Laju Filtrasi Kerang Totok Polymesoda erosa terhadap Pakan Alami Skeletonema costatum dan Tetraselmis chuii

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

LAJU FILTRASI KERANG HIJAU (Perna viridis) TERHADAP Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS

Pengaruh Penggunaan Pakan Alami Tetraselmis chuii dan Skeletonema costatum dengan Dosis yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Kerang Totok

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes) DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di:

The Growth of Chlorella spp Culturing with Some Density of Inoculum. Lady Diana Tetelepta

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

Samsul Rizal dan Jailani

UKURAN MORFOMETRIK KEKERANGAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN

Kecepatan Filtrasi Kerang Hijau Perna viridis terhadap Skeletonema sp pada Media Tercemar Logam Berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu)

POTENSI KERANG SIMPING (AMUSIUM PLEURONECTES) DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

PRODUKSI BIOMASSA Spirulina sp. DENGAN VARIASI KONSENTRASI CO2 DAN FOTOPERIODE. Okta Nugraha 1) dan Elida Purba 1)

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa konsentrasi pupuk

Filtrasi Kerang Hijau Perna viridis Terhadap Mikro Alga pada Jenis dan Konsentrasi Berbeda

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

Filtrasi Kerang Hijau Perna viridis terhadap Micro Algae pada Media Terkontaminasi Logam Berat

PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU

PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. M. W. Lewaru * ABSTRACT

Kandungan Asam Lemak Omega-3 (Asam Linolenat) pada

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ABSTRAK. Kata kunci: Brachionus plicatilis, Nannochloropsis sp., salinitas, nitrogen, stres lingkungan

Kata Kunci: Pengaruh, Konsentrasi, Kepadatan Populasi, Pupuk Media Diatom, Pupuk KW21, Tetraselmis sp.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

PERTUMBUHAN FITOPLANKTON Tetraselmis sp DI WADAH TERKONTROL DENGAN PERLAKUAN CAHAYA LAMPU TL

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI FITOPLANKTON DAN RAGI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA

SERAPAN TIRAM Crassostrea iredalei TERHADAP POPULASI Nannochloropsis sp. DENGAN KEPADATAN AWAL BERBEDA

THE INFLUENCE OF NATURAL FOOD Tetraselmis chuii AND Skeletonema costatum ON THE PROFILE OF THE UNSATURATED FATTY ACID IN MARSH CLAM Polymesoda erosa

MASPARI JOURNAL Juli 2015, 7(2):33-40

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

Pertumbuhan Artemia sp. dengan Pemberian Ransum Pakan Buatan Berbeda

III. BAHAN DAN METODE

ABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia

Pengaruh Pencucian Sel Terhadap Pertumbuhan dan Nilai Nutrisi Chaetoceros gracilis

I. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan

POLA PERTUMBUHAN KARAKTERISTEK TANAH KERANG LOKAN Geloina erosa (Solander 1786)DI EKOSISTEM MANGROVE BELAWAN ABSTRAK

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Kultur Nannochloropsis

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kerang yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Cilacap yaitu jenis

PERTUMBUHAN Diaphanasoma sp. YANG DIBERI PAKAN Nannochloropsis sp. Sri Susilowati 12 ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PANJANG BERAT LORJUK (Solen spp) DI PERAIRAN PESISIR PANTAI SELATAN PULAU MADURA

Studi Kultur Semi-Massal Mikroalga Chlorella sp Pada Area Tambak Dengan Media Air Payau (Di Desa Rayunggumuk, Kec. Glagah, Kab.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam. perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan.

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Pengaruh Jenis Shelter Terhadap Sintasan Juvenil Lola (Trochus niloticus) Dedy Kurnianto dan Rosmi Nuslah Pesilette 1

GROWTH AND SURVIVAL RATE OF COMMON CARP (Cyprinus carpio L) WITH DIFFERENT BIOFILTER COMBINATION IN RECIRCULATION AQUAPONIC SYSTEM

I. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.

