BAB 1 PENDAHULUAN. yang tertutup popok yang paling sering dialami oleh bayi atau anak-anak.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan perawatan yang lebih menekankan pada perawatan kulit, sehingga

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca

HUBUNGAN PEMAKAIAN DIAPERS DENGAN KEJADIAN RUAM POPOK PADA BAYI USIA 6 12 BULAN. Siti Aisyah* ABSTRAKS

DERAJAT DIAPER RASH PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI RSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN IBU DALAM PERAWATAN DAERAH PERIANAL PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI DESA SUROKONTO WETAN KECAMATAN PAGERUYUNG KABUPATEN KENDAL

ASTRIN SAFALIA B

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL) TERHADAP RUAM POPOK (DIAPER RASH) DI DESA TEBALOAN - GRESIK

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah

PERAWATAN PERIANAL DENGAN BABY OIL MENURUNKAN KEJADIAN DIAPER DERMATITIS PADA NEONATUS DI RUANG NEONATUS RSUD SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Meria Turnip adalah Mahasiswa D-IV Bidan pendidik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

PEMAKAIAN DISPOSABLE DIAPERS DENGAN TERJADINYA DIAPER RASH PADA BAYI DI POSYANDU DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO IRMANIA JANUARTI

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

EFEKTIFITAS MINYAK KELAPA DAN MINYAK ZAITUN TERHADAP PENCEGAHAN DIAPER DERMATITIS PADA ANAK USIA 3 24 BULAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

Ratih Indra Kusuma¹, Neti Mustikawati² ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEBIDANAN MATA KULIAH : ASKEB NEONATUS, BAYI DAN BALITA : Bayi Baru Lahir Bermasalah OBYEKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB I PENDAHULUAN. pada anak kurang begitu diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

Keywords: Infants aged 1-12 months, diaper rash, extra virgin olive oil (EVOO)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB I LATAR BELAKANG

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

Psikologi Terapan UI ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

Obat Luka Diabetes Pada Penanganan Komplikasi Diabetes

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

BAB I PENDAHULUAN. salon, dan pekerja tekstil dan industri rumahan (home industry). Pada. pekerja per tahun. (Djuanda dan Sularsito, 2007).

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

BAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat, memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

KASUS III. Pertanyaan:

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aktifitas manusia dalam rumah tangga, industri, traffic accident, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data International Labour Organization (ILO) tahun 2012, angka

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon,

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai, memiliki karakteristik kemerahan dan skuama, terjadi di. daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, seperti di wajah, kulit

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

PENGARUH LAMANYA PEMAKAIAN DIAPERS TERHADAP RUAM DIAPERS PADA ANAK DIARE USIA 6-12 BULAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Rhoudlotul Quran di Kauman. Semarang dan waktu penelitian bulan Maret sampai Mei 2014.

Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

AKADEMI KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dalam usia reproduksi yaitu usia tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam perilaku adaptif dan memiliki intelektual di bawah rata-rata. yang muncul dalam masa perkembangan (Depkes, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula, vesikel, skuama) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruam popok/dermatitis diapers merupakan peradangan kulit didaerah yang tertutup popok yang paling sering dialami oleh bayi atau anak-anak. Biasanya terjadi di sekitar bokong, kemaluan, dan perineum memang lebih sensitif dan lembut. Selain itu ruam popok dapat pula diakibatkan oleh jamur, serta dapat dilihat dengan munculnya keadaan memerah di bagian kulit yang tertutup popok. Daerah merah ini bisa disertai dengan bintik-bintik merah, bisa juga tidak (Anonim, 2008). Kontak yang lama antara kulit dan popok/diapers yang basah mempengaruhi beberapa bagian kulit. Gesekan yang lebih sering dan lama menimbulkan kerusakan/iritasi pada kulit yang dapat meningkatkan permeabilitas kulit dan jumlah mikroorganisme. Dengan demikian, kulit menjadi sensitif dan mudah mengalamai iritasi (Nursalam, 2005). Gangguan tersebut sering terjadi akibat kurang terjaganya kebersihan bayi dan lingkungannya atau rendahnya pengetahuan orang tua mengenai dermatitis diapers/ruam popok. Anak dari orang tua dengan tingkat pengetahuan sosial ekonomi yang rendah maupun yang tinggi dapat mengalami gangguan ruam popok ini, apabila orang tuanya tidak mengetahui terjadinya ruam popok/dermatitis diapers pada anaknya (Nursalam, 2005). Pengetahuan ibu dalam pemakaian popok dan perawatan daerah yang tertutup popok pada bayi di Indonesia ternyata masih rendah. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 orang (45,5%), terdapat tindakan yang salah dalam perawatan daerah 1

