BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap awal dan pertengahan tahun halaman-halaman surat kabar sering

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis dan usaha akan selalu diiringgi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memilih jurusan Ekonomi baik jurusan Manajemen maupun Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DeAngelo (1981) dalam Lauw dan Elyzabeth (2012), kualitas audit adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang diberikan, profesionalisme menjadi syarat utama bagi. orang yang bekerja sebagai auditor. Ketidakpercayaan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerangka kerja yang baik sebelum melakukan auditnya di lapangan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pangsa pasar perusahaan. Secara umum ada tiga bentuk laporan

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. oleh ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts) : Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pengacara dalam melaksanakan keahliannya akan memperoleh fee dari klien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang independen terhadap informasi laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. Dewasa ini propesi akuntan publik banyak mendapat sorotan, sebagai suatu propesi yang memberikan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang disajikan manajemen. Apalagi setelah krisis ekonomi melanda sejak pertengehan tahun 1997 yang telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kelangsungan usaha perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Hal ini didukung dengan banyaknya perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, beberapa bulan kemudian jatuh bangkrut. Dampak dari hal tersebut adalah hilang nya atau berkurang nya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik lokal. Keadaan ini mengharuskan akuntan publik lokal bekerja lebih jeli, cermat dan extra hati-hati dalam mengumpulkan dan meng evaluasi bukti-bukti selama pelaksanaan audit berlangsung, karena ada kemungkinan laporan keuangan disajikan oleh manajemen tidak sesuai dengan standar akuntansi berlaku. Secara umum pemeriksaan akuntan (auditing) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ditinjau dari sudut auditor, pemeriksaan adalah pemeriksaan secara objektif terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau orang tersebut.

Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2003:11) bahwa proses pengumpulan bukti harus oleh orang yang berkompeten dan independen. Kompeten disini adalah auditor yang selain mempunyai kemampuan memahami kriteria yang di tetapkan namun juga mampu menentukan jumlah bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung simpulan yang nantinya akan diambil. Keputusan yang utama yang dihadapi oleh auditor adalah penentuan bahan bukti yang memadai yang harus dikumpulkan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disajikan dengan wajar. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat butuhnya biaya yang dikeluarkan sangan besar untuk mengaudit seluruh bahan bukti yang tersedia. Oleh karena itu, tidak mungkin auditor mengaudit secara rinci dari laporan keuangan sebagian besar perusahaan dan auditor juga tidak diharapkan yakin sepenuhnya, bahwa pendapat yang diberikan telah benar. Namun auditor harus yakin, bahwa pendapatnya benar dengan keyakinan yang tinggi. Jadi, dengan demikian auditor harus membuat keputusan mengenai bahan bukti suatu audit dan harus dipertimbangkan, baik kemampuan untuk memberikan simpulan, maupun perhitungan biayanya. Keputusan auditor dalam mengumpulkan bahan bukti menurut Arens, Elder, dan Beasley (2003: 165) dapat dipecahkan menjadi empat bagian, yaitu: penentuan prosedur audit, pemilihan aturan sampel, pemilihan pos atau unsur, dan saat pengujian. Auditor dapat mennetukan prosedur audit mana yang akan digunakan melalui ketujuh jenis bahan bukti yang dapat dipilih yang terdiri dari pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, pengamatan, tanyajawab klien, akurasi mekanis, dan yang terakhir adalah prosedur analisis. Untuk dapat mengumpulkan bahan bukti audit, sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya, auditor perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung hal tersebut, sehingga bahan bukti yang diperoleh benar-benar kompeten. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor, khususnya di Kantor Akuntan Publik di Bandung yang sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu: Faktorfaktor yang Dipertimbangkan Auditor dalam Mengumpulkan Bahan Bukti