Pengaruh Pemberian Kompos Sampah Rumah Tangga Terhadap Pertumbuhan Chlorella vulgaris Pada Skala Laboratorium

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

V HASIL DAN PEMBAHASAN. pengamatan tersebut diberikan nilai skor berdasarkan kelompok hari moulting. Nilai

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

PENGARUH JENIS MEDIA TERHADAP KONSENTRASI BIOMASSA. DAN KANDUNGAN PROTEIN MIKROALGA Chaetoceros calcitrans SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

STUDI TINGKAT KEMATIAN BENIH TIRAM MUTIARA TERHADAP PERIODE PEMBERIAN PAKAN

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PERTUMBUHAN Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS MEDIA. The Growth of Skeletonema costatum on Various Salinity Level s Media

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

Pemberian Mikroalga Terhadap Pertambahan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis) Pada Skala Laboratorium Di BBPBL Lampung

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan dan memiliki nilai gizi tinggi yaitu, kandungan protein 74%, lemak

APLIKASI TEKNOLOGI NANO DALAM SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

PENGARUH BEBERAPA JENIS PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA (Brachionus sp)

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON

Universitas Muhammadiyah Makassar Abstrak. Abstract

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

Vivi Endar Herawati*, Johannes Hutabarat 1, Ocky Karnaradjasa 2 ABSTRAK

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN EM-4 (Effective Microorganism-4) PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

PENGARUH PERBEDAAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN Tubifex sp. TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa striata)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

PENGARUH SALINITAS DAN NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN TOTAL Nannochloropsis sp. ABSTRAK

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

Transkripsi:

Laju Filtrasi Kerang Totok Polymesoda erosa terhadap Pakan Alami Skeletonema costatum dan Tetraselmis chuii Endang Supriyantini Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia supri_yantini@yahoo.com Abstrak Pertumbuhan yang optimal dan kelulushidupan kerang yang dibudidayakan dipengaruhi oleh pakan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan filtrasi Kerang Totok pada jenis dan konsentrasi pakan yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratories dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan jenis pakan yaitu Tetraselmis chuii, Skeletonema costatum, dan pakan campuran (1:1) dengan tiap jenis pakan diberikan perlakuan konsentrasi 180.000 sel/ml, 270.000 sel/ml, 360.000 sel/ml dan 450.000 sel/ml. Masingmasing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan filtrasi rata-rata tertinggi Kerang Totok diperoleh pada perlakuan jenis pakan campuran (1:1), untuk konsentrasi pakan 180.000 sel/ml adalah 1,987 ± 0,0250 l/jam, konsentrasi pakan 270.000 sel/ml adalah 2,144 ± 0,0945 l/jam, konsentrasi pakan 360.000 sel/ml adalah 1,937 ± 0,0365 l/jam dan konsentrasi pakan 450.000 sel/ml adalah 1,864 ± 0,0052 l/jam. Kecepatan filtrasi rata-rata Kerang Totok menurun pada perlakuan jenis pakan S. costatum, untuk konsentrasi 180.000 sel/ml adalah 1,554 ± 0,0422 l/jam, konsentrasi 270.000 sel/ml adalah 1,669 ± 0,0642 l/jam, konsentrasi 360.000 sel/ml adalah 1,537 ± 0,0603 l/jam dan konsentrasi 450.000 sel/ml adalah 1,587 ± 0,0544 l/jam. Kecepatan filtrasi rata-rata Kerang Totok terendah terjadi pada perlakuan jenis pakan T. chuii, untuk konsentrasi pakan 180.000 sel/ml adalah 1,154 ± 0,0768 l/jam, konsentrasi pakan 270.000 sel/ml adalah 1,161 ± 0,0514 l/jam, konsentrasi pakan 360.000 sel/ml adalah 1,270 ± 0,1432 l/jam dan konsentrasi pakan 450.000 sel/ml adalah 1,267 ± 0,0429 l/jam. Berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan yang paling banyak diserap adalah jenis pakan campuran pada konsentrasi 270.000 sel/ml. Kata kunci : P. erosa, Kecepatan Filtrasi, Tetraselmis chuii, Skeletonema costatum. Abstract The optimum growth and survival rate of cultured clam affected by food given in mariculture.the aim of this study was to investigate filtration rate of mangrove clam P. erosa with different kind and density of food. This study was held in Terpadu Laboratory, Marine Science Departement, Diponegoro University, Semarang. A fully randomized design of laboratorium experimental methode was applied with three foods treatment i.e. Tetraselmis chuii, Skeletonema costatum and mix food of Tetraselmis chuii and Skeletonema costatum and 4 food densities treatment were 180,000 cell.ml -1, 270,000 cell.ml -1, 360,000 cell.ml -1 and 450,000 cell.ml -1. Each treatment was repeated in 3 times observation.the result of the study showed that the highest average filtration rate obtained from mix food treatment, The average of filtration rate were 1,987 ± 0,0250 l.hr -1 for food density 180,000 cell.ml -1, 2,144 ± 0,0945 l.hr -1 for food density 270,000 cell.ml -1, 1,937 ± 0,0365 l.hr -1 for food density 360,000 cell.ml -1 and 1,864 ± 0,0052 l.hr -1 for food density 450,000 cell.ml -1. Then followed by S. costatum treatment, the average filtration rate were 1,554 ± 0,0422 l.hr -1 for food density 180,000 cell.ml -1, 1,669 ± 0,0642 l.hr -1 for food density 270,000 cell.ml -1, 1,537 ± 0,0603 l.hr -1 for food density 360,000 cell.ml -1 and 1,587 ± 0,0544 l.hr -1 for food density 450,000 cell.ml -1. The lowest was fed by T. chuii and the average filtration rate were 1,154 ± 0,0768 l.hr -1 for food density 180,000 cell.ml -1, 1,161 ± 0,0514l.hr -1 for food density 270,000 cell.ml -1, 1,270 ± 0,1432 l.hr -1 for food density 360,000 cell ml -1 and 1,267 ± 0,0429 l hr -1 for food density 450,000 cell ml -1.

