BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran berasal dari kata market yang berarti pasar, pasar dapat diartikan sebagai tempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. tentang Biaya Promosi, Biaya Distribusi serta Penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jenis barang dagang yang belakangan ini harganya meningkat pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetapkan. Pengertian menurut Hansen dan Mowen (2004 : 40) adalah :

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus

BAB II LANDASAN TEORI

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS BIAYA PEMASARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Marketing Mix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APAKAH PEMASARAN ITU?

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan yang terjadi pada perusahaan yang bergerak dalam

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

Analisa Biaya Pemasaran

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENENTUAN BIAYA JASA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok bagi perusahaan, karena produk yang dihasilkan perusahaan haruslah dipasarkan hingga sampai pada tangan konsumen. Pemasaran berasal dari kata market yang berarti pasar, pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi atau tukar menukar barang. Sedangkan pengertian pasar secara lengkap adalah semua pelanggan yang mempunyai kebutuhan dan keinginan tertentu, bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Dari penjelasan diatas, berikut ini ada beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli, yaitu: Menurut Buchari Alma (2004:2) mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Pendapat ahli lainnya mengenai pemasaran dikemukakan oleh Djaslim Saladin (2003:1), sebagai berikut: Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, distribusi barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan perusahaan. Adapun kesimpulan dari definisi diatas adalah pemasaran merupakan suatu aktivitas dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk dapat memperlancar penyaluran barang dan jasa

9 dari produsen kepada konsumen, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta mencapai pasar dan tujuan perusahaan. 2.1.2 Konsep Pemasaran Pemasaran dapat dipahami lebih lanjut dengan mendefinisikan beberapa konsep pemasaran inti berikut, menurut Kotler, Hoon ang (2000:8), pemasaran inti terdiri dari : Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan; Produk; Nilai, Biaya dan Kepuasan; Pertukaran dan Transaksi; Pasar; Pemasaran serta Pemasar. Konsep tersebut diatas digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut: Konsep Pemasaran Inti Kebutuhan, keinginan dan permintaan Produk Nilai dan Kepuasan Pertukaran dan Transaksi Pasar Pemasaran dan Pemasar Gambar 2.1 Berdasarkan gambar diatas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan menggambarkan tuntutan dasar manusia, kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan terukir dalam hayati serta kondisi manusia. Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan dapat menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli.

10 b. Produk Setiap individu dapat memenuhi kebutuhannya dan keinginannya dengan barang dan jasa. Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. c. Nilai dan Kepuasan Produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai atau kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih diantara beraneka ragam tawaran yang dianggap memberikan nilai yang paling banyak. Nilai dapat diartikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. d. Pertukaran dan Transaksi Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran merupakan salah satu dari empat cara orang mendapatkan suatu produk. Pertukaran adalah cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran ini adalah konsep dasar permintaan, agar terjadi pertukaran, ada lima syarat yang harus dipenuhi: 1. Sekurang-kurangnya ada dua pihak 2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainya 3. Masing-masing pihak dapat berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu. 4. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran.

11 5. Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan hal yang tepat dan diinginkan. Terjadi atau tidaknya pertukaran tergantung pada apakah kedua belah pihak sepakat mengenai syarat-syarat yang akan membuat keadaan kedua belah pihak menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. e. Pasar Pasar terdiri dari semua konsumen potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Dengan demikian, besarnya pasar tergantung pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai sumber daya yang diminati orang/pihak lain, dan bersedia menawarkan sumber daya tersebut untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan mereka. f. Pemasaran dan Pemasar Pemasaran adalah kegiatan manusia dalam hubungannya dengan pasar. Dan yang dimaksud dengan pemasar adalah seseorang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai. 2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan satu dari sekian konsep yang paling universal yang telah dikembangkan dalam pemasaran. Kebanyakan pembahasan mengenai pemasaran memusatkan perhatian sekitar empat komponen kunci bauran pemasaran yang disebut Empat P (4P). Adapun penjabaran dari Empat P (4P) tersebut, menurut Kotler dan Amstrong yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro (2003:35), yang meliputi :

