KAJIAN PENGARUH KINERJA RUAS JALAN AKIBAT PARKIR DI BADAN JALAN HOS COKROAMINOTO ( PASAR PAHING ) KOTA KEDIRI LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST,MM *) Abstrak Jalan sebagai salah satu sarana pengembangan wilayah, mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kajian permasalahan yang telah terjadi di lokasi yaitu jalan HOS Cokroaminoto ( Pasar Pahing ) yang merupakan salah satu pusat perekonomian Kota Kediri dengan upaya mengantisipasi perkembangan kawasan lewat penanganan perparkiran, yang saat ini pengaturan parkirnya belum optimal. Jalan HOS Cokroaminoto mempunyai fungsi sentral perdagangan, dan di masa yang akan datang akan lebih besar peranannya, kawasan ini merupakan tarikan lalu lintas yang cukup tinggi, apalagi dengan adanya beberapa fasilitas lain seperti Pasar Pahing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan langsung dan pengambilan data di lapangan berupa data volume lalu lintas dan kegiatan parkir badan jalan, kinerja jalan, kapasitas parkir. Pengamatan dilakukan pada hari sabtu, minggu yang mewakili akhir minggu dimana arus lalu lintas dan parkir padat, dan hari senin mewakili hari biasa. Pengamatan dilakukan pada tiga sesi waktu pagi, siang, malam dan dibagi menjadi 3 Pos. Kemudian ditarik kesimpulan pengaruh kinerja ruas jalan akibat parkir di badan jalan, kebutuhan parkir dan alternatif sudut parkir. Setelah melakukan analisa dari data yang diperoleh dilapangan, di dapatkan hasil antara lain: Tingkat pelayanan jalan HOS Cokroaminoto Derajat Kejenuhan pada skala 0,34 0,37 yang masih dalam keadaan yang cukup baik. Akumulasi Parkir per jam pada pengamatan hari Sabtu, Minggu, Senin pada masing-masing Pos pengamatan pada angka 182 27,0 SRP/jam. Hasil perhitungan kebutuhan ruang parkir pada pos 1, 2, 3 sebesar 648, 16 m 2. Perbandingan hasil perhitungan Satuan Ruang Parkir dengan alternatif sudut parkir 60 0 kebutuhan ruang parkir 6, m 2 dengan lebar efektif jalan hanya 0,6 m. Alternatif sudut parkir 4 0 kebutuhan ruang parkir 604, 9 m 2 dengan lebar efektif jalan 1,7. Alternatif sudut parkir 30 0 kebutuhan ruang parkir 40, m 2 dengan lebar efektif jalan 3,1 m Dengan perkembangan ruas jalan tersebut maka perlu Perlu penataan parkir sesuai dengan kondisi jalan, dengan alternatif sudut parkir yang sesuai. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap Kinerja jalan,kapasitas ruang parkir untuk beberapa tahun yang akan datang. Kata kunci : Parkir di badan jalan, kinerja ruas jalan, sudut parkir *) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kadiri. 1
1. Pendahuluan Permasalahan Lalu lintas terdapat beberapa aspek yang saling berkaitan. Lalu lintas yang baik adalah yang mampu mewujudkan arus yang lancar, kecepatan yang cukup, aman, nyaman dan murah. Lalu lintas juga tidak terlepas dari adanya kendaraan yang berjalan atau berhenti. Untuk kendaraan kendaraan yang berhenti atau parkir, dapat menimbulkan suatu masalah yang sangat penting. Kendaraan yang tidak bergerak/parkir akan memerlukan tempat parkir pada tempat pribadi namun selebihnya di parkir di tempat tempat parkir diluar parkir pribadi. Kemacetan lalu lintas pada ruas jalan telah menjadi menjadi masalah, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.Secara umum ada tiga faktor yang menyebabkan masalah kemacetan yang semakin lama semakin parah, yaitu terus bertambahnya kepemilikan kendaraan (demand), terbatasnya sumber daya untuk melaksanakan pembangunan jalan raya dan fasilitas trasnportasi lainya (supply), serta belum optimalnya pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (sistem operasi). Permasalahan kemacetan menjadi hal yang menarik untuk dikaji, seperti halnya