Based on Analysis of Variance (ANOVA), the best and suggested food for are mix food of T. chuii and S. costatum with 270.000 cell ml -1 food density. Key words : P. erosa, Filtration Rate, Tetraselmis chuii, Skeletonema costatum. Pendahuluan Polymesoda erosa merupakan salah satu jenis kerang dari Famili Corbiculidae yang hidup di ekosistem hutan mangrove. Jenis ini banyak dijumpai di hutan mangrove Indo- Pasifik barat, mulai dari India sampai Vanuatu; sebelah utara sampai selatan dari kepulauan Jepang, dan sebelah selatan Queensland dan New Caledonia. Wilayah Indonesia termasuk daerah yang menjadi sebaran dari P. erosa (Poutiers, 1998). Salah satu daerah yang menjadi habitat P. erosa di Indonesia adalah kawasan Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar Segara Anakan mengenal P. erosa dengan nama kerang totok (Widowati et al., 2004). P. erosa (Kerang Totok) selama ini dikonsumsi oleh masyarakat di beberapa negara, seperti Australia dan negara-negara Asia termasuk Indonesia (Poutiers, 1998). Masyarakat sekitar Segara Anakan juga mengkonsumsi kerang Totok sebagai makanan (sumber protein hewan) dan menjualnya ke daerah sekitarnya seperti Cilacap dan Ciamis untuk menambah pendapatan (Salikun, komunikasi pribadi, 2009). Selama ini pemanfaatan P. erosa hanya dilakukan dari hasil tangkapan alami saja, sedangkan di sisi lain konsumsi terhadap P. erosa ini lambat laun semakin bertambah. Hal ini terlihat dari kegiatan penangkapan P. erosa yang dilakukan oleh nelayan setempat dengan frekuensi tangkapan yang semakin meningkat, sehingga perlu adanya suatu usaha untuk mempertahankan keberadaannya di alam supaya didapatkan keseimbangan antara stok alami dengan eksploitasi yang terus menerus dilakukan. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah melalui usaha budidaya. Morton (1976) dalam Gimin et. al. (2004), menyatakan bahwa P. erosa adalah biota yang relatif tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan serta memiliki karakteristik yang cukup baik sebagai hewan budidaya laut karena perawatannya yang relatif mudah, sehingga biota ini memungkinkan untuk dibudidayakan. Preferensi biota terhadap pakan perlu diperhatikan dalam rangka mendukung pertumbuhan kerang yang baik, bahkan ketidakcukupan pakan dapat memperbesar mortalitas biota dalam budidaya. Kecepatan filtrasi (filtration rate) adalah banyaknya volume air lengkap dengan partikel-partikel yang difilter persatuan unit waktu (Bayne, 1976). Kecepatan filtrasi merupakan salah satu pendekatan untuk menunjang kegiatan budidaya. Fitoplankton yang merupakan pakan alami kerang masuk ke dalam tubuh melalui proses penyaringan massa air. Mekanisme makan kerang adalah dengan menghisap masuk air payau yang mengandung fitoplankton ke dalam rongga mantel melalui saluran air masuk dan selanjutnya dibawa menuju bibir (labial palp) dan mulut. Selanjutnya terjadi proses penyortiran, yaitu partikel yang berukuran lebih besar dari ukuran mulut kerang akan dibuang (Dwiono, 2003). Beberapa penelitian mengenai kecepatan filtrasi kerang dilakukan oleh Kunarso dan Widianingsih (1997), Suryono dan Suryono (1997), Pringgenies dan Kunarso (1997), dan Suryono (2000). Sedangkan kecepatan filtrasi Kerang Totok khususnya untuk pakan T. chuii dan S. costatum masih jarang dilakukan. Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan usaha untuk meninjau jenis dan konsentrasi pakan untuk pemeliharaan kerang sehingga informasi didalamnya dapat digunakan sebagai acuan dasar kegiatan budidaya pada P. erosa. Materi dan Metode Biota uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kerang Totok P. erosa dengan ukuran panjang cangkang 3-4 cm. 42

