PENGARUH KADAR CLAY PADA KOMPOSIT SERBUK AL-SI/CLAY

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SANDWICH SERAT PELEPAH PISANG DENGAN CORE KAYU BITI

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 60 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

TINGKAT KETELITIAN PADA REDESIGN ALAT UJI IMPAK TERHADAP SKALA LABORATORIUM METALURGI FISIK Agus Suyatno 1), Suriansyah S 2) ABSTRAK

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

Gugun Gumilar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok. Abstraksi

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

PROSES MANUFACTURING

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB I PENDAHULUAN. Suhu mempengaruhi sifat mekanik material, yaitu ketangguhan material

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 )

PENGARUH PERSENTASE BERAT SERBUK SiC TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPAK PADA KOMPOSIT AlSiMgTiB-SiC PRODUK HPDC

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

KETAHANAN AUS DAN KEKERASAN KOMPOSIT MATRIK ALUMINIUM (AMCS) PADUAN ALUMINIUM Al-Si DITAMBAH PENGUAT SiC DENGAN METODE STIR CASTING

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

ISSN hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

Perbandingan Kekerasan dan Kekuatan Tekan Paduan Cu Sn 6% Hasil Proses Metalurgi Serbuk dan Sand Casting

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

Transkripsi:

PENGARUH KADAR CLAY PADA KOMPOSIT SERBUK AL-SI/CLAY Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Kendari Kampus Hijau Bumi Tridarma Andounohu Kendari 93232 E-mail: nanangendriatno@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar clay terhadap kekuatan impak dan kekerasan komposit Al- Si/clay. Pembuatan spesimen komposit dilakukan dengan metalurgi serbuk pada 3 kadar clay yang bervariasi, yaitu 5%, 7% dan 9%. Pada spesimen komposit ini dilakukan pengujian impak dan kekerasan. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanisnya menurun seiring bertambahnya kadar clay. Kekuatan impak maksimum terjadi pada kadar clay 5 % (328020.93 J/cm 2 ) dan kekuatan impak minimum terjadi pada kadar clay 9 % (319080.2 J/cm 2 ). Kekerasan maksimum terjadi pada kadar clay 5 % ( 97.43 Kg/mm 2 ) dan kekerasan minimum terjadi pada kadar clay 9 % (81.26 Kg/mm 2 ). Kata kunci: komposit, metalurgi serbuk, Al-Si/Clay, level kadar, impak, kekerasan Abstract The influence on the clay content on the composite powder of Al-Si / clay. The aim of this study is to determine the effect of clay content on the impact strength and the hardness of the composite of Al-Si / clay. The composite is made of a powder metallurgy in 3 clay variation levels of 5 %, 7 % and 9 %. It is conducted impact and hardness tests into the composite specimens. The results show the mechanical properties decrease with increasing of the clay level. The maximum impact strength occurs at the level of 5% (328020,933 J / cm 2 ) and the minimum occurs at the level of 9 % (319080.2 J / cm 2 ). The maximum hardness occurs at the level of 5% (97.43 Kg / mm 2 ) and the minimum at the level of 9 % (81.26 Kg / mm 2 ). Keywords: composite, metalurgy powder, Al-Si / Clay, content level, impact, hardness 1. Pendahuluan Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk menciptakan berbagai produk yang terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat. Kemajuan teknologi mendorong peningkatan dalam hal permintaan terhadap bahan komposit, seperti di bidang industri pesawat terbang, otomotif, olahraga, industri minyak dan gas. Pada aplikasi di atas, struktur komposit menawarkan keuntungan seperti kekuatan, ringan dan ketahanan terhadap korosi (Smallman dkk, 1999). Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat istimewa yang sulit didapat dari material sebelumnya. Komposit merupakan material alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Clay dapat digunakan sebagai bahan penguat pada material komposit karena ketersediaan bahan ini cukup banyak, harganya murah, kuat, ringan dan tidak mudah rusak (Jones RM, 1975). Dalam menentukan sifat-sifat mekanik struktur komposit, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti komposisi dari material penyusunnya dan fraksi berat yang digunakan. Penentuan kadar material tertentu dalam matriks, dimaksudkan agar komposit mempunyai sifat mekanis yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar clay terhadap kekuatan impak dan kekerasan komposit Al-Si/clay. 19