kemacetan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh aktifitas parkir pada bahu jalan di ruas jalan HOS Cokroaminoto Kota Kediri. Jumlah penduduk Kota Kediri yang semakin bertambah, jika ditata dan dikelola akan menjadi daerah yang efektif sehingga merupakan salah satu daerah potensial dalam pembangunan. Kota Kediri sebagai Kota yang sedang berkembang dituntut bersaing dalam memajukan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu dengan banyaknya fasilitas umum di Kota Kediri salah satunya adalah jalan raya dan tempat parkir harus ditata dan dikelola dengan baik. Seperti yang telah disebutkan diatas spesifikasi jalan dan parkir di Kota Kediri, penulis mencoba menganalisa kelayakan jika badan jalan dipakai sebagai tempat parkir dilihat dari padatnya arus lalu lintas di jalan HOS Cokroaminoto Kota Kediri. Dari analisa ini penulis mencoba mengidentifikasi pengaruh kinerja ruas jalan akibat parkir pada badan jalan HOS Cokroaminoto Kota Kediri 1.1. Latar Belakang. Jalan HOS Cokroaminoto adalah jalan yang berada di sekitar pusat perdagangan Kota Kediri. Setiap harinya selalu dilewati oleh bermacam macam jenis kendaraan, terdapat permasalahan yang timbul yaitu adanya parkir pada bahu jalan atau badan jalan yang mengakibatkan adanya penyempitan pada ruas arus jalan HOS Cokroaminoto Kota Kediri. Dengan panjang 930 m dan lebar 8 m jalan HOS Cokroaminoto terpotong oleh salah satu sisi yang dipakai untuk lahan parkir, sehingga mengurangi kapasitas jalan itu sendiri. Oleh karena itu penulis mencoba menganalisa bagaimana dengan keadaan seperti ini apakah masih layak atau harus merubah sistem parkir kendaraan. 1.3. Rumusan Masalah 1.Bagaimana tingkat pelayanan di ruas jalan HOS Cokroaminoto? 2.Bagaimana efek dari parkir yang memakan badan jalan? 3.Bagaimanakah sistem parkir yang sesuai dengan kondisi di jalan HOS Cokroaminoto? 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Perhitungan kapasitas parkir di ruas jalan HOS Cokroaminoto. 2. Kebutuhan lahan parkir yang harus disediakan di ruas jalan HOS Cokroaminoto untuk menampung jumlah kendaraan parkir. 3. Penelitian hanya menghitung kebutuhan parkir di ruas jalan HOS Cokroaminoto. 2
1..Tujuan dan Manfaat Penelitian. Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya kapasitas parkir pada ruas jalan HOS Cokroaminoto 2. Untuk mengetahui kebutuhan lahan parkir yang harus disediakan di ruas jalan HOS Cokroaminoto 3. Untuk mengetahui sistem parkir yang sesuai dengan kondisi yang jalan HOS Cokroaminoto. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan langsung dan pengambilan data di lapangan berupa data volume lalu lintas dan kegiatan parkir badan jalan, kinerja jalan, kapasitas parkir. Pengamatan dilakukan pada 19 21 Oktober 2013 hari sabtu, minggu yang mewakili akhir minggu dimana arus lalu lintas dan parkir padat, dan hari senin mewakili hari biasa. Pengamatan dilakukan pada tiga sesi waktu pagi, siang, malam dan dibagi menjadi 3 Pos. Kemudian ditarik kesimpulan pengaruh kinerja ruas jalan akibat parkir di badan jalan, kebutuhan parkir dan alternatif sudut parkir. 3. LANDASAN TEORI 3.1.Parkir Bagian Dari Sistem Transportasi Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi jalan raya secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk suatu kota akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan melakukan berbagai macam kegiatan. Kebanyakan penduduk di daerah perkotaan melakukan kegiatan atau bepergian dengan menggunakan kendaraan pribadi sehingga secara tidak langsung diperlukan jumlah lahan parkir yang memadai. Perparkiran merupakan masalah yang sering dijumpai dalam sistem transportasi perkotaan, baik di kota kota besar maupun di kota yang sedang berkembang. Masalah perparkiran tersebut terasa sangat mempengaruhi pergerakan kendaraan, dimana kendaraan yang melewati tempat tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, laju pergerakanya akan terhambat oleh kendaraan yang parkir di pinggir jalan berada di sekitar tempat atau pusat kegiatan seperti: perkantoran, sekolah, pasar, rumah makan, dan lain lain. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan, pengadaan lahan parkir yang cukup. Kebutuhan lahan parkir (demand) dan prasarana yang akan dibutuhkan (supply) harus seimbang dan disesuaikan dengan karateristik perparkiran. Masalah parkir ini sangat berpengaruh terhadap pola pergerahan arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidah efektif akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu fasilitas parkir harus memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar. Secara umum parkir dapat dibagi atas 2 (dua) jenis yaitu : a. Parkir di badan jalan (on street parking) b. Parkir di luar badan jalan (off street parking) Masalah parkir di badan jalan merupakan masalah utama yang menyebabkan kemacetan di daerah perkotaan. Permasalahan transportasi di daerah perkotaan seringkali di sebabkan tingginya kebutuhan pergerakan yang tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan jaringan jalan yang ada. Oleh karena itu penanganan parkir di badan jalan sudah barang tentu menjadi sangat penting dan mempunyai dampak sangat positif terhadap pemecahan masalah kemacetan. 3.2 Parkir di Jalan (On Street Parking) Parkir pada adan jalan sering disebut dengan curb parking. Pada dasarnya parkir jenis ini memanfaatkan sebagian ruas jalan, baik satu maupun dua sisi sehingga menyebabkan tejadinya pengurangan lebar efektif jalan yang akan mempengaruhi volume lalu lintas yang dapat ditampung ruas jalan tersebut. Di beberapa negara diberlakukan beberapa 3
ketentuan, diantaranya: parkir di badan jalan dikenai tarif yang sangat tinggi sehingga pengemudi memarkir kendaraan seperlunya saja, sebelum dikenai denda karena melampaui batas waktu, atau parkir di bangunan parkir atau pergi dengan kendaraan umum. Berdasarkan penelitian di Inggris diketahui bahwa parkir di jalan berpengaruh terhadap daya tampung ruas jalan yang bersangkutan. Hanya dengan 3 kendaraan di parkir di sepanjang 1 km ruas jalan, maka teori lebar ruas jalan tersebut berkurang 0,9 m. Bila 120 kendaraan yang parkir, maka praktis lebar jalan berkurang 3 m dan daya tampung yang hilang adalah 67 smp / jam. Penggunaan badan jalan yang juga ditujukan sebagai ruang parkir kendaraan hanya dapat dilakukan pada jalan kolektor dan jalan lokal dengan memperhatikan kondisi jalan dan lingkungan, kondisi lalu lintas dan aspek keselamatan, ketertiban kelancaran lalu lintas (Pusdiklat Dirjen Perhubungan Darat, 199;113). Dalam menggunakan badan jalan sebagi tempat parkir terdapat beberapa ketentuan yang sifatnya memberi batasan yaitu berupa larangan terhadap penggunaan lahan tersebut, yaitu : 1. Pada daerah dimana kapasitas lalu lintas diperlukan, dimana lebar jalan secara keseluruhan dibutuhkan untuk mengalirkan lalu lintas. 2. Pada daerah dimana akses jalan masuk ke lahan sekitarnya diperlukan. 3. Di jalan daerah persimpangan dengan jarak minimum absolut 10-2 m. Jarak-jarak ini dikombinasikan dengan pertimbangan terhadap keselamatan (jarak pandang), pembatasan kapasitas (pengurangan lebar jalan), dan lintasan membelok dari kendaraan-kendaraan yang besar. 4. Dalam jarak 6 m dari suatu penyeberangan pejalan kaki.. Sepanjang 2 m sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius kurang dari 00 m. 6. Sepanjang 6 m sebelum dan sesudah akses bangunan gedung. 