ukuran tersebut digunakan karena kerang tersebut masih dalam masa pertumbuhan. Kerang Totok yang digunakan dalam perlakuan berjumlah 36 ekor yang diperoleh dari Perairan Pulau Gombol, Segara Anakan, Cilacap. Pakan uji yang digunakan berupa pakan alami yaitu T. chuii; S.costatum dan pakan campuran (1:1) yang bibitnya diperoleh dari Laboratorium Alga Balai Besar Budidaya Air Payau (BBBAP), Jepara. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial. Faktor A yaitu jenis pakan yang berupa Tetraselmis chuii, Skeletonema costatum dan pakan campuran (1:!). Faktor B yaitu konsentrasi pakan : 180.000 sel/ml, 270.000 sel/ml, 360.000 sel/ml dan 450.000 sel/ml. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis pakan T. chuii (A1) dengan konsentrasi 180.000 sel/ml (B1) = A1B1 2. Jenis pakan T. chuii (A1) dengan konsentrasi 270.000 sel/ml (B2) = A1B2 3. Jenis pakan T. chuii (A1) dengan konsentrasi 360.000 sel/ml (B3) = A1B3 4. Jenis pakan T. chuii (A1) dengan konsentrasi 450.000 sel/ml (B4) = A1B4 5. Jenis pakan S. costatum (A2) dengan konsentrasi 180.000 sel/ml (B1) = A2B1 6. Jenis pakan S. costatum (A2) dengan konsentrasi 270.000 sel/ml (B2) = A2B2 7. Jenis pakan S. costatum (A2) dengan konsentrasi 360.000 sel/ml (B3) = A2B3 8. Jenis pakan S. costatum (A2) dengan konsentrasi 450.000 sel/ml (B4) = A2B4 9. Jenis pakan Campuran (A3) dengan konsentrasi 180.000 sel/ml (B1) = A3B1 10. Jenis pakan Campuran (A3) dengan konsentrasi 270.000 sel/ml (B2) = A3B2 11. Jenis pakan Campuran (A3) dengan konsentrasi 360.000 sel/ml (B3) = A3B3 12. Jenis pakan Campuran (A3) dengan konsentrasi 450.000 sel/ml (B4) = A3B4 Wadah yang digunakan dalam percobaan laju filtrasi adalah aquarium berukuran 25 x 25 x 25 cm 3 dengan volume air media 2 liter serta kepadatan wadah sebanyak 1 ekor/wadah. Fitoplankton yang akan digunakan dalam percobaan diambil dari wadah kultur kemudian dihitung kepadatannya dengan menggunakan rumus : N1 x V1 = N2 x V2 Keterangan : V 1 = volum larutan yang diperlukan N 1 = konsentrasi larutan yang diketahui V 2 = volum total larutan yang diinginkan N 2 = konsentrasi larutan yang yang diinginkan Data konsentrasi awal dan akhir pakan yang didapatkan tiap jam dapat digunakan untuk menghitung kecepatan filtrasi dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Coughlan, 1969 dalam Suryono dan Suryono, 1997) : FR = M n log e Co log t e Ct Keterangan : FR = Kecepatan filtrasi (l/jam) M = Volume suspensi fitoplankton (ml) n = Jumlah kerang Co = Konsentrasi awal (sel/ml) Ct = Konsentrasi akhir (sel/ml) t = Waktu (jam) Sebagai data pendukung dilakukan pula pengukuran parameter kualitas air yaitu: ph, salinitas, dan suhu yang diukur setiap hari pada pagi hari pukul 09.00 WIB. Aerasi sedang terus dilakukan untuk pengaturan sirkulasi oksigen. Data yang dihasilkan dianalisis dengan Anova dua jalur menggunakan program SPSS (Ghozali, 2005). 43

