PENGARUH SIKAP KERJA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BAGIAN PELINTINGAN ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

PENGARUH SIKAP KERJA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BAGIAN PELINTINGAN ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

MENGURANGI KELELAHAN PADA PEKERJA PELINTING ROKOK DI PT DJITOE INDONESIA TOBACCO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

NASKAH PUBIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

ANALISIS DIMENSI MEJA DAN KURSI SEKOLAH TERHADAP KENYAMANAN BELAJAR SISWA SDN PABELAN 03 SUKOHARJO

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

ABSTRACT

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos

Seminar Nasional IENACO ISSN:

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

Umami et al, Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja duduk dengan..

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

Transkripsi:

PENGARUH SIKAP KERJA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BAGIAN PELINTINGAN ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: MUHAMMAD IBNU ADITYA J410070073 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGARUH SIKAP KERJA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BAGIAN PELINTINGAN ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO Muhammad Ibnu Aditya 1, Hardjanto 2*, Dwi Astuti 2* 1 Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK PT Djitoe Indonesia Tobacco merupakan salah satu perusahaan rokok yang berada di wilayah Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan rokok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan menggunakan desain cross sectional, subjek penelitiannya adalah semua pekerja yang bekerja di bagian pelintingan rokok yang berjumlah 40 orang tenaga kerja dengan teknik total sampling. Untuk mengetahui pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil analisis deskriptif persentase dengan rumus P=F/N100% didapatkan hasil bahwa pada umumnya responden mengalami nyeri punggung bawah akibat sikap kerja duduk. Artinya ada pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobacco. Sehingga pihak perusahaan hendaknya menyediakan alat operasional kerja yang s karena menyangkut derajat kesehatan tenaga kerja yang bekerja di lingkungan perusahaan itu sendiri. Kata kunci : Sikap Kerja Duduk, Ergonomi, Nyeri Punggung Bawah

ABTRACT Djitoe Indonesia Tobacco Company is one of cigarette producer located in Surakarta region. Purpose of the research is to know The influence of work seat with complaint of low back pain syndrome to the folding workers who makes a cigarettes. The methods used a descriptiv research with qualitative approach one with cross-sectional design. Subject of the research is all workers of cigarette rolling division amounting to 40 individuals. Sample is taken by using total sampling technique. Effect of working sitting posture on lower back pain is measured by using percentage deskriptiv analysis. Result of percentage deskriptiv analysis with abbreviation P=F/N100% showed that low back pain experience respondent because work seat. It means work seat has influence of low back pain syndrome to the folding workers who makes a cigarettes in Djitoe Indonesia Tobacco Company. Therefore, the factory management should reconsider about working station because it has to do with healthy level of workforces working in the factory environment. Key words: work seat, ergonomy, low back pain PENDAHULUAN Manusia dari awal kehidupannya tidak terkecuali, selalu bekerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada saat mereka bekerja dengan berbagai sebab, mereka tentunya pernah mengalami kecelakaan atau sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan kematian yang menyebabkan penderitaan. Berbekal akal dan fikiran yang dimiliki, mereka

berusaha untuk mencegah agar kecelakaan dan sakit yang pernah menimpanya tidak terulang kembali (Tarwaka, 2008). Kesehatan kerja mutlak harus dilaksanakan di dunia kerja dan di dunia usaha oleh semua orang yang berada di tempat kerja baik pekerja maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, pengawas (supervisor), maupun manajemen, serta pekerja yang bekerja untuk diri sendiri (self employed). Alasannya jelas, karena bekerja adalah bagian dari kehidupan, dan setiap orang memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan dan atau untuk aktualisasi diri, namun dalam melaksanakan pekerjaannya, berbagai potensi bahaya (sering disebut juga sebagai hazard atau faktor risiko) dan risiko di tempat kerja mengancam diri pekerja sehingga dapat menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan (Kurniawidjaja, 2010). Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan antara lain duduk, berdiri, membungkuk, jongkok, berjalan dan lainlain. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem kerja yang ada. Sikap kerja duduk merupakan salah satu sikap kerja yang paling sering dilakukan. Duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki (Nurmianto, 2008). Sikap duduk pada otot rangka (muskuloskeletal) dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada sikap duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, jika sikap duduk tidak benar. Sikap

duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah punggung (Nurmianto, 2008). Studi tentang keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut, yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian punggung (Tarwaka, 2008). Fenomena di atas juga terjadi pada pekerja bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobacco, dimana jam kerjanya lebih banyak dihabiskan dengan duduk yang dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada pekerja, salah satunya nyeri punggung bawah. Resiko timbulnya nyeri punggung bawah makin meningkat apabila dalam pekerjaannya tidak memperhatikan sikap duduk secara benar, letak meja, dan ukuran kursi yang tidak. Berdasarkan hasil survei awal terhadap tenaga kerja pelintingan rokok PT. Djitoe Indonesia Tobacco, pekerjaan pelintingan dilakukan lebih sering dengan menggunakan sistem borongan, bekerja sesuai kesepakatan dengan pihak pengguna jasa. Sehingga memungkinkan waktu kerja melebihi waktu kerja normal untuk memenuhi target, sikap kerja duduk yang tidak tepat dalam jangka waktu tertentu bisa saja mempengaruhi keluhan nyeri punggung bawah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara spesifik apakah ada pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan di PT. Djitoe Indonesia Tobacco.

METODE Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui pengaruh sikap kerja duduk terhadap nyeri punggung bawah pada tenaga kerja pelintingan rokok PT. Djitoe Indonesia Tobacco. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobacco, yang semua pekerjanya berjenis kelamin wanita. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu dengan memakai seluruh populasi dalam pelaksanaan penelitian yaitu berjumlah 40 orang pekerja. HASIL Perusahaan Rokok DJITOE didirikan pada sekitar tahun 1960 yang berlokasi di Kampung Sewu, merupakan Perusahaan milik perseorangan sebagai pemiliknya Bapak Soetantyo. Pada waktu itu produksinya hanya rokok kretek tangan lintingan tradisional, dan hanya dikerjakan oleh beberapa orang tenaga kerja yang sebagian terdiri dari keluarga sendiri. Perusahaan Rokok DJITOE dalam bahasa Jawa yang berarti Siji lan Pitu, sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti tujuh belas. Angka tujuh belas bagi bangsa Indonesia, merupakan angka keramat. DJITOE juga dapat diartikan tepat atau boleh juga diartikan paling tepat, jadi Rokok DJITOE paling tepat untuk dinikmati oleh Konsumen golongan bawah dan menengah. Karena harga Rokok DJITOE relatif murah dapat terjangkau oleh Konsumen golongan bawah, sedangkan mutu dan rasa pada waktu itu banyak digemari oleh Masyarakat Solo khususnya.

Umur responden terbanyak antara 40-50 tahun, responden yang berusia termuda berumur 40 tahun dan usia responden tertua berumur 62 tahun. Distribusi responden dengan masa kerja diketahui bahwa sebagian besar masa kerja responden adalah lebih dari 10 tahun. Karakteristik responden berdasarkan sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah. Kategori Nyeri punggung bawah Tidak nyeri punggung bawah Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%) Dari 40 responden diketahui bahwa 36 responden (90%) dengan sikap duduk tidak dan 37 responden (92,5%) mengalami nyeri punggung bawah. Berdasarkan hasil pengisian Kuesioner yang kemudian dideskripsikan menggunakan analisis deskriptif persentase yaitu P = 100% di mana P = Persentase, F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya (frekuensi jawaban), dan N = Jumlah responden. Dalam penafsiran data digunakan metode penafsiran data sebagaimana di kemukakan oleh Hastono, (2001). Penafsiran data menggunakan dua angka di belakang koma, sebagai berikut: 0,00% = Tidak ada 0,01% - 24,99% = Sebagian kecil 25% - 49,99% = Hampir setengah 50% = Setengahnya

