BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA TRADISI PENGGUNAAN GARAM. A. Makna Tradisi Penggunaan Garam Perspektif Strukturalisme Claude

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

Rahasia Nikah & Rahasia Ibadah (Bagian I)

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Surat Yohanes yang pertama

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

Pertanyaan Alkitab (24-26)

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

Pengetahuan Baik & Jahat. "Bilamana mereka menolak Allah dalam pengetahuan-nya, Hati yang tegar itu digelapkan."

1 Langkah Pertama: Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta Langit dan Bumi beserta segala isinya. Alam semesta yang sangat kompleks dan serasi, terutama

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

Memahami Takdir Secara Adil

BAB IV ANALISIS SIDIK JARI SEBAGAI SARANA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN. A. Analisis Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan Dengan

BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu

MENGATASI KEMURUNGAN DAN MENERIMA KEDAMAIAN & SUKACITA

Dalam Ayub pasal 10, Ayub mengeluh tentang penderitaannya yang dia angggap tidaklah adil. Allah menciptakan dan mendukung segala sesuatu dengan

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB II PENGENALAN TERHADAP TUHAN

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul

Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

Otentisitas Alkitab vs Quran

ngin Ahmar From: hamba Allah Add to Contacts SIM


Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam

RANGKUMAN MATERI. Iman Kepada Allah SWt

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

Rahasia Alkitab. "Dapatkah engkau menemukan Allah"

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

Pdt. Gerry CJ Takaria

DAWET. Disusun oleh: A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

Written by Administrator Wednesday, 09 February :45 - Last Updated Thursday, 10 February :12

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

Keimanan pada Wujud Ilahi

Revelation 11, Study No. 41 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu, Pembahasan No. 41, oleh Chris McCann

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAKDIR BUKAN FATALISME

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang QS. Al-Anfaal ayat 29

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Surat Paulus kepada jemaat Roma

Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

Beberapa pasal terakhir dari kitab Wahyu menggambarkan peristiwa akhir dari Pertentangan Besar:

Transkripsi:

69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan oleh calon pengantin baru yang mau menikah dan melewati gunung pegat, dengan menggunakan ayam hitam tujuannya untuk mencegah dari faktor-faktor ketidakharmonisan dalam rumah tannga seperti, rejekinya sulit, tidak mempunyai keturunan, dan lain-lain. Tradisi lempar ayam itu merupakan warisan dari nenek moyang (leluhur) secara turun menurun, dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Dalam suatu budaya atau tradisi pasti tidak lepas deri simbol-simbol, seperti yang ada pada tradisi lempar ayam. Ayam merupakan simbol dalam tradisi yang mempunyai makna tertentu bagi masyarakat khususnya orang Jawa. Namun ayam yang dimaksud disini adalah ayam kampung yang berwarna hitam. Menggunakan ayam kampung yang berwarna hitam karena sebaga simbol tolak balak, apese awak. Simbol dalam perspektif Paul Ricoeur dibagi menjadi dua yaitu: 1. Simbol Primer Dalam banyak hal, tradisi lempar ayam selalu mengacu pada nilai-nilai atau material khusus seperti kebiasaan, peraturan, atau hukum yang berlaku

70 dalam konteks tertentu, artinya dalam tradisi diperlukan semacam pedoman yang telah diperintahkan, dan pedoman yang sudah berlaku turun menurun. Bagi sebagian masyarakat yang tidak melakukan tradisi tersebut mereka percaya akan terjadi suatu perceraian dan banyak resiko yang akan menimpanya, seperti keluarganya tidak harmonis, sengsara, rezekinya sulit, tidak punya anak, dan salah satu mempelai dipercayai akan meninggal. Konsekuensi seperti itulah yang menyebabkan citra diri manusia ternodai, karena telah melakukan hal tersebut. Baik dilakukan secara sengaja ataupun tidak, hal itu sudah melukai kodrat dan eksistensi kita sebagai manusia. Seolah-olah kita sudah tidak menjadi manusia yang utuh lagi. Ketidaktahuan manusia yang membuat citra diri mereka ternoda atau karena faktor rasa takut untuk tidak melakukan tradisi lempar ayam. Alasan yang terakhir, karena tradisi tersebut adalah warisan dari leluhur atau nenek moyang jadi mereka hanya mengikuti saja. Adanya sesuatu yang mengganjal itulah yang membuat diri kita ternoda oleh hal-hal yang buruk. Setelah manusia ternoda karena adanya sesuatu yang mengganjal pada dirinya, maka tahap selanjutnya adalah manusia berdosa. Dosa adalah manusia melakukan kejahatan dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Yang telah menempuh jalan sesat, seperti pemberontakan terhadap kekuasaan Tuhan serta mengganti kemuliaan Tuhan dengan berhala dan lain-lain, seperti percaya apabila tidak melakukan lempar ayam akan mengalami pegatan. Artinya mereka telah menduakan Tuhan dan mendahului Takdir yang telah digariskan oleh Tuhan.

