BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2014, Hlm Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teori. 1. Kemampuan guru. Secara etimologi kemampuan terambil dari kata mampu berarti kuasa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, TERAS, Yogyakarta, 2007, hlm

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

Pengaruh Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kemajuan Sekolah di SMP Kabupaten Karanganyar

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong

BAB I PENDAHULUAN. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm 104.

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENGELOLAAN PROSES DI SD NEGERI 10 MANDONGA JURNAL PENELITIAN OLEH: DEWI HERNIA NENGSIH G2G

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Yrama Media, Bandung, 2009, hlm.14. 2

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI JEMBANGAN 02

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi guru

Dwi Esti Andriani, M. Pd., MEdSt. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berarti sebagai langkah dan usaha sadar untuk mencerdaskan, mengembangkan potensi diri, menuju insan yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab, serta memperdayakan potensi masyarakat. Pendidikan memiliki arti dan peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena pendidikan memiliki tanggung jawab dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Pada pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan meliputi: tujuan pembelajaran, guru, peserta didik, isi (kurikulum), metode atau cara, dan situasi lingkungan. 1 Maka dari itu, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu pendidik membuat perancangan pembelajaran, supaya pembelajaran yang dihasilkan bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan suatu lembaga/organisasi sangat tergantung pada kepemimpinan dari pimpinan lembaga/organisasi tersebut. Karena sebagai pemimpin di lembaganya, maka harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik. Tugas manusia sebagai pemimpin di bumi ini ialah memakmurkan alam sebagai manifestasi dari rasa syukur manusia kepada Allah dan pengabdian kepada-nya. Bagi setiap umat ada pemimpin yang dipercayai sehingga mereka dapat membelajarkan tentang kebenaran, kebaikan, dan kemuliaan dengan keteladanannya. Pemimpin harus menjadi penolong menggerakkan, mengarahkan dan membimbing anggota organisasi 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm. 61-63. 1

2 untuk mematuhi kehendak Allah. 2 Taubah ayat 71. Sesuai firman Allah dalam surat At- Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul- Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 3 Kepemimpinan kepala madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat menujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran madrasahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. 4 Dalam menjalankan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu, ia harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah. Fungsi kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan ialah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. 5 Sikap dan perilaku kepemimpinan kepala madrasah turut berpengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru. Demikian berpengaruh faktor kepemimpinan dalam suatu organisasi sehingga dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan organisasi sebagaimana yang diharapkan. 2 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan, Holistica, Lombok, 2012, hlm. 122-123 3 Al-Qur an Surat At-Taubah ayat 71, Al-Qur ān dan Terjemahannya, Menara Kudus, Kudus, 2006, hlm. 187 4 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 90 5 M. Sobry Sutikno, kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus memiliki pengetahuan dan teori-teori manajemen untuk diterapkan dalam praktek kerjanya, Op.Cit, hlm. 124

3 Sesuai dengan realitas yang ada, pola kepemimpinan kepala madrasah di MTs Negeri 1 Kudus menggunakan tipe kepemimpinan demokratis yang artinya kepala madrasah memberikan kesempatan kepada semua bapak / ibu guru untuk memberikan masukan, kepala madrasah menerima semua masukan yang membangun guna memajukan madrasah, dan guru bebas mengembangkan potensi, kreativitasnya dalam mensukseskan pembelajaran untuk kearah kompetensi pedagogik, sehingga kepemimpinan kepala madrasah bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Pendidik yang semula kurang memperhatikan pentingnya adanya kompetensi pedagogik kini dengan upaya yang dilakukan kepala madrasah diantaranya dengan kualifikasi guru (menempatnya sesuai dengan bidangnya), program S.I bagi pengajar, mengadakan pelatihan, seminar, rapat evaluasi setiap bulan satu kali, supervisi akademik, guru diminta mencari sumber-sumber yang tepat dalam pembelajran, dan memberikan arahan-arahan tentang pentingnya menjadi guru yang profesional atau pedagogik, untuk itu guru dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan kompetensi pedagogiknya. 6 Sehingga dengan adanya pola kepemimpinan kepala madrasah, kompetensi pedagogik guru dapat lebih meningkat. Disamping kepemimpinan kepala madrasah, kurikulum mempunyai kedudukan sentral dan strategis dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional harus mampu mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus dibelajarkan kepada peserta didik, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk dialami dan diwujudkan dalam perilaku peserta 6 Hasil wawancara dengan Rakhmad Basuki selaku Waka Kurikulum di MTs Negeri 1 Kudus, Tanggal 15 Maret 2016, pukul : 08.30