Tinjauan Pustaka Komposit Komposit merupakan bahan padatan yang dihasilkan dari dua gabungan atau lebih bahan yang berlainan untuk mendapatkan ciri-ciri yang lebih baik yang tidak dapat diperoleh dari setiap komponennya. Komposit yang dihasilkan bukan saja dapat memiliki sifat mekanik yang lebih baik baik tetapi juga sifat kimia, sifat panas dan berbagai sifat yang lain (Gibson,1994). Berdasarkan bahan matriks yang digunakan, maka komposit dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu (Gibson,1994) komposit matriks logam (Metal Matrix Composite/MMC), komposit matriks polimer (Polimer Matrix Composite/PMC) dan komposit matriks keramik (Composite Matrix Ceramics). Metalurgi serbuk Metalurgi serbuk merupakan proses pembuatan serbuk dan benda jadi dari serbuk logam atau paduan logam dengan ukuran serbuk tertentu tanpa melalui proses peleburan. Energi yang digunakan dalam proses ini relatif rendah sedangkan keuntungan lainnya antara lain hasil akhirnya dapat langsung disesuaikan dengan dimensi yang diinginkan yang berarti akan mengurangi biaya permesinan dan bahan baku yang terbuang. Proses ini dapat disertai pemanasan akan tetapi suhu harus berada di bawah titik cair serbuk. Pemanasan selama proses penekanan atau sesudah penekanan yang dikenal dengan istilah sinter menghasilkan pengikatan partikel halus sehingga kekuatan dan sifat-sifat fisis lainnya dapat meningkat. Produk hasil metalurgi serbuk dapat terdiri dari produk campuran serbuk berbagai logam atau dapat pula terdiri dari campuran bahan bukan logam untuk meningkatkan ikatan partikel dan mutu benda jadi secara keseluruhan (Rusianto, 2009) Aluminium Paduan (Al-Si) Aluminium murni memiliki sifat mampu cor dan sifat mekanis yang buruk. Oleh karena itu dipergunakan paduan alumunium karena sifat-sifat mekanisnya akan diperbaiki dengan cara menambahkan tembaga, silikon, magnesium, mangan, dan zinc. Kelarutan unsur-unsur tersebut meningkat sejalan dengan peningkatan suhu. (Diharjo K dkk,2000). Paduan Al-Si adalah paduan aluminium murni dengan silikon sebagai unsur pemadu utama. Kandungan silikon memperbaiki karakteristik cor dengan meningkatkan fluiditas, kekerasan, mampu cor, dan ketahanan terhadap hot tearing. Sifat fisis dan mampu cor yang baik menjadikan paduan ini lebih dari 90% digunakan untuk pembuatan produk pada perusahaan manufaktur (Diharjo K dkk, 2000). Produk alumunim memiliki sifat mudah dibuat, ringan, tahan karat dan tahan temperatur tinggi (100-200 C). Aluminium paduan digunakan untuk produk cair biasanya memiliki jumlah paduan yang lebih banyak dari pada paduan tempa. Paduan aluminium memiliki berat jenis 2,2-2,3 kali dibandingkan berat jenis air (Schwartz MM. 1984) Clay (tanah liat) Mineral clay merupkan kelompok mineral penting karena kebanyakan material clay merupakan hasil pelapukan kimiawi. Mineral clay juga merupakan unsur utama tanah (soil) dan penyusun batuan sedimen. Mineral clay menyusun hampir 40% mineral pada batuan sedimen. Selain itu material clay merupakan material yang paling banyak menarik perhatian karena sifatnya yang kuat, kaku dan melimpah di alam, murah serta kemampuannya yang tinggi dalam menginterkalasikan partikel ke dalam strukturnya (Schwartz MM, 1996) Salah satu kekurangan clay adalah sifatnya yang hidrofilik sehingga dapat menyebabkan aglomerasi mineral clay dalam matriks komposit yang bersifat hidrofobik. Kekurangan ini dapat diatasi dengan menginterkalasikan kation organik seperti asam amino atau alkil amonium membentuk organoclay yang bersifat hidrofobik (Jones, 1975). Pengujian kekerasan (hardness test) Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menahan indentasi permukaan akibat goresan. Pengujian kekerasan (hardness test) adalah salah satu pengujian sifat mekanik (mechanical properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis (Smallman RE, 1999). 20