7. Sepanjang 0 m sebelum dan sesudah jembatan, 2 m sebelum dan sesudah perlindungan sebidang (cross section) dan terowongan. 10. Dalam jarak 6 m sebelum dan sesudah dari sumber air (hydrant) pemadam kebakaran. 9. Sepanjang jarak 100 m sebelum dan sesudah persimpangan dengan rel kereta api. 10. Selanjutnya parkir ganda atau parkir di atas trotoar tidak diperbolehkan. 3.4.Satuan Ruang Parkir 3.3.Ketentuan Penggunaan Parkir Pada Badan Jalan Badan jalan digunakan sebagai mana mestinya yaitu sebagai media dalam sistem transportasi juga mempunyai peruntukan lain yaitu digunakan sebagai tempat parkir. Menggunakan sisi jalan sebagai tempat parkir adalah murah, akan tetapi masalah keselamatan akan selalu timbul dimana kendaraan yang diparkir di sisi jalan tersebut merupakan salah satu faktor utama dari 0% kecelakaan yang terjadi di tengah ruas jalan di daerah perkotaan hal ini dikarenakan berkurangnya kebebasan pandangan, kendaraan berhenti atau keluar dari tempat parkir di depan kendaraankendaraan yang lewat secara mendadak (Pusdiklat Dirjen Perhubungan Darat, 199, 113). Bila permintaaan parkir melampui penawaran akan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas. Dalam hal yang demikian diperlukan suatu sistem pengendalian dan penindakan, agar pemakain ruang yang tersedia dapat dilakukan secara bersamasama, dialokasikan baik untuk kendaraan pribadi, kendaraan barang ataupun angkutan umum, dan dibatasi hanya untuk kategori II - 10 tersebut saja Untuk mengukur kebutuhan parkir (misalnya bongkar muat barang tidak digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP). boleh digunakan oleh kendaraan pribadi). Menurut pedoman. Teknis 4
Penyelenggaraan Parkir, Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu. Penentuan besar SRP didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : a. Dimensi kendaraan standar Dimensi kendaraan standar adalah kendaraan penumpang, standar menurut Dirjen Perhubungan Darat adalah 1,70 m x 4,70 m. b. Ruang bebas kendaraan parkir Ruang bebas kendaraan parkir berupa arah lateral dan arah longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada posisi kendaraan dibuka dan diukur dari ujung paling luar pintu ke badan kendaraan yang ada di sampingnya pada saat penumpang turun dari kendaraan. Jarak bebas arah lateral sebesar cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm, dengan rincian bagian depan 10 cm dan bagian belakang sebesar 20 cm. Akumulasi Parkir t = Parkir + Masuk Keluar Dimana : Akumulasi parkir t : akumulasi parkir pada selang waktu t Parkir : Jumlah kendaraan yang telah parkir Masuk : Jumlah kendaraan yang masuk pada selang waktu t Keluar : Jumlah kendaraan yang keluar lahan parkir 3..1. Volume Parkir Volume parkir menyatakan jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu biasanya per hari).jumlah kendaraan per periode tertentu merupakan hasil integrasi kurva akumulasi parkir untuk periode tertentu. Jumlah kenderaan parkir per periode waktu tertentu ini dapat digambarkan seperti berikut ( Abu bakar, 19910 ) : 3..Akumulasi Parkir Akumulasi Parkir merupakan jumlah kendaraan yang diparkir di suatu tempat pada waktu tertentu (Hobbs, 199). Integrasi dari kurva akumulasi parkir selama periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan (vehicle hours) per-periode waktu tertentu.kurva akumulasi parkir tempat ini meningkat tinggi antara jam 01.00-09.00 pagi, terutama pada tempat kerja dan akumulasi menurun terjadi pada sore hari jam 14.30-110.00. Integrasi kurva akumulasi beban parkir pada periode waktu tertentu mencerminkan nilai beban parkir selama waktu tersebut dan juga rata-rata akumulasinya. Perbandingan antara akumulasi jam-jam puncak dengan akumulasi rata-rata menunjukkan efisiensi fasilitas terpakai. 