2 yang tertutup popok terhadap pencegahan terajadinya dermatitis diapers/ruam popok pada neonatus yaitu sebanyak 30 orang (45,5%) (Manulang, 2010). Kurangnya pengetahuan ibu saat terjadi ruam popok pada bayi, mengakibatkan ibu merasa gugup, ketakutan, dan merasa bersalah atas keteloderannya terhadap bayinya. Seolah-olah ibu beranggapan bahwa kurang memperhatikan bayinya tersebut. Sering kali ibu dalam penggunaan popok sekali pakai tidak melihat jenis popoknya atau kualitas popok tersebut. Biasanya ibu-ibu menganggap bahwa popok sekali pakai itu aman sehingga ibu-ibu tidak memperhatikan daya tampung dan daya serat popok. Ibu biasanya mengganti popok sekali pakai tidak sesuai dengan aturan penggunaan popok sekali pakai secara benar. Ruam popok juga bisa disebabkan karena kulit yang terkena urin atau feses yang berlangsung lama, bisa juga disebabkan oleh infeksi jamur candida, biasanya menyebabkan ruam merah terang pada lipatan kulit dan bercak kecil merah (Muftahah, 2007). Dalam pengetahuan kebersihan bayi, hingga saat ini memberikan popok sekali pakai pada bayi merupakan cara yang paling praktis untuk menampung urin dan feses yang di sebabkan oleh pemakaian popok sekali pakai. Dalam artikel yang berjudul Dispoable Diaper Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau pocer dan gamble (produsen pampers dan Huggens) melalui penelitian memperoleh data yang mencengangkan. Angka pada bayi yang menggunakan dispoasbel diapar meningkat dari 7,1% hingga 61%, sedangkan Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil medis menunjkan angka peningkatan ruam popok dari 7% pada tahun 1953 sampai 78% pada tahun 1991 (Diena, 2009). Insiden ruam

3 popok di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun (Kabarbisnis, 2010). Jumlah Balita di Jatim 2011 kurang lebih 3,2 juta jiwa (Pusat Data Dan Informasi Departemen Kesehatan RI, 2009). Setidaknya 50% bayi yang menggunakan popok mengalami hal ini. Mulai terjadi pada usia beberapa minggu hingga 18 bulan (terbanyak terjadi di usia bayi 6-9 bulan) (Rahmat hidayat, 2011). Gangguan kulit ini biasanya menyerang bagian tubuh bayi yang tertutup popok. Daerah yang terserang biasanya area genetalia, area sekitar anus, lipatan paha, dan pantat (Wahyuni, 2013). Hasil observasi dan wawancara di Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun diperoleh data jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan, didapat data 7 dari 10 orang ibu memiliki bayi usia 0-12 bulan yang menggunakan diapers mengatakan bahwa mereka masih menggunakan bedak ketika melakukan perawatan area yang tertutup popok pada bayinya serta beberapa ibu juga masih kurang benar dalam melakukan penggantian dan pemakaian diapers pada bayinya yaitu sekitar 5-8 jam sekali baru dilakukan penggantian diapers. Selain itu berdasarkan hasil observasi peneliti memperoleh data dari 10 bayi usia 0-12 bulan yang menggunakan diapers 3 diantaranya memperlihatkan tanda dan gejala dari dermatits diapers seperti kulit kemerahan pada daerah pantat dan lipatan paha bayi. Meskipun urin dan feses merupakan penyebab utama, kombinasi faktor lainnya juga memberikan kontribusi terhadap terjadinya ruam popok. Amonia juga dipandang sebagai penyebab ruam popok, meskipun amonia tidak berdiri sendiri. Peningkatan Ph urine mengakibatkan peningkatan enzim fecal, yaitu