12 a. Product : Berarti kombinasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. b. Price : Jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk dapat memperoleh produk yang diinginkan. c. Promotion: Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. d. Place: Mencakup aktivitas perusahaan untuk bisa menyediakan produk untuk konsumen sasaran. Untuk lebih memperjelas pembahasan mengenai bauran pemasaran, dibawah ini definisi menurut beberapa ahli mengenai Bauran Pemasaran: Menurut Buchari Alma (2002:162): Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan agar dicari kombinasi maksimal, sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Sedangkan menurut Kotler yang di terjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Benjamin Molan (2002:18), mengemukakan tentang Bauran Pemasaran,yaitu: Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bauran pemasaran merupakan suatu strategi yang digunakan perusahaan dengan

13 mengkombinasikan inti dari sistem pemasaran yaitu: produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Guna pencapaian tujuan pemasarannya didalam pasar sasaran. 2.2 Produk 2.2.1 Pengertian Produk Salah satu upaya perusahan dalam meningkatkan penjualannya adalah dengan cara meningkatkan kualitas akan produknya tersebut. Agar produk yang dihasilkan suatu perusahaan dapat diterima oleh konsumen dipasaran, maka diperlukan suatu analisis yang mendalam terhadap kebutuhan dan keinginan setiap konsumen. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini, menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, dan Benjamin Molan (2002:448), mengemukakan definisi produk sebagai berikut: Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Sedangkan menurut Basu Swastha dan Irawan (2003:165), mengemukakan definisi tentang produk adalah: Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, temasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang disebut dengan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar baik yang dapat diraba maupun tidak dapat diraba, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

14 2.2.2 Klasifikasi Produk Banyak yang bependapat bahwa yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang dapat dilihat, diraba ataupun dipegang. Akan tetapi secara luas produk diartikan sebagai sesuatu yang tidak hanya dapat diraba melainkan terdapat didalamnya suatu yang dapat dirasakan aktifitas manfaat ataupun suatu kepuasan. Oleh karena itu, menurut Basu Swastha dan Irawan (2003:167) berdasarkan konsumen yang menggunakannya produk dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan, yaitu : 1. Barang Barang merupakan produk berwujud fisik sehingga bisa dilihat, diraba, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainya. Terdapat dua macam barang, yaitu: a. Barang Konsumsi, adalah barang yang dibeli konsumen akhir untuk dikonsumsi secara pribadi. Barang konsumsi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Barang Konvinean (Convenience Goods) Adalah barang yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pada setiap waktu, contoh: rokok, permen dan sebagainya. 2. Barang Shopping (Shopping Goods) Adalah barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan dalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dalam membanding-bandingkan mutu, harga, kemasan dan sebagainya, contoh: tekstil, perabot rumah tangga dan sebagainya.

15 3. Barang Spesial ( Specialty Goods) Adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Dalam hal ini, pembeli yang ingin memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa, contoh: barang antik ditoko seni tertentu. b. Barang Industri, adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk kepentingan industri. Dalam hal ini barang industri dibedakan menjadi lima golongan, yaitu: 1. Bahan baku Bahan baku ini merupakan bahan pokok untuk membuat barang lain. Misalnya: kapas untuk membuat benang, rotan untuk membuat kursi dan yang lainya. 2. Komponen dan barang setengah jadi Komponen dan barang setengah jadi merupakan barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir, contoh: kertas untuk membuat buku. 3. Perlengkapan operasi Perlengkapan operasi adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain dalam proses produksi, contoh: oli untuk pelumas mesin, kertas dan pensil untuk membuat catatan. 4. Instalasi Instalasi yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama (termasuk barang tahan lama), jadi instalasi merupakan tulang punggung dari sebuah pabrik atau perusahaan, contoh: mesin cetak untuk perusahaan percetakan.

