BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. investasi di Indonesia serta ketidak stabilan mata uang dollar terhadap rupiah.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu aset yang diperjualbelikan oleh perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan sarana diperjualbelikannya berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dijalankannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi pasar modal memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perputaran roda perekonomian, sumber-sumber pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. emiten dan tempat terjadinya kegiatan investasi. Secara konsep, investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. namun juga bagi suatu perusahaan untuk mengelola uangnya dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh akan potensi dari segi ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara favorit baik bagi para investor asing maupun investor domestik untuk melakukan investasi. Dalam satu dekade terakhir tercatat Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi 4-6,5% atau stabil di kisaran 6% per tahun (sumber : www.kompas.com). Selain itu salah satu faktor yang menambah daya tarik Indonesia adalah sifat konsumtif yang dimiliki masyarakat Indonesia ditambah dengan semakin meningkatnya masyarakat kelas menengah baru membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pangsa pasar yang cukup besar. Berbicara mengenai investasi menurut Halim (2005), investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Dan apabila dikaitkan dengan teori tersebut maka Indonesia menjadi salah satu negara yang mempunyai prospek menjanjikan di masa mendatang sehingga membuat banyak investor mau menanamkan modalnya disini. Investasi sendiri bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, Fahmi (2014), investasi yang dikenal pada umumnya ada dua yakni real investment merupakan investasi yang dilakukan dalam bentuk asset berwujud, seperti tanah, mesinmesin, atau pabrik. Kemudian financial investment merupakan investasi yang 1

dilakukan dalam bentuk kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond). Sejak 6 Januari 2014, Bursa Efek Indonesia juga telah merilis kebijakan baru berupa perubahan ukuran lot saham. Di mana jumlah lot saham yang tadinya 500 lembar saham per lot menjadi 100 lembar saham per lot. Dikatakan jika tujuan Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan perubahan ini adalah untuk meningkatkan likuiditas pasar modal di Indonesia. Sehingga diharapkan dengan penurunan ini maka dana yang diperlukan untuk memulai investasi saham menjadi lebih sedikit dan diharapkan juga ke depannya dapat meningkatkan jumlah investor domestik (sumber : www. http://finance.detik.com/). Di satu sisi masih terdapat banyak para investor yang memiliki keraguan untuk berinvestasi dalam bentuk saham dikarenakan banyak yang mengganggap kegiatan tersebut sama seperti berjudi. Hal ini jelas tidak sepenuhnya benar dikarenakan apabila investor mengetahui analisis yang tepat dan menggunakan analisis tersebut dalam pengambilan keputusan beli atau jual saham maka akan membantu investor untuk menghindari risiko mengalami kerugian. Selain itu dengan analisis yang tepat dapat meningkatkan kemungkinan investor untuk mendapat keuntungan. Menurut Wira (2014) dalam bukunya yang berjudul Analisis Fundamental Saham, dalam dunia saham terdapat dua analisis yang sering digunakan oleh para investor untuk menentukan apakah sebuah saham layak untuk dibeli atau tidak yakni analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental memperhitungkan berbagai faktor seperti kinerja perusahaan, persaingan usaha, industri, dan ekonomi. Dari sini dapat diketahui 2

apakah perusahaan tersebut cukup layak atau tidak, biasanya analisis fundamental digunakan untuk mengetahui valuasi saham, berapa nominal rupiah saham itu layak dihargai. Pada prinsipnya analisis fundamental digunakan untuk mengetahui apakah suatu saham overvalued atau undervalued. Sedangkan analisis teknikal adalah teknik yang menganalisa fluktuasi harga saham dalam waktu tertentu. Dari pergerakan tersebut akan terlihat pola tertentu yang dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau penjualan. Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk menentukan apakah saham sudah overbought atau oversold. Dalam analisis fundamental salah satu faktor yang diperhitungkan adalah kinerja perusahaan. Secara logika kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan profit yang besar bagi perusahaan sehingga akan berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan. Salah satu cara dalam menilai kinerja perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Sugiono (2009), kinerja perusahaan dapat dikatakan baik atau tidak dengan mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban hutang yang akan jatuh tempo (liquidity), kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yakni perbandingan antara utang dan modal (leverage), kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability), kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity). Berdasarkan penelitian terdahulu rasio keuangan dapat digunakan sebagai indikator dalam memprediksi harga atau return saham. Beberapa diantaranya seperti current ratio yang mewakili rasio likuiditas, return on equity yang 3