3..1.2. Kapasitas Parkir Kapasitas parkir adalah jumlah ruang parkir yang tersedia atau jumlah kendaraan maksimum yang dapat di parkir di tempat parkir. Misalnya untuk lokasi tertentu yang memiliki 0 unit ruang parkir kendaraan mobil penumpang,maka disebutkan bahwa kapasitas parkir adalah 0. Besarnya kapasitas parkir sangat tergantung pada posisi parkir. Namun dalam merencanakan posisi perparkiran tidak hanya didasarkan kepada kapasitas maksimum, tetapi juga mempertimbangkan kelancaran arus, keamanan, kelancaran sirkulasi kendaraan parkir. 3..2. Posisi/Sudut Parkir Bila ditinjau posisi parkir dapat dibagi menjadi; parkir sejajar dengan sumbu
jalan atau yang bersudut 1100 parkir bersudut 4, parkir bersudut 30, parkir bersudut 60 tegak lurus terhadap sumbu jalan atau bersudut 90, serta parkir dengan sudut tegak lurus mampu menampung kendaraan lebih banyak dari parkir sejajar atau bersudut dibawah 90, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan. Gambar dan ketentuanketentuan untuk berbagai sudut parkir ditunjukkan sebagai berikut : b. Parkir menyudut 90 a. Parkir Paralel pada daerah datar Volume/Satuan Ruang Parkir Menurut Abubakar (199), untuk menghitung volume atau satuan ruang parkir (SRP) dipakai berbagai rumus tergantung dari posisi parkir pada kawasan tersebut. 3.6.Kapasitas Jalan Berdasarkan Morlock b. Parkir menyudut 30 c. Parkir menyudut 4 d. Parkir menyudut 60 Rumus Kapasitas dasi E.K. Morlok C = 2000. N.W. Tc. Bc Keterangan : C = Kapasitas total untuk sat arah, campuran berbagai jenis kendaraan, kendaraan/jam N = Jumlah lajur pada satu arah W =Faktor penyesuaian untuk lebar dan ruang bebas, biasanya antara 0,9 1,0 Tc = Faktor penyesuaian untuk truk Bc = Faktor penyesuaian untuk bus Adapun persamaan Tc dan Bc sebagai berikut : 100 Tc 100 Pt EtPt Bc 100 100 Pb EbPb Keterangan : Pt = Prosentase Truk Pb = Prosentase Bus Et = Ekivalen mobil penumpang dari truk Eb = Ekivalen mobil penumpang dari bus Kapasitas jalan Versi IHCM Rumus Kapasitas dari IHCM. C = C O x F W x Fks x F SP x F SF x F CS... 6
Keterangan : C = Kapasitas jalan (smp/jam) C O = Harga kapasitas dasar (smp/jml) F W = Faktor penyesuaian labar perkerasan jalan Fks = Faktor penyesuaian lebar bahu dan kebebasan samping F SP = Faktor penyesuaian median jalan 4. Hasil dan Pembahasan Kondisi eksisting ruas jalan dalam penelitian ini menggunakan on street parking, dilakukan pengamatan jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan tsb, selama 9 jam dengan 3 Pos pengamatan, yang dibagi pada jam pagi 06.00 09.00, 11.00-14.00, 18.00 21.00. Dari pengamatan tersebut didapatkan kondisi ruas jalan tsb. dalam tabel 1. Tabel 1. Kondisi ruas jalan parkir on street Pengamatan Pos 1 Pos 2 Pos 3 SMP/jam 63,28 86,81 74 Kapasitas 1692 1692 1692 DS 0,37 0,346 0,34 Dari pengamatan tsb didapatkan DS dengan skala 0,346 0,37 Dari pengamatan pada hari Sabtu, Minggu, Senin jumlah kendaraan yang parkir per jam mendapatkan akumulasi parkir pada masingmasing Pos dan kemudian dihitung Satuan Ruang Parkir pada tabel 2. Tabel 2. Perhitungan Satuan Ruang Parkir Pengamatan POS 1 POS 2 POS 3 SRP/Jam (m 2 ) Sabtu 217,72 Minggu 213,61 Senin 228,27 Sabtu 22,61 Minggu 230,44 Senin 27,0 Sabtu 182 Minggu 198,0 Senin 216, Kebutuhan Ruang Parkir rata-rata pada setiap Pos, dilakukan analisa untuk beberapa sudut parkir untuk memberikan alternatif satuan ruang parkir yang sesuai dengan kebutuhan. Analisa Ruang Parkir jalan HOS Cokroaminoto a. Alternatif sudut parkir 60 untuk kendaraan roda 4 dan 90 untuk kendaraan roda 2. Dengan ketentuan ruang parkir efektif + ruang manuver untuk : Mobil = 9,9 m 2, Motor = 2,3 m 2 Pada Pos 1 jumlah kebutuhan parkir sebagai berikut : Diambil dari sampel jumlah mobil parkir terbanyak Kebutuhan ruang parkir = (mobil x 9,9 ) + (motor x 2,3) = (18 x 9,9) + ( 31 x 2,3 ) = 178,2 + 71,3 = 249, m 2 Kebutuhan ruang parkir untuk pos 1, 2, 3 total sebesar 6, m 2 Dengan menggunakan sudut parkir 60 0 maka kehilangan ruas efektif jalan HOS Cokroaminoto, sebagai berikut : Lebar jalan = 8 m Lebar ruang parkir (J ) = 2, m 2 Ruang parkir efektif ( D ) =,3 m 2 Ruang manufer ( M ) = 4,6 m 2 D + M = 9,9 m 2 D + M J = 7,4 m 7