16 5. Peralatan ekstra Peralatan ekstra yaitu peralatan yang dipakai untuk membantu instalasi, seperti alat angkut dalam pabrik seperti (truk, mobil pick up). 2. Jasa Merupakan aktifitas manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. 2.2.3 Atribut Produk Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar keputusan penbelian. Menurut Kotler dan amstrong (2003:392), atribut produk tersebut meliputi: Kualitas Produk, Fitur Produk, Gaya dan Desain Produk. a. Kualitas Produk Adalah suatu alat pemasaran yang paling penting, kualitas produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkatan dan konsistensi. Dalam mengembangkan produk, pemasar harus terlebih dahulu memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi produk dipasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk melakukan fungsi-fungsinya. b. Fitur Produk Sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur merupakan alat persaingan untuk mengidentifikasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang

17 menjadi pesaingnya, menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing. c. Gaya dan Desain Produk Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu. Gaya mengedepankan penampilan luar dan membuat orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai nilai. 2.3 Biaya 2.3.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan, karena untuk mendapatkan keuntungan tentulah perusahaan memerlukan pengeluaran yang cukup besar untuk membiayai usahanya. Biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Biaya ini sedapat mungkin dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Semakin efisien menggunakan biaya maka semakin terbuka untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sebelumnya kita ketahui dulu pengertian dari biaya menurut para ahli, adapun pengertian biaya menurut Muhadi dan Joko Siswanto (2001:3) : Biaya dalam arti sempit, diartikan sebagai bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. Biaya dalam ari luas, diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

18 Sedangkan menurut Kusnadi (2002:136), yaitu : Biaya didefinisikan sebagai manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa biaya merupakan suatu bentuk pengorbanan atas sumber-sumber ekonomi dalam rangka memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan memberikan suatu manfaat yang berguna bagi perusahan, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. 2.3.2 Kerangka Pengolongan Biaya Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk menggolongkan biaya, sebanyak tujuan, untuk apa informasi biaya tersebut akan digunakan. Karena itu, jelas tidak mungkin untuk mengidentifikasi metode-metode tentang biaya dalam suatu perusahaan itu dapat diklasifikasikan. Sebagai suatu sisitem informasi, akuntansi biaya dituntut untuk memiliki kerangka acuan atau metodelogi penggolongan biaya yang jelas, dan bersifat universal, sehingga dapat diaplikasikan pada setiap perusahaan atau organisasi, apapun jenis dan berapapun luas usahanya. Untuk itu, kerangka atau metodelogi penggolongan biaya tersebut harus berpangkal dan mengacu pada kebutuhan manajemen akan informasi biaya. Dengan kebutuhan akan informasi biaya sebagai fokusnya maka pada setiap perusahaan atau organisasi hanya dapat dibedakan adanya tiga macam kategori objek biaya, yaitu : 1. Objek-objek biaya untuk perhitungan harga pokok produk dan penentuan rugi-laba periodik. 2. Objek-objek biaya untuk perencanaan dan pengendalian manajemen

19 3. Objek-objek biaya untuk pengambil keputusan. Dalam kerangka penggolongan biaya yang pada dasarnya berorientasi pada tujuan atau kegunaan informasi yang dihasilkan tersebut, terdapat berbagai alternatif metode penggolongan untuk setiap kategori informasi atau objek biaya. Tabel 2.1 Kerangka Penggolongan Biaya Obyek-obyek Biaya 1. Biaya untuk perhitungan harga pokok produk dan penentuan laba/rugi periodik. 2. Biaya untuk pengendalian manajemen 3. Biaya untuk perencanaan dan pengambilan keputusan Alternatif Metode Penggolongan a. Biaya produksi dan biaya non produksi. b. Elemen-elemen biaya produksi c. Biaya pesanan dan proses d. Biaya total dan biaya per unit a. Biaya terkendali dan biaya takterkendali b. Biaya tetap dan biaya variable c. Biaya historis dan biaya taksiran atau standar d. Biaya langsung dan biaya tidak langsung a. Biaya relevan b. Biaya masa lalu (sunk cost) c. Biaya kesempatan d. Biaya tunai dan biaya tidak tunai e. Biaya tetap dan biaya variable f. Biaya marginal dan biaya diferensial Sumber : Akuntansi Biaya, Harnanto (1999:27)