Audit yang Kompeten. (Suatu survai pada Kantor Akuntan Publik di Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa yang dipertimbangkan auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang kompeten. 2. Faktor yang paling dominan dipertimbangkan auditor dalam pengumpulan bahan bukti audit yang kompeten. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kejelasan atas masalah yang telah dikemukakan di atas sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang kompeten, 2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dipertimbangkan auditor dalam pengumpulan bahan bukti audit yang kompeten. 1.4 Kegunaan penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi program studi Akuntansi. Hasil dari penelitain yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat berguna sebagai berikut: 1. Bagi penulis Untuk mengetahui lebih rinci mengenai salah Satu kegiatan auditor dalam menaudit laporan keungan, menambah wawasan serta pengetahuan dalam kegiatan di bidang pemeriksaan akuntan atau auditing, serta untuk memenuhi syarat dalam menempuh sarjana ekonomi program studi akuntansi pada

fakultas ekonomi Universitas Widyatama d/h Sekolah Tinggi Ekonomi Bandung (STIEB). 2. Bagi praktisi Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan masukan, baik berupa saran atau koreksi, sehingga dapat membanu memecahkan masalah yang mereka hadapi dan dapat dijadikan sumbangan pemikiran yang akan membantu auditor atau akuntan publik dalam menjalankan profesinya. 3. Bagi pembaca umumnya dan mahasiswa khususnya Dengan melalui karya ilmiah yang ditulis untuk menambah pengetahuan ini, dapat pula dijadikan referensi pemikiran untuk masa yang akan datang sebagai gambaran mengenai salah satu sisi dari penugasan audit. 1.5 Kerangka Pemikiran Informasi dalam laporan keunagan merupakan suatu informasi yang sangat penting didalam dunia usaha, karena melalui informasi laporan keuangan inilah para pemakai dapat mengambil keputusan. Para pemakai disini terdiri dari manajemen perusahaan, investor dari dalam negri maupun investor asing, baik yang akan memberikan keputusan dalam menberikan kredit, kantor pajak, dan lain-lainya. Melalui jasa audit inilah para penguna menaruk keper cayaan pada akuntan publik untuk menjalan kan profesinya dalam mengaudit laporan keuangan, agar dalam menghasilkan suatu informasi yang wajar tentunya harus sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum dan juga tidak menyimpang dari kode etik yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Oleh karena itu, auditor perlu mengumpulkan bahan bukti untuk pengembilan keputusan tersebut sehingga melalui bahan bukti yang dikumpulkan oleh auditor, dapat memastikan bahwa laporan keuangan klien nyatelah disajikan dengan wajar. Dan tentunya bahanbukti yang dikumpulkan memadai maksudnya adalah mencukupi untuk mendukung pendapat yang diberikan. Sesuai dengan Standar Profesi Akuntan Publik mengenai standar Pekerjaan Lapangan bahwa, Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan audior. Sedangkan menurut Mulyadi (2002: 74) terdapat kata penting yang terdapat dalam standar pekerjaan lapangan ketiga, yaitu Sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di audit. Standar pekerjaan lapangan ketiga ini tidak mengharuskan auditor untuk menjadikan bahan bukti audit yang dikumpulkan sebagai dasar yang absolut bagi pendapat yang dinyatakan atas laporan keungan auditor. Demikian pula dengan Arens, Elder, Beasley (2003: 166) menyatkan bahwa auditor tidak diharapkan untuk yakin sepenuh nya, bahwa pendapat yang diberikan pasti benar, tetapi auditor harus yakin bahwa pendapat yang diberikan benar dengan tingkat keyakinan yang tinggi. Hal ini dipertimbangkan karena mengingat banyaknya jenis bahan bukti serta diperlukannya biaya yang besar. Ada empat faktor yang dapt mendukung, bahwa bahan bukti yang diperoleh dapat memberikan kesimpulan, yaitu: relevansi, kopetensi, kecukupan, ketepatan waktu, dan yangterakhir adalah dampak gabungan dari keempat faktor tersebut. Relavansi, dapat dipertimbangkan hanya dalam hubungan dengan tujuan spesifik audit, artinya bahan bukti harus berkaitan atau relevan terhadap tujuan pengujian auditor sebelum dikatakan bersifat dapat menyimpulkan. Kompetensi, mengacu kepada derajat dapat dipercayanya suatu bahan bukti. Kalau bahan bukti dianggap sangat kompeten, maka sangatmembantu meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar, bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat diandalkan atau dapat dipercaya sehingga mampu dijadikan dasar pernyataan pendapat. Ke andalan dalam arti yang sama dengan kopetensi. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperoleh menentukan kecukupannya, kecukupan bukti berkaitan dengan kuantitas atau banyaknya bukti yang harus dikumpulkan auditor. Ketapatan waktu, dari bahan bukti audit mengacu kepada kapan bahan bukti dikumpulkan atau periode yang dicakup oleh audit. Bahan bukti biasanya