Maka lebar jalan efektifnya = 8 7,4 = 0,6 m b. Alternatif sudut parkir 4 untuk kendaraan roda 4 dan 90 untuk kendaraan roda 2. Kebutuhan ruang parkir pada pos 1 = ( mobil x 8,8 ) + (motor x 2,3 ) = ( 18 x 8,8 ) + ( 31 x 2,3 ) = 18,4 + 71,3 = 229,7 m 2 Kebutuhan ruang parkir untuk pos 1,2,3 total sebesar 604,9 m 2 Dengan menggunakan sudut parkir 4 0 maka kehilangan ruas efektif jalan HOS Cokroaminoto, sebagai berikut : Lebar jalan = 8 m Lebar ruang parkir (J ) = 2, m 2 Ruang parkir efektif ( D ) =,1 m 2 Ruang manuver ( M ) = 3,7 m 2 D + M = 8,8 m 2 D + M J = 6,3 m Maka lebar jalan efektifnya = 8 6,3 = 1,7 m c. Alternatif sudut parkir 30 0 untuk kendaraan roda 4 dan 90 0 untuk kendaraan roda 2. Kebutuhan ruang parkir untuk pos 1 Kebutuhan ruang parkir pada pos 1 = ( mobil x 7,4 ) + (motor x 2,3) = (18 x 7,4 ) + ( 31 X 2,3) = 133,2 + 71,3 = 204, m 2 Kebutuhan ruang parkir untuk pos 1,2,3 total sebesar 40, m 2 Dengan menggunakan sudut parkir 30 0 maka kehilangan ruas efektif jalan HOS Cokroaminoto, sebagai berikut : Lebar jalan = 8 m Lebar ruang parkir (J ) = 2, m 2 Ruang parkir efektif ( D ) = 4, m 2 Ruang manuver ( M ) = 2,9 m 2 D + M = 7,4 m 2 D + M J = 4,9 m Maka lebar jalan efektifnya = 8 4,9 = 3,1 m Tabel 3. Perbandingan Hasil Perhitungan dan Analisa Satuan Ruang Parkir Pos pengamat an Hitung an Pos 1 246,0 Pos 2 263,92 Pos3 138,19 Total 648,16 Sudut 60 o 4 o 30 o 249, 29, 4 146, 6 6, 229, 7 238, 136, 7 604, 9 204, 211, 9 124, 1 40,. Kesimpulan 1. Tingkat pelayanan jalan HOS Cokroaminoto Derajat Kejenuhan pada skala 0,34 0,37 yang masih dalam keadaan yang cukup baik 2. Akumulasi Parkir per jam pada pengamatan hari Sabtu, Minggu, Senin pada masing-masing Pos pengamatan pada angka 182 27,0 SRP/jam 3. Hasil perhitungan kebutuhan ruang parkir pada pos 1, 2, 3 sebesar 648, 16 m 2. 4. Perbandingan hasil perhitungan Satuan Ruang Parkir dengan alternatif sudut parkir 60 0 kebutuhan ruang parkir 6, m 2 dengan lebar efektif jalan hanya 0,6 m. Alternatif sudut parkir 4 0 kebutuhan ruang parkir 604, 9 m 2 dengan lebar efektif jalan 1,7. Alternatif sudut parkir 30 0 kebutuhan ruang parkir 40, m 2 dengan lebar efektif jalan 3,1 m 6. Saran 1. Perlu penataan parkir sesuai dengan kondisi jalan, dengan alternatif sudut parkir yang sesuai. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap Kinerja jalan,kapasitas ruang parkir untuk beberapa tahun yang akan datang. 8
DAFTAR PUSTAKA 1. Abubakar, I dan rekan rekan., 199, Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib, Bukit Mayana, Jakarta. 2. Hobbs, F.D., 199, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Cetakan Kedua, Gajah Mada Universitas, Yogyakarta. 3. Miro, Fidel., 200, Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. 4. Morlok, Edward, K., 19910, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Cetakan ketiga, Erlangga, Jakarta.. Munawar, Ahmad., 200, Dasar dasar Teknik Transportasi, Cetakan Pertama, Beta Offset, Yogyakarta. 6. Nasution, Rahmat, P, 2007, Analisa Kebutuhan Lahan Parkir Pada R.S Gleneagles Medan Warpani, Suwardjoko., 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung. Warpani, Suwardjoko., 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, 9