HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
RUS DIANA NOVIANTI J

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

SKRIPSI SULASTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT MENERAPKAN UNIVERSAL PRECAUTION KETIKA MELAKUKAN KEMOTERAPI PASIEN KANKER DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. care and acritical component of quality management.. Keselamatan pasien

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di IGD pada tiga rumah sakit, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang krisis baik anak maupun keluarga. Krisis hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang. sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan limbah genotoksik dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

HUBUNGAN TINGKAT KOMPETENSI PADA ASPEK KETRAMPILAN PEMASANGAN INFUS DENGAN ANGKA KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN SIKAP PERAWAT KETIKA MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dirumah sakit merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

TITIN KUSRINI J

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk. menggambarkan keragamanfungsi keperawatan yang berkaitan dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. terhadap palayanan, pendidikan dan penelitian. a. Kesesuaian waktu penjadwalan dengan tindakan operasi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih


Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN PASIEN PASCA BEDAH DENGAN GENERAL ANESTESI DIRUANG AL- FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Disusun oleh : MUHAMMAD NASHRULLOH J210070128 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat pengetahuan perawat tentang penanganan pasien pasca bedah sangat penting untuk memberikan pelayanan pada pasien dan keluarga pasien pasca bedah. Hal ini penting jika tingkat pengetahuan seorang perawat tersebut kurang maka akan menimbulkan keluhan dan hal hal yang dapat membahayakan pada pasien. Berkaitan hal tersebut peran perawat sangat penting didalamnya. Peran seorang perawat dilakukan sebelum operasi, saat operasi ataupun setelah operasi. Berkaitan dengan pemulihan kesadaran pasien dan pasien memasuki fase pasca operatif yang dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan ( recovery room ). Peran perawat yang terpenting pasca operasi, karena disini yang akan berhadapan secara langsung kepada pasien adalah perawat. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan kepada pasien dan keluarga. Perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan pasien kebangsal, bila pengaruh pembiusan sudah berkurang dan pasien mampu menggerakkan kakinya. Hal ini berarti efek dari obat anestesi sudah mulai berkurang.

Tindakan yang harus dilakukan setelah pasien tersebut sampai dibangsal serta hal hal yang harus diperhatikan antara lain, kenyamanan pasien yang meliputi pengaturan posisi dan aktifitas makan minum, karena operasi tersebut dengan general anestesi maka pasien harus bedrest total 24 jam, berkaitan aktifitas makan minum pasien harus menunggu sampai flatus atau buang air besar khusus untuk operasi saluran pencernaan, hal ini harus dilakukan berhubungan dengan pencernaan dan gerakan peristaltic usus. Semua ini harus dilakukan untuk meminimalkan resiko pasca operasi. Tingkat pengetahuan perawat dan tingkat pengalaman dalam penanganan pasien pasca bedah sangat dibutuhkan didalamnya. Karena dalam penanganan pasien pasca bedah berhubungan terhadap pelayanan yang paripurna dan memuaskan bagi pasien beserta keluarga, sehingga dapat menciptakan suasana yang tenang untuk membantu proses pemulihan dan penyembuhan pada pasien. Rumah Sakit Islam Surakarta merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kota Surakarta dengan mobilitas pasien yang tinggi. Rumah Sakit Islam Surakarta sendiri mempunyai bangsal khusus untuk pasien pasien bedah agar tingkat infeksi nosocomial yang terjadi tidak terlalu tinggi. Bangsal khusus bedah sendiri tersebut adalah Al-Fajr (kelas II), tetapi tidak menutup kemungkinan pasien bila menginginkan ruang yang yang lain berkaitan dana dan kemampuan yang dimiliki. Walaupun demikian tetap memperhatikan tingkat infeksi nosocomial dan kenyamanan pasien.