Hasil dan Pembahasan Hasil laju filtrasi rata-rata kerang Totok chuii, S. costatum dan Campuran dengan konsentrasi yang berbeda dapat disajikan pada (P. erosa) yang mendapat perlakuan pakan T. Tabel 1 dan Gambar 1. Tabel 1. Laju filtrasi rata-rata (l/jam) Kerang Totok (P. erosa) dengan perlakuan pakan T. chuii, S. costatum dan Campuran pada konsentrasi berbeda Jenis Pakan Konsentrasi Nilai Kecepatan Filtrasi (l/jam) (sel/ml) ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 rata-rata 180000 1,243 1,110 1,110 1,154 ± 0,077 T. chuii 270000 1,132 1,221 1,132 1,161 ± 0,051 360000 1,314 1,110 1,386 1,270 ± 0,143 450000 1,314 1,257 1,230 1,267 ± 0,043 180000 1,601 1,520 1,540 1,554 ± 0,042 S. costatum 270000 1,608 1,664 1,736 1,669 ± 0,064 360000 1,481 1,530 1,601 1,537 ± 0,060 450000 1,622 1,614 1,524 1,587 ± 0,054 180000 1,986 2,012 1,962 1,987 ± 0,025 Campuran 270000 2,037 2,179 2,216 2,144 ± 0,095 360000 1,937 1,974 1,901 1,937 ± 0,037 450000 1,861 1,870 1,861 1,864 ± 0,005 Gambar 1. Laju filtrasi rata-rata (l/jam) kerang Totok (P. erosa) dengan perlakuan pakan T. chuii, S. costatum dan Campuran pada konsentrasi berbeda 44