mewakili rasio profitabilitas, dan debt to equity ratio yang mewakili rasio leverage. Penelitian mengenai pengaruh current ratio terhadap return saham pernah dilakukan oleh Prihantini (2009), di mana current ratio memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Current ratio merupakan rasio yang mengukur likuiditas perusahaan. Dengan melihat current ratio investor dapat mengetahui seberapa baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya. Sehingga semakin tinggi current ratio maka akan menarik minat para investor untuk menginvestasikan uangnya pada perusahaan tersebut dan dampaknya harga atau return saham perusahaan akan meningkat. Salah satu bukti meningkatnya current ratio berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan adalah yang terjadi pada PT Telekomunikasi Indonesia pada tahun 2011-2012. Di mana diketahui current ratio dari PT Telekomunikasi Indonesia mengalami kenaikan dari 95,8% menjadi 116% dan hal tersebut berpengaruh positif pada return saham PT Telekomunikasi Indonesia di tahun yang sama dengan kenaikan return saham dari 6,68% menjadi 53,56%. Penelitian mengenai pengaruh return on equity terhadap harga saham pernah dilakukan oleh Hutami (2012), di mana return on equity memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Return on equity merupakan rasio yang mengukur profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi return on equity maka menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal yang dimiliki semakin tinggi dan hal ini akan menarik para investor untuk menginvestasikan uangnya pada perusahaan tersebut sehingga return saham perusahaan akan ikut meningkat. Salah satu bukti yang 4

menunjukan pengaruh positif antara return on equity terhadap harga atau return saham adalah yang terjadi pada PT AKR Corporindo pada tahun 2010-2011. Di mana diketahui return on equity dari PT AKR Corporindo mengalami kenaikan dari 14,2% menjadi 63,9% dan hal tersebut berpengaruh positif terhadap return saham PT AKR Corporindo di tahun yang sama dengan kenaikan return saham dari 53,74% menjadi 100,09%. Penelitian mengenai pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham pernah dilakukan oleh Susilowati dan Turyanto (2011), di mana mendapatkan hasil jika debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur leverage suatu perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio maka menunjukan jika perbandingan total hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan semakin tinggi. Namun di satu sisi semakin tinggi debt to equity ratio dianggap bagi beberapa investor sebagai suatu potensi atau peluang berkembangnya suatu perusahaan di masa mendatang dikarenakan perusahaan yang sedang berkembang tentunya memerlukan tambahan modal untuk mendukung kegiatan usahanya dan penambahan modal tersebut dapat diperoleh melalui pinjaman. Sehingga bagi beberapa investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan uangnya pada perusahaan dengan debt to equity ratio yang tinggi dan dampaknya return saham perusahaan akan meningkat. Salah satu bukti meningkatnya debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan adalah yang terjadi pada PT Jasa Marga pada tahun 2011-2012. Di mana diketahui debt to equity ratio dari PT Jasa Marga mengalami kenaikan dari 132% menjadi 153% dan hal tersebut berpengaruh 5

positif pada return saham PT Jasa Marga di tahun yang sama dengan kenaikan return saham dari 25,72% menjadi 33,89%. Selain analisis rasio keuangan, faktor makro ekonomi juga dapat digunakan sebagai indikator dalam memprediksi harga atau return saham. Salah satunya adalah interest rate atau tingkat suku bunga dan foreign exchange rate atau nilai tukar Rupiah terhadap Dollar US. Dalam penelitian terdahulu oleh Suyanto (2007), interest rate atau tingkat suku bunga memiliki pengaruh negatif terhadap return saham perusahaan. Di mana dengan meningkatnya interest rate maka return saham akan menurun. Diketahui pada pertengahan November 2013 kenaikan tingkat suku bunga acuan/bi Rate menjadi 7,5% membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,95% atau pada level 4295,10 (sumber www.liputan6.com). Hal ini menunjukan jika semakin tinggi interest rate akan membuat kecenderungan investor lebih menyukai untuk menginvestasikan uangnya di bank dibandingkan investasi saham. Dikarenakan dengan tingkat pengembalian yang tinggi namun risiko yang relatif lebih rendah. Sehingga akan membuat permintaan terhadap saham menurun dan akibatnya return saham akan menurun. Lebih lanjut dalam penelitian terdahulu oleh Suyanto (2007), foreign exchange rate juga memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. Di mana ketika Rupiah mengalami apresiasi terhadap Dollar US maka return saham akan meningkat. Diketahui pada akhir November 2013 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 22,51 poin menyusul apresiasi yang terjadi pada mata uang Rupiah terhadap Dollar US (sumber : www.antaranews.com). Hal 6