Ruang rawat inap khususnya Al-Fajr dan Al-Hajji tindakan perawat tentang penanganan pasien pasca bedah harus sesuai aturan SOP (standar operasional prosedur) yang ada. Berdasarkan studi hasil oleh peneliti penanganan pasien pasien pasca bedah khususnya dengan general anestesi diruang Al-Fajr dan Al-Hajji dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur. Standar opersional tersebut antara lain, pemberian oksigenasi secukupnya, mengatur posisi pasien berdasarkan jenis anestesi yang dilakukan. Untuk pasien dengan anastesi umum atau general anestesi, maka pasien diposisikan supine dengan posisi kepala sejajar dengan tubuh.pasien harus bedrest total 24 jam setelah operasi, aktifitas makan minum bila pembiusan dengan general anestesi harus menunggu flatus atau buang air besar karena berhubungan dengan gerakan peristaltic usus, khusus untuk operasi saluran pencernaan, monitor khusus untuk tanda tanda vital setiap 2 jam, tetesan infus, balance cairan untuk 24 jam pertama, pemantauan rasa nyeri pada pasien dan pemberian obat obatan analgetic untuk 24 jam pertama, pemantauan perdarahan dan pemberian obat obatan anti perdarahan untuk 24 jam pertama, cek Hb pasca operasi, memberikan personal hygene, menjaga privasi pasien, kolaborasi dengan dokter bedah dan anestesi untuk pemberian terapi, kolaborasi dengan ahli gizi dan fisioterapi. Berdasarkan tindakan penanganan pasien pasca bedah dengan general anestesi tersebut, jumlah seluruh perawat Al-Hajji 18 orang terdiri dari 13 perawat senior dan 5 perawat yunior, sedangkan perawat Al- Fajr berjumlah 13 orang terdiri dari 8 perawat senior dan 5 perawat yunior. Hasil observasi

tindakan perawat yang sering dilewatkan adalah pemberian oksigenasi, mengatur posisi pasien, monitor tetesan cairan infus, personal hygene, mengajarkan tehnik relaksasi, pola makan setelah operasi, motivasi pasien untuk tetap bedrest 24 jam. Hal hal tersebut dilakukan oleh perawat senior dan yunior, karena jika terjadi kekurangan dalam penanganan pasien pasca bedah dapat menimbulkan keluhan dan rasa tidak nyaman pada pasien dan keluarga serta dapat terjadi hal-hal yang membahayakan pada pasien. Hal hal yang membahayakan pasien antara lain terjadi sesak pada pasien jika oksigenasi yang kurang serta pengaturan tetesan infus yang kurang tepat, mual muntah jika pola makan dan pengaturan posisi pasien kurang tepat bahkan bisa terjadi pusing yang berkelanjutan. Bila hal hal tersebut tidak segera ditangani selain dapat menimbulkan keluhan pada pasien dan keluarga hal lebih buruk dapat mengancam jiwa pasien. Berdasarkan paparan diatas penting diteliti untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keperawatan dalam penanganan pasien pasca bedah dengan general anestesi diruang Al-Fajr dan Al-Hajji Rumah Sakit Islam Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang penanganan pasien pasca bedah sangat penting untuk perawat sehingga dirumuskan masalah penelitian : Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keperawatan dalam

penanganan pasien pasca bedah dengan general anestesi diruang Al-Fajr dan Al-Hajji Rumah Sakit Islam Surakarta?. C. Tujuan Penelitian Sehubungan dilaksanakannya penelitian ini penulis berharap bisa mencapai tujuan umum, dan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keperawatan dalam penanganan pasien pasca bedah diruang Al-Fajr dan Al-Hajji Rumah Sakit Islam Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang penanganan pasien pasca bedah diruang Al-Fajr dan Al-Hajji Rumah Sakit Islam Surakarta. b. Mengetahui gambaran tindakan keperawatan dalam penanganan pasien pasca bedah di ruang Al-Fajr dan Al- Hajji Rumah Sakit Islam Surakarta. c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan keperawatan dalam penanganan pasien pasca bedah dengan general anestesi.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dibuat agar berguna pihak pihak terkait didalamnya dan hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keperawatan tentang penanganan pasien pasca bedah dengan general anestesi diharapkan dapat berguna : 1. Bagi instansi Rumah Sakit Islam Surakarta, sebagai bahan masukan dalam melakukan standar penanganan pasien pasca bedah, menekan angka kejadian kesalahan penanganan pasca bedah terhadap pasien dan tenaga kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pelayanan. 2. Bagi perawat meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada penanganan pasien pasca bedah serta sebagai informasi dan masukan sehingga menambah pengetahuan dalam penanganan pasien pasien pasca bedah di Rumah Sakit Islam Surakarta. 3. Bagi institusi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanganan pasien pasca bedah serta program pendidikan dan pengembangannya. 4. Bagi profesi keperawatan, diharapkan dapat memberikan kontribusi berarti bagi perkembangan Ilmu keperawatan dan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam memberikan pelayanan yang prima dan memuaskan kepada pasien dan keluarga.