71 Jika hal itu sudah terjadi, pastinya manusia merasa bersalah yang berhubungan dengan aspek pribadi dari diri manusia. Terutama tentang beban dan kesusahan yang memberatkan hati nurani saya (pribadi). Beban apabila tidak melakukan tradisi lempar ayam pastinya akan dibuat bahan omongan masyarakat atau mungkin merasa bersalah pada diri sendiri karena telah melakukan tradisi tersebut. Hal itu yang membuat saya merasa berasalah akan saya pribadi. Dengan melanggar perintah dan peraturan itu, saya tidak bersalah kepada Tuhan melainkan terhadap diri saya sendiri. Dari dosa yang menyangkut penghianatan kepada Tuhan, kebersalahan menjadi sesuatu yang menyangkut saya pribadi. Dari sesuatu yang terdapat di luar saya, kebersalahan telah menjadi sesuatu di dalam diri saya. 2. Simbol Sekunder Simbol sekunder dari tradisi lempar ayam di Gunung Pegat yang tidak bisa terlepas dengan mitos-mitos antara lain: mitos kosmis, mitos tragis, mitos Adam, dan mitos orfis, antara lain : Pertama, dalam mitos kosmis, kebanyakan orang Jawa percaya bahwa hidup manusia di dunia ini sudah diatur dalam alam semesta, Inti pandangan alam pikiran mereka tentang kosmos tersebut, baik dari diri sendiri, kehidupan sendiri, maupun pikiran sendiri, telah tercakup di dalam totalitas alam semesta atas kosmos. Inilah sebabnya manusia hidup tidak terlepas dengan lain-lainnya yang ada di alam jagad. Jadi apabila lain hal yang ada itu mengalami kesukaran, maka manusia akan menderita lagi.

72 Mitos kosmis juga membuat orang Jawa percaya terhadap suatu kekuatan yang melebihi segala kekuatan di mana saja yang pernah dikenal, yaitu kasakten, kemudian arwah atau roh leluhur, dan makhluk-makhluk halus dan lainnya yang menempati alam sekitar tempat tinggal mereka. Pahlawan, leluhur, nenek moyang, gunung pegat dan ayam yang berwarna hitam adalah yang mewakili mitos kosmis yang kemudian menjadikan dunia yang teratur. Salah satu tokoh filosof islam yang bernama Al-Kindi yang menjelaskan tentang tiga dalil tentang alam untuk membuktikan adanya Tuhan yaitu: 1. Dalil baharu alam, merupakan dalil yang menegaskan bahwa alam itu fana dan akan berakhir, karena alam itu berasal dari tidak ada maka akan kembali menjadi tidak ada, meliputi waktu, gerak, dan benda. 2. Dalil keragaman dan kesatuan menunjukkan bahwa Tuhan itu Esa. Menurut Al-Kindi keragaman dan kesatuan ini bukan karena kebetulan tetapi ada yang menyebabkannya atau merancangnya. mustahil jika alam itu menjadi yang menyebabkannya. Mustahil jika alam itu sendiri yang menyebabkannya maka kan terjadilah rangkaian yang tidak aka nada habisnya. 3. Dalil kerapian Alam dan keteraturan alam menunjukkan adanya harmonisasi. Semua itu ada tanpa ada Maha yang mengatur. Pengatur dan penendalinya tentu yang berada di luar alam. Ia tidak sama dengan alam Itu artinya alam semesta itu bersifat fana, tidak kekal. Yang kekal dantidak bisa hancur hanya Allah SWT. Semua alam beserta isinya merupakan ciptaan Tuhan, semua yang terjadi sudah ada yang mengatur dari tidak ada menjadi

73 ada, dari yang tidak bergerak menjadi bergerak, yang mana pada semua itu nantinya akan kembali lagi Dzat yang mengatur segalanya dan tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan-nya. Percaya akan mitos yang dapat mendatangkan keselamatan itu artinya mengingkari atas Kuasa Tuhan. Kedua, mitos tragis timbul akibat kepercayaan manusia terhadap makhluk halus yang dapat mendatangkan sukses, kebahagiaan, ketentraman, ataupun keselamatan, tetapi sebaliknya bisa pula menimbulkan gangguan kesengsaraan, pikiran, kesehatan, bahkan kematian. Oleh sebab itu, bagi calon pengantin baru yang mau menikah diharuskan melempar ayam hitam sebagai simbol tolak-balak apabila melewati Gunung Pegat untuk menghindari terjadinya perceraian (pegatan) dan banyak resiko yang akan menimpanya, seperti keluarganya tidak harmonis, sengsara, rezekinya tidak lancar, sampai tidak punya keturunan. Konsep takdir dalam QS. Al-Hadid [57]: 22 Artinya : Tiada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi ini, dan tidak pula pada diri kalian, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh al- Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah 1 Maksudnya apa saja yang telah terjadi di permukaan bumi ini telah ditulis oleh Allah dalam kitab-nya yang tersimpan rapi di Lauh al-mahfuzh, bahkan sebelum diciptakannya. Jadi semua itu telah digariskan oleh Allah SWT, dalam ketetapan-nya. Jadi jika memohon sesuatu maka memohonlah pada Allah, jika memohon pertolongan terhadap sesuatu maka ajukanlah permintaanmu itu hanya kepada Allah semata. 1 Al-Quran, 57:22.