ini menunjukan jika apresiasi yang terjadi pada foreign exchange rate atau berkurangnya Rupiah yang dibutuhkan untuk membeli setiap satu Dollar US akan berdampak positif bagi perusahaan. Khususnya perusahaan yang memiliki utang luar negeri dalam bentuk Dollar US ataupun perusahaan yang melakukan import bahan baku guna mendukung kegiatan usaha mereka dikarenakan biaya yang timbul akan semakin kecil ketika Rupiah mengalami apresiasi Dollar US sehingga laba yang dihasilkan perusahaan akan meningkat dan dampaknya return saham akan naik. Oleh karena itu dari berbagai uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan baik bersifat pengulangan atau pengembangan mengenai pengaruh Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Interest Rate dan Foreign Exchange Rate terhadap Return Saham. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1 Apakah Current Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 2 Apakah Return on Equity memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 3 Apakah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 4 Apakah Interest Rate memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 5 Apakah Foreign Exchange Rate memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 7

1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa batasan-batasan sebagai berikut : 1 Variabel bebas (X) yang digunakan adalah Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Interest Rate, Foreign Exchange Rate. 2 Variabel (Y) yang digunakan adalah Return Saham. Di mana Return Saham yang dimaksud adalah Capital Gain Yield yakni keuntungan yang diterima karena adanya selisih Adjusted Closing Price antara harga jual dan harga beli saham. 3 Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang secara konsisten masuk dalam indeks kompas 100 periode 2009-2013 dan bukan perusahaan perbankan dan keuangan. 4 Periode pengamatan yang digunakan dalam pengambilan data adalah 5 tahun yakni periode 2009-2013. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan bisa tercapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : 1 Untuk mengetahui apakah Current Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham. 2 Untuk mengetahui apakah Return on Equity memiliki pengaruh terhadap Return Saham. 8

3 Untuk mengetahui apakah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Return Saham. 4 Untuk mengetahui apakah Interest Rate memiliki pengaruh terhadap Return Saham. 5 Untuk mengetahui apakah Foreign Exchange Rate memiliki pengaruh terhadap Return Saham. 1.5 Manfaat penelitian Dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1 Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan seputar analisis fundamental terhadap return saham. 2 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan juga masukan bagi para investor dalam proses pengambilan keputusan jual atau beli saham. 3 Sebagai tambahan informasi bagi perusahaan emiten untuk dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja perusahaan melalui analisis fundamental. 4 Dapat memberikan tambahan kajian literature terhadap penelitian rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap return saham. 5 Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham. 9

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta metode dan sistimatika penelitian. BAB II TELAAH LITERATUR Dalam bab ini akan dijelaskkan berbagai teori yang relevan dengan dasar maupun konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini. Kerangka teori yang digunakan sebagai dasar analisis merupakan teori atau pemikiran dari para ahli. Kemudian dalam bab ini juga dibahas hasil penelitian-penelitian terdahulu beserta teori yang digunakan dan metodologinya, penilaian tentang celah yang berupa kelemahan dan ketidakjelasan, dan perbedaan dengan penelitian sekarang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang bagaimana gambaran umum objek penelitian, metode penelitian yang digunakan, variabel apa saja yang berpengaruh dan dipengaruhi dalam penelitian, bagaimana teknik pengumpulan data dilakukan, teknik pengambilan sampel dari populasi, dan bagaimana teknik analisis data yang digunakan untuk bisa menghasilkan kesimpulan yang menjadi tujuan dari penelitian ini. 10

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan pemaparan hasil-hasil dari penelitian yang dilakukan. Mulai dari deskripsi statistik dan hasil-hasil pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan suatu kesimpulan terkait dari tujuan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai pemaparan simpulan yang diambil setelah melakukan analisis dan pembahasan dikaitkan dengan tujuan penelitian serta saran yang baik dari sisi akademis maupun praktis. 11