50,01% - 74,99% = Sebagian besar 75% - 99,99% = Pada umumnya 100% = Seluruhnya Berikut ini adalah karakteristik responden berdasarkan pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah: 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluhan Pada Punggung Bawah (Pegal, Linu, Ngilu) Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%) 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Yang Hanya Bekerja Sebagai Pekerja Pelintingan Rokok (Tidak Mempunyai Pekerjaan Lain) Sikap kerja duduk 3 1 4 (10%) 13 23 36 (90%) 16 (40%) 24 (60%) 40 (100%) 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Lebih Dari 3 Bulan Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%) 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Sejak Bekerja Sebagai Pekerja Pelintingan Rokok

Sikap kerja duduk ergonom 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%) 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Rasa Nyeri Punggung Bawah Berpengaruh Pada Saat Bekerja (Lebih Cepat Lelah, Mengganggu Konsentrasi) Sikap kerja duduk 4 4 (10%) 10 26 36 (90%) 10 (25%) 30 (75%) 40 (100%) 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Duduk Lama Keluhan Nyeri Punggung Bawahnya Meningkat Pada Saat Bekerja Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%) 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Rasa Nyeri Punggung Bawah Hanya Pada Saat Duduk Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%)

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Membungkuk Keluhan Nyeri Punggung Bawahnya Meningkat Pada Saat Bekerja Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 36 36 (90%) 37 (92,5%) 3 (7,5%) 40 (100%) 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Rasa Nyeri Pada Punggung Bawah Hanya Pada Saat Bekerja Sikap kerja duduk 1 3 4 (10%) 8 28 36 (90%) 9 (22,5%) 31 (77,5%) 40 (100%) 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Istirahat Saat Merasakan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Sikap kerja duduk 4 4 (10%) 10 26 36 (90%) 10 (25%) 30 (75%) 40 (100%) Dari hasil pengisian kuesioner yang telah dideskripsikan menggunakan analisis persentase diketahui bahwa pada umumnya responden mengalami keluhan nyeri punggung bawah yang dikarenakan sikap kerja duduk tidak s. Maka dapat di buktikan bahwa ada pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobacco.

PEMBAHASAN Berdasarkan usia menunjukan bahwa responden terbanyak adalah berusia 40 sampai 50 tahun dan responden tertua adalah berusia 62 tahun. Berdasarkan karakteristik usia terhadap keluhan nyeri punggung bawah hasil dari pengisian kuesioner terlihat bahwa usia yang rentan mengalami nyeri punggung bawah adalah 46 sampai 50 tahun. Sedangkan berdasarkan masa kerja menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja diatas 10 tahun yaitu sebanyak 24 responden. Berdasarkan karakteristik masa kerja terhadap keluhan nyeri punggung bawah hasil dari pengisian kuesioner terlihat responden yang masa kerjanya lebih dari 10 tahun paling banyak merasakan nyeri punggung bawah. Dengan demikian masa kerja dimungkinkan menjadi pengaruh nyeri punggung bawah terlebih lagi karena sikap kerja yang tidak s. Dengan begitu semakin tua umur responden, berarti makin lama bekerja sebagai pekerja pelintingan rokok. Hal ini berarti bahwa nyeri yang diderita oleh pengrajin kemungkinan memang disebabkan karena sifat pekerjaan itu sendiri, yaitu pekerjaan yang menyebabkan terjadinya keluhan nyeri punggung bawah seperti posisi yang tidak alamiah. Pengukuran antropometri pada responden meliputi tinggi popliteal, lebar pinggul, panjang buttock-lutut, tinggi bahu duduk, lebar bahu, lebar sandaran duduk, bentang lengan, tinggi siku duduk, tinggi lutut duduk, tinggi paha duduk, tinggi mata duduk, tinggi duduk, panjang jangkauan, dan tinggi sandaran duduk. Kemudian pengukuran kursi kerja meliputi panjang alas duduk 20 cm, lebar alas duduk 190 cm (untuk 3-4 tenaga kerja), dan tinggi kursi 54 cm. Untuk penentuan