74 Ketiga, yaitu mitos Adam, seperti yang dijelaskan di atas, resiko-resiko yang terjadi apabila tidak melempar ayam bukan disebabkan karena tidak melempar ayam, namun hal itu terjadi disebabkan karena manusia tidak setia kepada Tuhan. Kepercayaan tersebut yang membuat manusia jatuh dalam dosa, seperti noda manusia tidak berbuat lain dari pada melanjutkan tradisi yang sudah terdapat pada sebelumnya. Manusia hanya sebagai korban atas perbuatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu. Seperti dalam tradisi lempar ayam di gunung pegat, banyak masyarakat yang tidak tahu sejarahnya, namun mereka hanya meneruskan tradisi adat yang sudah ada sejak jaman dahulu dan mereka hanya mengikuti adat yang ada di daerah setempat. Keempat, mitos orfis dalam tradisi lempar ayam, disebabkan oleh kelakuan manusia yang membuat noda, dosa, dan kebersalahan terasing. Akibatnya manusia sendiri menyangga sendiri beban dan tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. Mitos ini membuat manusia yang awalnya tidak berdosa, sekarang penuh nida, dosa, dan kebersalahan. Mitos disebut jiwa yang diasingkan. Mitos ini memecahkan manusia ke dalam jiwa dan tubuh. Jiwa datang dari tempat lain dan mempunyai status Illahi tetapi sekarang terkurung dalam tubuh. Jadi, manusia telah jatuh karena jiwanya dikaitkan dengan tubuh dan dalam keadaan itu kejahatannya semakin bertambah dan semakin bertambah pula kerinduan akan kebebesan. Oleh sebab itu sudah jelas bahwa Jiwa manusia itu sifatnya suci, dia dekat dengan kebaikan dan tidak mau berbuat batil, tidak mau melanggar dan mengingkari Tuhan. Dengan melakukan tradisi tersebut sama halnya dengan

75 mempercayai mitos tersebut, dan mengingkari Tuhan. Itulah yang membuat manusia jatuh dan berdosa di hadapan Tuhan. Diantara mitos Adam dan mitos orfis inilah yang menyebabkan manusia jatuh dan penuh dosa. Manusia sendiri yang menanggung dan menyangga beban dan kesengsaraan atas sesuatu yang terjadi di dunia ini. Hermeneutika merupakan metode yang digunakan Paul Ricoeur dalam membongkar makna yang masih tersembunyi dalam teks. Ricoeur mengatakan bahwa setiap kata adalah simbol, karena menggambarkan makna lain yang sifatnya tidak lansung atau masih bersifat kiasan, yang hanya dimengerrti lewat simbol. Simbol dan kata sebagai ungkapan berupa bahasa, karena manusia dapat memahami sesuatu hal hanya menggunakan bahasa, dan bahasa merupakan syarat utama untuk semua pengalaman manusia. Hermeneutika merupakan cabang ilmu dari filsafat. Filsafat ialah berfikir secara logika dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma,dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan. Sedangkan filsafat bagi Al-Kindi ialah pengetahuan tentang yang benar. Al- Kindi membagi pengetahuan menjadi dua bagian yakni; pertama, pengetahuan ilahi. Pengetahuan ini diambil dari yang tercantum dalam Al-Quran yaitu pengetahuan yang langsung diperoleh Nabi dari Tuhan. Sedangkan dasar dari pengetahuan ini adalah keyakinan. Kedua, pengetahuan manusiawi. Dasarnya ialah (ratio-reason). Argumen-argumen yang dibawa oleh Al-Quran lebih meyakinkan dari pada argumen-argumen yang ditimbulkan oleh falsafat. Jadi, mitos gunung pegat tidak perlu dipercaya karena tidak bisa dibuktikan

76 kebenerannya, karena pengetahuan yang benar itu bisa dibuktikan atau yang terdapat dalam Al-Quran dan bisa diterima oleh akal manusia. Oleh sebab itu tujuan agama ialah menerangkan yang benar dan yang baik, demikian juga filsafat. Agama disamping menggunakan wahyu juga mempergunakan akal, dan filsafat juga menggunakan akal.