4 protease dan lipose, sehingga memudahkan terjadinya iritasi pada daerah bokong. Enzim fecal juga meningkatkan permeabilitas kulit akibat garam empedu yang terkandung pada feses, terutama pada saat diare, sehingga juga mengakibatkan iritasi pada daerah peranal. Gejala ruam popok sangat bervariasi, mulai dari adanya macula eritemateus pada kulit yang tertutrup popok, seperti luka bakar, sampai adanya papula vesikel, pustula, dan erosi superfisial. Apabila keadaan ini dibiarkan lebih dari 3 hari, maka bagian yang terkena ruam popok akan ditumbuhi jamur candida albicans (Nursalam, 2005). Pengetahuan ibu dalam menjaga kesehatan kulit bayi sangat diperlukan. Kebanyakan ibu lebih memilih diapers dari pada memilih popok kain, dengan alasan diapers bayi lebih praktis karena tidak perlu sering mengganti popok yang basah akibat buang air, selain itu membuat rumah lebh bersih tidak terkena air kencing bayi. Diapers juga membuat pekerjaan ibu lebih ringan karena tidak perlu mencuci, menjemur, menyetrika setumpuk popok. Pada sisi buruknya penggunaan diapers dapat menyebabkan terjadinya dermatitis diapers/ruam popok. Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari pemakaian dan perawatan daerah yang tertutup popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mengalami dermatitis diapers/ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy, 2011). Pengetahuan ibu dalam perawatan daerah yang tertutup popok sama halnya dengan mengetahui cara merawat kulit bayi dari kegiatan sehari-hari,

5 misalnya seperti memandikan secara teratur, mengganti popok atau baju pada saat yang tepat, memilih bahan pakaian yang lembut, memilih kosmetik berupa sabun mandi, sampo dan minyak khusus bayi dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan keadaan kulit bayi (Sudilarsih, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti berminat untuk meneliti pengetahuan ibu tentang dermatitis diapers pada bayi usia 0-12 bulan di Polindes Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada konsep latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana pengetahuan ibu tentang dermatitis diapers pada bayi usia 0-12 bulan di Polindes Desa Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang dermatitis diapers/ruam popok pada bayi usia 0-12 bulan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1.4.1.1 Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya pada ibu tentang pengetahuan deramatitis diapers pada bayi usia 0-12 bulan.

6 1.4.1.2 Bagi Peneliti Peneliti dapat mengaplikasikan hasil penelitian yang dicapai dan mendapat informasi mengenai pengetahuan ibu tentang dermatitis diapers pada bayi usia 0-12 bulan. 1.4.1.3 Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber data untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dengan melakukan observasi secara langsung sehingga bisa lebih validasi. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Responden atau Ibu Hasil penelitian ini dapat memberikan wacana bagi responden khususnya ibu untuk menambah pengetahuan tentang pengetahuan ibu tentang dermatitis diapers pada bayi usia 0-12 bulan. Yang selanjutnya dapat sebagai renungan dan pertimbangan ibu khususnya dalam merawat buah hatinya. 1.4.2.2 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini sebagai sumber data untuk mengetahui wawasan dan informasi yang lebih banyak tentang pengetahuan ibu tentang dermatitis diapers pada bayi usia 0-12 bulan. 1.4.2.3 Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sebagai preferensi untuk penelitian lebih lanjut.

7 1.5 Keaslian 1. Trisefia (2010) Perilaku Ibu Dalam Pencegahan Ruam Popok Di Desa Prajegan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian terhadap 54 responden terhadap perilaku ibu dalam pencegahan terjadinya ruam popok didapatkan bahwa sebagian besar (59,26%) atau 32 responden memiliki perilaku negatif dan hampir setengahnya (40,74%) atau 22 responden memiliki perilaku positif. Persamaan dari penelitian ini samasama membahas tentang ruam popok/ dermatitis diapers. Perbedaan terletak di variabel perilaku ibu. 2. Wahyuni (2013) Hubungan Perawatan Perianal Bayi dengan Dermatitis diapers Pada bayi usia 0-6 bulan yang Menggunakan Diaper di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang. Data dilakukan secara total sampling dengan jumlah sampel sebesar 56 orang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu/pengasuh di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang sebagian besar (71,4%) melakukan perwatan perianal bayi tidak sesuai dan bayi mengalami dermatitis diapers sebanyak 16,1%. Hasil uji Chi-Square (r= -0.277 dengan p=0.038) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perawatan perianal bayi dengan kejadian dermatitis diapers pada bayi usia 0-6 bulan yang menggunakan diapers. Persamaan dari penelitian ini sama-sama membahas tentang dermatitis diapers. Perbedaan terletak pada variabel hubungan perawatan perianal bayi.