dari kategori sikap kerja duduk s maka diteliti pula bagaimana sikap kerja duduk dari responden meliputi posisi punggung rileks, kaki bertumpu pada lantai, tungkai ditekuk dengan sudut 90, posisi siku menekuk kurang lebih 90, posisi mata lurus ke depan sejajar dengan tinggi pandangan maka disimpulkan bahwa 4 responden atau 10% ada dalam kategori sikap kerja duduk s, dan 36 responden lainnya atau 90% masuk dalam kategori sikap kerja duduk tidak s. Dari hasil pengisian kuesioner didapatkan hasil bahwa 3 orang responden tidak merasakan keluhan nyeri punggung bawah. Menurut Bull (2007), tingkatan nyeri dipengaruhi oleh persepsi nyeri dari masing-masing responden. Semakin sering seseorang merasakan nyeri, maka seseorang tersebut akan terbiasa dengan nyeri yang dirasakannya, dan ketika suatu saat merasakan nyeri yang lebih ringan dari yang biasa dirasakan, hal itu tidak menjadi keluhan lagi baginya. Sebaliknya jika seseorang tidak pernah menerima stimulus nyeri, jika suatu saat merasakan nyeri yang saat ringan, maka hal itu akan menjadi berat bagi dia. Nyeri yang dirasakan juga sangat dipengaruhi oleh sikap atau posisi duduk seseorang. Oleh karena itu terdapat perbedaan yang dirasakan oleh responden, yaitu 37 responden lainya merasakan keluhan nyeri punggung bawah. Dari hasil pengisian kuesioner yang telah dideskripsikan menggunakan analisis persentase diketahui bahwa pada umumnya responden mengalami keluhan nyeri punggung bawah yang dikarenakan sikap kerja duduk tidak s. Maka dapat di buktikan bahwa ada pengaruh sikap kerja duduk

terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobacco. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh sikap kerja duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bagian pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobacco. Saran 1. Bagi pihak perusahaan atau Dinas Ketenagakerjaan serta pihak yang terkait dan berkepentingan hendaknya menyediakan alat operasional kerja yang s serta sesuai dengan antrophometri dari para pekerjanya, karena menyangkut derajat kesehatan tenaga kerja yang bekerja di lingkungan perusahaan itu sendiri. 2. Bagi pekerja hendaknya memperhatikan sikap kerja yang sesuai dan rileks dalam bekerja agar terhindar dari sikap-sikap tidak alamiah yang dapat mempengaruhi kesehatan. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan memperhatikan faktor-faktor lainya yang mempengaruhi keluhan nyeri punggung bawah seperti beban kerja, riwayat penyakit, pasca operasi, dan lain sebagainya serta keluhan-keluhan lain yang mungkin ditimbulkan.

DAFTAR PUSTAKA Borenstein DG, M.D, Wiesel SW, M.D. 2004. Low Back Pain, Medical Diagnosis and Comprehensive Management. WB Saunders Company. Budiono S. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: UNDIP. Budi TP. 2006. SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi. Bull E, Archard G. 2007. Simple Guides, Nyeri Punggung. Jakarta: Erlangga. Hastono SP. 2001. Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Imrie D. 1995. Mengatasi Nyeri Punggung. Jakarta: Arcan. Kurniawidjaja M. 2010. Teori Dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia. Nurmianto E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Osada T. 2000. Sikap kerja 5s=seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke(pemilahan, penataan, pembersihan, pemantapan, pembiasaan). Jakarta: PPM. Panero J, Zelnik M, Kurniawan D. 2003. Dimensi manusia dan ruang interior: buku panduan untuk standar pedoman perancangan. Jakarta: Erlangga. Priguna S. 2004. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat. Rachmawati LDA. 2008. Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Rental Komputer Di Pabelan Kartasura. Surakarta: UMS Suma mur PK. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Tarwaka. 2008. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Manajemen Dan Implementasi K3 Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan press. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan press. Tarwaka, Bakri SHA, Sudiadjeng L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press. Wigati SYS. 1999. Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pembahasan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam ISO, Jurnal Teknologi Industri. ISSN 1410-5004: Jakarta.

Wignjosoebroto S. 2000. Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja Dalam Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya: institute Teknologi Sepuluh November Surabaya.