4 didik. 7 Pada dasarnya kurikulum dirancang dan diimplementasikan dengan maksud sebagai arahan bagi guru untuk mengembangkan mengimplementasikannya, dan agar pendidik mampu melaksanakan perananperanan itu. Kompetensi pedagogik dalam menerapkan kurikulum akan tampak pada kemampuan pendidik menyusun strategi sebagai ilmu dan kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan strategi belajar-mengajar, tentulah pendidik perlu memiliki khasanah metode yang kaya dengan berbagai cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu.8 Sehingga dengan adanya pelaksanaan kurikulum, kompetensi pedagogik guru dapat lebih terarah dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan realitas, pelaksanaan kurikulum yang ada di MTs Negeri 1 Kudus itu bersifat kondisional atau tidak terpacu kepada kurikulum yang ada tetapi sesuai dengan kebijakan guru masing-masing. Pelaksanaan kurikulum di MTs Negeri 1 Kudus sangat ditekankan dengan bukti adanya peningkatan SDM guru, setiap guru mengadakan musyawarah melalui MGMP, evaluasi setiap saat kepada guru, selain itu semua guru sudah dibekali dan juga semua guru melaksanakan kurikulum sesuai dengan ketentuan. Dalam pelaksanaan kurikulum, kepala madrasah dan waka kurikulum juga memonitoring (memantau) dengan adanya evaluasi dan juga supervisi keterlaksanaan kurikulum yang dijalankan. Selain itu dalam melaksanakan evaluasi kurikulum, setiap guru pengampu agar mengadakan pengayaan dan perbaikan secara terpogram, menambah dan melengkapi fasilitas dan sarana prasarana yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, selain itu metode yang digunakan, evaluasi yang digunakan, penilaian yang digunakan, dan output raport, harus sesuai dengan kurikulum yang ada. Dengan ditekannya proses monitoring yaitu dengan adanya 7 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. iii 8 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 153-157

5 evaluasi dan juga supervisi dalam pelaksanaan kurikulum akan berdampak pada kualitas kompetensi pedagogik guru yang awalnya pendidik dalam proses pembelajaran sakenaknya saja, dengan adanya pelaksanaan kurikulum ini pendidik dalam proses pembelajaran mengikuti sesuai aturan yang telah ditetapkan. 9 Kemampuan guru mengelola pembelajaran akan mempengaruhi efektivitas pembelajaran dan tingkat keberhasilannya. Demikian juga kemampuan guru dalam membimbing belajar, bagaimana cara belajar, pengambilan keputusan dengan tepat, dan memecahkan masalah diri/siswanya, juga akan mendukung keberhasilan diri, siswa, dan sekolahnya. 10 Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. 11 Jika guru memiliki kompetensi pedagogik yang baik, maka proses pembelajaran akan berjalan efektif. Dalam proses belajarmengajar terjadi interaksi hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Dalam interaksi edukatif tersebut seorang guru harus bisa memahami bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan karakteristik dari maing-masing siswanya. Jika ia telah memahami keadaan peserta didiknya, maka seorang guru dapat merancang pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Kelas yang baik sangat dipengaruhi oleh manajemen kelas dari seorang guru. kelas yang baik akan melahirkan sekolah-sekolah yang baik, dan pada akhirnya, mutu pendidikan secara keseluruhan juga baik. Dalam konteks ini, faktor guru sangat berperan, terutama dalam mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan, serta dapat memotivasi anak didik untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, 9 Hasil wawancara dengan Rakhmad Basuki, setiap guru melakukan musyawarah melalui MGMP, agar setiap hambatan bisa diminimalisir 10 Suyanto dan Asep Djihad, Calon Guru dan Guru Profesional, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012, hlm. 36 11 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet 5, 2010, hlm. 98.