Laju filtrasi rata-rata Kerang Totok tertinggi untuk perlakuan jenis pakan T. chuii adalah 1,270 ± 0,1432 l/jam, sedangkan kecepatan filtrasi rata-rata terendah 1,154 ± 0,0768 l/jam. Laju filtrasi rata-rata Kerang Totok tertinggi untuk perlakuan jenis pakan S. costatum adalah 1,669 ± 0,0642 l/jam, sedangkan kecepatan filtrasi rata-rata terendah adalah 1,537 ± 0,0603 l/jam. Laju filtrasi rata-rata Kerang Totok tertinggi untuk perlakuan jenis pakan campuran antara T. chuii dan S. costatum adalah 2,144 ± 0,0945 l/jam, sedangkan kecepatan filtrasi ratarata terendah adalah 1,864 ±0,0052 l/jam (Tabel 1). Hasil uji Anova diperoleh nilai p = 0,000 untuk perlakuan jenis pakan dan p = 0,025 untuk perlakuan konsentrasi pakan, (p < 0,05), maka ada perbedaan nilai kecepatan filtrasi rata-rata akibat pengaruh variabel jenis pakan dan konsentrasi pakan sehingga diperlukan uji lanjut. Hasil uji lanjut untuk perlakuan jenis pakan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai kecepatan filtrasi rata-rata antara masing-masing jenis pakan T. chuii, S. costatum dan Campuran (p < 0,05). Nilai kecepatan filtrasi rata-rata tertinggi diberikan oleh jenis pakan campuran antara T. chuii dan S. costatum Pakan campuran merupakan jenis pakan yang paling banyak diserap oleh Kerang Totok, disusul S. costatum dan terendah adalah T. chuii. Hasil analisis dengan Anova juga menunjukkan bahwa jenis pakan yang memberikan nilai kecepatan filtrasi rata-rata tertinggi adalah jenis pakan campuran antara T. chuii dan S. costatum, selanjutnya disusul S. costatum dan yang terendah adalah T. chuii. Perbedaan nilai kecepatan filtrasi pada jenis pakan yang berbeda diduga karena perbedaan ukuran pakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wilbur and Yonge (1966); Omori and Ikeda (1984) bahwa pemangsaan fitoplankton itu berdasarkan ukuran sel fitoplankton. Menurut Walne (1979), ukuran plankton yang kurang dari 4 mikron akan sulit ditangkap oleh bivalvia. Sedangkan Mohlenberg dan Risgard (1978) dalam Jorgensen (1996) menyatakan bahwa hanya partikel yang mempunyai ukuran di atas 4 mikron yang akan disaring dengan baik. Erlina dan Hastuti (1986); Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), menyebutkan bahwa ukuran S. costatum adalah 4-6 mikron, dan T. chuii adalah 7-12 mikron. Berdasar data ukuran tersebut, diduga S. costatum akan lebih mudah dimangsa daripada T. chuii. Hal ini karena ukuran S. costatum sesuai untuk pakan kerang dan tidak bergerak sehingga dapat tersaring oleh cilia pada filamen insang serta diterima sesuai dengan ukuran labial palp, sedangkan T. chuii walaupun ukurannya lebih besar, namun karena kemampuan gerak di air yang cepat maka agak sulit dimangsa. Nilai kecepatan filtrasi rata-rata pada pemberian pakan campuran lebih baik dibanding pakan T. chuii atau S. costatum saja, karena merupakan perpaduan dari kedua pakan di atas maka diduga akan lebih disenangi jika dibandingkan dengan pakan tunggal T. chuii dan S. costatum. Komposisi dan kandungan nutrisi yang lebih bervariatif pada pakan campuran diduga lebih disenangi oleh kerang. Menurut Erlina dan Djunaidah (1998), pemberian pakan beberapa jenis fitoplankton akan memberikan suplai nutrien yang beragam dan saling melengkapi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pakan campuran dengan konsentrasi 27 x 10 4 sel/ml memberikan nilai kecepatan filtrasi rata-rata tertinggi yaitu 2,14 ± 0,09 l/jam Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih disampaikan Kepada Pimpinan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro yang telah mendukung 45