20 2.3.3 Penggolongan Biaya Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dalam berbagai cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Menurut Sunarto (2003:5), menjelaskan mengenai penggolongan biaya, sebagai berikut: A. Menurut Unsur atau Komponen Biaya 1. Biaya Bahan Baku atau Bahan Langsung Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan bahan. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label biaya tersebut, kemudian biaya Overhead pabrik diartikan sebagai semua biaya selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

21 B. Menurut Perilakunya Terhadap Volume 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku tetap dan tidak berubah terhadap perubahan volume kegiatan produksi. Biaya tetap tidak berubah meskipun kegiatan produksi berubah. 2. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variable merupakan biaya yang mempunyai tingkah laku berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi. Setiap perubahan volume kegiatan produksi maka akan ditanggapi dengan perubahan biaya variable dengan jumlah yang sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi tersebut. C. Menurut Kedekatannya dengan Produk 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayainya itu tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Contoh dari biaya langsung adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubunganya dengan produk disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

22 2.4 Biaya Pemasaran 2.4.1 Pengertian Biaya Pemasaran Dalam melakukan kegiatan pemasarannya setiap manajer berusaha agar dapat memberikan suatu kontribusi yang berarti bagi perusahaan yang dipimpinnya. Agar setiap kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk menunjang terlaksananya kegiatan pemasaran tersebut. Maka manajer perusahaan dituntut agar dapat mengendalikan biaya pemasaran dengan seefisien mungkin, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat terkendali dengan baik. Menurut Krismiaji (2002:20), mengemukakan definisi tentang biaya pemasaran, yaitu: Seluruh biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan pelanggan dan menyampaikan produk ke tangan pelanggan (pembeli). Sedangkan menurut Supriono (1999:201), biaya pemasaran diartikan sebagai: Semua biaya yang terjadi dalam rangka memasarkan produk atau barang dagang dimana biaya tersebut timbul pada saat produk atau barang dagang siap dijual sampai dengan diterimanya hasil penjualan menjadi kas. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa biaya pemasaran tidak hanya biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang ke pasar saja, melainkan semua faktor yang ikut terkait dalam proses kegiatan produksi maupun kegiatan pemasaran, seperti: biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya promosi, biaya akuntansi pemasaran, dan sebagainya. 2.4.2 Penggolongan Biaya Pemasaran Biaya pemasaran memiliki arti yang luas, tidak hanya menyangkut pada biaya penjualan, melainkan semua biaya yang dikeluarkan sejak saat produk selesai diproduksi

23 hingga sampai pada konsumen. Untuk memperkecil ruang lingkup biaya pemasaran, maka biaya pemasaran dapat digolongkan menjadi dua golongan. Adapun penggolongan biaya pemasaran tersebut menurut Mulyadi (1999:530), meliputi : a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (Order Getting Cost), yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pesanan, contohnya: biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi penjualan, dan promosi b. Biaya untuk memenuhi pesanan (Order Filling Cost), yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai pada tangan pembeli dan biaya untuk mengumpulkan piutang dari pembeli, contohnya: biaya pergudangan, pengiriman dan biaya angkut. Menurut fungsi atau kegiatan pemasaran, biaya pemasaran digolongkan sebagai berikut: a. Fungsi Penjualan adalah kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari pelanggan. b. Fungsi Advertensi adalah kegiatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan order getting melalui kegiatan advertensi dan promosi. c. Fungsi Pergudangan adalah kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual. d. Fungsi Pembungkusan dan Pengiriman adalah kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli, terdiri dari: biaya bahan pembungkus dan pengiriman, biaya operasi kendaraan. e. Fungsi Kredit dan Penagihan adalah kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagih piutang dari pelanggan, terdiri dari: potongan tunai.