statis semacam tarik dan kekerasan dan lain-lain masih mendapatkan angka yang baik, tetapi bila diuji dengan pukulan secara tiba-tiba seperti uji impak, maka akan menunjukkan angka yang rendah (Smallman RE, 1999). Gambar 1. Pengujian metode Brinell (Smallman RE, 1999) Deformasi plastis sendiri adalah suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali kebentuk asal (material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula) (Smallman RE, 1999). Rumus untuk menentukan besarnya nilai kekerasan dengan metode brinnel yaitu : F HB = π 2 D(D D 2 d 2 ) (1) Di mana D adalah diameter bola (mm), d adalah impression diameter (mm), F adalah load (beban) (kgf) dan HB adalah Brinel result (HB). Pengujian impak Untuk mengetahui sifat perpatahan, keuletan dan kegetasan suatu material, dapat dilakukan suatu pengujian yaitu dengan uji impak. Umumnya pengujian ini menggunakan benda uji yang bertakik. Berbagai jenis pengujian impak batang bertakik telah digunakan untuk menentukan kecenderungan bahan untuk bersifat getas. Uji impak termasuk uji mekanik dinamis, dilihat dari cara pengujiannya yaitu dengan pemukulan secara tiba-tiba. Suatu material yang mendapat beban statis seperti tarik, kekerasan dan tekuk, maka akan berbeda karakteristiknya jika dibandingkan dengan material yang mendapat beban dinamis. Bila baja yang kualitasnya kurang baik atau perlakuan panasnya tidak sempurna, maka dengan pengujian Gambar 2. Pengujian impak (Smallman RE, 1999) Besarnya energi yang diserap dapat dihitung dengan persamaan berikut ini. Energi diserap = m. g. l cosβ cos α (2) Di mana E adalah energi yang diserap (J), m adalah berat palu (kg), g adalah percepatan gravitasi (m/detik 2 ), L adalah panjang benda uji (mm), Β adalah sudut ayun setelah patah (derajat), dan α adalah sudut ayun kondisi bebas (derajat). Ketangguhan dapat ditentukan dengan membandingkan energi yang diserap dengan luas penampang patahan. 2. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik, Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo. Pengujian kekerasan dan impak dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Universitas Hasanuddin dan pengujian komposisi kimia aluminium dilakukan di Laboratorium Logam Ceper, Klaten Jawa Tengah. Peralatan yang digunakan dalam penelitian terdiri cetakan spesimen, ayakan (150 mesh), timbangan digital untuk mengetahui berat clay, alat tekan 21

