 10-40 nm; sehingga tebal seluruh membran nukleus ialah 25-57 nm (Salisbury dan Ross, 1995). Retikulum endoplasma sering terlihat berhubungan dengan membran nukleus dan ruang perinukleus bersambungan dengan ruang di antara membran retikulum endoplasma dan dengan melalui plasmodesmata yang bersambungan dari sel ke sel. Ketika inti membelah membran nukleus rusak dan menghilang. Membran nukleus (paling tidak membran sebelah dalamnya) mengandung banyak sekali asam nukleat dengan ikatan molekul yang kuat (Becker, 1986). Membran nukleus mempunyai banyak pori (bersegi delapan dan berdiameter kira-kira 70 nm). Membran dalam dan membran luar menyatu membentuk pinggiran pori, yang dipertahankan bentuknya oleh suatu bahan sehingga terjadi struktur yang disebut anulus. Bahan itulah yang mengisi pori dan ada terowongan sempit di tengah-tengahnya. Terowongan ini nampak seperti terisi oleh sejumlah partikel yang seukuran dengan subunit ribosom, yang tersangkut dalam perjalanannya dari nukleus ke sitoplasma. Partikel yang lebih besar dari 10 nm tidak dapat melewati pori tersebut(salisbury dan Ross, 1995). 15

Vakuola atau Tonoplas Membran tunggal yang sangat penting pada sel tumbuhan dan sel cendawan adalah membran yang menyelimuti vakuola atau tonoplas. Tonoplas berfungsi mengangkut zat terlarut keluar-masuk vakuola, jadi mengendalikan potensial air. Potensial air penting pada sel penjaga dari perangkat stomata. Kalium dan ion lain dipompa ke dalam dan ke luar vakuola sel penjaga; air mengikutinya secara osmotik, sehingga sel itu menggembung atau mengempis. Hasilnya stomata membuka atau menutup. Pada dasarnya tonoplas berasal dari retikulum endoplasma, tapi diduga melalui perangkat Golgi. Kadang retikulum endoplasma menggembung, langsung membentuk vakuola (Salisbury dan Ross, 1995). Benda mikro Benda mikro adalah organel bulat yang terbungkus oleh hanya satu membran. Diameternya kira-kira 0,51,5 nm dan berbutir-butir di sebelah dalamnya, kadang disertai kristal protein. Dua jenis benda mikro yang penting adalah peroksisom dan glioksisom. Peroksisom menguraikan asam glikolat yang dihasilkan dari fotosintesis, mendaur ulang molekul kembali ke kloroplas. 16

Glioksisom menguraikan lemak menjadi karbohidrat selama dan sesudah perkecambahan (Becker, 1986). Oleosom Oleosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh setengah membran yang mungkin berasal dari retikulum endoplasma. Kisaran diameternya antara 0,5-2,0 nm. Oleosom sebagian besar berisi bahan berlemak dan menjadi pusat sintesis dan penyimpanan lemak (Salisbury dan Ross, 1995). Mitokondria Mitokondria memiliki sistem membran dalam yang berlipat-lipat, diselimuti oleh membran luar yang halus. Membran luar dan membran dalam sangat berbeda. Membran luar yang halus memiliki bagian lipid yang besar dan sangat permiabel terhadap banyak senyawa yang masuk ke luar mitokondria. Membran dalam yang berlipat-lipat sangat rumit mempunyai beberapa bentuk, di antaranya tonjolan pipih atau membulat panjang yang disebut krista. Krista mengandung hampir semua enzim yang berperanan dalam memacu sistem pengangkutan elektron yang dihasilkan dari reaksi-reaksi pada siklus Krebs (Lakitan, 1993 17

dan Lehninger, 1993). Plastid Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh sistem membran rangkap. Membran dalamnya tidak berlipat-lipat. Plastid ada yang berwarna dan ada yang tak berwarna. Plastid yang berwarna adalah kloroplas (mengandung pigmen hijau) dan kromoplas (mengandung pigmen lain) (Lakitan, 1993). Kloroplas mengandung suatu sistem membran yang bernama tilakoid, yang sering sambung menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut grana. Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan di stroma (Salisbury dan Ross, 1995). 18

VI. KESIMPULAN Biomembran adalah suatu susunan yang teratur dari molekul-molekul protein, lipid dan kadang-kadang kolesterol, yang tebalnya antara 7,5-10 nm. Fungsi biomembran dapat dikatakan sebagai alat pengontrol transfer dan difusi dari ion-ion atau molekul-molekul, sebagai kerangka penyusunan enzim-enzim, kendaraan transpor antar organel sel, tempat pembentukan beberapa makromolekul dan sebagai sumber informasi. Organel sel ada yang mempunyai setengah membran, membran tunggal dan membran ganda. 19

DAFTAR PUSTAKA Beck, James S. 1980. Biomembrans. Fundamentals in relation to human biology. Hemisphere Publishing Coorporation. Washington New York London. pp. 114-121. Becker, Wayne M. 1986. The World of The Cell. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. Menlo Park, California. pp. 286-305. Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Halaman 7-17. Lehninger, Albert 1. 1993. Dasar-dasar biokimia. Alih bahasa Maggy Thenawidjaja. IPB. Penerbit Erlangga. Jakarta. Halaman 349-367. Manitto, Paulo. 1981. Biosintesis Produk Alami. Diterjemahkan oleh Koensoemardiyah. IKIP. Semarang. Halaman 158. Pudjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar biokimia. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Halaman 190-198 Salisbury, Frank B dan Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono. ITB. Bandung. Halaman 3-16 dan 156-160. Taiz, Lincoln dan Zeiger Eduardo. 1991. Plant physiology. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. pp. 9-15. 20

Ting, Irwin P. 1982. Plant Physiology Addison-Wesley, Publishing Company, Manlo Park, California. pp 10-20. 21