tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IX KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 14 AKUNTANSI ASET TETAP

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAP NO. 07

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 09 AKUNTANSI ASET

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

PSAP NO 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAGIAN IX ASET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 04 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB II LANDASAN TEORITIS

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

PENYUSUTAN. pajak (tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk. menimbulkan masalah dalam penentuan pajak penghasilan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANJUNGPINANG BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO.

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Substansi & System Requirements SIMDA BMD.

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAMPIRAN VI PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN NERACA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

BAB II BAHAN RUJUKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA ASET TAK BERWUJUD

Transkripsi:

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

RUANG LINGKUP PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum, dan mengatur perlakuan akuntansinya, termasuk pengakuan, penilaian, penyajian dan pengungkapan yang diperlukan. PSAP 07 tidak berlaku untuk: 1. Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (regenerative natural resources) 2. Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharuhi (nonregenerative natural resources)

DEFINISI DAN KLASIFIKASI ASET TETAP Aset Tetap : Aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Klasifikasi Aset Tetap : 1. Tanah 2. Peralatan Dan Mesin 3. Gedung Dan Bangunan 4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 5. Aset Tetap lainnya 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

PENGAKUAN ASET TETAP Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Kriteria Aset Tetap : 1. Berwujud 2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan 3. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal 4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas 5. Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan. Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

PENGUKURAN ASET TETAP Aset Tetap dinilai berdasarkan : 1. Biaya Perolehan 2. Nilai wajar saat perolehan (bila Biaya Perolehan tidak diketahui). Komponen Biaya Perolehan Aset Tetap : 1. Harga beli/biaya konstruksi, termasuk bea import 2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung sampai aset tsb dapat digunakan, misal : biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal (initial delivery), biaya simpan dan bongkar muat (handling cost), biaya pemasangan (instalation cost), Biaya profesional (arsitek, insinyur, notaris), pajak, IMB dll. Biaya yang tidak termasuk komponen Biaya Perolehan : 1. Biaya Administrasi dan biaya umum sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya. 2. Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi, kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.

Catatan : 1. Aset Tetap pada awalnya harus diukur berdasarkan Biaya Perolehan 2. Aset tetap yang dibangun sendiri dengan swakelola diukur berdasarkan biaya perolehan yang meliputi : a) Biaya Langsung : Bahan baku, Tenaga kerja b) Biaya Tidak Langsung : Biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lain yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. 3. Aset Tetap Donasi/hadiah dengan tanpa nilai, atau Aset Tetap yang digunakan untuk keperluan penyusunan Neraca Awal suatu entitas, diukur berdasarkan Nilai Wajar. 4. Aset tetap yang diperoleh secara gabungan, biaya perolehan untuk masing-masing aset tetapnya ditentukan dengan mengalokasikan harga perolehan gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset tetap ybs.

5. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa (atau aset lain), diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan. 6. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aset yang serupa (baik manfaat maupun nilai wajarnya), dan dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa, dimana dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini, maka biaya perolehan aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas. 7. Aset Donasi (aset yang diperoleh sebagai transfer tanpa persyaratan, yang diserahkan kepada entitas pemerintah dengan bukti akta hibah), dicatat berdasarkan nilai wajar pada saat perolehan. Perolehan aset donasi diakui sebagai pendapatan operasional dan disajikan dalam Laporan Operasional.

8. Aset Bersejarah yang tidak memiliki fungsi lain selain nilai sejarah tidak diungkapkan dalam Neraca, namun harus diungkapkan dalam CaLK dalam bentuk jumlah unit tanpa nilai moneter. Biaya untuk perolehan, konstruksi, rekonstruksi, peningkatan fungsi/nilai harus dibebankan dalam Laporan Operasional sebagai beban pada tahun/periode terjadinya pengeluaran tsb. 9. Aset bersejarah yang memberikan potensi manfaat lain selain nilai sejarah (misalnya digunakan sebagai ruang perkantoran), diperlakukan sama dengan aset tetap lainnya. 10.Aset Infrastruktur (misal : jalan, jembatan,sistem pembuangan, jaringan komunikasi), selama memenuhi definisi aset tetap maka diperlakukan sesuai prinsip-prinsip akuntansi aset tetap. 11. Aset Militer. Baik yang bersifat umum maupun khusus, selama memenuhi definisi aset tetap, maka harus diperlakukan sesuai prinsip-prinsip akuntansi aset tetap.

Pengeluaran Setelah Perolehan (Subsequent Expenditure) : 1. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan (kapitalisasi biaya). 2. Kapitalisasi biaya ydm ditetapkan dalam kebijakan akuntansi berupa kriteria, dan batasan jumlah biaya yang kapitalisasi (capitalization thresholds). Besarnya capitalization thresholds dimungkinkan berbeda pada setiap entitas pemerintahan (mempertimbangkan kondisi keuangan dan operasional). 3. Kebijakan akuntansi mengenai capitalization thresholds harus diterapkan secara konsisten dan diungkakan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Pengukuran Berikutnya (Subsequent Measurenment) Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap : 1. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. 2. Bila terjadi kondisi yang memungkinkan revaluasi, maka aset tetap disajikan berdasarkan penyesuaian pada masing-masing aset tetap yang direvaluasi, dan pada rekening ekuitas (sebesar selisih nilai revaluasi dengan nilai tercatat). Catatan : Pada umumnya revaluasi aset tetap tidak diperkenankan, karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset tetap berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

Penyusutan Aset Tetap : 1. Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. 2. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional. 3. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. 4. Metode penyusutan aset tetap yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah, adapun metode yang dapat digunakan adalah : o Metode garis lurus (straight line method); atau o Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau o Metode unit produksi (unit of production method)

Penghentian Dan Pelepasan (Retirement And Disposal) Aset Tetap : 1. Aset tetap dieliminasi dari Neraca ketika dilepaskan, atau secara permanen dihentikan penggunaannya, dan tidak ada manfaat ekonomi di masa yang akan datang. Pengungkapan tambahan harus dilakukan pada Catatan atas laporan keuangan CaLK. 2. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah, dianggap tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke Rekening/Akun Aset Lainnya sesuai nilai tercatatnya.

PENGUNGKAPAN Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sbb: 1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount); 2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan : penambahan ; pelepasan ; akumulasi penyusutan dan perubahan nilai (bila ada), dan ; mutasi aset tetap lainnya. 3. Informasi penyusutan, meliputi : nilai penyusutan ; metode penyusutan yang digunakan ; masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan ; nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. 4. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan : eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap ; kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap ; jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi, dan ; Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.