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan perawat dengan tidakan keperawatan tentang penanganan pasien pasca bedah antara lain : 1. Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang universal precaution di Rumah Sakit Islam Surakarta (Haryono, 2007). Pada penelitian ini menitikberatkan aspek aspek tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan infeksi yang terjadi diruangan. Metoda penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang non eksperimental. Dengan ketentuan uji Cronbach Alpha bahwa hasil yang mendekati angka 1 merupakan instrument yang mempunyai reliabilitas tinggi. Kesimpulannya pengetahuan perawat tentang Universal Precaution dan perilaku perawat dalam pelaksanaan Universal Precaution, memiliki reliabilitas sangat tinggi, karena nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,800 atau paling mendekati dengan angka 1 (satu). 2. Hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan perawat dalm pelaksanaan program penanggulangan tuberculosis di Puskesmas se kabupaten Klaten (Aji, 2006). Pada penelitian menitikberatkan pada tingkat pengetahuan perawat dalam penanganan TB didaerah Klaten serta pelaksanaan programnya. Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah perawat, cara pengolahan data dengan kualitatif dan

kuantitatif dengan metode univariat dan bivariat, mnggunakan uji rank spearman. signifikansi ditentukan dengan nilai P < 0,05, hasil penelitian variabel pendidikan dengan signifikansi P : 0,090, maka P > 0,05 sehingga pendidikan tidak berhubungan dengan kinerja perawat. 3. Hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pendokumentasian askep dibadan RSU Pandan Arang Boyolali (Warsini, 2006). Pada penelitian ini menitikberatkan pada perawat agar mengetahui pencapain hasil pendokumentasian askep di RSU Pandan Arang. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional, sampel penelitian ini adalah perawat. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan pengetahuan perawat tentang pedokumentasian askep. 4. Hubungan antara tingkat semangat kerja dengan perilaku melayani perawat di Rumah Sakit (Muslikah, 2007). Pada penelitian ini menitikbertkan pada seorang perawat sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan sampel lima bangsal dari tiga belas bangsal perawatan yang berjumlah 68 orang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara semangat kerja dengan perilaku melayani yang berarti semakin tinggi semangat kerja maka perilaku melayaninya akan tinggi juga.

5. Faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi luka operasi di ruang rawat inap RSUD. Dr. Moewardi Surakarta (Setiyowati, 2007). Pada penelitian ini menitikberatkan pada kenyataan fenomena dilapangan bahwa penatalaksanaan perawatan luka post operasi masih belum optimal. Kesimpulan penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi, sikap, kepedulian dengan perilaku kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi luka operasi, dan tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap umur, jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan dengan perilaku kepatuhan perawat. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menitikberatkan pada tindakan keperawatan tentang penanganan pasien pasca bedah dengan general anestesi di Rumah Sakit Islam Surakarta yang berhubungan dengan tingkat pengetahuannya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, analisa data yang digunakan deskriptif kuantitatif non experiment dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Subyek dari penelitian ini adalah perawat yang dinas diruang Al - Fajr dan Al - Hajji, cara pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner kepada respondent dan melakukan observasi terhadap tindakan keperawatan berdasarkan SOP RSIS.