lebih membantu dalam memberikan kesimpulan bagi perkiraan neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dari tanggal neraca. Kompetensi mengacu kepada derajat dipercayanya suatu bahan bukti. Bahan bukti yang kompeten sangat membantu auditor didalam meyakinkan bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar. Kompetensi hanya berkaitan dengan prosedur audit yang dipilihnya, yang didukung oleh lima kriteria keandalan bahan bukti, yaitu: independensi penyelia data, efektivitas struktur pengendalian intern, pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor, kualifikasi orang yang menyadiakan informasi, dan tingkat objektivitas. Auditor harus mengambil keputusan dalam memperoleh bahan bukti. Keputusan tersebut terdiri dari empat bagian, yaitu: 1) prosedur audit mana yang digunakan, 2) berapa ukuran sampel yang dipilih, 3) pos atau unsur tertentu mana yang dipilih dari populasi, 4) kapan prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan. Pertimbangan dalam pengambilan keputusan tersebut sangantlah penting, karena tidak mungkin auditor memeriksa seluruh bahan bukti yang tersedia dalam menaudit laporan keuangan para klien nya, karena diperlukannya biaya yang sangat besar. Yang penting auditor dapat memperoleh bahan bukti yang mencukupi, tepat waktu, handal, dan relevan, yang dapat mendukung auditor dalam memberikan kesimpulan, disertai biaya yang paling rendah. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Faktor-faktor yang dipertimbangkan auditor, selalu dipertimbangkan auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang kompeten. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian dalam menyusun skripsi ini menggunakan beberapa tahap-tahap metode penelitian : 1. Metode yang digunakan Deskriptif analitis, yaitu: metode yang dilihat dan menggambarkan suatu lingkungan atau keadaan yang tampak nyata dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh sehingga

diperoleh gambaran yang jelas atas objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan. 2. Rancangan pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang di ajukan, dilakukan dengan menentukan tingkat signifikasi (α) atau lever of signifikance, dalam penelitian ini tingkat signifikansinya sebesar 0,05. Adapun kriteria pengujian, dalam penelitian ini digunakan satu sisi : H 0 : ditolak jika X 2 hitung > X 2 tabel, α = 0,05 H 1 : diterima jika X 2 hitung X 2 tabel, α = 0,05 3. Tehnik pengumpulan data Sedangkan untuk pengumpulan data primer dan data sekunder menggunakan: a. Riset Lapangan (field research) Riset ini dilakukan dengan mengunakan pernyataan (questionnaire) untuk mendapatkan data primer sebagai bahan analisis. Yang dimaksud dengan daftar pernyataan adalah alat komunikasi antara penelitian dengan yang diteliti (responden) yang dibagikan oleh peneliti untuk diisi oleh responden. b. Riset Kepustakaan (library research) Riset ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku wajib (literatur) dan bacaan-bacaan lainnya yang berkaitan dengan faktorfaktor yang dipertimbangkan auditor dalam mengumpulkan bahan bukti yang kompeten. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung. Sedangkan penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2007 sampai dengan selesai.