dan mengijinkan penggunaan peralatan dan berbagai fasilitas laboratorium untuk penelitian ini. Terima kasih disampaikan kepada Redaksi Buletin Oseanografi Marina atas koreksi dan perbaikan artikel ini. Daftar Pustaka Bayne, B.L. 1976. Marine Mussels : Their Ecology and Physiology. International Biologycal Programme; 10. Cambridge University Press. London. pp 13-60. Dwiono, S.A.P. 2003. Pengenalan Kerang Mangrove, Geloina erosa dan Geloina expansa. Oseana, XXVIII (2) : 31-38. Erlina, A. dan W. Hastuti. 1986. Kultur Plankton. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. Erlina, A. dan I. S. Djunaidah. 1998. Potensi Pengembangan Sumberdaya Pakan Alami Plankton dalam Marikultur. Makalah Seminar Nasional Pengelolaan Lingkungan Kawasan Akuakultur Secara Terpadu. BPPT. Jakarta. 8 hlm. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. BP. UNDIP. Semarang. 292 hlm. Gimin R., R. Mohan, L.V. Thinh and A.D. Griffiths. 2004. The Relationship of Shell Dimensions and Shell Volume to Live Weight and Soft Tissue Weight in The Mangrove Clam, Polymesoda erosa (Solander, 1786) from Northern Australia. Article NAGA, WorldFish Center Quarterly Vol. 27 No. 3 & 4 Jul- Dec 2004. pp 32-35. Isnansetyo, A. dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton : Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 108 hal. Jorgensen, C.B. 1996. Bivalve Filter Feeding Revisited. Marine Ecology Progress Series (142) : 287-302. Kunarso dan Widianingsih. 1997. Pengaruh Ukuran dan Jenis Makanan yang Berbeda terhadap Kecepatan Pemangsaan (Clearance Rate) pada Tiram (Crassostrea spp.). Ilmu Kelautan II (7) : 1-4. Omori, M. and T. Ikeda. 1984. Methods in Marine Zooplankton Ecology. A-Willey Interscience Publication. New York. Pp : 159-164. Poutiers, J.M. 1998. Bivalves. In: K.E. Carpenter and V.H. Niem (Eds.), The Living Marine Resources Of the Western Central Pacific, FAO UN, Rome. pp 124-328. Pringgenies, D. dan Kunarso. 1997. Tingkat Pemangsaan (Clearance rate) Phytoplankton oleh Tiran (Crassostrea iredalei) pada Salinitas Berbeda. Ilmu Kelautan II (6) : 20-26. Suryono dan C.A. Suryono. 1997. Laju Filtrasi Kerang Hijau Perna viridis terhadap Microalgae Chaetoceros. Ilmu Kelautan II (5) : 1-4. Suryono, C.A. 2000. Pola Kebiasaan Makan Kerang Hijau Perna viridis Dilihat dari Komposisi Mikroalga dan Variasi Ukuran Kerang. Ilmu Kelautan V (20) : 245-249. Walne, P. R. 1979. Culture of Bivalve Molluscs : 50 Years Experience at Conway. The Whitefriars Press. London. 191 pp. Widowati, I., Dwiono, S.A.P. dan R. Hartati. 2004. Laporan Penelitian : Kajian Bioreproduksi dan Biogenetik Kerang Totok Polymesoda erosa dan Aplikasinya dan Budidayanya sebagai Upaya Restoking dan Pelestariannya di Kawasan Konservasi Segara Anakan, Cilacap. Riset Unggulan Terpadu IX. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. (Tidak dipublikasikan). Wilbur, K. M. and C. M. Yonge. 1966. Physiology of Mollusca Vol. II. Academic Press. New York. Pp 1-96. 46