24 f. Fungsi Akuntansi Pemasaran adalah kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. 2.4.3 Karakteristik Biaya Pemasaran Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Biaya pemasaran sangat bervariasi, bahkan untuk perusahaan yang sejenis. Hal ini disebabkan karena sangat bervariasinya kegiatan pemasaran. Biaya pemasaran seringkali mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena perubahan kegiatan pemasaran untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar. Menurut Mulyadi (1999:531), Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi, yaitu: a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang sejenis produknya belum tentu menempuh jalan pemasaran yang sama. Sedangkan kegiatan produksi dalam memproduksi produk pada umumnya digunakan bahan baku, mesin dan cara yang sama. b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya yang selama ini digunakan. c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan variable yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Dalam kegiatan efisiensi diukur dari sejumlah biaya yang dapat dihemat, sedangkan efisiensi kegiatan pemasaran diukur dalam kenaikan volume penjualan.

25 d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama (joint cost) yang lebih sulit pemecahanya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Secara umum biaya pemasaran berbeda dengan biaya produksi karena biaya pemasaran sifatnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan untuk memasarkan produk. Sedangkan keberhasilan biaya produksi diukur dari hemat atau tidaknya biaya yang terpakai. 2.4.4 Metode Penentuan Biaya Pemasaran Metode yang digunakan dalam menentukan biaya pemasaran produk rotan jadi adalah analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran berdasarkan jenis produk. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya dan fungsi pemasaran berguna untuk pengendalian biaya, tetapi tidak membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran tidak akan efektif jika tidak ada pengarahan yang baik, oleh karena itu perlu diadakan analisis biaya pemasaran yang dapat menyajikan informasi kepada manajemen mengenai kemampuan usaha pemasaran tertentu dalam menghasilkan laba. Adapun metode yang digunakan dalam menentukan biaya pemasaran yang dikutip dari Mulyadi (1999:514). Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran dapat dibagi sebagai berikut : 1. Menurut jenis produk 2. Menurut daerah pemasaran 3. Menurut besar pesanan 4. Menurut saluran distribusi

26 Langkah-langkah yang harus ditempuh didalam melakukan analisis biaya pemasaran, baik menurut jenis produk, daerah pemasaran, besar pesanan, maupun menurut saluran distribusi adalah sebagai berikut : 1. Menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya 2. Menentukan jenis analisis yang akan dijalankan 3. Menggolongkan jenis biaya pemasaran ke dalam : biaya langsung, biaya setengah langsung, dan biaya tidak langsung. 4. Menentukan dasar alokasi biaya pemasaran. 5. Mencari hubungan antara biaya dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut, untuk setiap jenis produk, daerah pemasaran besar order, atau saluran distribusi Analisis biaya pemasaran menurut jenis produk bermanfaat untuk : 1. Menentukan kemampuan tiap-tiap jenis produk dalam menghasilkan laba 2. Membantu dalam memperkirakan pengaruh perubahan produk dan metode penjualan produk terhadap biaya dan laba. 3. Memberikan informasi biaya untuk pengambilan keputusan penentuan harga jual produk. Untuk kepentingan analisis biaya pemasaran menurut jenis produk, perlu diadakan penggolongan jenis produk dengan salah satu cara berikut ini : 1. Penggolongan produk menurut sifat produk. 2. Penggolongan produk menurut cara pembungkusannya. 3. Penggolongan produk menurut cap dagang. 4. Penggolongan produk menurut cara penggunaan produk oleh pelangganan.

27