6 proses pembelajaran di dalam kelas harus benar-benar dirancang sebaik mungkin oleh guru untuk mengembangkan potensi anak didik secara optimal. 12 Dapat diambil kesimpulan, bahwa sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu pendidik membuat rancangan pembelajaran yang tepat, supaya peserta didik akan lebih semangat dan termotivasi dalam memahami materi pelajaran. Sesuai dengan realitas pembelajaran yang dilakukan di MTs Negeri 1 Kudus, mengungkapkan bahwa guru mengelola pembelajaran peserta didik dengan menciptakan situasi belajar dengan menyusun strategi dan memanfaatkan segala sumber yang dimiliki, sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik untuk mecapai hasil belajar yang optimal, selain itu guru sebelum melakukan pembelajaran juga merencanakan pembelajaran sesuai dengan acuan kurikulum sehingga pembelajaran lebih terarah dengan baik sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai. Sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan di MTs Negeri 1 Kudus, yang mana peserta didik di dalam kelas benar-benar memperhatikan pembelajaran dengan baik. Peserta didik mampu menjelaskan materi pelajaran yang sudah dipelajarinya baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk presentase, bertanya, berpendapat, bahkan peserta didik dengan semangat untuk menambahi argumen. Sehingga dapat peneliti simpulkan, bahwa kompetensi pedagogik guru sudah bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan adanya pola kepemimpinan kepala madrasah dan pelaksanaan kurikulum, maka pendidik akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal 13. Diterapkannya pola kepemimpinan kepala madrasah inilah dalam proses belajar mengajar di MTs Negeri 1 Kudus dapat berlangsung dengan 12 Rusdiana dan Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015, hlm. 5 13 Hasil Observasi di kelas VIII, pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, tanggal 15 Maret 2016, pukul : 09.00

7 menyenangkan dan pendidik mampu mengoptimalkan pembelajaran peserta didik dengan lebih cakap dalam mengajar, terarah, dan profesional. Dengan demikian peserta didik lebih mudah dalam menangkap, mencerna, dan kemudian menerapkan dalam tugasnya. Selain faktor kepemimpinan, pelaksanaan kurikulum juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus, karena pelaksanaan kurikulum sebagai penentu kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah dengan baik sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai. Dari latar belakang inilah, penulis ingin mengadakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul Pengaruh Pola Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Pelaksanaan Kurikulum terhadap Kompetensi Pedagogik Guru di MTs Negeri 1 Kudus. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola kepemimpinan kepala madrasah, pelaksanaan kurikulum dan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus? 2. Adakah pengaruh pola kepemimpinan kepala madrasah terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus? 3. Adakah pengaruh pelaksanaan kurikulum terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus? 4. Adakah pengaruh pola kepemimpinan kepala madrasah dan pelaksanaan kurikulum secara simultan terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas untuk dapat memperoleh hasil yang baik maka diperlukan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, di antaranya:

8 1. Mengetahui adanya pola kepemimpinan kepala madrasah, pelaksanaan kurikulum dan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus. 2. Mengetahui adanya pengaruh pola kepemimpinan kepala madrasah terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus. 3. Mengetahui adanya pengaruh pelaksanaan kurikulum terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus. 4. Mengetahui adanya pengaruh pola kepemimpinan kepala madrasah dan pelaksanaan kurikulum secara simultan terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus. D. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Verifikasi pola kepemimpinan kepala madrasah dan pelaksanaan kurikulum secara simultan berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru. 2. Secara Praktis a) Bagi Madrasah Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi lembaga pendidikan di mana tempat penelitian ini berlangsung, mengenai pola kepemimpinan kepala madrasah dan pelaksanaan kurikulum terhadap kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri 1 Kudus. b) Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman guru dalam rangka meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik guru dengan adanya kepemimpinan kepala madrasah dan pelaksanaan kurikulum di MTs Negeri 1 Kudus.