(500 Mpa), oven untuk proses sitering 600 C, dan alat pengujian impak dan kekerasan brinell. Penelitian diawali dengan membuat spesimen dengan proses metalurgi serbuk, dengan bahan paduan aluminium hyperneutectic (77,89 % Al-18 % Si) dan clay, dengan variasi penambahan serbuk clay 5%, 7%, dan 9%. Tahap selanjutnya adalah penekanan di dalam cetakan dengan tekanan (500 Mpa) dan dipanaskan di dalam oven dengan temperatur sintering 600 o C dan waktu sintering 1 jam. Selanjutnya di lakukan uji kekerasan dan uji impak Hasil pengujian kekerasan Brinell dengan beban 60 kg, ditampilkan pada gambar berikut 3. Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian impak yang diperoleh dari masingmasing komposit Al-Si/clay dapat di lihat pada gambar dibawah ini Gambar 4. Kadar clay vs kekerasan Tabel 1. Hasil pengujian komposisi kimia aluminium Unsur Sampel uji 12/s-60 (%) Deviasi Al 77,89 0,3148 Si 18,0 0,346 Fe 0,643 0,0238 Cu 1,26 0,0238 Mn 0,167 0,0024 Gambar 3. Kadar clay vs kekuatan impak Kekuatan impak komposit Al-Si/clay tertinggi yaitu 328020.93 J/cm 2 pada kadar clay 5 %, sedangan kekuatan impak komposit Al-Si dan clay terendah yaitu 319080.2 J/cm 2 pada kadar clay 9 %. Hal ini disebabkan sifat serbuk yang mengalami aglomerasi, sehingga tidak dapat tercampur sempurna secara homogen dengan serbuk matriks Al-Si. Hal ini menyebabkan kontak antara serbuk tidak akan meningkatkan kekuatan terhadap komposit, dan reaksi awal Al-Si dengan clay terjadi pada permukaan serbuk hanya pada interface antara Al-Si dan Clay. Mg 0,681 0,0101 Cr 0,0588 0,0011 Ni 1,02 0,0229 Zn 0,204 0,0044 Sn <0,0500 0,0000 Ti 0,0287 0,0004 Pb 0,0285 0,0013 Be <0,0001 0,0000 Ca 0,0123 0,0003 Sr <0,0005 0,0000 V 0,0171 0,0006 Zr 0,0038 0,0016 22

Dari hasil pengujian kekerasan, menunjukkan bahwa kekerasan komposit Al-Si/clay tertinggi yaitu 97.43 Kg/mm 2 pada kadar Clay 5 %, sedangan kekerasan komposit Al-Si dan clay terendah yaitu 81.26 Kg/mm 2 pada kadar 9 %. Peningkatan kekerasan dapat juga dipengaruhi oleh adanya strain hardening (pengerasan regangan) dari partikel aluminium. Jika bahan deformasi terjadi pada temperatur rendah (relatif terhadap titik cairnya) maka pengerasan terjadi mengikuti deformasinya. Penurunan kekerasan dari spesimen pada peningkatan kadar clay dikarenakan pada saat proses ini, komposisi dari komposit paduan tidak tercampur secara merata yang mengakibatkan adanya gas-gas yang terperangkap dalam spesimen pada saat proses kompaksi dilakukan. Smallman RE, Bishop RJ. 1999. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. PT. Erlangga, Jakarta. 4. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah kekuatan impak dari komposit Al-Si/clay maksimum terjadi pada kadar 5%(328020.93 J/cm 2 ), kemudian menurun pada 7%( 323182.36 J/cm 2 ) dan pada kadar 9% (319080.2 J/cm 2 ). Kekerasan maksimum komposit paduan Al-Si/clay pada kadar 5%(97.43Kg/mm 2 ), kemudian menurun pada 7%(85.53 Kg/mm 2 ) dan pada 9%(81.26 Kg/mm 2 ). Daftar Pustaka Diharjo K, Triyono T. 2000, Material Teknik, Buku Pegangan Kuliah. UNS Press, Surakarta. Gibson RF. 1994, Principles Processing and Composite Material. Mc-Granhill Book Company, New York. Jones RM. 1975, Mechanics of Composite Materials. Scripta Book, Company Washington DC. Rusianto, T. 2009. Hot Pressing Metalurgi Serbuk dengan Variasi Suhu Pemanasan. AKPRIND, Yogyakarta. Schwartz MM. 1984. Composite Material, Handbook. McGraw Hill, Inc., New York, USA. Schwartz MM. 1996. Composite Meterials Polimers, Ceramics and Metal Matrices.Prentice-Hall, USA. 23

24